Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

ANALISIS LEVERAGE

MANAJEMEN KEUANGAN

Dosen Pengampu : Dr. Jamhari, MP

KELOMPOK 5

M Fathur Rabbani 17/422270/PPN/04295

Rahmania Nur A 17/422276/PPN/04301

Magister Manajemen Agribisnis


Fakultas Pertanian
Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta
2018
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perusahaan merupakan salah satu oragnisasi yang memiliki tujuan
tertentu. Dengan adanya tujuan tersebut, tentu menjadikan citra tersendiri bagi
perusahaan yang bersangkutan. Dalam lingkup ekonomi, perusahaan secara umum
dibagi menjadi dua. Yakni, perusahaan yang berorientasikan profit atau
keuntungan dan perusahaan yang berorientasikan non profit motif yang artinya
perusahaan tersebut tidak ingin menjadikan keuntungan sebagai landasan akhir
tujuan mereka.
Baik perusahaan yang memiliki orientasi profit maupun juga yang
berorientasikan non profit, sama-sama menanggung biaya untuk kelangsungan
perusahaan tersebut. Perusahaan yang profit motif ini masih bisa diklasifikasikan
lagi menjadi perusahaan yang memproduksi barang dan perusahaan yang hasil
akhirnya berupa jasa.
Dalam siklusnya, perusahaan yang memproduksi barang memiliki
perhitungan biaya yang lebih rumit dibandingkan dengan perusahaan jasa.
Perusahaan barang tentu akan menentukan jumlah persediaan bahan mentah,
bahan dalam proses, dan juga persediaan barang jadi. Hal tersebut tidak akan
terjadi di dalam perusahaan yang berkecipung dalam pemenuhan jasa sebagai
dasar usahanya.
Biaya-biaya yang terjadi dalam kegiatan perusahaan harus terekam secara
terperinci. Artinya, harus ada perhitungan khusus yang dilakukan secara periodik.
Hal ini berfungsi sebagai tolak ukur sehat atau tidak sehatnya perusahaan tersebut.
Hasil analisis yang dilakukan, harus sesuai dengan aturan dan fungsi yang telah
ditetapkan sebelumnya sehingga perusahaan dapat mengambil kebijakan yang
dirasa paling tepat untuk menjadikan perusahaan tersebut lebih baik.
Bagi perusahaan yang masih tergolong kecil, perhitungan biaya-biayanya
tidaklah serumit perusahaan yang telah berkembang pesat ataupun perusahaan go
public. Perusahaan kecil tidak akan memikirkan banyakya saham yang harus
dikeluarkan. Perusahaan kecil ini dalam menutupi kebutuhan finansialnya,
mungkin cukup dengan mengandalkan modal pemilik serta hutang.
Lain halnya dengan perusahaan kecil, perusahaan besar tentu memiliki
perhitungan yang kompleks. Terlebih lagi jika perusahaan tersebut telah
menerbitkan saham yang artinya membuka pintu secara lebar kepada para investor
yang tertarik menanamkan investasinya dalam perusahaan tersebut.
Selain dengan mengandalkan modaldari saham, banyak dari perusahaan
besar juga mengandalkan hutang sebagai salah satu pendanaan usaha mereka. Bak
itu hutang jangka pendek maupun hutang jangka panjang.
Banyak sekali risiko yang akan mucul dan harus dihadapi oeleh
perusahaan. Salah satunya adalah jika taksiran nilai mata uang saat ini berbeda
nilai mata uang yang telah jatuh tempo, tentu akan merugikan perusahaan. Biaya
operasionalpun harus dibuat secara terperinci namun tetap efektif dan efisien.
Operating leverage membantu perusahaan untuk dapat mengkalkulasi
biaya-biaya operasi dalam peningkatan laba perusahaan. Sedangkan financial
leverage membantu memperhitungkan biaya finansial perusahaan guna
meningkatkan pendapatan per lembar saham.
Baik operating leverage dan financial leverage sama-sama membantu
perusahaan dalam meingkatkan nilai perusahaan tersebut serta membantu
peningkatan perolehan keuntungan perusahaan.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasar atas latar belakang masalah, maka rumusan masalah yang
diambil adalah :
1. Apakah leverage itu?
2. Apa pengertian dan fungsi dari operating leverage?
3. Apa pengertian dan fungsi dari financial leverage?
4. Apa yang dimaksud dengan combined leverage?
1.3 Tujuan dan Manfaat
Setelah rumusan maslah selesai dibuat, diharapkan dapat menggali
informasi dari pokok bahasan. Tujuan dan manfaat yang diperoleh antara lain
yaitu :
1. Mengetahui pengertian leverage
2. Mengetahui pengertian dan fungsi dari operating leverage
3. Mengetahui pengertian dan fungsi dari financial leverage
4. Mengetahui Apa yang dimaksud dengan combined leverage
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Leverage


