Anda di halaman 1dari 10

A.

Definisi

Hipospadia merupakan kelainan bawaan saluran perkemihan disebabkan karena letak meatus
uretran berada tidak pada tempatnya yaitu tepat diujung penis, tetapi berada disisi bawah penis.

Epispadia adalah suatu kelainan bawaan berupa tidak adanya dinding uretra sebelah atas atau
letak susunan dorsal pada meatus uretra. (Suriyadi&Rita, 2001)

B. Etiologi

Penyebab pasti belum diketahui, ada beberapa faktor yang dianggap menjadi penyebab dari
hipospadia dan epispadia, antara lain :

1) Genetik

Anak dengan hipospadia mempunyai kemungkinan 8% untuk menderita kelainan yang sama dan 14%
jika ada saudara laki-laki yang menderita hipospadia/epispadia.

2) Endokrin

Lebih banyak ditemukan pada anak dengan kelainan fungsi kelenjar pituitari dan penurunan hormon
androgen. Penurunan androgen atau ketidak mempuan untuk menggunakan androgen dapat
mengakibatkan hipospadia. Selain itu, mutasi alpha reductase enzim-5, yang mengubah testosteron
(T) menjadi dihidrotestoteron (DHT), secara signifikan telah dihubungkan dengan kondisi hipospadia.
Menurut penelitian, ditemukan hampir 10% dari anak laki-laki dari hipospadia terisolasi memiliki
setidaknya satu alel terpengaruh dengan alpha reductase mutasi-5.

3) Lingkungan

Pada perkembangan penis yang abnormal ditemukan peningkatan estrogen. Aktivitaas estrogenik
signifikan yang sering terjadi terutama dalam masyarakat industri, menjadi salah satu penyebab
hipospadia. Konsumsi buah-buahan dan sayur-sayuran yang mengandung pestisida, serta lingkungan
yang berpolusi serta mengandung zat yang bersifat tetragonik dapat menimbulkan terjadinya mutasi
gen yang dapat mengarah pada hipospadia.

C. Klasifikasi

Drajat keparahan hipospadia dibagi berdasarkan lokasi meatus uretra dan besarnya angulasi penis
yang dicatat etika ereksi.

1. Derajat pertama: meatus uretral terletak pada pangkal glans penis. Pada kelainan ini secara
umumnya bersifat asimtomatik.
2. Derajat kedua: meatus uretral terletak antara glans penis dan skrotum (penil shaft).
3. Derajat ketiga: meatus uretral terletak pada pertemuan penoskrotal dan pelineum kelainan cukup
besar, umumnya pertumbuhan penis akan terganggu (Gray & Mootr, 2009).
Berdasarkan letak muara uretra setelah dilakukan koreksi korde, Browne 1936 dalam Purnomo
(2011), membagi hipospadia dalam tiga bagian besar, yaitu :
a. Hipospadia anterior terdiri atas tipe granular, subkoronal, dan penis distal
b. Hipospadia medius terdiri atas : midshaft dan penis proksimal
c. Hipospadia posterior terdiri atas; penoskrotal, skotal, dan perineal
D. Manifestasi Klinis
1. Glans penis bentuknya lebih datar dan ada lekukan yang dangkal dibagian bawah penis yang
menyerupai meatus uretra eksternus.
2. Preputium (kulup) tidak ada dibagian bawah penis, menumpuk dibagian punggung penis.
3. Adanya chordee, yaitu jaringan fibrosa yang mengelilingi meatus dan membentang hingga ke
glans penis, teraba lebih keras dari jaringan sekitar
4. Kulit penis bagian bawah sangat tipis
5. Tunika dartos, fasia Buch dan korpus spongiosum tidak ada
6. Dapat timbul tanpa chordee, bila letak meatus pada dasar dari glans penis
7. Chordee dapat timbul tanpa hipospadia sehingga penis menjadi bengkok
8. Sering diserati undescended testis (testis tidak turun ke kantong skrotum)
9. Kadang disertai kelainan konginental pada ginjal

E. Diagnosa

Diagnosa hipospadia dibuat berdasarkan pemeriksaan fisik. MRI dan cystourography digunakan
untuk mengetahui hubungan penurunan testis yang abnormal dan malformas traktus urinarius. Pada
pemeriksaan fisik, meatus uretra eksternal ditemukan pada bagian ventral penis. Sedangkanpada
epispadia meatus uretra eksternal terletak pada bagian dorsal penis.

