Anda di halaman 1dari 19

MASALAH - MASALAH EKOLOGI DAN PENANGGULANGANNYA

PENDAHULUAN
Persoalan ekologi atau pun ekosistem adalah persoalan semua bangsa di dunia ini tanpa
memandang suku, agama dan latar belakang yang berbeda, karena kita hidup dan tinggal di
dunia yang sama. Manusia sebagai mahluk ciptaan Tuhan yang mulia adalah penyebab
masalah-masalah ekologi, sehingga mahluk hidup, tumbuh-tumbuhan, hutan, hewan terancam
punah. Menyadari malapetaka ini semua pemimpin negara didunia, demikian juga dengan
NGO atau pun lembaga swadaya masyarakat (LSM) termasuk pemimpin agama terpanggil
untuk menggumuli masalah-masalah lingkungan hidup serta berusaha untuk mencari solusi
agar kehidupan mahluk hidup yang diciptakan Tuhan tetap terpelihara.
Hal itulah yang membuat penulis memilih topik ini menjadi “Take home exam” sebagai ujian
masuk program strata dua (S2) th 2017 di STT HKBP Pematangsiantar.
Persoalan ekologi itu sangat luas dan kompleks, penulis akan memaparkan pengertian
ekologi, beberapa masalah ekologi dalam kehidupan masyarakat, dan penanggulangan
ekologi. Untuk memudahkan pembahasan ini penulis membuat sistematika sebagai berikut :
I. Pendahuluan
II. Pembahasan Ekologi
2.1.Pengertian ekologi
2.2.Ekologi dalam Perjanjian lama
2.3.Ekologi dalam Perjanjian Baru

III. Masalah-masalah Ekologi


3.1.Bumi yang gundul
3.2.Udara panas
3.3.Pencemaran air
3.4.Dampak Banjir
3.5.Limbah dan sampah

1
IV. Penanggulangan ekologi
4.1. Ekologi sebagai Dialog
4.2. Ekologi dan Pemahaman Alkitab
4.3. Ekologi dan Politik
4.4 . Ekologi dan Mental
4.5. Ekologi dan Analisis dampak lingkungan
V. Kesimpulan.

II. PEMBAHASAN EKOLOGI


2.1 Pengertian Ekologi
Ekologi berasal dari bahasa Junani oikos = rumah, dan logos = ilmu. Ekologi adalah suatu
studi tentang organisme dalam kaitannya dengan alam sekitarnya, yang dianggap berada
dalam ‘satu rumah’. Didalam ‘rumah’ itu terdapat segala sesuatu, baik tempat sendiri,
penghuninya yang bergerak dan tidak bergerak maupun keterkaitannya satu dengan yang lain.
Oleh sebab itu ekosistem dan ekologi tidak terpisah satu dengan yang lain. Ekologi
mengingatkan manusia akan tanggungjawabnya terhadap lingkungannya.1 Dan menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia, ekologi adalah ilmu mengenai hubungan timbal balik antara
mahluk hidup dan kondisi alam sekitarnya atau lingkungan.2 Dalam Ensiklopedia umum,
ekologi adalah ilmu yang mempelajari organisme-organisme dalam hubungan mereka dengan
lingkungan fisik mereka, seperti iklim dan tanah.3 Jadi dapat disimpulkan bahwa ekologi
adalah ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara mahluk hidup dengan
lingkunganya, atau hal-hal yang saling mempengaruhi segala jenis mahluk hidup dan
lingkungannya.

2.2 Ekologi dalam Perjanjian lama


Kejadian 1, dan 2 jelas menyampaikan bahwa Allah yang menciptakan langit dan bumi serta
isinya. Dikatakan bahwa Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik.4
Dan manusia sebagai mahkota ciptaan Tuhan yang diciptakan menurut gambar dan rupa Allah
diberikan tugas untuk menguasai, memelihara dan menaklukkan ciptaan. Hubungan manusia
dengan alam sekitarnya ditaman Eden / Firdaus dipandang sebagai lambang oikos (rumah),

1
A. Munthe, Kata-kata sulit Teologia A-Z, Yogyakarta : Taman Pustaka Kristen, 1993, hlm. 18

2
Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka, 1988. Hlkm 220
3
Tim Penyusun, Ensiklopedia Umum, Yogyakarta : Kanisius, 1993, hlm. 209
4
. Lihat Kejadian 1:31.a

2
symbol sebuah eko-system dengan eko-balance. Manusia pertama digambarkan hidup dalam
keadaan simbiosis harmonis dengan semua mahluk.5 Semenjak manusia jatuh kedalam dosa
karena memberontak kepada Tuhan maka hubungan manusia dengan sesamanya dan juga
kepada alam lingkunnya menjadi terganggu. Sikap angkuh ini membuahkan kejahatan dan
kekerasan yang merusak kehidupan dibumi (Kej. 6:5-12). Nuh dalam cerita Air bah
menyajikan suatu symbol yang kuat untuk tindakan pemeliharaan lingkungan hidup. Bahtera
yang dibuatnya ibarat rumah (oikos) yang menyediakan tempat untuk semua spesies. Nuh
bertindak sebagai pemelihara segala sesuatu yang hidupnya terancam, dalam kepercayaan
bahwa Sang Pencipta mau memelihara karya-Nya yang terancam itu.6 Dalam iman
kepercayaan bangsa Israel dalam PL diakui bahwa alam juga ikut untuk memuji memuliakan
Tuhan. (Mazmur 104, 150). Allah tidak menginginkan ciptaanNya kacau dan saling
menghancurkan, kendatipun dosa telah membawa segenap mahluk kepada kesiasiaan dan
membuatnya turut mengerang dan mengeluh menantikan saat penyelamatan. Allah telah
memberikan mandat khusus kepada manusia untuk turut dalam memelihara dan penguasaan
7
seluruh ciptaan-Nya. Jelaslah bahwa manusia harus bertanggungjawab dalam memelihara
dan mengusahakan kelestarian alam ciptaan Allah, perusakan terhadap alam ciptaan Allah,
terhadap alam dan lingkungan sekitar, pada dasarnya adalah perlawanan terhadap Allah yang
telah menjadikan segala sesuatu dan yang senantiasa memeliharanya dalam kasih dan
kesetiaan.

