Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH HAKIKAT MANUSIA

KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrahim,
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya
yang senantiasa selalu menyertai seluruh tugas dan tanggung jawab, sehingga penyusun dapat
menyelesaikan tugas makalah untuk mata kuliah agama sesuai dengan ketentuan dan waktu
yang ditentukan walau masih sangat sederhana. Laporan ini disusun dalam rangka memenuhi
salah satu syarat untuk melengkapi nilai tugas kelompok Al Islam Kemuhammadiyahan.
Adapun kendala-kendala yang sering penyusun hadapi dalam penyusunan laporan ini. Namun
berkat berbagai pihak, penyusun dapat laporan ini. Berkaitan dengan hal tersebut, penyusun
mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak tersebut.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena
itu kritik dan saran yang membangun sangat penyusun harapkan demi kesempurnaan
makalah ini dan sebagai acuan penyusun untuk bisa melangkah lebih maju lagi di masa
depan.
Akhir kata, Penyusun berharap dengan adanya makalah ini, dapat bermanfaat untuk
semuanya.

Semarang, 17 September 2018

Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN iii
A. LATAR BELAKANG 1

B. RUMUSAN MASALAH 2

C. TUJUAN 3

BAB II PEMBAHASAN 4
A. PENGERTIAN MANUSIA DALAM BERBAGAI MACAM PAHAM
PIKIRAN 5

B. KONSEPSI MANUSIA PERSPEKTIF ISLAM 6

C. ASAL USUL PENCIPTAAN MANUSIA 7

D. TAHAP KEJADIAN MANUSIA 8

E. MISTERI KEHEBATAN MANUSIA 9

F. TUJUAN PENCIPTAAN MANUSIA 10

G. KEMAMPUAN MANUSIA: FISIK, INTELEKTUAL, EMOSIONAL-SOSIAL,


MORAL SPRITUAL DALAM MENGHADAPI TANTANGAN KEHIDUPAN 11

BAB III PENUTUP 13


A. KESIMPULAN 14
B. SARAN 15

DAFTAR PUSTAKA 16

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Allah SWT sebagai pencipta telah menciptakan langit dan bumi, dan segala sesuatu
yang ada di antara keduanya. Salah satu ciptaan Allah itu adalah manusia, yang diberi
keistimewaan berupa kemampuan berpikir yang melebihi jenis makhluk lain yang sama-
sama menjadi penghuni bumi. Kemampuan berpikir itulah yang diperintahkan Allah agar
dipergunakan untuk mendalami wujud atau hakikat dirinya dan tidak semata-mata
dipegunakan untuk memikirkan segala sesuatu di luar dirinya. Demikianlah
kenyataannya bahwa manusia tidak pernah berhenti berpikir, kecuali dalam keadaan tidur
atau sedang berada dalam situasi diluar kesadaran. Manusia berpikir tentang segala
sesuatu yang tampak atau dapat ditangkap oleh pancaindera bahkan yang abstrak
sekalipun. Dari sejarah kehidupan manusia ternyata tidak sedikit usaha manusia dalam
memikirkan wujud atau hakikat dirinya, meskipun sebenarnya masih lebih banyak yang
tidak menaruh perhatian untuk memikirkannya.

B. RUMUSAN MASALAH
1 Pengertian Manusia Dalam Berbagai Macam Paham Pikiran?

2 Apakah konsepsi manusia perspektif islam?

3 Bagaimana asal usul penciptaan manusia?

4 Bagaimana tahapan kejadian manusia?

5 Apa saja misteri kehebatan manusia?

6 Apa tujuan penciptaan manusia?

7 Apa saja kemampuan Manusia dalam bidang fisik, intelektual, emosional-Sosial,


moral spiritual dalam menghadapi tantangan kehidupan?

C. TUJUAN
1. Mememnuhi tugas matakuliah Al islam dan Kemuhammadiyahan.

2. Menambah wawasan tentang hakikat manusia dalam pandangan islam

3. Menambah keimanan kepada Allah

4. Memahami kelebihan dan kekurangan manusia


BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN MANUSIA DALAM BERBAGAI MACAM PAHAM PIKIRAN


Manusia adalah makhluk ciptaan Allah SWT yang diciptakan dalam bentuk yang
sebaik-baiknya. (QS. At.Tin ayat 4). Kedudukan akal dalam Islam adalah merupakan
suatu kelebihan yang diberikan Allah kepada manusia dibanding dengan makhluk-
makhluk-Nya yang lain. Dengannya, manusia dapat membuat hal-hal yang dapat
mempermudah urusan mereka di dunia.

