abnormal, ganas, sering disertai dengan bentuk leukosit yang abnormal, juml ahnya yang berlebihan dapat menyebabkana nemia, trombositopenia dan dapat berakhir dengan kematian (Soeparman, 1994). Pemeriksaan penunjang 1. Pemeriksaan sumsum tulang Leukemia Limfositik Akut (BMP / Bone Marrow Punction) : – Ditemukan sel blast yang berlebihan – Peningkatan protein 2. Pemeriksaan darah tepi Leukemia Limfositik Akut : – Pansitopenia (anemia, lekopenia, trombositopneia) – Peningkatan asam urat serum – Peningkatan tembaga (Cu) serum – Penurunan kadar Zink (Zn) – Peningkatan leukosit dapat terjadi (20.000 – 200.000 / µl) tetapi dalam bentuk sel blast / sel primitif 3. Biopsi hati, limpa, ginjal, tulang untuk mengkaji keterlibatan / infiltrasi sel kanker ke organ tersebut
4. Fotothorax untuk mengkaji keterlibatan
mediastinum 5. Sitogenik : 50-60% dari pasien ALL dan AML mempunyai kelainan berupa: • Kelainan jumlah kromosom, seperti diploid (2n), haploid (2n-a), hiperploid (2n+a) • Bertambah atau hilangnya bagian kromosom (partial delection) • Terdapat marker kromosom, yaitu elemen yang secara morfologis bukan komponen kromosom normal dari bentuk yang sangat besar sampai yang sangat kecil Rencana Keperawatan • Rencana keperawatan merupakan serangkaian tindakan atau intervensi untuk mencapai tujuan pelaksanaan asuhan keperawatan. Intervensi keperawatan adalah preskripsi untuk perilaku spesifik yang diharapkan dari pasien dan atau tindakan yang harus dilakukan oleh perawat (Wong,D.L,2004 ). Berdasarkan diagnosa yang ada maka dapat disusun rencana keperawatan sebagai berikut : Resiko infeksi berhubungan dengan menurunnya sistem pertahanan tubuh Tujuan : Anak tidak mengalami gejala-gejala infeksi Intervensi : a) Pantau suhu (untuk mendeteksi kemungkinan infeksi) b) Tempatkan anak dalam ruangan khusus (untuk meminimalkan pajanan pada organisme infeksi) c) Anjurkan keluarga agar mencuci tangan sebelum menyentuk pasien (untuk mencegah kontaminasi silang/menurunkan resiko infeksi) d) Menggunakan masker setiap kali kontak dengan pasien (untuk meminimalkan terpaparnya anak dari sumber infeksi) e) Berikan periode istirahat tanpa gangguan (menambah energi untuk penyembuhan dan regenerasi seluler) f) Melakukan kolaborasi dalam pemberian obat sesuai ketentuan (diberikan sebagai profilatik atau mengobati infeksi khusus) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan akibat anemia Tujuan : terjadi peningkatan toleransi aktifitas Intervensi : a) Evaluasi laporan kelemahan, perhatikan ketidakmampuan untuk berpartisipasi dala aktifitas sehari-hari (menentukan derajat dan efek ketidak mampuan) b) Berikan lingkungan tenang dan perlu istirahat tanpa gangguan (menghemat energi untuk aktifitas dan regenerasi seluler atau penyambungan jaringan) c) Kaji kemampuan untuk berpartisipasi pada aktifitas yang diinginkan atau dibutuhkan (mengidentifikasi kebutuhan individual dan membantu pemilihan intervensi) d) Berikan bantuan dalam aktifitas sehari-hari dan ambulasi (memaksimalkan sediaan energi untuk tugas perawatan diri) Resiko terhadap perdarahan yang berhubungan dengan penurunan jumlah trombosit Tujuan : klien tidak menunjukkan bukti-bukti perdarahan Intervensi : a) Pantau tanda-tanda perdarahan (Mengetahui tanda-tanda perdarahan) b) Anjurkan keluarga untuk memberitaukan apabila ada tanda perdarahan (Membantu pasien mendapatkan penanganan sedini mungkin) c) Anjurkan keluarga untuk pergerakan pasien (Keterlibatan keluarga dapat membantu untuk mencegah terjadinya perdarahan lebih lanjut) d) Kolaborasi dalam monitor trombosit (Penurunan trombosit merupakan tanda kebocoran pembuluh darah) Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan berlebihan melalui feses dan muntah serta intake terbatas (mual) Tujuan : Tidak terjadi kekurangan cairan melalui feses Intervensi : a) Kaji tanda-tanda dehidrasi (Untuk mengetahui tindakan ang akan dilakukan) b) Berikan cairan oral dan parinteral (sebagai upaya untuk mengatasi cairan yang keluar) c) Pantau intake dan output (dapat mengetahui keseimbangan cairan) d) Kolaborasi Pemberian obat anti diare (menghentikan diare) • Perubahan membran mukosa mulut : stomatitis yang berhubungan dengan efek samping agen kemoterapi • Tujuan : pasien tidak mengalami mukositis oral Intervensi : • Inspeksi mulut setiap hari untuk adanya ulkus oral • Hindari mengukur suhu oral • Gunakan