leverage merupakan tingkat kemampuan perusahaan dalam menggunakan
aktiva atau modal yang memiliki beban tetap (hutang dan atau saham ) dalam
rangka mewujudkan tujuan perusahaan untuk memaksimalkan nilai perusahaan
yang bersangkutan. Diharapkan setelah perusahaan menerapkan leverage ini,
tingkat kekayaan perusahaan juga ikut meningkat. Permasalahan leverage akan
selalu dihadapi oleh perusahaan. Karena,leverage selalu berurusan dengan biaya
tetap operasi maupun biaya finansial. Biaya tetap operasi adalah biaya yang harus
dikeluarkan oleh perusahaan karena mengadakan kegiatan investasi baik itu
investasi perlengkapan, peralatan, ataupun juga investasi jangka panjang.biaya
finansial adalah biaya yang wajib diperhitungkan oleh perusahaan akibat dari
fungsi perusahaan dalam menjalankan pendanaan untuk kelangsungan perusahaan
itu sendiri.
Beban ataupun biaya tetap yang telah perusahaan hitung merupakan
dampak yang harus menjadi tanggung jawab perusahaan karena telah melakukan
fungsi finansial dan juga keputusan dalam mengatur laju keuangan
perusahaan. Biaya tetap adalah biaya yang tidak dipengaruhi oleh aktivitas operasi
perusahaan. Artinya, biaya tetap ini tidak ada kaitannya dengan penjualan
perusahaan. Oleh karena itu, biaya ini menjadi risiko yang hasus ditanggung oleh
perusahaan. Biaya tetap perusahaan dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:
1. Biaya tetap operasi
Merupakan biaya yang muncul akibat dari segala aktivitas operasional yang
terjadi di dalam perusahaan. Risiko yang muncul merupakan risiko operasional.
Tiap tindakan ataupun keputusan operasional yang dibuat, memiliki risiko
masing-masing yang berbeda proporsinya. Contoh dari biaya ini adalah sewa
gudang, biaya pemeliharaan mesin dan peralatan, dan lain-lain sehubungan
dengan aktivitas operasional perusahaan
2. Biaya tetap keuangan
Adalah biaya tetap yang berasal dari perusahaan karena perusahaan menggunakan
hutang sebagai sumber pendanaan untuk kelangsungan segala kegiatan
perusahaan. Risiko yang ditimbulkan dari biaya ini disebut risiko
keuangan.contohnya adalah biaya bunga
3. Biaya tetap total
Adalah hasil kombinasi dari biaya tetap operasi dan keuangan. risiko bisnis atau
risiko perusahaan, merupakan risiko yang harus dihadapi oleh perusahaan karena
menggunakan biaya tetap total ini.
2.2 Operating Leverage
Di dalam kegiatan operasi perusahaan, semakin tinggi perusahaan
menganggarkan biaya tetap operasional maka semakin tinggi pula risiko yang
akan dihadapi. Jika biaya tetap memiliki nilai yang tinggi, kesalahan kecil di
dalam tingkat penjualan dapat mempengaruhi jumlah pendapatan perusahaan.
Karena dengan tingginya biaya tetap, maka tingkat nilai depresiasi dan juga
amortisasi juga akan meningkat.
Jadi, semakin tinggi nilai dari biaya tetap operasi sedangkan faktor-faktor
lainnya adalah tetap. Maka, memberikan perubahan yang kecil di tingkat
penjualan namun memberikan dampak besar pada tingkat pendapatan ROE
(Return On Equity). Selain itu juga, perusahaan tentunya menginginkan kenaikan
pendapatan EBIT ( Earnings Before Interest and Taxes).
Untuk mengetahui dengan mudah biaya tetap operasi dari suatu
perusahaan. Cara yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan operating
breakeven. Operating breakeven ini muncul saat EBIT = 0 . dalam definisi
breakeven pada kasus ini tidak meliputi biaya keuangan tetap.
EBIT = PQ – VQ – BT = 0
EBIT = Eranings Before Interest An Taxes
P = price/harga
Q = quantity units of output/jumlah barang yang dihasilkan
S = Penjualan
V = variable cost per unit/biaya variabel per unit
BV = biaya variabel total
BT = fixed operating cost/biaya tetap operasi
Dari persamaan tersebut, dapat ditentukan jumlah barang yang dihasilkan
saat breakeven menggungakan persamaan
𝐵𝑇
Qbe= 𝑃−𝑉

