Bab I Makalah Jadi Tugas 6,7 Benarr
Bab I Makalah Jadi Tugas 6,7 Benarr
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Ditubuh manusia terjadi peperangan setiap waktu karena musuh-musuh yang datang
menyerang adalah bibit penyakit. Ada orang yang mudah sakit, ada pula orang yang jarang
sakit, ini ada kaitannya dengan sistem pertahanan tubuh seseorang tersebut. Jaringan tubuh
yang berperan penting dalam sistem pertahanan tubuh manusia adalah jaringan darah dan
jaringan limfa. Sistem limfatik adalah suatu sistem sirkulasi sekunder yang berfungsi
mengalirkan limfa atau getah bening di dalam tubuh. Limfa berasal dari plasma darah yang
keluar dari sistem kardiovaskular ke dalam jaringan sekitarnya. Cairan ini kemudian
dikumpulkan oleh sistem limfa melalui proses difusi ke dalam kelenjar limfa dan
dikembalikan ke dalam sistem sirkulasi. Semua jaringan tubuh terendam didalam cairan
jaringan yang terdiri atas konstituen darah dan materi sisa yang difus dari sel. Sebagian
cairan kembali ke kapiler limfe diujung vena dan sisanya berdifusi melalui dinding kapiler
dan membentuk limfa. Sistem limfatik terdiri atas limfe, pembuluh limfe, nodus limfe, organ
limfe ( seperti limpa dan kalenjar timus), serta jaringan limfoid difus ( misal tonsil dan
sumsum tulang belakang ). Adapun fungsi sistem limfatik adalah drainase jaringan, absorpsi
di usus halus dan imunitas. (Nurachmah, 2011 ).
Tubuh kita setiap saat terkena bakteri, jamur, atau virus. Akan tetapi, hanya sedikit yang
dapat masuk kedalam tubuh kita dan menimbulkan penyakit karena tubuh kita memiliki
sistem pertahanan tubuh. Sistem imunitas (pertahanan tubuh) adalah sistem yang berperan
penting dalam menjaga kesehatan tubuh kita. Sistem imunitas manusia terdiri atas organ
limfatik primer (sumsum tulang merah, kalenjar timus) dan organ limfatik sekunder (limpa,
nodus limfa, tonsil). Didalam tubuh, sistem tersebut dapat mengenali dan membedakan
antara materi asing yang berasal dari luar tubuh (ular, debu, virus dan mikroba) dengan
materi dari dalam tubuh. Mekanisme pertahanan tubuh manusia dibedakan atas respons
nonspesifik dan respons spesifik. (Pratiwi, dkk, 2007).
1
1. MENGETAHUI BAGAIMANA PENGERTIAN IMUNOLOGI
2. MENGETAHUI BAGAIMANA MEKANISME IMUNITAS DAN PERAN SEL
IMUN DAN RSC
3. MENGETAHUI BAGAIMANA PEMBENTUKAN ANTI GEN ANTIBODY
FUNGSI DAN PERAN GEN ANTIBODY
BAB II
2
PEMBAHASAAN
A. PENGERTIAN IMUNOLOGI
Imunologi adalah spesialisasi medis yang berkaitan dengan kekebalan dan semua aspek
dari kemampuan tubuh untuk melawan infeksi dan penyakit yang disebabkan oleh patogen
(organisme penyebab penyakit, yang biasanya adalah mikro-organisme). Contoh organisme
penyebab penyakit termasuk virus, bakteri, protozoa atau parasit yang bahkan lebih besar.
Selain itu, subjek imunologi diperumit oleh fakta bahwa individu manusia
juga mengembangkan respon kekebalan terhadap protein sendiri (dan molekul lainnya)
dalam autoimunitas dan melawan sel-sel kita sendiri secara menyimpang. Jenis respon imun
ini juga termasuk dalam bidang penelitian imunologi.
