Pupuk kandang merupakan pupuk yang berasal dari kotoran hewan yang digunakan untuk menyediakan unsur hara bagi tanaman. Pupuk kandang berperan untuk memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Komposisi unsur hara yang terdapat pada pupuk kandang sangat tergantung pada jenis hewan, umur, alas kandang dan pakan yang diberikan pada hewan tersebut. Setiap jenis hewan tentunya menghasilkan kotoran yang memiliki kandungan hara unik. Namun secara umum kotoran hewan mengandung unsur hara makro seperti nitrogen (N), posfor (P), kalium (K), kalsium (Ca), magnesium (Mg) dan belerang (S). Bila dibandingkan dengan pupuk kimia sintetis, kadar kandungan unsur hara dalam pupuk kandang jauh lebih kecil. Oleh karena itu, perlu pupuk yang banyak untuk menyamai pemberian pupuk kimia. Dilihat dari bentuknya, terdapat pupuk kandang padat dan cair. Pupuk padat biasanya didapatkan dari tahi (feses) sedangkan pupuk cair diambil dari air kencing (urine). Ada juga yang diambil dari campuran feses dan urine, biasanya berbentuk campuran kental seperti lumpur. Contoh pupuk kandang : 1. Kotoran Sapi 2. Kotoran ayam 3. Urine kelinci 4. Urine sapi B. Composting (Pengomposan) Kompos merupakan semua bahan organik yang telah mengalami penguraian sehingga bentuk dan wujudnya sudah tidak dikenali bentuk aslinya, berwarna kehitam-hitaman dan tidak berbau. Kompos merupakan hasil pelapukan bahan-bahan organik seperti daun-daunan, jerami, alang-alang, sampah, rumput, dan bahan lain yang sejenis yang sudah tidak bisa di kenali lagi bahan satu dengan yang lain dan proses pelapukannya dipercepat oleh bantuan manusia. Sedangkan pengomposan adalah proses dimana bahan organik mengalami penguraian secara biologis, khususnya oleh mikroba-mikroba yang memanfaatkan bahan organik sebagai sumber energi. Pada dasarnya semua bahan-bahan organik padat dapat dikomposkan, misalnya: limbah organik rumah tangga, sampah-sampah organik pasar/kota, kertas, kotoran/limbah peternakan, limbah-limbah pertanian, limbah- limbah agroindustri, limbah pabrik kertas, limbah pabrik gula, limbah pabrik kelapa sawit, dll. Kegiatan pengomosan meliputi : 1. Persiapan Bahan 2. Melakukan pemotongan 3. Penyusunan tumpukan 4. Pembalikan 5. Penyiraman 6. Pematangan C. Sewage Sludge (Limbah Lumpur) Limbah lumpur adalah residu yang dihasilkan dari pengolahan air limbah yang dikeluarkan dari berbagai sumber, termasuk rumah, industri, fasilitas medis, jalan berlarian dan bisnis. Sebagian besar proses pengolahan air limbah menghasilkan lumpur yang harus dibuang. Penerapan lahan dari limbah lumpur menyediakan sebagian besar persyaratan nitrogen dan fosfor dari banyak tanaman. Contoh limbah padat (sludge) dari IPAL Sewon Bantul serta sampah dari pertanian berupa serbuk jerami dan kotoran sapi untuk pembuatan kompos. Sebagai produk samping dari Instalasi Pengolahan Air Limbah Sewon adalah berupa lumpur organik yang dihasilkan pada salah satu proses pengolahan air limbah. Lumpur tersebut kaya akan bahan-bahan organik karena berasal dari air limbah domestik yang diproses secara biologi. D. Manure Composition Pupuk kandang merupakan pupuk yang berasal dari kotoran hewan yang digunakan untuk menyediakan unsur hara bagi tanaman. Pupuk kandang berperan untuk memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Komposisi unsur hara yang terdapat pada pupuk kandang sangat tergantung pada jenis hewan, umur, alas kandang dan pakan yang diberikan pada hewan tersebut. Setiap jenis hewan tentunya menghasilkan kotoran yang memiliki kandungan hara unik. Pupuk kandang menyediakan jumlah nutrisi / satuan kering yang relatif rendah. Konten mikronutrien lebih tinggi dan bervariasi karena program pemberian makan & ternak. Masalah potensial meliputi garam larut tinggi dan memungkinkan tinggi dalam biji gulma Misalnya : Kotoran sapi - 3% N, 0,8% P, 2% K, 25% karbon organik