2.3. Ekologi dalam Perjanjian baru


Bagaimana visi Perjanjian Baru tentang ekologi ? Jika perjanjian lama mengungkapkan
pengalaman akan Allah pemelihara dan penyelamat berpusat pada perjanjian, maka perjanjian
baru mengalami keselamatan yang berpusat pada pengalaman bahwa “Allah – dalam Yesus
kristus – telah mendamaikan dunia dengan diri-Nya” (2 Korintus 5:19). Dengan kata lain,
relasi antara Allah dan ciptaan berpusat pada pribadi Yesus. Kristus sebagai Tuhan atas umat
dan atas segala sesuatu (1 Kor 15:22-28, Kol 1:15-16). Donald Gutrie menyatakan bahwa
Kristus sebagai pencipta merupakan dasar yang mempertalikan segala sesuatu dalam alam,
bahkan segala sesuatu itu ditopangoleh kuasaNya (Ibr.1:3). Gagasan bahwa Yesus menopang
segala sesuatu ini membuang semua pikiran mengenai Kristus sebagai pencipta yang tidak
hadir atau yang tidak menaruh perhatian kepada ciptaanNya. Kristus adalah pemegang

5
. Kristoforus Tara, Yohanes,YPN, Yokyakarta,2008, hlm 30
6
. Lih. Kristoforus Tara, Ekologi dalam Kristen dan Islam, hlm.32
7
. Dokumen keesaan gereja PGI 2009-2014, PGI, Jakarta, 2010, hlm. 106

3
kedaulatan atas alam. Hal ini jelas dibuktikan Kristus ketika menebus seluruh jagat (Yun:
aiones, alam semesta) ini dari cengkeraman kesiasiaan (Bd Ibr 1:3) Oleh karena itu, alam
harus dikembalikan lagi kepada Allah. Artinya setiap orang percaya harus memiliki ‘belas
kasihan’ terhadap alam. Sikap dan perlakuan manusia terhadap alam harus selalu dikaitkan
dengan Sang Pencipta, yang mengasihi dunia ini, sehingga manusia tidak akan lagi secara
sewenang-wenang memperlakukan alam. Setiap orang percaya harus memberikan
pemahaman kepada setiap orang bahwa Allah merupakan pemilik dunia ini, segala sesuatu
yang ada didalamnya harus dipergunakan seturut dengan maksud atau kehendakNya. Setiap
manusia yang diberi tanggungjawab untuk mengolahnya harus memberikan
pertanggungjawaban kepada Allah.8 Penciptaan dan perjanjian Allah yang menyelamatkan
dalam dan lewat inkarnasi, kematian, dan kebangkitan Yesus Kristus, telah membawa seluruh
ciptaan memasuki tahap dan kwalitas baru yakni ciptaan baru. Hanya saja, Perjanjian Baru
memberi kesaksian bahwa penyelamatan kosmos ini selalu berlansung dalam proses yang
akan mencapai tahap final dan definitive ketika seluruh ciptaan mencapai pembebasan dan
kemerdekaan penuh menjadi anak-anak Allah. Inilah tujuan akhir keselamatan dunia, bahwa
seluruh ciptaan akan menikmati langit dan bumi yang baru, bahwa seluruh ciptaan tidak akan
akan mengalami lagi penderitaan akibat dosa. Inilah yang kita sebut sebagai masa eskaton,
masa ketika seluruh alam ciptaan mengalami kehadiran Yesus secara penuh dan definitf.9 Dari
permulaan hingga akhir, Tuhan Allah memerintah, memelihara dan menuntun segenap
ciptaan-Nya dengan kasih setia dan adil (Maz 145:9, 146:6). Dan dengan terus menerus
menentang segala kuasa yang hendak merusakkan ciptaanNya. Ia menuntun seluruh
ciptaanNya menuju kesempurnaan didalam langit baru dan bumi yang baru (Yes. 1:10, 51:9-
11, Why 21:1-5) yang didalamnya segala ciptaan yang ada diatas dan yang ada dibawah bumi
bertekuk lutut dan mengaku dan mengaku ; Yesus adalah Tuhan bagi kemuliaan Allah Bapa
(flp.2:10)10.

8
. Donal Gutrie, Teologi Perjanjian Baru I, Diterjemahkan oleh Lisda T, Gamadi, dkk, Jakarta, BPK Gunung Mulia,
1991, hlm. 403
9
. Bnd. Kristoforus Tara, Yohanes, Ekologi dalam Kristen dan islam, hlm 45
10
. Lih. Dokumen keesaan gereja, hlm 106

4
III. Masalah-masalah ekologi
3.1. Bumi yang mulai gundul
Penebangan hutan mengancam semua system lingkungan dan menggerogoti kesuburan dan
stabilitas lahan. Selama generasi terakhir ini, anak benua India terus bertambah gundul,
akibatnya, kemampuan tanah disitu menyerap dan menyimpan air menurun, dan banjir
bertambah sering dan bertambah hebat. Penebangan hutan paling banyak korbannya didaerah
Himalaya dan dikaki-kaki bukit yang melingkarinya tempat sungai-sungai besar anak benua
itu. Hans Rieger, seorang ahli ekonomi Jerman yang bekerja di Nepal melaporkan bahwa
‘perusakan hutan semakin cepat setiap tahun dan negri itu mungkin sekali akan jadi gundul
sama sekali pada akhir abas ini.11. Masalah lingkungan paling serius yang kini mengancam
bumi adalah penggundulan atau penebangan hutan. Jika dibiarkan tanpa ada pengawasan,
pengaruhnya hampir pasti tidak hanya membawa kesulitan – ekologi tetap terhadap biosfer,
tetapi jangka panjang – dan tak dapat diubah lagi – perubahan iklim. Situasi pada akhir tahun
80–an sudah Nampak tidak menyenangkan. Seluruh persediaan hutan seluruh dunia sekarang
hanya meliputi seperempat permukaan bumi, dengan tertinggi di Amerika Selatan, diikuti
berturut-turut oleh Eropa, Amerika Utara, Asia dan terakhir tiga perempat dari kira-kira 10
juta jenis tanaman dan binatang. Tetapi sampai setengah dari tanah hutan dunia yang asli telah
lenyap sejak tahun 1950. Dalam waktu 200 tahun yang lalu Amerika Latin telah kehilangan
sekitar 37% dari hutan basah tropiknya yang asli, Asia tenggara kira-kira 38% dan Afrika
hamper 52%.12 Dalam alam terbuka sudah cukup terbuka adanya fakta, betapa pentingnya
fungsi hutan yang dari tahun ketahun menghasilkan sisa-sisa tumbuhan yang ditimbun
bibawah pokonya, hasilnya ialah terbentuknya humus yang berfungsi sebagai penyelamat air
hujan. Kerusakan hutan sangat berpengaruh pada kawasan dibawahnya, yaitu kawasan
budidaya, hal ini disebabkan kurang berfungsinya hutan sebagai pengatur tata air, sehingga
menimbulkan erosi dan banjir, selanjutnya erosi dan banjir yang terus menerus akan
menurunkan fungsi lahan sebagai media produksi dan tata air.13 Mengingat kenyataan bahwa
kebutuhan manusia akan tumbuh-tumbuhan dan hewan itu makin hari makin meningkat, baik
mengenai keanekaan jenis, varietas, kuantitas maupun kualitas, maka kelangsungan dan
pelestarian keanekaan genetis merupakan hal yang saling membutuhkan, selain dari pada itu
perlu diingat bahwa karena ulah manusia keanekaan jenis tumbuh-tumbuhan dan hewan itu
makin menurun.