1. Hakikat manusia menurut Islam

Pada hakikat diciptakannya manusia menurut islam yakni sebagai mahluk


yang diperintahkan untuk menjaga dan mengelola bumi. Hal ini tentu harus kita
kaitkan dengan konsekuensi terhadap manusia yang diberikan suatu kesempurnaan
berupa akal dan pikiran yang tidak pernah di miliki oleh mahluk-mahluk hidup yang
lainnya. Manusia sebagai mahluk yang telah diberikan kesempurnaan haruslah
mampu menempatkan dirinya sesuai dengan hakikat diciptakannya yakni sebagai
penjaga atau pengelola bumi yang dalam hal ini disebut dengan khalifah. Status
manusia sebagai khalifah , dinyatakan dalam Surat All-Baqarah ayat 30. Kata
khalifah berasal dari kata khalafa yakhlifu khilafatan atau khalifatan yang berarti
meneruskan, sehingga kata khalifah dapat diartikan sebagai pemilih atau penerus
ajaran Allah.

2. Hakikat manusia menurut Etimologis

Hakekat manusia secara Etimologis dijelaskan bahwa mansuia adalah term


basyar yang berarti penampakan sesuatu yang baik dan indah. Manusia disebut basar
karena ia nampak jelas berbeda dengan makhluk lainnya.

Manusia diberi Allah potensi yang sangat tinggi nilainya seperti pemikiran,
nafsu, kalbu, jiwa, raga, panca indera. Namun potensi dasar yang membedakan
manusia dengan makhluk ciptaan Allah lainnya terutama hewan adalah nafsu dan
akal/pemikiran. Manusia memiliki nafsu dan akal, sedangkan binatang hanya
memiliki nafsu. Manusia yang cenderung menggunakan nafsu saja atau tidak
mempergunakan akal dan berbagai potensi pemberian Allah lainnya secara baik dan
benar, maka manusia akan menurunkan derajatnya sendiri menjadi binatang,
walaupun Al-Quran tidak menggolongkan manusia ke dalam kelompok binatang
seperti yang dinyatakan Allah dalam Al-Quran (Q.S. Al A’raf : 179) : Mereka (jin
dan manusia) punya hati tetapi tidak dipergunakan untuk memahami (ayat ayat
Allah), punya mata tetapi tidak dipergunakan untuk melihat (tanda tanda keksuasaan
Allah), punya telinga tetap tidak mendengar (ayat ayat Allah). Mereka (manusia)
yang seperti itu sama (martabatnya) dengan hewan, bahkan lebih rendah (lagi) dari
binatang.

3. Hakikat manusia menurut teori Psikoanalisis

Para penganut teori psikoanalisis menyebut manusia sebagai homo volens


(makhluk berkeinginan). Menurut aliran ini, manusia adalah makhluk yang memiliki
prilaku interaksi antara komponen biologis (id), psikologis (ego), dan social
(superego). Di dalam diri manusia tedapat unsur animal (hewani), rasional (akali),
dan moral (nilai).

4. Hakikat manusia menurut teori Behaviorisme

Para penganut teori behaviorisme menyebut manusia sebagai homo


mehanibcus (manusia mesin). Behavior lahir sebagai reaksi terhadap
introspeksionisme (aliran yang menganalisa jiwa manusia berdasarkan laporan
subjektif dan psikoanalisis (aliran yang berbicara tentang alam bawa sadar yang
tidak nampak). Behavior yang menganalisis prilaku yang Nampak saja. Menurut
aliran ini segala tingkah laku manusia terbentuk sebagai hasil proses pembelajaran
terhadap lingkungannya, tidak disebabkan aspek.