3
termasuk rheumatoid arthritis, diabetes melitus tipe 1 dan lupus erythematosus. Peran
penting imunologi tersebut pada kesehatan dan penyakit adalah bagian dari penelitian.
a. Peran sel imun
Didalam tubuh kita terdapat mekanisme perlindungan yang dinamakan sistem imun. Ia
mepertahankan tubuh kita terhadap jutaan bakteri, mikroba, virus, racun dan parasit yang
setiap saat menyerang tubuh kita.
Sistem imun terdiri dari ratusan mekanisme dan proses yang berbeda yang semuanya siap
bertindak begitu tubuh kita diserang oleh berbagai bibit penyakit seperti virus, bakteri,
mikroba, parasit dan polutan. Sebagai contoh adalah cytokines yang mengarahkan sel-sel
imun ke tempat infeksi, untuk melakukan proses penyembuhan.
SEL-SEL SISTEM IMUN
Respon imun humoral dan seluler
Respons imun alamiah: respons imun alamiah tidak memiliki spesifisitas dan memori
sehingga pertahanan tidak meningkat dengan adanya infeksi berulang. Respons ini
diperankan oleh sel fagosit dan sel NK dengan menggunakan faktor soluble yaitu lisosom,
komplemen, acute phase proteins (CRP), dan interferon. Mikroorganisme yang masuk dalam
tubuh akan melalui dua mekanisme pertahanan utama, yaitu efek destruksi oleh enzim yang
bersifat bakterisidal dan mekanisme fagositosis oleh sel-sel fagosit (gambar 4). Sel fagosit
akan mengenali berbagai mikroorganisme. Mekanisme ini akan menimbulkan respons
inflamasi akibat migrasi sel-sel yang terlibat dalam respons imun serta mengakibatkan
vasodilatasi.
Respons imun adaptif terjadi melalui identifikasi dan pengenalan terhadap adanya
stimulus, misalnya bakteri dan virus. Respons ini memiliki tiga karakter utama, yaitu
spesifik, memori, dan intensitas yang bervariasi. Komponen respons imun spesifik terdiri dari
respons imun humoral dan respons imun seluler.
1. Respons Imun Humoral
Respons imun humoral diawali dengan diferensiasi limfosit B menjadi satu populasi
(klon) sama yang memproduksi antibodi spesifik dan limfosit B memori. Antibodi akan
berikatan dengan antigen untuk mengaktivasi komplemen yang mengakibatkan hancurnya
antigen tersebut. Tiga elemen penting dalam respons imun humoral, yaitu: antibodi, reseptor
sel T (T cell receptors), dan molekul MHC (Major Histocompatibility Complex).7,19
Antibodi berfungsi untuk pertahanan host karena menjadikan mikroorganisme infektif
sebagai target, merekrut mekanisme efektor host yang dapat merusak, menetralkan toksin,
dan menyingkirkan antigen asing dari sirkulasi. TCR berinteraksi bukan dengan antigen
secara keseluruhan, tetapi dengan segmen pendek dari asam amino (antigen peptida). Fungsi
TCR adalah untuk mengikat dan mengenali kompleks antigen spesifik dengan molekul
MHC. MHC berfungsi untuk menentukan kemampuan sistem imun seseorang dalam
membedakan self dan nonself, mengatur berbagai interaksi antara berbagai jenis sel yang
terlibat dalam respons imun, dan menentukan kemampuan individu untuk bereaksi terhadap
4
antigen spesifik dan kecenderungan untuk menderita kelainan imunologik.
2. Respons Imun Seluler
Antibodi tidak dapat menjangkau mikroorganisme yang berkembang biak intraseluler.