11
. Bnd. Lister R.Brown, Hari yang keduapuluh Sembilan, Erlangga, 1982, hlm 24
12
.Lih. Antony Milne, Dunia diambang kepunahan, BPK, Jakarta, 1996, Hlm. 47
13
. Bnd. Daryanto, Masalah pencemaran, Transito, Bandung, 1995, hlm 54

5
3.2. Udara panas
Perubahan cuaca dirasakan oleh setiap orang, kota Sidikalang dulu yang sangat dingin dan
sejuk tetapi sekarang sudah berubah semakin panas. Kota-kota dekat pantai khususnya yang
panas semakin panas. Tahun 1988 masalah lingkungan kembali menghangat dalam diskusi
umum setelah bertahun-tahun Nampak kurang penting karena masalah lain memenuhi muka
bumi. Terangkatnya kembali masalah “penghijauan” terutama terpusat pada masalah polusi
udara dan penebangan hutan, yang sangat berkaitan dengan kesadaran yang tumbuh atas sifat
dasar masalah dunia ini. Suatu fenomena yang aneh terjadi dekat bumi. Ozon adalah sebuah
bentuk oksigen dengan tiga atom tidak seperti biasa dua atom (O2). Kebanyakan ozon bumi
terdapat di ‘lapisan ozon’ kira-kira 20 mil keatas dalam stratosfer. Anehnya, baik peningkatan
maupun penurunan yang berlebihan dalam kadar ozon berpengaruh buruk pada kehidupan
tanaman, dan susunan sel dapat mengalami kemerosotan. Manusia lebih rentan terhadap
penipisan lapisan ozon stratosfer karena lapisan itu banyak menyerap radiasi ultra violet
matahari. Hal ini mencegah kita semua dari kanker kulit atau mutasi lainnya. Kenyataannya,
dalam proses pembetulan diri yang diperlihatkan oleh alam, radiasi matahari itu mula-mula
menimbulkan ozon, dan pada gilirannya ozon itu melindungi kita dari ekses buruk radiasi
itu.14 Jumlah panas yang diterima bumi sama dengan jumlah energy yang diterimannhya dari
matahari dikurangi jumlah yang dipantulkan kembali ke angkasa. Kalau keseimbangan yang
rapuh ini diubah sehingga bumi menerima panas lebih besar atau lebih kecil dari yang sudah-
sudah, iklim bumi akan berubah. Kalau panas yang diterimanya lebih kecil, zaman es baru
akan tiba. Bila panas yang diterimanya lebih besar, gunung es dikutup akan cair – permukaan
laut akan naik dan menenggelamkan daratan yang luas-luas dan kota-kota ditepi pantai.
Dewasa ini, berton-ton karbon karbon yang terikat bersama bahan bakar fosil berabad-abad
lamanya dalam tanah sudah mulai dilepaskan ke atmosfera.15 Satu alasan mengapa atmosfer
bagian atas itu panas sebab ozon sangat banyak menyerap radiasi matahari. Pada ketinggian
inilah berlangsung pembalikan panas. Ketika udara panas naik, kantong udara penyebab
polusi yang lebih dingin terperangkap secara tetap dalam zone atmosfer. Mereka juga tidak
dapat naik lebih lanjut, maka bersama angin atas yang kencang, polusi didorong kesekitar
bumi. Pemanasan global sebagai fenomena naiknya suhu permukaan bumi akibat
dipenuhinya atmosfer bumi oleh gas yang sebahagian besar merupakan hasil buangan
aktivitas manusia, menumpuknya gas tersebut di atmosfer, menghalangi keluarnya panas dari
permukaan bumi ke angkasa, akibatnya panas tersebut terkurung didekat bumi dan

14
. Bd. Antony Milene, Dunia diambang kepunahan, hlm 36
15
. Bd. Lester R Brown, Hari yang keduapuluh sembilan, hlm 60.