5. Hakikat manusia menurut teori Kognitif

Para penganut teori kognitif menyebut manusia sebagai homo sapiens


(manusia berpikir). Menurut aliran ini manusia tidak di pandang lagi sebagai
makhluk yang bereaksi secara pasif pada lingkungannya, makhluk yang selalu
berfikir. Penganut teori kognitif mengecam pendapat yang cenderung menganggap
pikiran itu tidak nyata karena tampak tidak mempengaruhi peristiwa. Padahal
berpikir , memutuskan, menyatakan, memahami, dan sebagainya adalah fakta
kehidupan manusia.
B. KONSEPSI MANUSIA PERSPEKTIF ISLAM
Dalam al-quran istilah manusia ditemukan 3 kosa kata yang berbeda dengan makna
manusia, akan tetapi memilki substansi yang berbeda yaitu kata basyar, insan dan al-nas.
Kata basyar dalam al-quran disebutkan 37 kali salah satunya al-kahfi : innama anaa
basyarun mitlukum (sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kamu). Kata
basyar selalu dihubungkan pada sifat-sifat biologis, seperti asalnya dari tanah liat, atau
lempung kering (al-hijr : 33 ; al-ruum : 20), manusia makan dan minum (al-mu’minuum
: 33). Kata insan disebutkan dalam al-quran sebanyak 65 kali, diantaranya (al-alaq : 5),
yaitu allamal insaana maa lam ya’ (dia mengajarkan manusia apa yang tidak
diketahuinya). Konsep islam selalu dihubungkan pada sifat psikologis atau spiritual
manusia sebagai makhluk yang berpikir, diberi ilmu, dfan memikul amanah (al-ahzar :
72). Insan adalah makhluk yang menjadi (becoming) dan terus bergerak maju ke arah
kesempurnaan. Kata al-nas disebut sebanyak 240 kali, seperti al-zumar : 27 walakad
dlarabna linnaasi fii haadzal quraani min kulli matsal (sesungguhnya telah kami
buatkan bagi manusia dalam al-quran ini setiap macam perumpamaan). Konsep al-nas
menunjuk pada semua manusia sebagai makhluk social atau secara kolektif. Dengan
demikian al-quran memandang manusia sebagai makhluk biologis, psikologis, dan
social. Manusia sebagai basyar, diartikan sebagai makhluk social yang tidak biasa hidup
tanpa bantuan orang lain dan atau makhluk lain. Sebenarnya maniusia itu terdiri dari 3
unsur yaitu:

1. Jasmani.
Terdiri dari air, kapur, angin, api dan tanah.
2. Ruh
Terbuat dari cahaya (nur). Fungsinya hanya untuk menghidupkan jasmani saja.
3. Jiwa (an nafsun/rasa dan perasaan).
Manusia memiliki fitrah dalam arti potensi yaitu kelengkapan yang
diberikan pada saat dilahirkan ke dunia. Potensi yang dimiliki manusia dapat di
kelompokkan pada dua hal yaitu potensi fisik dan potensi rohania.
Ibnu sina yang terkenal dengan filsafat jiwanya menjelaskan bahwa
manusia adalah makhluk social dan sekaligus makhluk ekonomi. Manusia adalah
makhluk social untuk menyempurnakan jiwa manusia demi kebaikan hidupnya,
karena manusia tidak hidup dengan baik tanpa ada orang lain. Dengan kata lain
manusia baru bisa mencapai kepuasan dan memenuhi segala kepuasannya bila hidup
berkumpul bersama manusia.

C. ASAL USUL PENCIPTAAN MANUSIA MANUSIA


1. Asal usul kejadian manusia menurut teori ilmu pengetahuan

Asal usul manusia menurut ilmu pengetahuan tidak bisa dipisahkan dari teori
tentang spesies lain yang telah ada sebelumnya melalui proses evolusi. Evolusi
menurut para ahli paleontology dapat dibagi menjadi empat kelompok berdasarkan
tingkat evolusinya, yaitu : Pertama, tingkat pra manusia yang fosilnya ditemukan di
Johanesburg Afrika Selatan pada tahun 1942 yang dinamakan fosil Australopithecus.
Kedua, tingkat manusia kera yang fosilnya ditemukan di Solo pada tahun 1891
yang disebut pithecanthropus erectus. Ketiga, manusia purba, yaitu tahap yang lebih
dekat kepada manusia modern yang sudah digolongkan genus yang sama, yaitu
Homo walaupun spesiesnya dibedakan. Fosil jenis ini di neander, karena itu disebut
Homo Neanderthalesis dan kerabatnya ditemukan di Solo (Homo Soloensis).
Keempat, manusia modern atau Homo sapiens yang telah pandai berpikir,
menggunakan otak dan nalarnya.

2. Asal usul kejadian manusia berdasarkan Alquran

Terlepas dari beberapa pendapat diatas, benar atau salah, terbukti atau tidak,
mari kita lihat apa yang ada dalam al qur an.

a. Manusia terbuat dari air

Dalam Al qur-an Allah SWT berfirman :


ً۬‫ك ققدديِرررا‬
‫صههررر ‌اً۬ قوقكاَقن قربَب ق‬
‫ق دمقن ٱهلقماَدء بققشررراً۬ فققجقعلقهه ۥ نققسررباَ قو د‬
‫قوههقو ٱللدذىِ قخلق ق‬
Artinya: ”Dan Dia [pula] yang menciptakan manusia dari air, lalu Dia jadikan
manusia itu [punya] keturunan dan mushaharah, dan adalah Tuhanmu Maha
Kuasa.”
b. Manusia terbuat dari tanah debu

