Anda di halaman 1dari 12

NAMA : MUH ILHAM S

Menurut Thomas P. Jenkin dalam The Study of Political Theory dapat dibedakan
dua macam teori politik, sekalipun perbedaan antara kedua kelompok teori tidak
bersifat mutlak. Yaitu:

A. Teori Politik Valuational


Teori-teori yang mempunyai dasar moral atau bersifat akhlak dan yang
menentukan norma-norma untuk perilaku politik (norms for political behavior).
Dengan adanya unsur norma-norma dan nilai (values) ini maka teori-teori ini
boleh dinamakan yang mengandung nilai (valuational). Termasuk golongan ini
adalah filsafat politik sistematis, ideologi, dan sebagainya.

Fungsi : menentukan pedoman atau patokan yang bersifat moral dan sesuai
dengan norma-norma.

a. Filsafat Politik
Filsafat politik mencari penjelasan yang berdasarkan rasio. Ia melihat
jelas adanya hubungan antara sifat dan hakikat dari alam semesta
dengan sifat dan hakikat dalam kehidupan politik didunia. Pokok
fikiran dari filsafat politik ialah bahwa persoalan-persoalan yang
menyangkut alam semesta seperti metaphysika dan epistimologi harus
dipisahkan dulu sebelum persolan politik sehari-hari yang kita alami
ditanggulangi. Contoh :
NAMA : MUH ILHAM S

1. Konsep keadilan menurut Plato (427-347 SM)


Menurut Plato, keadilan dimaknai sebagai seseorang membatasi dirinya pada
kerja dan tempat dalam hidupnya disesuaikan dengan panggilan kecakapan
“talenta” dan kesanggupan atau kemampuan. Sehingga keadilan diproyeksikan
pada diri manusia sehingga yang dapat dikatakan adil adalah seseorang yang
mampu mengendalikan diri dan perasaannya yang dikendalikan oleh akal.

b. Politik Sistematis

Teori-teori politik ini tidak memajukan suatu pandangan tersendiri mengenai


metafisika dan epistemology, tetapi berdasarkan diri atas pandangan-pandangan
yang sudah lazim diterima pada masa itu. Jadi, ia tidak menjelaskan asal-usul
atau cara lahirnya norma-norma, tetapi hanya mencoba untuk merealisasikan
norma-norma dalam suatu program politik. Teori-teori semacam ini merupakan
suatu langkah lanjutan dari filsafat politik dalam arti bahwa ia langsung
menerapkan norma-norma dalam kegiatan politik. Misalnya, dalam abad ke 19
teori-teori politik banyak membahas mengenai hak-hak individu yang
diperjuangkan terhadap kekuasaan negara dan mengenai sistem hukum dan
sistem politik yang sesuai dalam pandangan itu. Bahasan-bahasan ini
didasarkan atas pandangan yang sudah lazim pada masa itu mengenai adanya
hukum alam (natural law), tetapi tidak lagi mempersoalkan hukum alam itu
sendiri.

c. Ideologi Politik
Ideologi politik adalah himpunan nilai-nilai, ide, norma-norma,
kepercayaan dan keyakinan yang dimiliki seseorang atau sekelompok
orang, atas dasar mana ia menentukan sikapnya terhadap kejadian dan
NAMA : MUH ILHAM S

problematika politik yang dihadapinya dan yang menetukan pola


tingkah laku politiknya.

1. Ideologi Liberalisme dan Kapitalisme

Ideologi ini tumbuh dari konteks masyarakat Eropa pertengahan abad ke-
18.Ketika itu anggota masyarakat terikat satu sama lain dalam suatu sistem
dominasi kompleks dan kukuh,dan pola hubungan dalam sistem ini bersifat
statis dan sukar berubah.Kaum aristokrat saja yang diperkenankan memiliki
tanah, golongan feodal ini pula yang menguasai proses politik dan ekonomi,
sedangkan para petani berkedudukan sebagai penggarap tanah yang dimiliki
oleh patronnya, yang harus membayar pajak dan menyumbangkan tenaga bagi
sang patron.
Para petani bahkan tidak diperkenankan pindah ke tempat lain yang
dikehendaki tanpa persetujuan sang patron(bangsawan).Akibatnya, mereka
tidak lebih sebagai milik pribadi sang patron. Sebaliknya, kesejahteraan para
penggarap itu seharusnya ditanggung oleh sang patron. Kegiatan itu dimonopoli
oleh kaum aristokrat,maksudnya pemilikan tanah oleh kaum bangsawan ,hak-
ahak istimewa gereja, peranan politik raja dan kaum bangsawan, dan kekuasaan
gilde-gilde dalam ekonomi merupakan bentuk-bentuk dominasi yang
melembaga atas individu. Dengan demikian, kebaikan suatu masyarakat diukur
dari seberapa tinggi individu berhasil mengembangkan kemampuan-
kemampuan dan bakat-bakatnya.Ideologi ini dianut di Inggris dan koloni-
koloninya termasuk Amerika Serikat. (Ramlan Surbakti,1992:33-35).
NAMA : MUH ILHAM S