Hipospadia merupakan gejala yang simtomatis. Anak laik-laki dengan hipospadia akan mengalami
kesulitan saat BAK. BAK sambil duduk mungkin bisa dilakukan tergantung dari tingkat keparahan.
Infeksi saluran kemih dapat terjadi akibat obstruksi urinary parsial karena abnormalitas meatus. Jika
letak meatus dekat dengan dasar penis, ejakulasi dan inseminasi normal akan sulit terjadi baik secara
parsial maupun total.

F. Komplikasi Hipos/Epispadia
a) Struktur uretra (terutama pada sambungan meatus uretra yang sebenarnya dengan uretra yang
baru dibuat atau fistula
b) Infertility
c) Risiko hernia inguinal
d) Gangguan psikososial

G. Penatalaksanaan
1) Tujuan utama dari penatalaksanaan bedah hipospadia adalh merekomendasikan penis menjadi
lurus dengan meatus uretra di tempat yang normal atau dekat dengan normal, sehingga aliran
kencing arahnya kedepan dan dapat melakukan coitus normal
2) Operasi harus dilakukan sejak dini, dan sebelum operasi dilakukan bayi atau anak tidak boleh
disirkumsisi karena kulit depan penis digunakan untuk pembedahan lainnya

Terkait dengan prosedur pembedahan atau operasi, dikenal banyak eknik operasi hispopadia yang
umumnya terdiri dari beberapa tahap, yaitu :

a. Operasi Hispopadia Satu Tahap (One Stage Urethoplasty)


Adalah teknik operasi sederhana yang sering digunakan, terutama untuk hispopadia tipe distal.
Tipe distal ini meatusnya letak anterior atau yang midle. Meskipun hasilnya kurang begitu bagus untuk
kelainan yang berat. Sehingga banyak dokter yang lebih memilih untuk melakkukan 2 tahap. Untuk
tipe hispopadia proksimal yang disertai dengan kelainan yang jauh lebih berat, maka one stage
urethoplasty nyaris dapat dilakukan. Tipe hispopadia proksimal seringkali diikuti dengan kelainan-
kelainan yang berat seperti korda yang berat, globuler glans yang bengkok ke arah ventral (bawah)
dengan dorsal; skin hood dan profenil bifid scrotum. Intinya tipe hispopadiayang letak lubang air
seninya lebih ke arah proksimal (jauh dari tempat semestinya) biasanya diikuti dengan penis yang
bengkok dan elainan lain di skrotum atau sisa kulit yang sulit ditarik pada saat dilakukan operasi
pembuatan uretra (saluran kencing). Kelainan yang seperti ini biasanya harus dilakukan 2 tahap.
b. Operasi Hipospadia Dua Tahap
1) Dilakukan pada usia 11/2-2 tahun. Pada tahap ini dilakukan insisi chordee dari muara uretra sampai
ke glans penis. Setelah eksisi chordee maka penis akan memnjadi lurus, akan tetapi uretra masih
terletak abnormal. Untuk melihat keberhasilan setelah eksisi dilakukan tes ereksi buatan intra
operatif dengan menyuntikkan NaCl 0.9% kedalam kavum caverbosum. Pada saat yang
bersamaan dilakukan operaso tunneling, yaitu pembuatan uretra pada glans penis dan muaranya.
Bahan untuk menutup luka presisi chordee diambil dari preputim pada bagian dorsal. Oleh karena
itu hispopadia merupakan kontra indikasi mutlak untuk sirkumsisi.
2) Tahap selanjutnya dilakukan uretfroplasty (pembuatan saluran kencing buatan/uretra) sesudah
6 bulan. Dokter akan menentukan tehnik operasi yang terbaik. Satu tahap atau dua tahap dapat
dilakukan sesuai dengan kelainan yang dialami oeh pasien. Pembedahan urethroplasty dilakukan
dengan menggunakan anastesi umum. Pembedahan hispopadia/epispadia ini bertujuan untuk
memperbaiki lengkung penis yang abnormal dan membuat uretra yang baru pada ujung penis.