Qs Ali Imran 59 :
‫إدلن قمثققل دعيقسىى دعنِقد ٱللد قكقمثقدل قءاً۬قد ‌قم قخلقققهه ۥ دمن تهقراً۬ ر ب‬
‫ب ثهلم ققاَقل لقهه ۥ هكن فقيقهكوهن‬
Artinya: “Sesungguhnya misal [penciptaan] ’Isa di sisi Allah, adalah seperti
[penciptaan] Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah
berfirman kepadanya: "Jadilah" [seorang manusia], maka jadilah dia”.
c. Manusia terbuat dari Tanah liat

Qs Ash-shaaffat 11 :
‫قفٱَهستقهفتددہ هم أقهه هم أققشبَد قخهلرقاَ قأم لمهن قخلقهق ق ‌نِاَ إدلناَ قخلقهقنِقىـههم ممن دطيربن للدز ب د‬
‫ب‬
Artinya: “Maka tanyakanlah kepada mereka [musyrik Mekah]: "Apakah
mereka yang lebih kokoh kejadiannya ataukah apa [2] yang telah Kami
ciptakan itu?" Sesungguhnya Kami telah menciptakan mereka dari tanah liat.”
d. Manusia terbuat dari tanah lumpur

Qs Al-Hijr 28 :
‫صىـربل ممهن قحقم رإ ب لمهسهنِوربن‬ ‫ك لدهلقملقىـ ـ ٮٮدقكدة إدمنى قخىـلد ق ه‬
‫ق بققشررراً۬ ممن ق‬
‫صهل ق‬ ‫قوإدهذ ققاَقل قربَب ق‬
Artinya: “Dan [ingatlah], ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat:
"Sesungguhnya Aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering
[yang berasal] dari lumpur hitam yang diberi bentuk.”

e. Manusia terbuat dari tanah tembikar

Qs Ar Rahman 14 :
‫صىـربل قكٱَهلفقلخاَدر‬
‫صهل ق‬
‫ق ٱ ه دلنقسىـقن دمن ق‬
‫قخلق ق‬
Artinya: “Dia menciptakan manusia dari tanah kering seperti tembikar”.

f. Manusia terbuat dari saripati tanah

Qs Al Mu minun 12-16 :
‫قولقققهد قخلقهققنِاَ ٱ ه دلنقسىـقن دمن هسلقىـلقربة ممن دطيربن ثهلم قجقعهلنِقىـهه نههطفق رةر دفى قققراً۬ربر لمدكيربن هثـلم قخلقهقنِقــاَ ٱلبَنِهطقفـةق قعلقققـ رةر فققخلقهقنِقــاَ ٱهلقعلقققـةق‬
‫ك ٱلله أقهحقسهن ٱهلقخىـلددقيقن ثهــلم إدنلهكــم‬ ‫ضقغ رةر فققخلقهققنِاَ ٱهلهم ه‬
‫ضقغةق دعظقىـررماَ فققكقسهوقناَ ٱهلدعظقىـقم لقهحررماَ ثهلم قأنقشهأنقىـهه قخهلرقاَ قءاً۬قخ ‌قر فقتققباَقر ق‬ ‫هم ه‬
‫ك لققميمهتوقن ثهلم إدنلهك هم يِقهوقم ٱهلقديقىـقمدة تههبقعهثوقن‬
‫بقهعقد قذٲَلد ق‬
Artinya: “Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu
saripati [berasal] dari tanah. (12) Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani
[yang disimpan] dalam tempat yang kokoh [rahim]. (13) Kemudian air mani itu
Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal
daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang
belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia
makhluk yang [berbentuk] lain. Maka Maha Sucilah Allah, Pencipta Yang
Paling Baik. (14) Kemudian, sesudah itu, sesungguhnya kamu sekalian benar-
benar akan mati. (15) Kemudian, sesungguhnya kamu sekalian akan
dibangkitkan [dari kuburmu] di hari kiamat. (16)”.
g. Manusia terbuat dari tanah bumi

Qs An Najm 32 :
‫ه‬ ‫ه‬ ‫ه‬ ‫ٱللدذيِقن يِقهجتقنِدهبوقن قكبقىـ ـ ٮٮدقر ٱ ه دلهثدم قوٱهلفققوٲَدح ق‬
‫ك قوٲَدسهع ٱلقمهغفدقر ‌دة ههــقو أقهعلقــهم بدهكــ هم إدذ قأنقشــأ قهكم ممــقن ٱلقهر د‬
‫ض‬ ‫ش إدلل ٱلللقم ‌قم إدلن قربل ق‬
‫قوإدهذ قأنته هم أقدجنِل رةة دفى به ه‬
‫طودن أهلمهقىـتدهك ‌هم فققل تهقزبَكـوااً۬ قأنفهقسهك ‌هم ههقو أقهعلقهم بدقمدن ٱتلقق ى ـى‬
Artinya: “[Yaitu] orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan keji
yang selain dari kesalahan-kesalahan kecil. Sesungguhnya Tuhanmu Maha
Luas ampunan-Nya. Dan Dia lebih mengetahui [tentang keadaan]mu ketika
Dia menjadikan kamu dari tanah dan ketika kamu masih janin dalam perut
ibumu; maka janganlah kamu mengatakan dirimu suci. Dialah yang paling
mengetahui tentang orang yang bertakwa.”