2. Ideologi Konservatisme
Menurut paham konservatif masyarakat dan kelompok masyarakat yang lain
tidak sekadar penjumlahan unsur-unsurnya,dan suatu kelompok lebih dapat
menciptakan kebahagiaan yang lebih besar dari pada yang dapat diciptakan oleh
anggota masyarakat secara individual.Ideologi ini ditandai dengan gejala-gejala
berikut.Pertama, masyarakat yang terbaik adalah masyarakat
yang tertata.ini berarti masyarakat harus memiliki struktur yang stabil sehingga
setiap orang mengetahui, bagaimanakah ia harus berhubungan dengan
orang lain.Kedua,untuk menciptakan masyarakat yang tertata dan stabil itu
diperlukan suatu pemerintah yang mengikat tetapi bertanggung jawab.Ketiga
paham ini menekankan tanggung jawab pada pihak penguasa dalam masyarakat
untuk membantu pihak yang lemah.Sisi konservatif inilah yang menimbulkan
untuk pertama kalinya negara kesejahteraan(welfare-state) dengan program-
program jaminan sosial bagi yang berpenghasilan yang rendah.
(Ramlan Surbakti,1992:35-37)

3. Ideologi Sosialisme dan Komunisme


Sosialisme dan Komunisme lahir menjadi suatu kekuatan ideologis sebagai
reaksi atas ketidaksetujuan dan penentangan keras terhadap keberadaan
Liberalisme dan Kapitalisme sebagai ideologi yang menekankan kepentingan
individualisme serta kuat berpegang kepada pandangan hasil pemikiran yang
rasionalisme semata.Sosialisme dan Komunisme sebagai suatu kekuatan
ideologi dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara,sebab dalam perjalanan
sejarahnya, dua paham ini memiliki sifat dan metode gerakan politik maupun
NAMA : MUH ILHAM S

apa yang menjadi cita-cita akhir plitiknya sangatlah berbeda.( Firdaus


Syam,2007:265)
Sosialisme bagian pertama muncul pada abad kesembilan belas dikenal sebagai
sosialis utopia.Sosialisme ini lebih didasarkan pada pandangan
kemanusiaan,dan meyakini kesempurnaan watak manusia.Penganut paham ini
berharap dapat menciptakan masyarakat sosialis yang dicita-citakan dengan
kejernihan dan kejelasan argumen, bukan dengan cara-cara kekerasan
dan revolusi.Pada perkembangan berikutnya, analisis sosialisme tampak
lebih jelas.Paham ini berkeyakinan kemajuan manusia dan keadilan terahalang
dengan lembaga hak milik atas sarana produksi.Menurut paham ini
pemecahannya ialah dengan membatasi atau menghapuskan hak milik pribadi
dan menggantinya dengan pemilikan bersama atas sarana produksi.(Ramlan
Surbakti,1992:37)
Selanjutnya Komunisme yang mulai populer dipergunakan setelah revolusi di
tahun 1830 di Prancis.Dalam paham ini menghendaki perubahan pemerintahan
yang bersifat parlementer dan dihapuskannya raja.Akan tetapi yang terjadi
malah dihapuskannya sistem republik dan Louis Philippe naik sebagai raja, ini
melahirkan gelombang munculnya perkumpulan revolusioner rahasia di Paris
pada tahun-tahun tiga puluhan, terutama ditahun empat puluhan.Istilah komunis
itu dipergunakan terhadap perkumpulan-perkumpulan serta paham yang
dianutnya,terutama pada pengikut Etienne Cabet(1788-1856) yang juga terkenal
sebagai golongan dicari.( Firdaus Syam,2007:279)
Perbedaan utama antara Sosialisme dan Komunisme terletak pada sarana yang
digunakan untuk mengubah kapitalisme menjadi sosialisme.Ciri-cirinya pada
paham Sosilaisme berkeyakinan perubahan dapat dan seyogyanya dilakukan
dengan cara-cara damai dan demokratis.PahamSosialisme juga lebih luwes
dalam hal perjuangan perbaikan nasib buruh secara bertahap, dan dalam hal
NAMA : MUH ILHAM S