H. Asuhan Keperawatan

Pengkajian

Pengkajian meliputi nama, umur, jenis kelamin. Keluhan utama yang biasa dirasakan, anak
mengalami kesulitan BAK, lubang penis tidak berada pada ujung sehingga pancaran urine bisa jadi ke
samping. Riwayat kesehatan masa lalu, riwayat kesehatan keluarga, riwayat imunisasi, status nutrisi
juga perlu dikaji. Pemeriksaan fisik (review of system) juga diperlukan untuk lebih memperkuat
penegakkan diagnosa.

Diagnosa Keperawatan

Pre Operasi

 Anak
a. Gangguan eliminasi urine b.d bentuk anatomis uretra eksternal yang abnormal
b. Nyeri akut b.d bentuk anatomis uretra eksternal yang abnormal
c. Risiko infeksi b.d pengeluaran urine yang tidak sempurna
d. Harga diri rendah b.d bentuk penis yang tidak sama dengan teman sebaya (muncul pada pre
school/school)
e. Kerusakan integritas kulit b.d pengeluaran urine yang tidak sempurna (merembes)
 Oranng Tua
a. Ansietas b.d bentuk abnormal penis saat anak BAK
b. Kurang pengetahuan b.d hipospadia/epispadia pada anak

Hospitalisasi (MRS)

 Anak
a. Risiko cedera b.d prosedur pembedahan, anesthesia
b. Nyeri b.d insisi bedah
c. Risiko komplikasi b.d prosedur pembedahan
 Orang Tua
a. Ansietas b.d prosedur pembedahan dan operasi anak
b. Kurang pengetahuanb.d proses pembedahan dan hasil operasi anak

Perencanaan Keperawatan

Pada Anak

1) Anak menunjukkan pola eliminasi urine normal, tidak disertai nyeri


2) anak akan merasa nyaman ditandai dengan tidak adanya tangisan, kegelisahan dan tidak ada
ekspresi nyeri
3) Anak akan bebas dari infeksii ditandai dengan analisa urine normal dan uhu tubuh di bawah
37,8oC
4) Anak akan merasa percaya diri dengan mau bergaul dengan temannya secara normal
5) Gangguan integritas kulit anak berkuranng sampai dengan normal

Pada Orang Tua

Kecemasan orang tua akan berkurang seiring dengan bertambahnya pengetahuan orang tua
tentang hipospadia/epispadia yang dialami oleh anak beserta penatalaksanaan dan prognosanya.

Intervensi Keperawatan

1. Pre Operasi
 Anak
1) Gangguan eliminasi urine b.d anatomis uretra eksterna yang abnormal

Tujuan : tidak terjadi gangguan eliminasi

Kriteria hasil :

a. Frekuensi BAK 5-7x/hari.


b. Klien mampu berkemih dengan nyaman.