D. TAHAPAN KEJADIAN MANUSIA


1. Kejadian manusia menurut Bibel
Menurut penjelasan di dalam Bibel, Bibel tidak memuat pernyataan-
pernyataan mengenai berbagai fenomena alam yang pada setiap masa sejarah
manusia dapat menjadi subyek pengamatan dan dapat meningkatkan banyaknya
penjelasan atas kemahakuasaan Tuhan, disertai dengan rincian-rincian spesifik
tertentu. Sebagaimana akan kita lihat nanti, teks-teks semacam itu hanya ada di
dalam Al-Qur’an. Penjelasan-penjelasan Bibel mengenai asal-usul penciptaan
manusia, dijelaskan di dalam Kitab Genesis dalam ayat-ayat yang membahas
penciptaan secara keseluruhan. Salah satu ayat yang ada di dalam Kitab Genesis
berbunyi : “Lalu Tuhan berkata, ‘Biarlah kita membuat manusia dalam citra kita,
sesuai dengan kita; dan jadilah mereka menguasai ikan di laut, burung di udara,
ternak, dan segala suatu di atas bumi serta setiap makhluk yang melata di atas
bumi”.
2. Kejadian Manusia Menurut Al-Qur’an
Al-Qur’an menyatakan proses penciptaan manusia mempunyai dua tahapan
yang berbeda, yaitu: Pertama, disebut dengan tahapan primordial. Manusia pertama,
Adam a.s. diciptakan dari al-tin (tanah), al-turob (tanah debu), min shal (tanah liat),
min hamain masnun (tanah lumpur hitam yang busuk) yang dibentuk Allah dengan
seindah-indahnya, kemudian Allah meniupkan ruh dari-Nya ke dalamA diri
(manusia) tersebut (Q.S, Al An’aam (6):2, Al Hijr (15):26,28,29, Al Mu’minuun
(23):12, Al Ruum (30):20, Ar Rahman (55):4). Kedua, disebut dengan tahapan
biologi. Penciptaan manusia selanjutnya adalah melalui proses biologi yang dapat
dipahami secara sains-empirik. Di dalam proses ini, manusia diciptakan dari inti sari
tanah yang dijadikan air mani (nuthfah) yang tersimpan dalam tempat yang kokoh
(rahim). Kemudian nuthfah itu dijadikan darah beku (‘alaqah) yang menggantung
dalam rahim. Darah beku tersebut kemudian dijadikan-Nya segumpal daging
(mudghah) dan kemudian dibalut dengan tulang belulang lalu kepadanya ditiupkan
ruh (Q.S, Al Mu’minuun (23):12-14). Hadits yang diriwayatkan Bukhari dan
Muslim menyatakan bahwa ruh dihembuskan Allah swt. ke dalam janin setelah ia
mengalami perkembangan 40 hari nuthfah, 40 hari ‘alaqah dan 40 hari mudghah.
Penciptaan manusia dan aspek-aspeknya itu ditegaskan dalam banyak ayat.
Beberapa di antaranya sebagai berikut:

a. Manusia tidak diciptakan dari mani yang lengkap, tetapi dari sebagian kecilnya
(spermazoa).

b. Sel kelamin laki-lakilah yang menentukan jenis kelamin bayi.

c. Janin manusia melekat pada rahim sang ibu bagaikan lintah.

d. Manusia berkembang di tiga kawasan yang gelap di dalam rahim.

e. Setetes Mani

Sebelum proses pembuahan terjadi, 250 juta sperma terpancar dari si laki-laki
pada satu waktu dan menuju sel telur yang jumlahnya hanya satu setiap siklusnya.
Sperma-sperma melakukan perjalanan yang sulit di tubuh si ibu sampai menuju sel telur
karena saluran reproduksi wanita yang berbelok2, kadar keasaman yang tidak sesuai
dengan sperma, gerakan ‘menyapu’ dari dalam saluran reproduksi wanita, dan juga gaya
gravitasi yang berlawanan. Sel telur hanya akan membolehkan masuk satu sperma
saja.Artinya, bahan manusia bukan mani seluruhnya, melainkan hanya sebagian kecil
darinya. Ini dijelaskan dalam Al-Qur’an : “Apakah manusia mengira akan dibiarkan tak
terurus? Bukankah ia hanya setitik mani yang dipancarkan?” (QS Al Qiyamah:36-37).