Hasil penggunaan biaya operasi tetap terhadap laba sebelum bunga dan
pajak disebut dengan Degree of Operating Leverage (DOL).
% perubahan dalam EBIT
DOL = % perubahan pada penjualan
S−BV
DOL = S−BV−BT
Q(P−V)
DOL = Q(P−V)−BT
Dimana :
P = price/harga
Q = quantity units of output/jumlah barang yang dihasilkan
S = Penjualan
V = variable cost per unit/biaya variabel per unit
BV = biaya variabel total
BT = fixed operating cost/biaya tetap operasi

Jika volume penjualan mengalami perubahan baik itu naik maupun turun
sebesar x%, maka EBIT akan berubah sebesar x%. Jadi, DOL memberikan hasil
dari volume penjualan terhadap laba operasinya.
Untuk meningkatkan kemungkinan kenaikan ROE, dapat dilakukan
dengan cara meningkatkan ekspansi dan juga ditribusi yang lebih menyeluruh.
Dalam kasus yang lebih besar, biaya tetap operasi dipengaruhi oleh teknologi
yang ada dan berkembang di lingkungan perusahaan. Misalnya, jaringan
telekomunikasi, aset tetap baik itu kendaraan maupun perlengkapan lainnya yang
menunjang kelangsungan kegiatan operasi perusahaan. Sebagai contoh, jika suatu
perusahaan memiliki mode transportasi yang kurang memadai maka penyebaran
barang pada konsumen akan terhambat. Namun, jika perusahaan memiliki alat
transportasi yang cukup maka distribusi barang akan lacar. Akan tetapi, risiko
yang timbul karena adanya alat transportasi yang semakin meningkat ini tentu
risikonya juga akan meningkat. Oleh karena itulah, saat faktor lain tetap, nilai
biaya tetap operasi meningkat. Maka, risiko perusahaan juga akan iktu meningkat.
Konsep dari biaya tetap operasi ini dapat diterapkan baik dalam
perusahaan kecil ataupun juga perusahaan besar. Karena fungsinya adalah
mengontrol dan mengawasi tiap komponen biaya operasional perusahaan
sehingga perusahaan mampu menigkatkan pendapatannya.
2.3 Financial Leverage
Biaya tetap keuangan merupakan penggunaan biaya secara tetap baik itu
berupa saham ataupun hutang yang digunakan untuk membangun struktur modal
dari perusahaaan. Sama seperti halnya biaya tetap operasi yang menghasilkan
risiko, biaya tetap keuangan ini juga menghasilkan risiko. Risiko keuangan
muncul ketika perusahaan mengambil keputusan keuangan. Dalam sebuah
konsep, para pemegang saham perusahaan akan menghadapi risiko yang lebih
besar saat biaya tetap keuangan perusahaan memiliki nilai yang tinggi. Dengan
begitu, penggunaan hutang sangat membantu dalam pembiayaan keuangan
perusahaan, meski tidak menutup kemungkinan menimbilkan risiko lain. Saat
perusahaan memutuskan mengambil hutang maka nilai saham para pemegam
saham akan sedikit terjaga. Disisi lain adalah, risiko perusahaan dalam
mengembalikan hutang itulah yang akan meningkat.
Leverage Financial terjadi akibat perusahaan menggunakan sumber dana
dari hutang yang menyebabkan perusahaan harus menanggung beban tetap yaitu
bunga.
Perubahan tingkat hutang suatu perusahaan juga akan memperngaruhi nilai
darii EPS (Earnings Per Share) sejalan dengan berubahnya risiko yag ada.
Degree of Financial Leverage
% perubahan pendapatan saham per lembar
DFL = % Perubahan EBIT