Intervensi Rasional
 Kaji haluaran urine  Untuk mengetahui terjadinya retensi
urine atau tidak
 Kolaborasi pembedahan  Anak measa lebih tenang dan nyaman

2) Kerusakan integritas kulit b.d pengeluaran urin yang tidak sempurna (merembes)

Tujuan : setelah dilakukan asuhan keperawatan pasien tidak terjadi kerusakan


integritas kulit

Kriteria hasil :

a. Area penis setelah berkemih kering dan bersih


b. Klien tampak tenang
c. Keutuhan kulit penis tetap terjaga
d. Orang tua klien mampu membantu klien pada waktu BAK dan membersihkan setelah BAK
Intervensi Rasional
 Bantu anak membersihkan area penis  Area penis yang bersih mengurangi
setelah selesai berkemih ketidaknyamanan
 Tenangkan anak dengan memberikan  Berguna untuk membantu anak
pengertian tenang kondisinya dengan memahami penyebab
bahasa yang mudah dimengerti anak ketidaknyamanan yang dialaminya
 Libatkan orang tua dalam  Orang tua sebagai pihak terdekat anak
penatalaksanaan ini diharapkan pengertian yang diberikan
akan lebih mudah dipercaya oleh anak

3) Risiko infeksi b.d pengeluaran urine yang tidak sempurna

Tujuan : setelah dilakukan asuhan keperawatan tidak didapatkan tanda-tanda infeksi

Kriteria hasil :

a. Warna urine jernih, bau khas amoniak


b. Area genitalia terlihat bersih dan kering
c. Keluarga dapat membantu membersihkan aea genetalia klien sesuai dengan petunjuk
perawat

Intervensi Rasional
 Kaji urine, jumlah, warna dan bau  Untuk mengetahui adanya tanda-tanda
infeksi pada traktus urine
 Bantu anak membersihkan area  Area genetalia yang dibersihkan dengan baik
genitalianya pada saat BAK untuk setelah BAK dapat membantu mengurangi
mengurangi risiko terkena infeksi risiko terkena infeksi yang disebabkan
peningkatan jumlah kuman
 Libatkan keluarga dalam tindakan tersebut  Keluarga sebagai pihak terdekat diharapkan
untuk mengurangi risiko infeksi pada anak dapat membantu mengurangi risiko infeksi
anak secara langsung

4) Harga diri rendah b.d bentuk penis yang tidak sama dengan teman sebaya (muncul pada fase
preschool/school)
Tujuan : setelah dilakukan asuhan keperawatan klien dapat menerima keadaannya
saat ini dan yakin penyakitnya dapat disembuhkan.
Kriteria hasi :
a. Klien mampu bergaul dengan teman-temannya
b. Klien mengatakan bisa menerima keadaannya
c. Keluarga mampu meyakinkan anaknya atas kondisinya

Intervensi Rasional
 Kaji pennurunan harga diri pada anak  Penurunan harga diri pada anak dapat
menimbulkan gangguan perkembangan
mental anak
 Lakukan komunikasi pada anak tentang  Komunikasi yang efektif dapat
kondisinya saat itu. Yakinkan bahwa mengembalikan percaya diri anak akan
kondisi itu bisa diperbaiki. kondisinya saat itu an mengubah pola
berpikir anak tentang perbedaannya dengan
teman-temannya yang lain
 Libatkan keluarga untuk selalu  Pemberian motivasi pada anak diharaokan
memberikan motivasi pada anak dapat meningkatkan harga diri dan rasa
percaya dirinya

5) Gangguan body image b.d keanehan bentuk penis saat BAK (muncul pada fase preschool/school)
Tujuan : setelah dilakukan asuhan keperawatan klien dapat emngeluhkan akan
kondisinya saat ini
Kritria hasil :
a. Klien tidak mengeluhkan lagi kenapa kalau kencing lewat bawah
b. Klien mengatakan tidak mau lagi
Intervensi Rasional
 Kaji sejauh mana gangguan body  Gangguan body image dapat
image yang dialami anak mempengaruhi perilaku dan mental
anak seiring dengan besarnya tingkat
gangguan
 Lakukan komunikasi pada anak  Dengan komunikasi diharapkan dapa
sehubungan dengan kodisinya mengetahui tingkat gangguan body
image pada anak serta dapat
memberikan gambaran yang positif
sehubung dengan kondisi anak
 Libatkan keluarga dan guru untuk  Keluarga dan guru diharapkan mampu
memberikan motivasi dan membangun motivasi dan pikiran
pengetahuan baru sehubungan positif sehubungan ketidaknyamanan
dengan kondisi anak saat ini yang dialami anak
 Yakinkan anak bahwa keanehan entuk  Dengan memberikan keyakinan pada
pada penisnya dapat disembuhkan anak bahwa kondisi tersebut bisa
dengan operasi disembuhkan. Diharapkan bisa
mmenguangi gangguan body image
yang dialaminya

