Anda di halaman 1dari 14

Kata Pengantar

Puji syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
nikmat, rahmat dan anugerah yang selalu diberikan kepada penyusun sehingga
dapat menyelesaikan makalah ini.
Dalam penyusunan makalah ini, tentunya penyusun tidak menyelesaikannya
seorang diri. Penyusun mendapat bantuan dari banyak pihak yang telah
memberikan bantuan baik dari segi moril maupun materil. Oleh karena itu,
penyusun banyak mengucapkan terima kasih kepada pihak – pihak tersebut.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dan masih
banyak kekurangan yang disebabkan karena keterbatasan pengetahuan serta
karena kesempurnaan hanyalah milik Tuhan. Penyusun mengharapkan kritik dan
saran yang sifatnya membangun dari semua pihak demi. Perbaikan makalah ini
dimasa mendatang. Penyusun berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi
para pembaca.

Medan, September 2016

Penyusun

1
Daftar Isi

Kata Pengantar ................................................................................................. 1


Daftar Isi........................................................................................................... 2
Bab I Latar Belakang ....................................................................................... 3
Bab II Pembahasan
A. Pencahayaan ................................................................................... 4
B. Pengaruh matahari terhadap kenyamanan rumah tinggal .............. 5
C. Solusi yang di butuhkan ................................................................. 6
BAB III Kesimpulan ........................................................................................ 13
Daftar pustaka .................................................................................................. 14

2
BAB I
LATAR BELAKANG

Idealnya, sebuah bangunan mempunyai nilai estetis, berfungsi sebagaimana tujuan


bangunan tersebut dirancang, memberikan rasa ‘aman’ (dari gangguan alam dan
manusia/makhluk lain), serta memberikan ‘kenyamanan’. Berada di dalam
bangunan kita berharap tidak merasa kepanasan, tidak merasa kegelapan akibat
kurangnya cahaya, dan tidak merasakan bising yang berlebihan. Rumah sebagai
tempat beristirahat serta melakukan berbagai aktifitas, menuntut agar memberikan
kenyamanan semaksimal mungkin bagi penghuninya hingga kenyamanan tersebut
dapat menjadikan kita terasa lebih memiliki waktu yang berkualitas di rumah.
Salah satu faktor yang bisa mempengaruhi tingkat kenyamanan tersebut adalah
kualitas pencahayaan. Namun tidak selamanya orang merasa nyaman ketika
tubuhnya dikenai cahaya matahari. Perlu adanya batasan intensitas cahaya serta
pengaturan arah dan waktu datangnya cahaya yang memberikan kenyamanan
ketika diterima oleh manusia. Oleh sebab itu rumah tinggal harus di rancang agar
pencahayaan alami dapat masuk dengan mempertimbangakan intensitas cahaya
yang diperlukan oleh setiap penghuninya.
Bangunan adalah salah satu pengkonsumsi energi terbesar, World Green Building
Council menyebutkan bahwa sektor konstruksi menyerap 30-40% total energy
dunia (Kerr, 2008). Oleh karenanya, penerapan konsep hemat energi dari sektor
bangunan akan dapat memberikan efek signifikan pada keberlanjutan ketersediaan
energi. Salah satu upaya penghematan energi pada bangunan adalah dengan
optimalisasi desain untuk mewadahi penggunaan potensi alam, termasuk di
dalamnya pencahayaan. Rumah yang ramah lingkungan adalah rumah yang
meminimalkan penggunaan energi, sumber daya, dan air dibandingkan rumah
konvensional (Dennis, 2010:23). Rumah yang ramah lingkungan dapat dikatakan
rumah yang sehat karena memiliki kualitas udara dalam ruang yang baik sehingga
menyehatkan bagi penghuni rumah.

3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pencahayaan
Pencahayaan merupakan salah satu faktor untuk mendapatkan keadaan
lingkungan yang aman dan nyaman dan berkaitan erat dengan
produktivitas manusia. Pencahayaan yang baik memungkinkan orang
dapat melihat objek-objek yang dikerjakannya secara jelas dan cepat.
Menurut sumbernya, pencahayaan dapat dibagi menjadi dua yaitu
pencahayaan alami dan pencahayaan buatan.
Pencahayaan alami adalah sumber pencahayaan yang berasal dari sinar
matahari. Sinar alami mempunyai banyak keuntungan, selain menghemat
energi listrik juga dapat membunuh kuman. Untuk mendapatkan
pencahayaan alami pada suatu ruang diperlukan jendela-jendela yang
besar ataupun dinding kaca sekurang-kurangnya 1/6 daripada luas lantai.
Sumber pencahayaan alami kadang dirasa kurang efektif dibanding dengan
penggunaan pencahayaan buatan, selain karena intensitas cahaya yang
tidak tetap, sumber alami menghasilkan panas terutama saat siang hari.
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan agar penggunaan sinar alami
mendapat keuntungan, yaitu:
- Variasi intensitas cahaya matahari
- Distribusi dari terangnya cahaya
- Efek dari lokasi, pemantulan cahaya, jarak antar bangunan
- Letak geografis dan kegunaan bangunan gedung