6
meningkatkan suhu permukaan bumi. Meningkatnya suhu ini akan mengubah pola iklim
dunia. Gas polutan terbesar penyebab pemanasan bumi ini adalah karbondioksida yang
merupakan hasil pembakaran bahan bakar seperti minyak bumi, gas dan batu bara. Gas
polutan lainnya adalah khlorofluorokarbon (CFC)16

3.3. Pencemaran air


Air merupakan salah satu sumber alam yang mulai terasa pengaruhnya pada usaha
memperluas kegiatan pertanian dan industry diberbagai tempat didunia, dibidang pertanian
kekurangan air menjadi hambatan utama. Penduduk yang terus berkembang dan kemakmuran
yang meningkat menimbulkan tekanan pada persediaan air setempat, menjatah air mungkin
akan menjadi pemandangan sehari-hari diseluruh dunia dimasa mendatang. Dapatlah
dimengerti bahwa air merupakan benda alam yang mutlak diperlukan bagi kehidupan dan
oleh karenanya air merupakan unsur utama dalam setiap system lingkungan hidup.17 Pada
masa sekarang ini nampaknya sulit untuk memperoleh air yang betul-betul murni, aliran air
dari gunung yang diperkirakan paling bersih pun akan membawa mineral-mineral, gas-gas
berlarut dan zat-zat organic dari tumbuhan atau binatang yang hidup didalam atau dekat aliran
tersebut, selain itu aktivitas manusia merupakan salah satu hal yang menyebabkan timbulnya
masalah-masalah pencemaran air didalam ekosistem air. Pembuangan bahan kimia limbah
maupun pencemar lain kedalam air akan mempengaruhi kehidupan dalam air itu,, suatu
pencemar dalam suatu ekosistem mungkin cukup banyak sehingga akan meracuni semua
organism yang ada disana, biasanya suatu pencemaran cukup banyak untuk membunuh
spesies tertentu, tetapi tidak membahayakan spesies lainnya, sebaliknya ada kemungkinan
bahwa suatu pencemar justru dapat mendukung perkembangan spesies tertentu. Jadi bila air
tercemar ada kemungkinan pergeseran-pergeseran dari jumlah spesies yang banyak dengan
ukuran yang sedang populasinya, kepada jumlah spesies yang sedikit tetapi berpopulasi yang
tinggi.18 Gas polutan lainnya adalah Methana yang berasal dari pembusukan anaerobik seperti
yangbterjadi disawah, pengairan dan pembusukan kotoran hewan ternak, yang tidak kurang
berbahaya adalah Oksida Nitrogen yang antara lain berasal dari penggunaan pupuk kimia. Hal
yang mencemaskan kalangan ahli cuaca dan geofisik yang mempelajari keseimbaangan panas
bumi, ialah bertambah besarnya kadar karbon dioksid dalam atmosfera, yang akan melahirkan
‘pengaruh rumah kaca’ karbon dioksid tidak mengurangi radiasi sinar matahari yang jatuh

16
. Lih. Daryanto, Masalah pencemaran, hlm 46
17
.Bnd. Daryanto, Ekologi dan sumber daya alam, Tarsito, 1995, hlm.49
18
. Bnd. Daryanto, Masalah pencemaran, hlm 12

7
kebumi, tetapi menyerap sebahagian panas yang dipantulkan kembali. Karena itu kalau
karbon dioksid naik kadarnya dalam atmosfera, hal ini akan menyebabkan suhu atmosfera
naik. Dewasa ini, bertonton karbon yang terikat bersama bakan bakar fosil berabad-abad
lamanya dalam tanah sudah mulai dilepaskan ke atmosfera. Sejak revolusi Industri
pembakaran bahan bakar fosil menyebabkan kadar karbon dioksid dalam atmosfera naik
sekita 13 %, dan menurut penelitian tahun 1977 yang dilaakukan akademi ilmu pengetahuan
nasional, diperkirakan kadar karbon dioksid dalam atmosfer akan naik 4 sampai 8 kali lipat
dalam waktu dua abad yang akan datang ini, jika orang terus saanagat bergantung pada bahan
bakar fosil, terutama batubara. Menurut penelitian ini, dari apa yang kita ketahui sekarang ini
mengenai kaitan antara naiknya kadar karbon dioksid dalam atmosfera dan perubahan suhu
bumi, dapat dikatakan bahwa suhu bumi akan naik 6% celsius atau lebih dan suhu dikutub
akan naik 3 kali lipat angka ini.19

3.4. Dampak banjir


Pandangan sepintas dipeta menunjukkan bahwa kota-kota besar di dunia terletak dekat atau
ditepi pantai. Semua peradapan tinggi berkembang disepanjang sungai atau pelabuhan yang
penting. Diperkirakan setengah milyard orang tinggal didaerah banjir, tak terhitung berjuta-
juta orang yang tinggal didaerah pantai yang sensitive terhadap gelombang air pasang.
Kenaikan permukaan laut, 15 inci akan menghancurkan berjuta-juta orang yang tinggal di
Negara yang sedang berkembang, karena tidak sedikit rembesan air asin kedalam catu air
tawar. Irving Mintzer mengatakan jika permukaan samudera naik 3 kaki dalam 50 tahun
mendatang, 15% tanah Mesir yang dapat ditanami akan terkena banjir. Kira-kira 8 Juta orang
– kira-kira 16% jumlah penduduk akan kehilangan rumah mereka. Di Bangladesh sekitar 8 %
hasil pertanian datang dari tanah yang akan dilanda banjir, dan lahan perikanan yang secara
komersial penting akan hancur. Banyak daerah persawahan padi yang terbaik di Asia yang
terletak didataran rendah dan delta akan hancur juga.20 Naiknya jumlah banjir adalah akibat
akhir semua kerugian lingkungan, kelebihan penduduk, pengundulan hutan, pengikisan tanah,
polusi panas, pertumbuhan megapolitan dan pemanasan atmosfer yang diiringi dengan
pemanasan dan pengembangan samudera secara serentak. Kekuatiran akan mencairnya es
dunia timbul dari pengalaman yang terjadi pada akhir pembekuan gletser yang lalu. Kemajuan
dalam geofisika – teristimewa paleoklimatologi – banyak membantu pengetahuan kita tentang
lingkungan bumi masa lampau. Kita tahu bahwa penyebab pemanasan waktu itu memang

19
. Bd. Lester R, Brown, Hari yang keduapuluh sembilan, hlm 62
20
. Antony Milne, Dunia diambang kepunahan, hlm.124