 Orang Tua
1) Ansietas b.d bentuk abnormal penis pada anak saat BAK
Tujuan : setelah dilakukan asuhan keperawatan orang tua klien mengerti tentang
penyebab dan penatalaksanaan atas penyakit anaknya
Kriteria hasil :
a. Orang tua klien mengetahui penyebab penyakit klien
b. Orang tua klien mengetahui penatalaksanaan penyakit klien
c. Orang tua klien mampu memberikan informasi pada klien tentang penyakit yang di derita

Intervensi Rasional
 Kaji penyebab dan tingkat kecemasan  Penyebab tingkat kecemasan dapat
pada orang tua mempengaruhi asuhan keperawatab yang
akan diberikan pada klien
 Berikan informasi tentang masalah terkait  Pemberian informasi tentang masalah
untuk mengurangi kecemasan orang tua terkait diharapkan dapat mengubah cara
pandang orang tua terhadap kondisi anak
 Lakukan komunikasi secara intensif untuk  Komunikasi yang baik disasari kepercayaan
memantau apakah ada perubahan mampu mengurangi kecemasan pada orang
tua
amsalah yang menambah kecemasan
orang tua

 Berikan minuman: teh manis;saat  Teh mengandung antioksidan ditambah


melakukan komunikasi dengan orang tua dengan glukosa dapats edikit mengurangi
cemas saat komunikasi
 Sarankan pada orang tua untuk tidak  Tindakan gegabah tidak dapat
gegabah apabila kecemasan terhadap menyelesaikan masalah dengan baik
kondisi anak bertambah

2) Kurang pengetahuan b.d hipospadia/epispadia pada anak


Tujuan : setelah dilakukan asuhan keperawatan orang tua mengerti proses
perawatan dan pengobatan yang harus dijalani klien
Kriteria hasil :
a. Orang tua klien mampu menyebutkan penyebab hipospadia
b. Orang tua klien mampu menyebutkan proses perawatan yang harus didapatkan klien
c. Orang tua klien mampu menyebutkan proses pengobatan yang akan dijalani klien

Intervensi Rasional
 Kaji pengetahuan orang tua tentang  Tingkat pengetahuan orang tua
hipospadia/epispdia memudahkan perawat untuk mengetahui
sejauh mana kebutuhan informasi orang tua.
Apakah sudah mengetahui tapi belum
paham
 Berikan informasi tentang  Pemberian informasi yang sesuai dengan
hipospadia/epispadia dengan bahasa yang bahasa yang baik dan mudah dimengerti
mudah dipahami oleh orang tua oranng tua dapat memudahkan pemahanan
orang tua
 Sarankan oramg tua untuk mencari  Sumber informasi yang lain seperti buku
informasi lain, misal dari buku kesehatan dapat memberikan wacana lain bagi orang
tua selain dari perawat

2. Hospitalisasi (MRS)
 Anak
1) Ansietas b.d lingkunngan asing dan prosedur tindakan
Tujuan : setelah dilakukan asuhan keperawatan klien mengerti proses perawatan dan
pengobatan yang harus dijalani klien
Kriteria hasil :
a. Klien tidak menangis saat dilakukan perawatan
b. Klien tidak takut saat berinteraksi dengan tenaga kesehatan