Menurut Darmasetiawan dan Puspakesuma (1-9), dalam merencanakan


pencahayaan yang baik, ada 5 kriteria yang harus diperhatikan, yaitu:
Kuantitas cahaya (lighting level) atau tingkat kuat penerangan Distribusi
kepadatan cahaya (luminance distribution) Pembatasan agar cahaya tidak
menyilaukan (limitation of glare) Arah pencahayaan dan pembentukan
bayangan (light directionality and shadows) Kondisi dan iklim ruang
Warna cahaya dan refleksi warna (light colour and colour rendering)

4
B. Pengaruh matahari terhadap kenyamanan rumah tinggal
Cahaya matahari memiliki fungsi yang sangat penting dalam karya
arsitektur dan interior.
Pencahayaan memiliki 3 fungsi utama (Code for Lighting 1) yaitu
menjamin keselamatan penggunan interior, memfasilitasi performa visual,
dan memperbaiki atmosfer lingkungan visual. Pencahayaan yang baik
adalah pencahayaan yang memenuhi 3 kebutuhan dasar manusia yaitu
kenyamanan visual, performa visual, dan keamanan (Code for Lighting
28).
Distribusi cahaya alami yang baik dalam ruang berkaitan langsung dengan
konfigurasi arsitektural bangunan, orientasi bangunan, kedalaman, dan
volume ruang. Oleh sebab itu cahaya mayahari harus disebarkan merata
dalam ruangan. Menurut Sir John Soane, cahaya matahari dapat
memberikan suasana ruang dalam yang lebih hangat. Sir John berhasil
membuktikan bahwa cahaya matahari apabila dikelola dengan baik akan
menimbulkan dampak suasana yang menyenangkan (Honggowidjaja,
2003: 13).
Menurut SNI, pencahayaan alami pada siang hari dapat dikatakan baik
apabila pada pk 08.00-16.00 waktu setempat terdapat cukup banyak sinar
matahari yang masuk ke dalam ruangan. Selain itu, distribusi cahaya
dalam ruangan harus merata sehingga tidak menimbulkan kontras yang
mengganggu. keunggulan tersebut antara lain:
1. Meningkatkan semangat kerja Cahaya matahari yang masuk ke
dalam ruangan dapat memebrikan kesan hangat, meningkatkan
keceriaan, dan semangat dalam ruang (Bean, 2004:193).
2. Sebagai penanda waktu
Berada dalam suatu ruang yang tertutup dan tidak mendapat cahaya
matahari dapat mengacaukan orientasi waktu, disorientasi, dan
terkucil dari perubahan kondisi sekitar. Kondisi ini berpengaruh
tidak baik terhadap psikologis dan mengganggu jam biologis
manusia (Pilatowicz, 1995: 56-57).
3. Manfaat bagi kesehatan tubuh

5
Sinar matahari berfungsi untuk mendukung pertumbuhan dan
perkembangan seseorang. Sinar matahari pagi berfungsi antara
lain:
- Mengubah pro-vitamin D menjadi vitamin D
- Mengurangi gula darah
- Mengurangi kolesterol darah
- Penawar infeksi dan pembunuh bakteri
- Meningkatkan kebugaran dan kualitas pernafasan
- Meningkatkan kekebalan tubuh
- Membantu pembentukan dan perbaikan tulang
Penerapan pencahayaan yang baik tidak bisa lepas dari
pemanfaatan cahaya alami yang optimal dan buatan yang efisien.
Sedangkan penerangan hanya sekedar membuat ruangan menjadi
terang. Karena hanya sekedar mengejar terang dan tidak
mengaplikasikan dengan bijakana, maka bukaan besar dalam ruang
menjadi dihindari karena akan menyebabkan panas semata yang
akhirnya mengacu kepada pemborosan energi. Di lain pihak,
pencahayaan yang kurang dapat membuat kita kesulitan merespon
sekitar, sedangkan pencahayaan berlebihan dapat mengakibatkan
silau (glare) sehingga pengguna tidak nyaman.
Sebuah desain interior yang baik tidak dapat dilepaskan
dari pencahayaan. Tanpa pencahayaan yang baik, maka desain
ruang itu kurang bisa dinikmati secara maksimal, kekhasan dalam
ruangan bisa jadi tidak terlihat dan seseorang dalam ruang tersebut
dalam jangka waktu tertentu dapat terpengaruh secara psikologis.