sikat gigi berbulu lembut, aplikator berujung kapas, atau jari yang dibalut kasa • Berikan pencucian mulut yang sering dengan cairan salin normal atau tanpa larutan bikarbonat. • Gunakan pelembab bibir • Berikan diet cair, lembut dan lunak • Inspeksi mulut setiap hari • Dorong masukan cairan dengan menggunakan sedotan • Hindari penggunaa swab gliserin, hidrogen peroksida dan susu magnesia • Berikan obat-obat anti infeksi sesuai ketentuan • Berikan analgetik Resiko gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d anoreksia, malaise, mual dan muntah, efek samping kemoterapi dan atau stomatitis Tujuan : pasien mendapat nutrisi yang adekuat Intervensi : 1. Anjurkan orang tua untuk tetap memberikan asi 2. Dorong masukan nutrisi dengan jumlah sedikit tapi sering 3. Timbang berat badan pasien 4. Kolaborasi dengan tim kesehatan dalam pemberian nutrisi • Nyeri yang berhubungan dengan efek fisiologis dari leukemia • Tujuan : pasien tidak mengalami nyeri atau nyeri menurun sampai tingkat yang dapat diterima anak. • Intervensi : – Mengkaji tingkat nyeri dengan skala 0 sampai 5 – Jika mungkin, gunakan prosedur-prosedur (misal pemantauan suhu non invasif, alat akses vena. – Evaluasi efektifitas penghilang nyeri dengan derajat kesadaran dan sedasi – Lakukan teknik pengurangan nyeri non farmakologis yang tepat – Berikan obat-obat anti nyeri secara teratur • Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan pemberian agens kemoterapi, radioterapi, imobilitas. • Tujuan : pasien mempertahankan integritas kulit • Intervensi : – Berikan perawatan kulit yang cemat, terutama di dalam mulut dan daerah perianal. – Ubah posisi dengan sering – Mandikan dengan air hangat dan sabun ringan – Kaji kulit yang kering terhadap efek samping terapi kanker – Anjurkan pasien untuk tidak menggaruk dan menepuk kulit yang kering – Dorong masukan kalori protein yang adekuat – Pilih pakaian yang longgar dan lembut diatas area yang teradiasi • Gangguan citra tubuh berhubungan dengan alopesia atau perubahan cepat pada penampilan. • Tujuan : pasien atau keluarga menunjukkan perilaku koping positif • Intervensi : – Dorong anak untuk memilih wig (anak perempuan) yang serupa gaya dan warna rambut anak sebelum rambut mulai rontok. – Berikan penutup kepala yang adekuat selama pemajanan pada sinar matahari, angin atau dingin. – Anjurkan untuk menjaga agar rambut yang tipis itu tetap bersih, pendek dan halus. – elaskan bahwa rambut mulai tumbuh dalam 3 hingga 6 bulan dan mungkin warna atau teksturnya agak berbeda. – Dorong hygiene, berdan, dan alat alat yang sesuai dengan jenis kelamin , misalnya wig, skarf, topi, tata rias, dan pakaian yang menarik. • Perubahan proses keluarga berhubungan dengan mempunyai anak yang menderita leukemia. • Tujuan : pasien atau keluarga menunjukkan pengetahuan tentang prosedur diagnostik atau terapi. • Intervensi : – Jelaskan alasan setiap prosedur yang akan dilakukan pada anak – Jadwalkan waktu agar keluarga dapat berkumpul tanpa gangguan dari staff – Bantu keluarga merencanakan masa depan, khususnya dalam membantu anak menjalani kehidupan yang normal – Dorong keluarga untuk mengespresikan perasaannya mengenai kehidupan anak sebelum diagnosa dan prospek anak untuk bertahan hidup – Diskusikan bersama keluarga bagaimana mereka memberitahu anak tentang hasil tindakan dan kebutuhan terhadap pengobatan dan kemungkinan terapi tambahan. – Hindari untuk menjelaskan hal-hal yang tidak sesuai dengan kenyataan yang ada. • Antisipasi berduka berhubungan dengan perasaan potensial kehilangan anak. • Tujuan : pasien atau keluarga menerima dan mengatasi kemungkinan kematian anak. • Intervensi : – Kaji tahapan berduka terhadap anak dan keluarga – Berikan kontak yang konsisten pada keluarga. – Bantu keluarga merencanakan perawatan anak, terutama pada tahap terminal – Fasilitasi anak untuk mengespresikan perasaannya melalui bermain • Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan penurunan jumlah leukosit • Tujuan : peningkatan suhu tubuh dapat teratasi dengan Sb:36oC • Intervensi keperawatan : – Observasi tanda vital – Anjurkan keluarga untuk memberi pasien minum – Berikan kompres air hangat – Kolaborasi dalam pemberian obat
Pembedahan Skoliosis Lengkap Buku Panduan bagi Para Pasien: Melihat Secara Mendalam dan Tak Memihak ke dalam Apa yang Diharapkan Sebelum dan Selama Pembedahan Skoliosis