Intervensi Rasional
 Kaji tingkat dan penyebab ansietas pada  Penyebab tingkat kecemasan dapat
anak mempengaruhi asuhan keperawatan yang
akan diberikan pada klien
 Berikan gambaran pada anak mengenai  Agar anak lebih mengenal lingkungan
lingkungan sekitar rumah sakit (ruang sekitarnya yang baru sehingga dapat
perawatan) mengurangi ansietasnya
 Berikan penjelalsan ada anak sebelum  Penjelasan yang diberikan diharapkan dapat
melakukan prosedur tindakan dan alat mengubah pikiran yang takut akan prosedur
yang digunakan tindakan dan alat yang digunakan
 Sikap perawat yang sabar dan telaten akan
 Memberikan pengarahan pada perawat mampu mengurangu rasa takut anak
yang merawat anak agar selalu sabar dan terhadap perawat dan kecemasan anak
telaten terhadap tingkah laku anak dapat menurun

 Orang Tua
1) Ansietas b.d perubahan lingkungan dan prosedur tindakan pada anak
Tujuan : setelah dilakukan asuhan keperawatan oramg tua klien mengerti tentang
penyebab dan penatalaksanaan atas penyakit anaknya.
Kriteria hasil :
a. Orang tua klien mengetahui penyebab penyakit klien
b. Orang tua klien mengetahui penatalaksanaan [erawatan klien
c. Orang tua klien mampu memberikan informasi pada klien tentang perawatan penyakit yang
diderita

Intervensi Rasional
 Kaji penyebab dan tingkat ansietas pada  Penyebab dan tingkat kecemasan dapat
orang tua mempengaruhi asuhan keperawatan yang
akan diberikan pada klien
 Perkenalka lingkungan perawatan di RS  Agar orang tua mengerti lingkungan
kepada orang tua perawwatan anaknya
 jelaskan setiap prosedur tindakan yang  Dengan adanya penjelasan prosedur
akan dilakukan pada anak dan apa tindakan dan tujuannya akan mengurangi
tujuannya ansietas orang tua
 komunikasikan setiap ada pemberitahuan  Agar orang tua mengerti dan memahami
terbaru tentang tindakan yang akan prosedur tindakan yang akan dijalani oleh
dilakukan pada anak anak

2) Kurang pengetahuan b.d prosedur tindakan dan sistem pelayanan RS


Tujuan : setelah dilakukan asuhan keperawatan orang tua klien mengerti tentang
penatalaksanaan perawatan dan pengobatan selama di RS.
Kriteria hasil :
a. Orang tua klien mengetahui proses perawatan dan pengobatan klien
b. Orang tua klien kooperatif pada saat perawatan lien
c. Orang tua klien mampu membantu dalam kenyamanan klien

Intervensi Rasional
 Kaji tingkat pengetahuan oramg tua  Tingkat pengetahuan oramg tua
tentang prosedur tindakan pada anak dan memudahkan perawat untuk mengetahui
sistem pelayanan di RS sejauh mana kebutuhan informasi orang tua.
Apakah sudah mengetahui tapi belum
paham, ataukah belum mengetahui sedikit
pun
 Verikan informasi yang tepat tentang  Informasi yang tepat tentang prosedur
prosedur tindakan yang akan/telah tindakan dan bahasa yang sesuai dapat
dilakukan pada anak dengan bahasa yang memudahkan pemgertian oramg tua dan
sesuai menambah pengetahuan mereka
 Berikan infromasu tentang sistem  Informasi tentang sistem pelayanan di RS
pelayanan di RS sesuai dengan protap dapat membantu memudahkan orag tua
yang ada di RS dalam melakukan prosedur pelayanan di RS

3. Post operasi
 Anak
1) Nyeri b. Insisi bedah
Tujuan : setelah dilakukan asuhan keperawatan klien tidak merasa nyeri
Kriteria hasil :
a. Klien tidak menangis
b. Klien dapat tidur sesuai kebutuhan
c. Klien dapat beraktivitas sesuai keadaannya dengan nyaman
d. Skala nyeri turun