1. Segumpal Darah Yang Melekat di Rahim

Setelah lewat 40 hari, dari air mani tersebut, Allah menjadikannya segumpal darah
yang disebut ‘alaqah.“Dia telah menciptakan manusia dengan segumpal darah”. (al
‘Alaq/96:2).

Ketika sperma dari laki-laki bergabung den gan sel telur wanita, terbentuk
sebuah sel tunggal yang dikenal sebagai “zigot” , zigot ini akan segera berkembang
biak dengan membelah diri hingga akhirnya menjadi “segumpal daging”. Tentu saja
hal ini hanya dapat dilihat oleh manusia dengan bantuan mikroskop.

Tapi, zigot tersebut tidak melewatkan tahap pertumbuhannya begitu saja. Ia


melekat pada dinding rahim seperti akar yang kokoh menancap di bumi dengan
carangnya. Melalui hubungan semacam ini, zigot mampu mendapatkan zat-zat
penting dari tubuh sang ibu bagi pertumbuhannya. Pada bagian ini, satu keajaiban
penting dari Al Qur’an terungkap. Saat merujuk pada zigot yang sedang tumbuh
dalam rahim ibu, Allah menggunakan kata “alaq” dalam Al Qur’an. Arti kata “alaq”
dalam bahasa Arab adalah “sesuatu yang menempel pada suatu tempat”. Kata ini
secara harfiah digunakan untuk menggambarkan lintah yang menempel pada tubuh
untuk menghisap darah.

2. Pembungkusan Tulang oleh Otot

Disebutkan dalam ayat-ayat Al Qur’an bahwa dalam rahim ibu, mulanya


tulang-tulang terbentuk, dan selanjutnya terbentuklah otot yang membungkus
tulang-tulang ini.

“Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu
Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang-
belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami
jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Sucilah Allah, Pencipta
Yang Paling Baik” (QS Al Mu’minun:14)

Para ahli embriologi beranggapan bahwa tulang dan otot dalam embrio
terbentuk secara bersamaan. Karenanya, sejak lama banyak orang yang menyatakan
bahwa ayat ini bertentangan dengan ilmu pengetahuan. Namun, penelitian canggih
dengan mikroskop yang dilakukan dengan menggunakan perkembangan teknologi
baru telah mengungkap bahwa pernyataan Al-Qur’an adalah benar kata demi
katanya. Penelitian di tingkat mikroskopis ini menunjukkan bahwa perkembangan
dalam rahim ibu terjadi dengan cara persis seperti yang digambarkan dalam ayat
tersebut. Pertama, jaringan tulang rawan embrio mulai mengeras. Kemudian sel-sel
otot yang terpilih dari jaringan di sekitar tulang-tulang bergabung dan membungkus
tulang-tulang ini.

3. Saripati Tanah dalam Campuran Air Mani

Cairan yang disebut mani tidak mengandung sperma saja. Ketika mani
disinggung di Al-Qur’an, fakta yang ditemukan oleh ilmu pengetahuan modern, juga
menunjukkan bahwa mani itu ditetapkan sebagai cairan campuran: “Dialah Yang
menciptakan segalanya dengan sebaik-baiknya, Dia mulai menciptakan manusia dari
tanah liat. Kemudian Ia menjadikan keturunannya dari sari air yang hina.” (Al-
Qur’an, 32:7-8).

E. MISTERI KEHEBATAN MANUSIA

Pembahasan ini menunjukkan bahwa manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang
sangat berbeda dengan makhluk lainnya di alam semesta ini. Manusia memiliki karakter
yang khas, bahkan dibandingkan dengan makhluk lai yang paling miip sekalipun.
Sebagai berikut ini kehebatan manusia dalam berbagai aspek:

1. Aspek kreasi

Apapun yang ada dalam tubuh manusia sudah dirakit dalam suatu tatanan yang
terbaik dan sempurna. Hal ini bisa dbandingkan dengan makhluk lain dalam aspek
penciptaannya manusia lebih fungsional dari tangan simpanse dan organ-organ
lainnya.