8
berbeda. Penduduk manusia tidak besar pengaruhnya terhadap iklim, tidak seperti situasi
sekarang. Kesan bahwa dunia baru saja lepas dari zaman Es didasarkan pada pengamatan
banyaknya tanah yang masih aktif naik (artinya tanah ini masih melenting). Misalnya,
Brotania Tenggara tenggelam satu kaki satu abad, sedangkan Skotlandia Utara naik, karena
terbebas dari tekanan es. Gelombang air pasang segera berubah menjadi pusaran air pasang.
Ini mencapai 15 tingginya di Amazon dan bahkan pernah diCina Utara sampai 25 kaki.
Britania menderita karena mempunyai banyak selat sempit yang menyebabkan air pasang
yang naik sampai 40 kaki, seperti Terusan Bristol dan Muara Severn. Tekanan geotektonik
yang tak henti-hentinya berarti bahwa tanah itu terus-menerus bertukar tempat dengan laut.
Tetapi hal ini menyebabkan agak sulit meramalkan perubahan permukaan laut dimasa
mendatang. Bentuk dasar samudra yang berubah-ubah juga bergeser. Beberapa gerakan tanah
mungkin menamabah air pasang yang meningkat – yang lain mengimbanginya. Longsoran
tanah yang tiba-tiba dapat secara tajam menurunkan permukaan laut yang biasanya 2 kaki
menjadi 10 kaki dalam satu abad. Penelitian air pasang diseluruh dunia tersimpul bahwa
permukaan laut rata-rata bertambah 4 sampai 6 inci selama 100 tahun terakhir. Kira-kira 1
inci kenaikan ini disebabkan pengembanagan panas lapisan atas. Dan sepanjang pantai
Atlantik permukaan laut bertambah kira-kira 1 kaki selama abad yang lalu. 21

3.4. Limbah dan sampah.


Yang dimaksud dengan limbah atau benda / zat buangan yang kotor adalah sesuatu benda /
zat yang mengandung berbagai zat yang bersifat membahayakan kehidupan manusia atau
hewan dan umumnya muncul karena hasil perbuatan manusia termasuk dari industrialisasi.22
Pencemaran lebih dari sekedar gangguan. Pencemaran dapat merusak atau bahkan
menghancurkan produktivitas system biologis stempat ; hutan, tanaman, dan perikanan;
menguras oksigen danau air tawar dan sungai; memusnahkan jenis-jenis tanaman dan hewan;
merusak kesehatan; merusak lapis ozo; menghambat pertukaran oksigen dan karbon dioksid
antara lautan dan atmosfera; Pencemaran naik seiring dengan naiknya kegiatan ekonomi dunia
– walau ada daya upaya nasional untuk mengendalikanya. Sumber pencemaran antara lain
bakaran bahan bakar fosil, sampah industry, pupuk kimia untuk pertanian23
Dan sampah adalah sebahagian dari benda-benda atau hasil-hasil yang dipandang tidak
digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi, dan harus dibuang, sedemikian rupa sehingga tidak

21
. Bd. Antony Milne, Dunia diambang kepunahan, hlm. 124.
22
. Daryanto, Masalah pencemaran, hlm 73
23
. Lester R.Brown, Hari yang keduapuluh Sembilan, hlm 38.

9
sampai mengganggu kelangsungan hidup.24 Yang perlu mendapatkan perhatian adalah
sampah / limbah dari rumah sakit serta poliklinik yang seharusnya dibuang ketempat khusus,
limbah dari tempat ini mengandung berbagai macam kuman penyakit yang berpotensi
menyebar ke lingkungan baik secara langsung maupun tidak langsung.

V. Penanggulangan Ekologi
4.1. Ekologi sebagai Dialog
Kita semua hidup dan tinggal didalam bumi, alam dan lingkungan yang sama, walau pun
keyakinan agama berbeda tetapi persoalan ekologi yang dihadapi adalah sama. Sehingga
pemeluk agama tidak boleh eklusif (tertutup) tetapi harus inklusif (terbuka) untuk
bekerjasama atau dialog. Orang Kristen dalam berdialog harus kritis, positif dan kreatif.
Bersikap positif adalah kepercayaan, bahwa kuasa penebusan Yesus Kristus bersifat universal
dan totalitas. Kristus berkuasa menebus manusia secara menyeluruh. Termasuk segala sesuatu
yang dilakukan manusia.25 Ada alasan menjadikan Ekologi sebagai sarana perjumpaan.
Pertama, fakta rusaknya lingkungan hidup dan bencana ekologis yang sedang dihadapi dunia
saat ini. Satu fakta yang tidak bisa ditolak bahwa diIndonesia, problem lingkungan hidup
kurang diperhatikan, demikian juga dengan orang Kristen cenderung diam terhadap berbagai
tindakan eksploitasi dan dominasi destruktif manusia terhadap alam ciptaan. Kedua, menarik
bahwa agama-agama Abrahamik Yudais, Kristen, dan Islam sama-sama mengimani Allah
yang esa, pencipta, pemelihara dan pemberi rejeki. Agama-agama ini sama-sama mengimani
bahwa alam semesta ini adalah milik Allah.26 Karena mempunyai persoalan yang sama maka
agama yang berbeda perlu duduk bersama berdialog mencari solusi ekologi yang sudah
terancam. David Tracy mengatakan ada kesamaan diantara agama-agama, tetapi tidak ada
esensi tunggal, tidak ada isi pencerahan atau penyataan tunggal, tidak ada cara emansipasi
atau pembebasan tunggal yang terdalam didalam semua kepelbagaian itu . . . ada banyak
penafsiran yang berbeda tentang cara mana yang harus ditempuh untuk beralih dari
keterpusatan pada diri sendiri yang fatal ke terpusatan pada realitas yang membebaskan. . .
berbagai respons dari agama-agama, berbagai naratif, doktrin, symbol dan cara mereka yang
bertentangan dalam mengupayakan pembebasan.27 Ada tiga alasan menjadikan ekologi
sebagai sarana perjumpaan. Pertama, fakta rusaknya lingkungan hidup dan bencana ekologis
yang sedang dihadapi dunia saat ini. Satu fakta yang tidak bisa ditolak bahwa diIndonesia,

24
Daryanto, Masalah pencemaran, hlm 98.
25
. Jusen Boangmanalu, Kristologi lintas budaya Batak, Univ.HKBP Nomensen, Medan, 2014 Hlm 237
26
. Kristoforus Tara, Yohanes, Ekologi dalam Kristen dan Islam, hlm20
27
. Paul F Knitter, Satu bumi banyak agama, BPK GM, Jakarta, 1995 Hlm. 180.