kesediaan berperanserta dalam pemeritahan yang belum seluruhnya menganut


sistem sosoalisme.Paham Sosialis ini lebih banyak diterapkan di negara-negara
Eropa Barat.(Ramlan Surbakti,1992:37)
Ciri-ciri paham Komunisme berkeyakinan perubahan sistem keyakinan
kapitalisme harus dicapai dengan cara-cara revolusioner,sangat menghalalkan
kekerasan radikal,dan pemerintahan oleh diktator proletariat sangat diperlukan
pada masa transisi.Orang-orang Komunis percaya historikal materialis,sebab
mereka memendang soal-soal spiritual hanya sebagai efek sampingan akibat
dari keadaan perkembangan materi termasuk ekonomi.Kemudian pengendalian
kebijakan berada ditangan segelintir orang yang disebut Polit Biro,dengan
sendirinya kebijakan ekonomi juga dilakukan secara tersentral.Paham komunis
inipernah di terapkan di bekas negara Uni Soviet dan negara-negara Eropa
Timur.(Firdaus Syam,2007:276-291)

4.Ideologi Fasisme
Paham ini merupakan tipe nasionalisme yang romantis dengan segala
kemegahan upacara dan simbol-simbol yang mendukungnya untuk mencapai
kebesaran negara.Hal itubakan dicapai apabila terdapat seorang pemimpin
kharismatik sebagai simbol kebesaran negara yang didukung oleh
masyarakat.Dukungan ini tercipta berkat indoktrinasi, slogan-slogan dan
simbol-simbol yang ditanamkan oleh sang pemimpin dan aparatnya.Paham ini
pernah diterapkan di Jerman, Jepang, Italia, dan Spanyol tetapi penerapan
paham ini sangat bervariasi di antara negara-negara tersebut.(Ramlan
Surbakti,1992:38-39).
NAMA : MUH ILHAM S

5. Ideologi Anarkisme
Anarkisme yaitu suatu paham yang mempercayai bahwa segala bentuk negara,
pemerintahan, dengan kekuasaannya adalah lembaga-lembaga yang
menumbuhsuburkan penindasan terhadap kehidupan, oleh karena itu negara,
pemerintahan, beserta perangkatnya harus dihilangkan/dihancurkan.
Secara spesifik pada sektor ekonomi, politik, dan administratif, Anarki berarti
koordinasi dan pengelolaan, tanpa aturan birokrasi yang didefinisikan secara
luas sebagai pihak yang superior dalam wilayah ekonomi, politik dan
administratif (baik pada ranah publik maupun privat).

B. Teori Non-Valuational
Teori-teori yang menggambarkan dan membahas fenomena dan fakta-fakta
politik dengan tidak mempersoalkan norma-norma atau nilai. Teori-teori ini
dapat dinamakan non-valuational (value-free), biasanya bersifat deskriptif
(menggambarkan) dan komparatif (membandingkan). Teori ini berusaha untuk
membahas fakta-fakta kehidupan politik sedemikian rupa sehingga dapat
disistematisir dan disimpulkan dalam generalisasi-generalisasi.

1. Teori Kelembagaan

Dalam teori kelembagan memandang politik sebai hal yang berkaitan dengan
penyelengaraan negara. Dalam hal ini, Max Weber merumuskan negara sebagai
komunitas menusia yang secara sukses memonopoli penggunaan paksaan fisik yang
sah dalam wilayah tertentu. Negara dipandang sebagai suatu sumber utama hak
untuk menggunakan paksaan fisik yang saha. Oleh karena itu, politik bagi Weber
merupakan persaingan untuk membagi kekuasan atau persaingan untuk
NAMA : MUH ILHAM S

mempengaruhi pembagian kekuasaan antarnegara maupun antar kelompok di dalam


suatu negara. Menurutnya, negara merupakan suatu struktur administrasi atau
organisasi yang kongkret, dan dia membatasi pengertian negara semata-mata sebagai
paksaan fisik yang digunakan untuk memaksakan ketaatan.