2. Aspek ilmu

Hanya manusia yang punya kemampuan memahami lebih jauh hakikat alam
semesta ini. Pengetahan hwan hanya sebatas pada naluri dasar yang tidak bisa
dikembangkan melalui pendidikan dan pengajaran. Manusia menciptakan teknologi
yang berkembang sampai dengan sekarang, manusia menciptakan kebudayaan dan
peradaban yang terus berkembang hingga sekarang.
3. Aspek kehendak

Manusia memiliki kehendak yang menyebabkan bisa mengadakan pilihan


dalam hidupnya. Makhluk lain hidup dalam suatu pola yang telah baku dan tak
pernah berubah.

4. Aspek akhlak

Manusia adalah makhluk yang dapat dibentuk akhlaknya. Ada manusia yang
sebelumnya baik tetapi karena pengaruh lingkungan tertentu dapat menjadi penjahat
demikian sebaliknya. Oleh sebab itu lembaga pendidikan diperlukan untuk
mengarahan kehidupan generasi yang akan datang agar lebih baik.

(Malik, 2009)

F. TUJUAN PENCIPTAAN MANUSIA

Tujuan penciptaan manusia di muka bumi mempunyai misi yang jelas dn pasti.
Ada 3 misi yang bersifat given yang diemban manusia yaitu misi pertama beribadah
(QS.Adz-Dzariyat:56), misi fungsional sebgai khalifah (QS.Al-Baqarah:30) dan misi
operasional untuk memakmurkan bumi (QS.Hud;61). Scara harafiah kata khalifah berarti
wakil atau pengganti degan demikian misi manusia di muka bumi adalah sebgai wakil
Allah SWT. Jika allah adalah sebagai pencipta seluruh jagat raya ini maka semua
manusia sebagai khalifah-Nya berkew ajiban untuk memakmurkan jagat raya utamanya
bumi dan seluruh isinya serta menjaganya dari kerusakan (Malik, 2009).

Peribadahan yang sempurna dari seorang manusia akan menjadikan dirimya


sebagai khalifah Allah yang amanah di muka bumi dalam mengelola kehidupan alam
semesta. Keseimbangan pada kehidupan manusia dapat dijaga dengan hukum-hukum
kemanusiaan yang Allah tetapkan. Kekacauan kehidupan manusia tidak sekedarakan
menghancurkan tatanana kehidupan manusia sendiri, tetapi juga adapat menghancurkan
bagian-bagian alam semesta yang lain yang bermuara pada kesulitan hidup manusia juga.
Inilah tujuan penciptaan manusia ditengah-tengah alam semesta.
G. KEMAMPUAN MANUSIA DI BERBAGAI BIDANG:FISIK, INTELEKTUAL,
EMOSIONAL SOSIAL, MORAL SPRITUAL.

Menurut berbagai ahli kemampuan manusia terletak pada kemauan, kesanggupan


kecakapan dalam diri manusia untuk mengerjakan sesuatu.

1. Kemampuan Fisik

Kemampuan fisik ini sering kita gunakan untuk melakukan aktifitas yang
membutuhkan stamina dan tenaga. Tidak dapat dipungkiri kemampuan berfikir harus
dibarengi pula dengan kemampuan fisik.

Sugesti yang baik tentu akan mempengaruhi cara berfikir anda hingga sesuatu
yang anda lakukan dapat menjadi berarti, untuk itu jangan ragu untuk mencoba
optomis dan menelaah seberapa jauh kemampuan anda dalam melakukan sesuatu.

2. Kemampuan Intelektual

Kemampuan intelektual merupakan kecakapan yang dimiliki seseorang dalam


berfikir. Dengan kemampuan berfikir, tindakan yang anda lakukan menjadi terarah
dan dapat bekerja secara efisien karena manusia tidak hanya mengandalkan
kemampuan fisik saja dalam melakukan berbagai macam hal. Kemampuan
intelektual seseorang dapat diukur melalui tes IQ yang menunjukkan seberapa cerdas
seseorang manusia.

3. Kemampuan Emosional Sosial

Kekuatan moral atau jiwa yang berupa sifat-sifat mental yang selalu dicari dan ingin
dimiliki oleh seseorang.

4. Kemampuan Moral Spiritual

Kekuatan rohani yang terbentuk dengan adanya kesadaran atau perasaan akan
hubungannya dengan Allah SWT atau menyadari dan merasakan hubungan tersebut.
Ketiga jenis kekuatan tersebut mempunyai dampak atau pengaruh terhadap manusia
untuk melakukan suatu perbuatan. Akan tetapi, besarkecilnya pengaruh tiga jenis
kekuatan tersebut berbeda satu sama lain. Di antara ketiga jenis kekuatan tadi, kekuatan
materi mempunyai dampak atau pengaruh yang paling lemah, sedangkan kekuatan moral
mempunyai dampak yang lebih besar dari kekuatan fisik.