10
problem lingkungan hidup kurang diperhatikan, fenomena yang sama juga terjadi dalam
agama-agama, khususnya kristen. Orang kristen cenderung diam terhadap berbagai tindakan
eksploitasi dan dominasi destruktif manusia terhadap alam ciptaan. Berhadapan dengan situasi
macam ini, pertanyaan bagi orang-orang yang beriman adalah : apa peran, sumbanagan, dan
tanggungjawab mereka menghadapi kehancuran ekologis yang semakin masif ? apa peran dan
tanggungjawab agama-agama bagi upaya penyelamatan dan pembebasan ekologi?. Apa yang
harus dilakukan oleh agama-agama untuk menyelamatkan bumi dari kehancuran dan
membebaskan alam semesta dari tindakan eksploitasi – destruktif manusia?.
Menanggapimasifnya kerusakan lingkungan hidup, Lyinn White menuduh sekaligus
menantang agama-agama khususnya Yudeokristen sebagai sumber dan akar kerusakan
lingkungan hidup. Menurutnya, kerusakan lingkungan hidup akibat ilmu pengetahauan dan
teknologi modern berakar dalam iman biblis tradisi Yudeo-kristen Kekeristenan tidak hanya
menciptakan dualisme manusia dan alam, tetapi sekaligus menegaskan bahwa telah menjadi
kehendak Allah, manusia mengeksploitasi alam demi tujuan manusia sendiri. Singkatnya,
menurut White, iman kristen menjadi penyebab terjadinya kerusakan lingkungan hidup.
Perkembangan ilmu dan teknologi yang oleh beberapa teolog dibanggakan sebagai buah
positif dari ajaran penciptaan biblis, tiba-tiba mulai dinilai sebagai sesuatu yang sangat
problematis. Terlepas dari kebenaran tuduhan Lyinn White, faktanya ekologi kita telah dan
sedang mengalami kehancuran yang membawa kematian. Berhadapan dengan situasi seperti
ini, apakah agama diam saja dan berpangku tangan sambil menyaksikan kehancuran bumi dan
menatap kematian jutaan manusia ?. Jika demikian adanya, ekologi justru menjadi salah satu
wadah bagi agama-agama untuk berdialog, menyatukan diri, dan menjalin kerjasama lintas
iman demi menyelamatkan kehidupan.

4.2. Ekologi dan pemahaman Alikitab.


Penanggulangan ekologi haruslah buah dari kesadaran umat Tuhan, melalui pelajaran akan
alkitab, sebab dalam firman Tuhan jelas apa, bagaimana dan untuk apa itu bumi, manusia,
mahluk hidup dan alam sekitar. Hubungan antara manusia dan ciptaan berasal dari berkat
Allah dan perintah dalam kejadian 1:28 untuk ‘menaklukkan’ bumi dan ‘berkuasa’ atas semua
mahluk hidup. Ayat itu sangat bermakna karena segera mengikuti pernyataan Allah tentang
tempat khusus manusia, laki-laki dan perempuan, yang diciptakan sebagai gambar Allah.
Perintah untuk memerintah dan menguasai sejajar dengan raja sebagai gembala yang
kekuasaannya adalah untuk kepentingan dan keuntungan gembalaannya. Perintah untuk
‘menaklukkan’ seolah-olah mengisyaratkan kekuasaan yang sangat kuat atas bumi untuk

11
tujuan manusia. Akan tetapi, analisis eksegetis menunjukkan bahwa kata itu hanya
menunjukkan pengusahaan bumi, bukan dorongon untuk memperlakukan binatang dengan
kasar.28 Harusnya dipahami bahwa pada hakekatnya Firman Tuhanlah yang bekerja didunia
ini dan didalam diri orang yang percaya. Sebelum manusia mulai mengerjakan Firman Tuhan
atau tepatnya hidup dalam Firman, manusia harus mengalami Firman yang bekerja dalam
dirinya sehingga dia dimungkinkan untuk bekerja dalam Firman Allah. Firman Allah
bukanlah objek yang diolah, dikerjakan dan digunakan oleh manusia. Firman Allah adalah
subjek yang mengolah, yang mengejakan dan yang menggunakan manusia sehingga manusia
dapat hidup didalamnya. Manusia tidak dapat mengatur, mengarahkan atau menentukan
Firman Tuhan. Sebaliknya Firman Tuhanlah yang mengatur, mengarahkan dan menentukan
manusia Dalam kaitan itu hal yang penting dipahami dan dihidupi adalah Firman Allah yang
bekerja dan melakukan.29 Yesus diberi gelar Illahi dengan istilah Yunani ‘Kurios” berarti
‘Tuhan’. Gelar Kurios juga dapat berarti seseorang yang diberi kuasa, atau berkuasa penuh
dan resmi. Dalam LXX sebutan itu dianggap paling suci bagi Yahwe, sehingga orang yahudi
tidak diperbolehkan menyebutnya secara langsung tetapi harus diganti dengan istilah ibrani
‘adonai’ yang artinya Tuhan., kemudian dalam PB gelar ‘kurios itu dikenakan kepada Yesus
untuk menyatakan dan menyamakan keAllahanNya dengan Allah. Pengertian kerugma
Pbmengenai keTuhanan Yesus itu muncul dari golongan yang mengaku benar-benar percaya
atas kiuasa pengajaran, mujijat dan penyelamatanNya. Nama kurios bukan sebatas istilah
teologia semata, atau buah pengaruh tradisi dalam dunia keJahudian, melainkan nilai
pengenalan keimananan umat percaya terhadap hakekat keTuhanan Yesus melalui
pengetahuan yang dikaruniakanNya disetiap waktu dan tempat. Ini alasan sehingga syahadat
pengakuan ‘Yesus sebagai Tuhan’ ditemukan dalam jemaat mula-mula.30
Dengan mempercayai Yesus kristus sebagai Tuhan yang berkuasa akan menyadarkan umat
percaya untuk memelihara Alam ciptaan Tuhan, sesuai dengan kehendak Tuhan untuk
kebutuhan manusia dan kemuliaan bagi nama Tuhan. Sebab hanya orang yang tidak
mengetahu Firman Tuhanlah yang mau mengeksploitasi alam untuk kepentingan diri sendiri.