Oleh karena itu, sistem imunitas tubuh mengaktivasi limfosit T untuk menghancurkan
mikroorganisme tersebut. Setelah antigen eksogen diproses oleh APC, akan terbentuk
fragmen peptida yang kemudian dapat berinteraksi dengan TCR bersamaan membentuk
kompleks dengan MHC. Limfosit T mengeluarkan subsetnya, yaitu Th (CD4), untuk
mengenal antigen bekerja sama dengan MHC kelas II. Antigen endogen dihasilkan oleh
tubuh inang. Sebagai contoh adalah protein yang disintesis virus dan protein yang disintesis
oleh sel kanker. Antigen endogen dirombak menjadi fraksi peptida yang selanjutnya
berikatan dengan MHC kelas I pada retikulum endoplasma. Limfosit T mengeluarkan
subsetnya, yaitu Tc (CD8), untuk mengenali antigen endogen untuk berikatan dengan MHC
kelas I. Sel Th1
Pada dasarnya, respons imun alamiah dan adaptif bekerja saling melengkapi. Sel-sel imun
saling berinteraksi dalam regulasi sistem imun.
6
Tiap-tiap toksin atau jenis organisme penginvasi mengandung satu senyawa kimia
spesifik atau lebih yang membedakannya dari semua senyawa lainnya. Umumnya
senyawa ini adalah suatu protein, polisakarida besar, atau kompleks lipoprotein besar, dan
inilah yang menyebabkan kekebalan didapat, zat ini disebut antigen.Hal sama pada
jaringan, seperti jantung yang ditransplantasikan dari manusia lain juga mengandung
sejumlah antigen yang dapat menimbulkan proses imun dan selanjutnya menyebabkan
destruksi cangkokan.
Zat-zat yang bersifat antigenik biasanya harus mempunyai berat molekul yang besar,
selanjutnya proses antigenisitas mungkin tergantung atas rantai prostetik yang secara
teratur timbul pada permukaan molekul besar, yang mungkin menerangkan mengapa
protein dan polisakarida hampir selalu bersifat antigenik, karena mereka mempunyai
kedua jenis sifat streokimia ini.
Kekebalan didapat adalah hasil dari jaringan limfoid tubuh. Pada orang yang secara
genetik tidak mengandung jaringan limfoid atau rusak oleh radiasi atau zat kimia,
kekebalan didapatnya tidak terbentuk. Jaringan limfoid hampir selalu terletak pada nodus
limfatikus, tetapi juga ditemukan dalam jaringan limfoid khusus seperti limpa, daerah
submukosa saluran pencernaaan, dan dalam jumlah kecil pada sumsum tulang.
Walaupun sebagain besar limfoit dalam jaringan limfoid normal, sel-sel ini
secara nyata dibagi atas 2 golongan, yaitu:
1. Limfosit T, bergantung jawab dalam pebentukan limfosit yang disensitisasi yang
memberikan kekebalan seluler, dimana Limfosit T dibentuk dalam timus,
2. Limfosit B, untuk pembentukan antibodi yang memberikan kekebalan humoral,
dimana limfosit B dibentuk dalam hati fetus.
Limfosit bersikulasi dalam darah selama beberapa jam tetapi kemudian terjebak oleh
jala retikulum di dalam jaringan limfoid, selanjutnya limfosit terus berproduksi dan
tumbuh jaringan limfoid seluruh tubuh. Sebenarnya bila orang menjadi kebal terhadap
jaringannya sendiri, proses kekebalan didapat akan menghancurkan tubuhnya sendiri
BAB III
PENUTUP
7
A. KESIMPULAN
B. SARAN
Kita bisa memahami peran imunologi dalam tubuh kita agar bisa lebih memahaminya
kami sarankan agar banyak membaca buku yang membahas tentang pelajaran
imunologi dan sel-sel yang berperan dalam system imunologi.
DAFTAR PUSTAKA
Entjang, Indan. 2003. Mikrobiologi dan Parasitologi. Bandung : PT Citra Aditya Bakti.
8
Hendra T. 2008. Kamus Kedokteran. Jakarta : Djambatan.
Nurrachmah, Elly. 2010. Dasar-dasar Anatomi dan Fisiologi. Jakarta : Salemba Medika
Pratiwi, Dkk. 2007. Biologi untuk SMA kelas XI. Jakarta : Erlangga.
Sujaidi, Dkk. 2007. Biologi Sains dalam Kehidupan. Surabaya : Yudhistira.
Syaifuddin. 2009. Anatomi Tubuh Manusia, edisi 2. Jakarta : Salemba Medika