Setiap manusia pasti akan menemui masalah dalam kehidupannya, namun semua
itu bukanlah hal yang harus di berat-beraatkan.

1. Hidup Penuh Ujian

Sebuah masalah hadir bukan untuk dihindari namun untuk dihadapi, sesulit
apapun masalah yang hadir pasti terdapat solusi terbaik untuk menyelesaikannya.
Tuhan menciptakan sebuah permasalahan karena Tuhan pasti tahu seberapa besar
kemampuan kita untuk menerima masalah tersebut.

2. Mengapa Harus Terpuruk / Galau

Keterpurukan adalah posisi manusia yang berada dalam batas aakhir


kemampuannya untuk menyelesaikan permasalahannya sendiri. Keterpurukan hadir
disaat diri kita tidak termotifasi mencari jalan keluar permasalahan yang sedang kita
alami, baik itu motifasi dari luar maupun motifasi dari dalam diri kita.

Tuhan akan selalu memberikan jalan untuk hidup kita. Secara tidak sadar
sebenarnya setiap hari kita selalu di hadapkan pada masalah, setiap hari pun kita
mampu untuk menyelesaikannya.

3. Bagai Mana Cara Menghadapi Masalah / Menghadapi Tantangan Kehidupan

a. Mampu menghadapi permasalahan yang ada

b. Jangan menghindari permasalahan

c. Selalu ada hal positif di setiap permasalahan yang dihadapi

d. Segera cari jalan keluar dalam menyelesaikan masalah


BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Hakekat manusia adalah kebenaran atas diri manusia itu sendiri sebagai makhluk yang
diciptakan oleh Allah SWT. Tetapi terdapat dua sudut pandang yang dapat digunakan
untuk memahami apa hakekat manusia itu, yaitu dari pandangan umum dan pandangan
agama Islam.
Hakekat manusia menurut pandangan umum mempunyai arti bermacam-macam, karena
tedapat berbagai ilmu dan perspektif yang memaknai hakekat manusia itu sendiri.
Seperti dalam perspektif filsafat menyimpulkan bahwa manusia merupakan hewan yang
berpikir karena memiliki nalar intelektual. Dalam perspektif ekonomi mengatakan
bahwa manusia adalah makhluk ekonomi. Perspektif Sosiologi melihat bahwa manusia
adalah makhluk social yang sejak lahir hingga matinya tidak pernah lepas dari manusia
lainnya. Sedangkan, perspektif antropologi berpendapat manusia adalah makhluk
antropologis yang mengalami perubahan dan evolusi. Dan dalam perspektif psikologi,
manusia adalah makhluk yang memiliki jiwa.
Hakekat manusia menurut pandangan Islam:

1. Sebagai khalifah dimuka bumi

2. Untuk beribadah kepada Allah

B. SARAN
Sebagai civitas akademik yang berpendidikan, sebaikya mahasiswa memahami
pengertian hakikat manusia dan dapat menerapkan hakikat manusia di dunia
pendidikan.

DAFTAR PUSTAKA

- Ari Mardana, 2015., Hakikat Manusia Dalam Islam.


http://arimardana.blog.fisip.uns.ac.id/2015/04/23/hakikat-manusia-menurut-islam/Diakses
pada tanggal 19 Oktober 2016.
- Hj. Khairuddin bin Haiyon, 2016., Asal Usul Kejadian Manusia.
http://www.jais.gov.my/article/asal-usul-kejadian-manusiaDiakses pada tanggal 19
Oktober 2016.
- Tina Aulia, 2010., Potensi-Potensi Manusial.
https://tianista.wordpress.com/2010/10/26/potensi-potensi-manusia/ Diakses pada tanggal
19 Oktober 2016.
- Agung Sasongko, 2014., Ini Sifat-sifat Manusia Dalam Al-Qur’an.
http://khazanah.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-nusantara/14/11/09/ner00l-ini-15-
sifat-manusia-dalam-alquranDiakses pada tanggal 20 Oktober 2016.
- Islam Wiki, 2012., Kelemahan Manusia Menurut Agama Islam.
http://islamiwiki.blogspot.co.id/2012/06/kelemahan-manusia-menurut-agama-islam.html
Diakses pada tanggal 20 Oktober 2016.
- Ammar Aulia, 2015., Beberapa Kelebihan Manusia Jika di Bandingkan Dengan Makhluk
Yang Lain. http://ammaraulia.blogspot.co.id/2015/09/beberapa-kelebihan-manusia-jika-
di.html Diakses pada tanggal 20 Oktober 2016

Anda mungkin juga menyukai