4.3. Ekologi dan Politik


Situasi dunia pada saat ini berada dalam bahaya nyata, dunia diambang kepunahan, bahaya ini
timbul karena bumi semakin panas. Sesungguhnya, penyimpangan cuaca, banjir, musim

28
. Celia Deane – Drummond, Teologi & Ekologi, BPK GM, Jakarta, hlm. 19
29
Martonggo Sitinjak, Firman bekerja, Sinarta, Medan 2016 Hlm. 23
30
. Bd. Jusen Boangmanalu, Kristologi lintas budaya, hlm. 40

12
kering, gelompang panas, dan badai akhir-akhir ini yang tejadi tanpa kecuali. Pemerintah
yang diberikan Tuhan kuasa untuk menguasai harus mempunyai suatu kebijakan untuk
mengatasi bahaya ekologi. Istilah teologi pembebasan pertama kali digunakan di Amerika
Latin. Teologi ini adalah salah satu yang bertujuan menunjukkan kepada orang miskin akar
penindasan mereka melalui suatu proses yang dikenal sebagai penyadaran (conscientization)
yaitu menjadi sadar akan situasi mereka sendiri .31 Ekopolitik berusaha untuk
mengembangkan strategi-strategi pembangunan yang berkesinambungan dengan
menyakinkan ekosistem yang seimbang, termasuk system pekerja, dan pada saat yang sama,
untuk mempertahankan rasa solidaritas dengan generasi masa depan. Mereka memiliki hak
atas masyarakat yang memiliki kejujuran, keadilan, dan partisipasi dan atas lingkungan yang
sehat.32 Mazmur 10 menggambarkan bagaimana cara Alkitab (studi kasus) memunculkan
implikasi-implikasi politis. Mazmur ini merupakan suatu tangisan yang berasal dari lubuk hati
yang putus asa dan tertekan, suatu keluhan kepada Allah, yang telah meninggalkan umatNya
menderita. Musuh-musuh mewakili suatu situasi konflik sosial dan pemazmur menuntut
pembalasan atas orang-orang jahat karena penindasan kepada orang miskin ini. Orang jahat
adalah orang yang mengejar keuntungan tanpa memikirkan orang lain. Orang miskin adalah
orang-orang yang lemah dalam keadaan mereka yang tidak punya apa-apa, ditekan dengan
gambaran jarring yang digunakan orang jahat untuk menangkap orang miskin, orang miskin
ditindas dan diperas, dan seperti anak yatim, kedudukan mereka adalah kedudukan tak
berpelindung secara sosial dan ekonomi.33 Demikianlah gambaran bumi, hutan dan alam
lainnya yang dieksploitasi, diperas oleh manusia yang rakus harus dilindungi, dibela dan
dijaga dari sijahat.

4.4. Ekologi dan Mental : Alam berada dalam diri kita


Penanggulangan ekologi sangat ditentukan dengan pendidikan yang mengajarkan jiwa pekerti
yang luhur terhadap sesama dan juga lingkungan. Karena keadaan dunia dikaitkan dengan
keadaan pikiran kita sendiri. Jika dunia sakit, itu merupakan tanda bahwa jiwa kita juga sakit.
Penyerangan terhadap alam dan keinginan untuk menguasai muncul karena visi, panutan, dan
emosi-emosi yang menyebabkan pengucilan dan kekerasan bekerja di dalam jiwa manusia.34
Ekologi mental berusaha untuk mencapai kesatuan jiwa pribadi manusia untuk membuat
mereka lebih lembut dalam relasi mereka dengan alam dan lingkungan sosial serta untuk

31
. Celia Deane – Drummond, Teologi & Ekologi, Hlm. 130
32
Leonardo Boff, Jeritan bumi, jeritan penderitaan, BMP, Medan, 2008, hlm 9
33
Celia Deane – Drummond, Teologi & Ekologi, hlm. 132
34
. Leonardo Boff, Jeritan bumi, jeritan penderitaan, hlm 11

13
membawa mereka kedalam keselarasan yang lebih lama dengan alam semesta secara
terhormat dan seimbang. Pepatah mengatakan ‘manusia dapat mengubah sejarah tapi tidak
dalam situasi yang kita pilih sendiri. Kita hidup dengan berbagai kebiasaan yang kita terima
sebagai warisan. Jadi sudah pasti tidak mudah. Sukarno pernah mengatakan bahwa
“Kesulitan-kesulitan hendaknya tidak menjadi penghalang dari pada tekad kita, tidak menjadi
penghalang dari pada kesediaan kita untuk terus berjuang dan terus berjuang, bahkan
kesulitan-kesulitan itu hendaknya menjadi satu kekuatan bagi kita untuk berjalan terus,
bekerja terus oleh karena memang diharapkan dari pada kita sekarang ini realisasi dari pada
penyelenggaraan dari pada masyarakat yang adil dan makmur yang telah lama dicitacitakan
oleh rakyat Indonesia.35 Menghadapi kerakusan dan kejahatan yang menyebabkan
kesenjangan sosial tidaklah mudah. Salah satu sebab terdalam dari ateisme – sebuah sebab
yang bukan baru lagi tetapi tetap actual – adalah adanya kejahatan di dunia. A.Vergote
mengatakan ; adanya kejahatan dan penderitaan merupakan sebab utama keragu-raguan iman
dan pemberontakan melawan Allah.36

4.5. Analisa dampak lingkungan


Didalam kesatuan ekosistem, kedudukan manusia adalah bagian dari unsur-unsur lain yang
tidak mungkin terpisahkan, karena itu seperti halnya dengan organisasi lainnya, kelangsungan
hidup manusia tergantung pula pada kelestarian ekosistem, faktor manusia adalah sangat
37
dominan. Didalam kesatuan ekosistem, kedudukanKonsep Analisa Dampak Lingkungan
(ADL) berasal dari undang-undang NEPA 1969 diAmerika serikat. Dalam Undang-Undang
ini ADL dimaksudkan sebagai alat untuk merencanakan tindakan preventif terhadap
kerusakan lingkungan yang mungkin akan ditimbulkan oleh suatu aktivitas pembangunan
yang sedang direncanakan.38 Dampak diartikan sebagai pengaruh aktivitas manusia dalam
pembangunan terhadap lingkungan. Hal ini dapat dimengerti karena tujuan Undang-undang
tersebut adalah untuk melindungi lingkungan terhadap pembangunan yang tidak bijaksana.
Namun pada lain pihak harus pula kita lihat bahwa dinegara kita sebahagian besar kerusakan
lingkungan justru disebabkan karena atau bahkan tidak adanya pembangunan. Penyakit
menular yang disebabkan oleh factor penyakit dan keadaan sanitasi lingkungan yang rendah
adalah contoh diantara banyak contoh. Untuk mengatasi itu harus diadakan pembangunan.
Oleh karena itu disamping usaha untuk melindungi lingkungan terhadap pembangunan yang

