Disusun Oleh:
ERI PATMASARI 125020300111014
INDRI KUSUMA DEWI 145020301111090
DESY NUR ISMIRIANTI 145020301111058
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA – MALANG
PENETAPAN HARGA TRANSFER
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai tiga sub bab, yakni:
TUJUAN PENETAPAN HARGA TRANSFER
METODE PENGETAPAN HARGA TRANSFER
ADMISTRASI HARGA TRANSFER
Latar Belakang
Berawal dari adanya pembagian atas organisasi dalam suatu perusahaan menjadi pusat
laba, maupun pusat investasi. Sehingga perputaran maupun trabsfer barang yang dilakuakn
antar perusahaan pun menimbulkan suatu permaslahan mislanya dalam menentukan harga
transfer barang. Dalam keadaan seperti into menejer dituntut untuk menganalisis bagaimanakah
tindakan efektif yang harus dilakukan, untuk memberikan sutu keputusan akapah barang
tersebut debeli dari pemasok luar atakau diberi dari departemen dalam satu perusahaan,
ataukah melakukan penjualan kepada pihak ketiga maupun melakukan penjualan kepada
depatremen lain dalam satu perusahaan. Dari sekian keputusan manakah yang paling
memebrikan tingkat efektifitas dan manajemen laba paling tinggi, sehingga keputusan tersebut
harus diambil?
Perusahaan sendiri akan melakukan berbagai metode untuk penetapan harga yang
dirasa paling adil dan membawa keuntungan bagi perusahaana. Pada perusahaan-perusahaan
kecil biasanya ditetapkan oleh manajemen puncak bukannya oleh bagian pemasaran.Sedangkan
pada perusahaan-perusahaan besar penetapan harga biasanya ditangani oleh manajer divisi dan
lini produk. Bahkan disni manajemen punjak juga menetapkan tujuan dan kebijakan umum
penetapan harga serta serta memberian persetujuan atas ususlan harga dari manajemen
dibawahnya. Masalah penentuan Harga Transfer dijumpai dalam perusahaan yang organisasinya
disusun menurut pusat – pusat laba, dan antara pusat laba yang dibentuk terjadi transfer barang
atau jasa. Latar belakang timbulnya masalah harga transfer dapat dihubungkan dengan proses
diferensiasi bisnis dan perluna integrasi dalam organisasi yang telah melakukan diferensiasi
bisnis.
Disusun Oleh:
ERI PATMASARI 125020300111014
INDRI KUSUMA DEWI 145020301111090
DESY NUR ISMIRIANTI 145020301111058
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA - MALANG
PENGENDALIAN TERHADAP MANAJEMEN OPERASI
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai tiga sub bab, yakni:
INFORMASI DALAM PENGENDALIAN OPERASI
PERKEMBANGAN TERKINI DALAM TEKNIK PENGENDALIAN OPERASIONAL DAN IMPLIKASINYA
DALAM PENGENDALIAN MANAJEMEN
TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TPQ)
COMPUTER INTEGRATED MANUFACTURING (CIM) DECSION SUPPORT SYSTEMS (DSS)
PENDAHULUAN
Kegiatan pengendalian dapat diklasifikasikan dalam dua jenis yaitu :
1. Pengendalian Manajemen (management control)
2. Pengendalian Operasional (operational control)
Pengendalian Operasional
Proses untuk memastikan bahwa tugas yang telah ditentukan dilaksanakan secara efektif dan
efisien
Orientasi jangka pendek
Difokuskan pada proses pengendalian
Perbedaan antara formulasi strategi dan pengendalian manajemen:
– Formulasi strategi adalah proses pengambilan keputusan strategi baru
– Pengendalian manajemen adalah proses implementasi strategi tersebut
– Perbedaan antara pengendalian tugas dan pengendalian manajemen.
Dengan konsep total pengendalian kualitas, maka system pengendalian kualitas menjadi:
1. Departemen kualitas menjadi hanya coordinator yang akan mempengaruhi kualitas pada
fungsimasing-masing.
2. Masing-masing fungsi dalam organisasi harus mempunyai pedoman pengendalian mutu
yangakan menunjukkan jalan untuk menjaga mutu dalam kinerja.
3. Konsep total pengendalian kualitas mengharuskan Departemen kualitas untuk
lebihmenitikberatkan perhatian pada perencanaan dan mengurangi perhatian pada pemeriksaan
dan pengawasan.
4. Pendekatan total kualitas menekankan pencegahan terhadap suatu kesalahan
danmemperkenalkan semua konsep mutu dalam rangka pencapaian tujuan perusahaan
sehinggamasing-masing fungsi akan bertanggung jawab pada mutu pekerjaan
5. Departemen kualitas menyiapkan semua perangkat untuk menjamin bahwa semua fungsi
didalam organisasi melaksanakan apa yang diinginkan oleh system pengendalian kualitas.Sebuah
program hanya diterapkan ke seluruh bagian dari organisasi di mana program ini
akanmenjelaskan bagaimana total pengendalian kualitas harus diselenggarakan, bagaimana
masing-masing individu sadar berperan serta dalam pengendalian kualitas dan bagaimana
pendekatan inidiukur pada masing-masing kinerja.