Sebelum Perang Dunia Kedua, sarjana-sarjana ilmu politik


mengidentifikasikan politik sebagai study mengenai negara. Dalam hal ini. Ada
pelbgai kepustakaan yang berjudul “Pengantar Ilmu Politik” yang diawali dengan
pernyaataan, ilmu politik bermula dan berakhir dengan negara. Atas dasar itu, ada
buku yang di tulis oleh empat sarjana politik di Amerika Serikat. Mereka
merumuskan ilmu politik sebagai sebagai ilmu yang mempelajari modern national
state, its institutions, laws, and processes.

Akan tetapi, pada tahun 1980-an sejumlah ilmuwan politik Amerika Serikat
kembali menjadikan negara sebagi fokus kajian. Mereka memandang negara tidak
lagi sekedar arena persaingan kepentingandi antara berbagai kepentingan dalam
masyarakat, tetapi juga sebagai lembaga yang memiliki otonomi dan memiliki
kemampuan. Negara dilihat sebagi lembaga yang memiliki kepentingan yang
berbedadari berbagai kepentinagn yang bertentangan dalam masyarakat. pandangan
ini di sebut juga sebagai statist perspective.

2. Teori Geopolitik

Frederich Ratzel (1844 - 1904) berpendapat bahwa negara itu seperti organisme
yang hidup. Negara identik dengan ruangan yang ditempati oleh sekelompok
masyarakat (bangsa). Pertumbuhan negara mirip dengan organisme yang
memerlukan ruang hidup yang cukup agar dapat hidup dengan subur. Semakin luas
ruang hidup maka negara akan semakin bertahan, kuat, dan maju. Oleh karena itu,
NAMA : MUH ILHAM S

jika negara ingin tetap hidup dan berkembang butuh ekspansi (perluasan wilayah
sebagai ruang hidup). Teori ini dikenal sebagai teori organisme atau teori biologis.

3. Teori Kedaulatan Intern dan Ektern

Kedaulatan intern yang memperlihatkan batas lingkup kekuasaan negara yang


berbentuk fisik. Batas kedaulatan ini meliputi: Kedaulatan bidang politik,
Kebebasan kemerdekaan, Keadilan, Kemakmuran atau kesejahteraan dan
Keamanan. Kedaulatan ekstern yang dominan menunjukkan pada kebebasan negara
dan kekuasaan-kekuasaan negara lain yang tidak dijajah oleh negara lain.
Kedaulatan ekstern ini dalam penerapan pada saat negara memutuskan untuk
melakukan hubungan kerja sama dengan negara lain dalam bidang tertentu.

4. Teori Neoliberalisme

Neoliberalisme atau juga yang dikenal sebagai paham ekonomi neoliberal yang
mengacu pada filosofi ekonomi-politik yang mengurangi atau menolak campur
tangan pemerintahan dalam ekonomi domestik. Paham ini memfokuskan pada
metode pasar bebas, yang sedikit pembatasan terhadap perilaku bisnis dan hak-hak
pribadi. Dalam kebijakan luar negeri, neolibaralisme erat kaitannya dengan
pembukaan pasar luar negeri melalui cara-cara politisi, menggunakan tekanan
ekonomi, diplomasi, dan atau invervensi militer. Pembukaan pasar merujuk pada
pasar bebas.

Neoliberalisme secara umum berkaitan dengan tekanan politik multilateral, melalui


berbagai kartel pengelolaan perdagangan seperti WTO dan Bank Dunia. Ini
mengakibatkan berkurangnya wewenang pemerintahan sampai titik minimum.
Neoliberalisme melalui ekonomi pasar bebas berhasil menekan
intervensipemerintah, dan melangkah sukses dalam pertumbuhan ekonomi
NAMA : MUH ILHAM S

keseluruhan. Untuk meningkatkan efisien koeporasi, neoliberalisme berusaha keras


untuk menolak atau mengurangi kebijakan hak-hak buruh seperti upah minimum,
dan hak-hak daya tawar kolektif lainnya.

5. Teori Fungsionalisme

Dalam fungsionalisme, politik dipandang sebagai kegiatan merumuskan dan


melaksanakan kebijakan umum. Menyimpang dari pandangan kelembagaan diatas,
dewasa ini para ilmuan politik memandang politik dari kaca mata fungsional.
Menurut mereka, politik merupakan kegiatan para elit politik dalam membuat daan
melaksanakan kebijakan umum.