Yang dapat diformulasikan menjadi :


EBIT
DFL = EBIT−I
Q(P−V)BT
DFL = Q(P−V)−BT−I
Dimana :
P = price/harga
Q = quantity units of output/jumlah barang yang dihasilkan
S = Penjualan
V = variable cost per unit/biaya variabel per unit
BV = biaya variabel total
BT = fixed operating cost/biaya tetap operasi

2.4 Combined Leverage


Leverage kombinasi penerapan baik itu operating leverage maupun
financial leverage untuk meningkatkan keuntungan bagi pemegang saham biasa
yang dilakukan oleh perusahaan. Degree of Combined Leverage ( DCL )
merupakan jumlah rasio antara persentase perubahan EPS dengan persentase
perubahan penjualan.
S−BV
DCL = EBIT−I
Q(P−V)
DCL = Q(P−V)−BT−I

Dimana :
P = price/harga
Q = quantity units of output/jumlah barang yang dihasilkan
S = Penjualan
V = variable cost per unit/biaya variabel per unit
BV = biaya variabel total
BT = fixed operating cost/biaya tetap operasi
Degree of Combined Leverage juga menghitung risiko perusahaan secara
keseluruhan, baik risiko bisnis yang muncul akibat adanya biaya tetap operasi
maupun risiko financial yang berasal dai biaya tetap keuangan. Apabila nilai dari
perhitungan DCL tinggi, dapat diartikan risiko perusahaan secara keseluruhan
juga tinggi. Sehingga kemungkinan investor untuk mendapatkan tingkat
keuntungan meningkat.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Leverage merupakan tingkat kemampuan perusahaan dalam menggunakan
aktiva ataumodal yang memiliki beban tetap (hutang dan atau saham ) dalam
rangka mewujudkan tujuan perusahaan untuk memaksimalkan nilai perusahaan
yang bersangkutan
2. Operating leverage berkaitan dengan hubungan penjualan dan laba sebelum
bunga dan pajak (ebit)
3. Financial leverage berkaiatan dengan hub antara laba sebelum bunga dan
pajaka serta pendapatan persaham (earning per share)
4. Total leverage berkaitan dengan hubungan antara penjualan dan pendapatan
per saham(erning per share)
5. Peningkatan leverage meningkatkan probabilitas pengembalian dan risiko,
sebaliknya penurunan leverage menghasilkan penurunan tingkat pengembalian
dan risiko
3.2 Saran
1. Untuk memaksimalkan penggunaan operating leverage dan financial leverage,
perusahaan harus teliti dalam perhitungan yang terjadi didalamnya
2. Estimasi atau perkiraan tentang nilai masa depan berdaraskan pengalaman,
dapat menguragi risiko selisih yang besar antara kenyataan dan hasil perhitungan
3. Karena setiap informasi itu dinamis, baik itu tentnag finansial ataupun juga
tentnag sistem operasional. Maka, perusahaan juga harus mampu mengambil
kebijakan secara cepat dan tepat demi menyesuaikan dengan kondisi yang ada.
DAFTAR PUSTAKA

Brigham and Ehrhardt. Financial Management: Theory and Practice 13e. South-Western
Cengage Learning. USA
Brigham and Huston. 2009. Fundamental of financial management 12e. South-Western
Cengage Learning. USA

Anda mungkin juga menyukai