35
. Noer Fauzi Rachman, Panggilan tanah air, hlm 61
36
Lois Leahy, Kosmos, manusia dan Allah, BPK GM, Jakarta, 1986 Hlm 102.
37
. Daryanto, Masalah pencemaran, hlm.36
38
. Otto Soemarwoto, Analisa dampak lingkungan, Gajah Mada University Press, Yogyakarta, 1988 hlm. 40

14
tidak bijaksana, perlu pula dilakukan usaha untuk melindungi pembangunan dari dampak
aktivitas lingkungan.39 Adanya pembangunan ialah karena adanya kebutuhan untuk
menaikkan kesejahteraan rakyat. Pembangunan itu dijabarkan kedalam program dalam
berbagai bidang yang selanjutnya dirinci kedalam berbagai proyek. Wlaupun analisis dampak
lingkungan dapat juga digunakan untuk menganalisis dampak yang diperkirakan akan
ditimbulkan oleh program, namun pada umunya ADL digunakan untuk proyek. Hal ini
disebabkan karena ADL untuk program lebih sulit pelaksanaanya dari pada untuk proyek.
Pemanfaatan sumberdaya alam harus didasarkan atas kebijaksanaan memelihara keselarasan,
keserasian, keseimbangan dan kelestarian lingkunganya, jika mungkin bahkan harus
meningkatkan kualitas lingkungan sehingga dapat dinikmati oleh penghuninya dari generasi
ke generasi.

VI. KESIMPULAN
- Pandangan Kristen terhadap ekologi, pertama-tama mesti diletakkan dalam konteks
soteriologi dan kristologi. Sejarah keselamatan yang penuh dengan janji-janji
keselamatan, bagi orang Kristen memuncak dalam diri Yesus kristus. Yesus Kristus
adalah pewahyuan diri Allah yang final dan definitive. Lewat peristiwa inkarnasi
Allah hadir di dan bersama dunia. Dalam dan lewat Yesus Kristus, tidak hanya
manusia, tetapi seluruh alam semesta diciptakan, diperdamaikan, dan dipersatukan
dengan Allah. Salib dan kebangkitan Yesus Kristus membawa penebusan dan
keselamatan bagi seluruh alam semesta.
- Dalam kenyataannya dunia diambang kepunahan, bencana-bencana mengancam umat
manusia, tumbuh-tumbuhan, hewan dan mahluk hidup lainnya. Manusia sebagai
mahluk ciptaan Tuhan yang mulia harus bersatu walaupun mempunyai keperbedaan
agama, suku, budaya dan latar belakang untuk menanggulangi, mencari solusi dan
jalan keluar dari ekologi ini.
- Melihat semakin rusaknya alam, terkhusus di Indonesia maka gereja terpanggil untuk
member pandangan bagimana mengolah dan memelihara lingkungan, kerusakan
lingkungan yang diakibatkan oleh prilaku manusia itu sendiri. Bumi adalah tanggung
jawab kita kepada yang Maha Kuasa oleh sebab itu pemeliharaan lingkungan adalah
tanggungjawab umat Tuhan yang tidak terpisahkan dengan injil.

39
Bd Otto Soemarwoto, Analisis dampak lingkungan, hlm. 42

15
16
DAFTAR PUSTAKA
Boangmanalu, Jusen
2014 Kristologi lintas budaya Batak, Medan : Univ. HKBP
Nomensen.
Brown, R Lester
1982 Hari yang ke dua puluh Sembilan, Jakarta : Erlangga.
Boff, Leonardo
2008 Jeritan bumi, jeritan penderitaan, Medan : Bina Media Perintis.
Daryanto
1995 Masalah pencemaran, Bandung : Tarsito.
Daryanto
1995 Ekologi dan sumber daya alam, Bandung : Tarsito

2010 Dokumen keesaan gereja, Jakarta : PGI


Drummond, Celia Deane
2012 Teologi & Ekologi, Jakarta : BPK Gunung Mulia
Gutrie, Donald
1991 Teologi Perjanjian Baru I, Diterjemahkan oleh Lisda T,
Gamadi, dkk, Jakarta, BPK Gunung Mulia.
Kintter, Paul F
2012 Satu bumi banyak agama, Jakarta : BPK Gunung Mulia.
Leahy S.J,Louis
1986 Kosmos Manusia dan Allah, Jakarta : BPK Gunung Mulia.
Milne, Antony
1996 Dunia diambang kepunahan, Jakarta : BPK Gunung Mulia.
Munthe, A
1993 Kata-kata sulit Teologia A – Z, Yogyakarta : Taman Pustaka
Kristen.
Penyusun, Tim
1988 Kamus besar bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka.
Penyusun, Tim
1993 Ensiklopedia Umum. Yogyakarta : Kanasiaus
Sitinjak, Martongo
2016 Firman bekerja, Medan : Sinarta.

17
Soemarwoto, Otto
1988 Analisis dampak lingkungan, Yogyakarta : Gajah mada
University Press
Yohanes, Kristoforus Tara
2008 Ekologi dalam Kristen dan Islam, Yokyakarta : Yayasan
Pustaka Nusantara.

18
MASALAH EKOLOGI DAN

PENANGGULANGANNYA
D
I
S
U
S
U
N
OLEH : Pdt.Baha Pasaribu,STh
JENIS UJIAN : Take home exam
Mata ujian : Teologia Sistematia
Dosen : PDT.DR.JUSEN BOANGMANALU
SEKOLAH TINGGI TEOLOGIA HKBP PEMATANG SIANTAR

19

Anda mungkin juga menyukai