Anda di halaman 1dari 7

Nama : Sarah Maulida Rahmah

NIM : 131611133006
Kelas : A1-2016

Peran keluarga dalam mendukung kesehatan jiwa


pada anak dan remaja

1. Introduction
Kegiatan pada remaja :
a. Situasi dikelas
b. Tawuran antar pelajar
c. Cara mengekspresikan kegembiraan lulus sekolah
d. Masa kampanye
e. Main game
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi membuat masalah kesehtan jiwa
merupakan sebuah adaptasi. Memiliki dampak berupa kekerasan, kenakalan remaja,
penyalahgunaan NAPZA, tawuran, pengangguran, demonstrasi menjadi agresif, putus
sekolah, PHK, gangguan psikomatik, depresi, cemas, dan lain-lain.
Kesehatan jiwa bukan hanya sekedar terbebas dari gangguan jiwa, kebutuhan semua
orang. Masalah kesehatan jiwa menjadi tidak produktif, tergantung. Pencegahan jauh lebih
baik. Kesehatan jiwa menjadi mudah dipahami, dikenali, ditangani dengan baik dan segera.
Kesehatan jiwa menjadi gangguan jiwa berat (gila).
2. Kesehatan jiwa
Definisi kesehatan jiwa
Kesehatan jiwa adalah suatu kondisi sehat emosional, psikologis, dan emosional
yang terlihat dari hubungan interpersonal yang memuaskan, perilaku koing yang efektif,
konsep diri yang positif dan kestabilan emosional.
Ciri-ciri sehat jiwa :
o Menyadari sepenuhnya kemampuan diri
o Mampu menghadapi stress kehidupan yang wajar
o Mampu bekerja dengan produktif dan memenuhi kebutuhan hidupnya
o Dapat berperan serta dalam lingkungan hidupnya
o Menerima baik apa yang ada pada dirinya
o Merasa nyaman bersama dengan orang lain
Kesehatan jiwa :
- Perasaan sehat dan bahagia
- Mampu menghadapi tantangan hidup
- Dapat menerima orang lain sebagaimana adanya
- Mempunyai sikap positif terhadap diri sendiri dan oranglain
- Bagaimana perasaan seseorang terhadap dirinya dan orang lain
- Bagaimana cara ia mengatasi stress yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari
Stress
Reaksi seseorang baik secara fisik, psikis atau perilaku apabila ada tuntutan
terhadap dirinya. Tuntutan berasal dari dirinya sendiri, lingkungan. Reaksi terhadap stress
dapat berupa positif/negative. Tergantung pad acara pandang terhadap stress. Reaksi positif
berupa energy penggerk dan memotivasi orang untuk berusaha lebih baik lagi. Reaksi
negative dapat berupa merugikan seperti gangguan yang menyebabkan keluhan.
Stressor
 Stress fisik/jasmani
 Suhu dingin/panas
 Suara bising
 Rasa nyeri/sakit
 Kelelahan fisik
 Lingkungan yangtidak memadai
 Polusi udara
 Stress kejiwaan
 Konfik
 Tekanan
 Krisis
 Kegagalan
 Stress social budaya
 Kesulitan hubungan social
 Masalah pekerjaan
 Pengangguran
 Konflik rumah tangga
 Orang tua bercerai

3. Perkembangan jiwa anak


1) Basic trast vs mistrust (0-1,5 tahun)
2) Anatomi vs shame & doubt (1,5 tahun)
3) Initiative vs guilt (3-6 tahun)
4) Identity vs role defusion (12-13 tahun)

4. Peran keluarga dalam mendukung kesehatan jiwa anak dan remaja


Pengertian keluarga
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang tergantung karena hubungan darah,
hubungan perkawinan, atau pengangkatan dan mereka hidup dalam satu rumah tangga,
berinteraksi satu sama lain, didalam perannya masing-masing dan menciptakan sekta
mempertahankan suatu budaya .
Peran non formal :
 Inisiator
 Dominator
 Kambing hitam
 Coordinator
 Pengikut
Nilai dan Norma
Budaya, adat istiadat, agama
Norma adalah perilaku yang diterima pada lingkungan social tertentu, sesuai
dengan nilai, ada aturan dan kebiasaan keluarga.
Struktur kekuatan :
 Legitmate power/ authority
Hak untuk menontrol orang tua pada anak
 Referent power
Seseorang yang ditiru
 Resource or expert power
pendapat
 Reward power
‘nurut deh nanti mamah ….’
 Coercive power
Memaksakan kehendak
 Informational power
persuasi
 Affective power
Manipulasi dengan 1 cinta kasih
Proses pengambilan keputusan :
 Konsesus
 Tawar menawar
 Kompromi
 Paksaan