Diantara ilmuwan politik yang menggunakan cara fungsional dalam mempelajari


gejala politik ialah David Easton dan Harold Lasswell. Easton merumuskan politik
sebagai “ The authoritative allocation of values for a society ” atau alokasi nilai-
nilai secara otoriatif, berdaskan kewenangan, dan karena itu mengikat untuk suatu
masyarakat. Sementara itu, Lasswell menyimpulkan proses politik sebagai masalah
“ Who gets what, when, how ”, atau masalah siapa mendapat apa, kapan, dan
bagaimana.

Kelemahan pandangan fungsionalisme ialah menempatkan pemerintah sebagai


sarana dan wasit terhadap persaingan di antara berbagai kekuatan politik untuk
mendapatkan nilai-nilai yang terbanyak dari kebijakan umum. Fungsionalisme
mengabaikan kenyataan bahwa pemerintah juga memiliki kepentingan sendiri, baik
berupa kepentingan yang melekat pada lembaga pemerintah maupun kepentingan
para elit yang memegang jabatan. Fungsionalisme cenderung melihat nilai-nilai
secara instrumental bukan sebagai tujuan seperti yang ditekankan pandangan klasik.
NAMA : MUH ILHAM S

Selain itu fungsionalisme menganggap politik secara ideal seharusnya menyangkut


kebaikan bersama.

6. Teori Ketergantungan

Dependency theory atau yang dikenal dengan teori ketergantungan, kelompok yang
mengkhususkan penelitiannya pada hubungan anatara negara Dunia pertama dan
negara Dunia ketiga. Teori ketergantungan pertama kali muncul sebagai reaksi
terhadap teori liberal perdaganngan bebas ditahun 1950, yang diajukan oleh Rail
Prebisch, dam penelitiannya dengan Komisi Ekonomi Amerika Latin (ECLA) yang
mengemukaan bahwa kekayaan negara – negara miskin bertepatan dengan
peningkatan kekayaan bangsa kaya. Sedangkan tahun 1960-an dirintis oleh Paul
Baran, yang kemudian di sususl oleh Andre Gunder Frank.
Kelompok ini berpendapat bahwa imperialisme masih ada bersebarangan dengan
konsep lenin tentang imprealisme. Mereka berpendapat imperealisme masih hidup,
tetapi dalam bentuk lain yaitu dominasi ekonomi dari negara-negara kaya terhadap
negara-negara yang kurang maju (underdeveloped). Negar-negara maju memeng
telah melepakan negara jajahannya, tetapi tetep mengendalikan (mengontrol)
ekonominya.
Pembangunan yang dilakukan negara-negara yang kurang maju, atau Dunia Ketiga,
hampir selalu berkaiatn erat dengan kepentingan pihak Barat.
 Pertama, negara-negara miskin atau negara bekas jajahan dapat
menyediakan sumbrdaya manusia dan sumber daya alam. Ini dapat
menguntungkan karena negara maju dapat memberlakukan gaji atau
apah yang kecil bagi tenaga kerjannya, sewa tanan yang rendah, dan
bahan baku yang murah.
 Kedua, negara-negara miskin menyediakan akses pasar untuk negara-
negara maju, sedangkan produkdi ekspor sering ditentukan oleh negara
NAMA : MUH ILHAM S

maju. Eksploitasi ini menyebabkan negara kurang maju mengalami


kemiskinan terus-menerus karena pengaruh starategi ekonomi dan
politik dari negara maju, dan kemiskinan mencerminkan
ketergantungan itu.
 Ketiga. Negara-negara kaya secara aktif mengebadikan keadaan
keadaan ketergantungan dengan berbagai cara. Dari segi, ekonomi,
media kontrol, politik, perbankan, dan keungan,pendidikan,budaya,
olahraga.
Yang paling ekstrem adalah pemikiran pelolpor teori ketergantungan, Andre Gender
Frank (tahun 1960-an) yang berpendapat bahwa penyelesaian masalah itu hanyalah
melaluai revolusi sosial secara global. Sementara penulis lain seperti Henrique
Cardoso (1979) menganggap bahwa pembangunan yang independen ada
kemungkinan terjadi, sehingga revolusi sosial tidak mutlak harus terjadi. Namun
yang lebih penting lagi dari ini bisa dilihat dari mambumbungnya utang dan
kesenjangan sosial-ekonomi dari pembangunan dibanyak negara Dunia Ketiga.

Anda mungkin juga menyukai