C. Solusi penyinaran terhadap kenyamanan rumah tinggal


Bangunan yang ramah lingkungan umumnya memiliki pencahayaan alami
dan udara yang optimal. Kesuksesan kedua elemen ini (udara dan cahaya)
dalam menciptakan rumah yang nyaman tergantung pada desain bukaan
dan sistem pendingin ruang (bila dibutuhkan). Penggunaan banyak bukaan
dalam bentuk jendela, lubang udara dan pintu adalah salah satu cara yang

6
efektif untuk memasukkan cahaya alami. Namun, apabila didesain
sembarangan dan diletakkan dengan tidak tepat akan mengakibatkan ruang
menjadi panas. Hal ini akan berimbas pada peningkatan penggunaan
penghawaan buatan(Dennis, 2010: 94).
Adapun beberapa cara yang dapat dilakukan untuk memasukkan
cahaya matahari saja ke dalam rumah dengan mengurangi panas yang
masuk dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu:
1. Memperbesar bukaan
Besar kecil bukaan sangat berpengaruh terhadap cahaya matahari
yang masuk ke dalam ruang, berikut ilustrasi gambar yang
menjelaskan pengaruh besar kecil bukaan:

Terang gelap ruangan juga dipengaruhi oleh tinggi bukaan dan


banyaknya bukaan, satu sisi atau multi sisi.

7
Memperbesar dimensi bukaan (jendela dan pintu) secara otomatis
akan memperbesar area masuknya cahaya dan pertukaran udara.
Umumnya luas bukaan jendela adalah 1/6 - 1/8 luas lantai
ditambah bovenlist sedikitnya 1/3 kali luas bidang jendela. Secara
keseluruhan bukaan ideal mencapai 40 – 80% luas keseluruhan
dinding atau 10 – 20% luas keseluruhan lantai. Pada bukaan berupa
jendela, intensitas pencahayaan alami yang masuk ditentukan oleh
jenis kaca yang dipakai.
Masing-masing jenis kaca memiliki kelebihan dan kekurangan
sebagai berikut:
- Kaca bening memaksimalkan masuknya cahaya dan
pandangan yang lebih luas. Namun, kaca ini mengakibatkan
panas radiasi sinar dapat masuk sebagian dalam ruang.
- Kaca buram mengurangi panas radiasi, tetapi tidak
memaksimalkan masuknya sinar dan tidak dapat memasukkan
view ke dalam rumah.
- Kaca patri lebih berfungsi estetis karena mengaburkan warna
cahaya yang masuk.
-
2. Toplight
Keunggulan dari toplighting ialah mampu memasukkan penetrasi
cahaya secara maksimal dan juga mengurangi silau karena

8
letakknya yang diatap. Namun demikian ada hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam perancangan bukaan pada atap. Ada dua jenis
bukaan yang masuk dari atap, jika dilihat dari letak penampang
untuk memasukkan cahaya. Yang pertama ialah tipe skylight, dan
non-skylight.

Gambar 1. Jenis-Jenis Top-lighting


a. Skylight
Skylight secara umum adalah bukaan yang terdapat di
langit-langit (istilah untuk kaca yang disusun sedemikian
rupa sehingga menyerupai rumah lentera yang diletakkan
di plafon), dan oculus (bukaan berbentuk lingkaran yang
lazim ditemui di arsitektur abad 16). Bentuk yang lazim
digunakan di perumahan Surabaya adalah jendela
horizontal dan adaptasi oculus. Fungsi utamanya adalah
memasukkan cahaya alami dari atas sehingga
menimbulkan kesan seperti di luar ruangan.
1) Riadi (2013) menjelaskan bahwa pada saat
meerencanaan skylight ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan, yaitu:
2) Ketinggian skylight dari lantai.
3) Perbandingan luas skylight dengan luas lantai
sebuah ruangan sebaiknya kerang dari sama dengan
5%.
4) Permukaan skylight yang tebentuk miring atau
melengkung akan lebih dapat menakan silau.
Penggunaan skylight cenderung lebih
menguntungkan dibandingkan bukaan pada sisi vertikal
karena skylight memiliki beberapa keunggulan yaitu:

9
1) Skylight menciptakan kesan terbuka ke dalam
ruang.
2) Skylight memaksimalkan pemasukan cahaya alami
5 kali lipat lebih besar dari bukaan biasa.
3) Cahaya yang masuk lebih dapat didistribusikan
keseluruh ruang dengan lebih merata.
b. Non skylight
Sementara untuk jenis non-skylight antara lain: Sawtooth,
Monitor, dan Clerestory. Menurut Riadi (2013) dalam
artikel yang sama, hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
merancang tipe non-skylight antara lain:
1) Orientasi sebaiknya menghadap selatan atau utara
untuk mendapatkan cahaya matahari yang konstan
dan menghindari sinar matahari langsung.
2) Luas clerestory disesuaikan dengan luas lantai dan
juga tetap memperhitungkan offending zone.
Offending zone merupakan bidang tertentu yang
mendapat curah cahaya besar, namun tidak
mendistribusikan cahaya dengan baik, sehingga
terjadi silau karena terlalu kontras dengan bidang
yang lain.
3) Lapisan atap yang reflektif.

3. Louvre dan kanopi


Merupakan salah satu alternative untuk menghalau panas matahari
masuk ke dalam ruangan. Louvre adalah bahan berupa sirip yang
diatur dengan jarak tertentu untuk menghalangi cahaya matahari
langsung. Namun, louvre dapat memantulkan cahaya matahari ke
dalam ruang sehingga hanya sinar matahari yang masuk dalam
ruang. Ada 2 macam louvre, yaitu horizontal louvre (efektif saat
matahari berada tinggi di langit, untuk dinding yang menghadap

10
selatan) dan vertical louvre (efektif saat matahari rendah, untuk
dinding yang menghadap barat).

4. sun shading.
Cara memanfaatkan cahaya matahari secara maksimal dan juga
cocok untuk bangunan adalah dengan menggunakan sun shading.
Sun shading adalah peredam atau penghalang cahaya matahari agar
cahaya matahari tidak secara langsung masuk ke dalam ruangan.
Bentuk dan penerapan dari sun shading sendiri ada bermacam-
macam, mulai dari besaran dan juga material yang digunakan.

Berdasarkan teori sun shading, ada 3 dasar cara perletakkan sun


shading padafasade bangunan, yaitu vertical shading device,
horizontal shading device, dan eggcrate shading type device.
(Watson, 1993). Perangkat shading yang ideal akan memblokir
maksimum radiasi matahari sementara masih memungkinkan
pandangan dan angin masuk ke jendela. Tabel 2.2 menunjukkan
beberapa yang paling umum perangkat shading.

11
12
BAB III
KESIMPULAN
Cahaya matahari salah satu suber cahaya alami yang memiliki berbagai maanfaat
pada kenyamanan rumah tinggal apabila keberadaannya memiliki proporsi yang
tepat. Untuk menyinarkan cahaya matahari secara merata dan sesuai dengan
banyaknya kebutuhan, beerapa cara dapat di lakukan diantaranya dengan
mendesain bukaan, skylight dan kanopi dengan sedemikian rupa.

13
Daftar Pustaka
Sofia A, Imaniar. (6 September 2016). Efektivitas Pencahayaan Alami pada
Bangunan 2 Tingkat dan Kaitannya dengan Kebutuhan Penghuni.

Dora, Purnama Esa. dan Nilasari, Poppy Firtatwentyna. (6 September 2016).


Pemanfaatan Pencahayaan Alami Pada Rumah Tinggal Tipe Townhouse
Di Surabaya.

Thojib, Jusuf. dan Adhitama, Muhammad Satya. (6 September 2016).


Kenyamanan Visual Melalui Pencahayaan Alami Pada Kantor.

Anonym. (6 September 2016). Usaha Usaha Menghalau Radiasi Sinar Matahari.

Yuuwono, A.Bamban. (6 September 2016). Pengaruh Orientasi Bangunan


Terhadap Kemampuan Menahan Panas Pada Rumah Tinggal Di
Perumahan Wonorejo Surakarta.

Gdyjvogkg

14

Anda mungkin juga menyukai