Pola interaksi yang berfungsi


1) Emosional
Perasaan marah, tersinggung, sedih, gembira
2) Komunikasi
Terbuka, jujur
3) Hirarki kekuatan dan peraturan keluarga
4) Konflik keluarga dan penyelesaian
Fungsi keluarga (friedman, 2010)
1) Afektif/ perasaan
2) Sosialisasi
- Lingkungan pendidikan
- Perannya sebagai system social
- Pemberi contoh
- Tempat berlindung
3) Fungsi produksi
4) Fungsi ekonomi
5) Fungsi perawatan kesehatan keluarga
Ciri-ciri orang tua yang diharapkan anak:
1) Empaty
2) Menghargai anak
3) Keaslian/kepolosan
4) Keterbukaan diri
5) Pribadi yang berkarisma
6) Bantuannya cepat dan kongkret
7) Aktualisasi diri

Pencegahan bunuh diri pada anak dan remaja

Angka bunuh diri di dunia


1 juta orang tindakan bunuh diri di dunia (setiap detik 40 tindakan bunuh diri, setiap detik
30 percobaan bunuh diri) tahun 2000. Bunuh diiri pada remaja penyebab kematian kedua pada
tahun 2013 (CBC, 2016). Lebih dari 300.000 orang / tahun meninggal karena bunuh diri
(WHO,2015)
Rentang Respon Protektif diri
1. Adaptif
2. Maladaptive
a. Peningkatan diri
b. Pertumbuhan peningkatan berisiko
c. Prilaku destruktif diri tidak langsung
d. Pencederaan diri
e. Bunuh diri

A. Bunuh diri
1) Percobaan
2) Ancaman
3) Isyarat
4) Ide
Penyebab bunuh diri pada anak dan remaja (factor risiko)
1. Psikologis
2. Keluarga
3. Biologis
4. Orientasi seksual
5. Lingkungan
6. Riwayat bunuh iri sebelumnya
Pencegahan bunuh diri
1. Primer
1) Menurunkan factor risiko
2) Factor protektif meningkat
3) Mengurangi kasus baru
2. Sekunder
1) Deteksi diri
2) Penanganan yang tepat pada keinginan bunuh diri
3) Menurunkan percobaan bunuh diri pada risiko tinggi
3. Tersier
1) Edukasi professional dalam melakukan deteksi percobaan bunuh diri pada pasien
2) Mencegah bunuh diri berulang
3) Mengurangi konsekuensi akibat percobaan bunuh diri
Mengurangi factor risiko
1. Penanganan yang efektif terhadap gangguan psikoatri , terutama gangguan psikoatri
2. Mengantisipasi riwayat psikososial
3. Memodifikasi kondisi social dan ekonomi
4. Mengantisipasi kondisi biologis
Meningkatan factor protektif
1. Kemampuan mengola stress, pemecahan masalah, manajemen konflik
2. Peningkatan dukungan keluarga, sebaya dan masyarakat
3. Menjaga kesehatan fisik
4. Akses ke pelayanan kesehatan
5. Penguatan spiritual
Deteksi dini
1. Kenali tanda dan gejala
 Merasa sedih
 Sering menangis
 Anexietas dan gelisah
 Perubahan mood
 Perokok dan peminum alcohol berat
 Gangguan tidur yang menetap atau berulang
 Gangguan makan, tidak nafsu makan atau banyak makan
2. Screening/ deteksi dini
 Kuisioner ansietas/ depresi
 Kuisioner ide bunuh diri
Penanganan yang tepat
Tujuan : melindungi klien agar dapat melindungi diri sendiri
Pengkajian :
a) Diagnostic psikiatrik
b) Kepribadian
c) Psikososial
d) Biokimia
e) Riwayat keluarga
Diagnosis :
a) Risiko bunuh diri
Intervensi/implementasi :
a) Melindungi
b) Meningkatkan harga diri
c) Mengatur emosi dan perilaku
d) Menggerakan dukungan social
Evaluasi:
a) Menilai ide, keinginan dan upaya tindakan bunuh diri
1. Memberikan perlindungan dan keselamatan
2. Meningkatkan harga diri
3. Mengatur emosi dan prilaku
4. Mobilisasi dukungan social

Kesehatan jiwa
Implementasi pelayanan kesehatan jiwa di Masyarakat

Metode :
1. Data
(keluarga, masyarakat, kader, dll)
2. Analisis
3. Masyarakat sehat
4. Upaya/ solusi
(pendekatan keluarga, pendekatan masyarakat, perawatan, pengobatan)
5. TL
(upaya penurunan angka dalam nelaps)
6. Monev
Sasaran :
1) Penderita orang dengan gangguan jiwa
2) Keluarga orang dengan gangguan jiwa dan masyarakat
3) Lintas program
4) Lintas sector
Kegiatan pada pacar “I” pejabat
 Perawatan pasca pasung oleh TIM orang dengan gangguan jiwa kader dan keluarga
 Posyandu orang dengan gangguan jiwa
 INFUS (informasi untuk sehat) melalui face dan youtube

Anda mungkin juga menyukai