Intervensi Rasional
 Berikan intervensi untuk mengurangi  Intervensi yang dilakukan setelah timbulnya
terjadinya nyeri pasca operasi, jangan nyeri akan menambah stres pada anak
menunggu samoai anak mengalami nyeri
 Dorong untuk BAK, bila teoat untuk  Distensi kandung kemih akan menambah
mencegah distensi kandung kemih rasa nyeri abdomen dan meningkatkan
ketidaknyamanan pada anak
 Berikan posisi yang nyaman pada anak bila
tidak dikontra-indikasikan  Posisi yang nyaman akan membantu
mengurangi nyeri pasca operasi
 Beri analgetik sesuai ketentuan untuk
mengurangi nyeri  Akan mengurangi nyeri pasca operasi pada
anak dan tidak akan menimbulkan efek
samping yang fatal bila diberikan sesuai
dengan ketentuan

2) Risiko tinggi komplikasi b.d prosedur pembedahan


Tujuan : setelah dilakukan asuhan keperawatan tidak terjadi komplikasi yang
menyertai
Kriteria hasil :
a. Tidak ada tanda-tanda infeksi
b. Proses berkemih lancar

Intervensi Rasional
 Kaji tanda-tanda vital anak tiap 3-4 jam  Untuk mempermudah perawat mengkaji
dan memantau perubahan respon tubuh
setelah operasi
 Pantau respon terapeuitk pada anak  Mengetahui efek terapeutik yang telah
diberikan mempermudah pemberian
tindakan terapeutik lebih lanjut
 Pantau adanya tanda-tanda komplikasi  Penanganan sendiri mungkin memperkecil
sedini mungkin risiko komplikasi yang mungkin ditimbulkan
 Orang Tua
1) Asietas b.d prosedur pembedahan dan operasi anak
Tujuan : setelah dilakukan asuhan keperawatan orang tua klien mengerti tentang
penyebab dan penatalaksanaan atas penyakit anaknya
Kriteria hasil :
a. Orang tua klien mengetahui tujuan tindakan pembedahan klien
b. Orang tua klien mengetahui penatalaksanaan perawatan setelah pembedahan

Intervensi Rasional
 Kaji penyebab dan tingkat ansietas pada  Penyebab tingkat kecemasan dapat
orang tua mempengaruhi asuhan keperawatan yang
akan diberikan pada klien
 Jelaskan prosedur pembedahan yang telah  Dapat memberikan gambaran pada orang
dilakukan pada anak tua tentang prosedur pembedahan yang
telah dilakukan
 Jelaskan hasil pembedahan yang telah  Dapat mengurangi kecemasan orang tua
dilakukan pada anak berhasil/tidak dan akan hasil pembedahan dan komplikasi yang
komplikasi yang mungkin muncul akan ditimbulkan

2) Kurang pengetahuan b.d prosedur pembedahan dan hasil operasi anak


Tujuan : setelah dilakukan asuhan keperawatan orang tua klien mengetahui tentang
penyebab dan penatalaksanaan keperawatan setelah dilakukan tindakan pembedahan
Kriteria hasil :
a. Orang tua klien mengetahui tujuan perawatan yang harus dijalani klien setelah tindakan
pembedahan
b. Orang tua klien mengetahui proses perawatan yang harus dijalani klien setelah tindakan
pembedahan

Intervensi Rasional
 Kaji tingkat pemahaman orang tua tentang  Tingkat pemahaman orang tua akan
prosedur dan tujuan pembedahan membantu perawat untuk memberikan
informasi yang tepat sesuai dengan
kebutuhan orang tua
 Berikan informasi dengnan bahasa dan  Penggunaan bahasa dan istilah yang mudah
istilah yang mudah dipahami orang tua dipahami mempermudah orang tua
memahami informasi yang baru
 Berikan informasi bahwa tindakan  Informasi secara akurat tentang tindakan
pembedahan telah dilakukan sesuai pembedahan akan meringankan oikiran
prosedur dan lancar orang tua

Anda mungkin juga menyukai