PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
World Health Organization (WHO) mendefinisikan diabetes mellitus (DM)
sebagai penyakit yang ditandai dengan terjadinya hiperglikemia dan gangguan
metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein yang dihubungkan dengan
kekurangan secara absolut atau relative dan kerja dan atau sekresi insulin.
Diabetes Melitus (DM) adalah salah satu jenis penyakit degenerative
yang mengalami peningkatan setiap tahun di negara-negara seluruh dunia.
Angka kejadian penderita DM yang besar berpengaruh terhadap peningkatan
komplikasi.Menurut Soewondo dkk (2010) dalam Purwanti (2013) sebanyak 1785
penderita diabetes melitus di Indonesia yang mengalami komplikasi neuropati
(63,5%), retinopati (42%), nefropati (7,3%), makrovaskuler (6%), mikrovaskuler
(6%), dan kaki diabetik (15%). Adapun cara pencegahan komplikasipada
penderita DM yaitu melakukan kontrol kadar gula darah, periksa rutin gula darah,
konsumsi obat hipoglikemi, latihan fisik ringan dan patuh dalam diit rendah kalori
(Arisman, 2011).
Keberhasilan dalam pengobatan DM bergantung pada penderita DM.
Penderita DM memiliki pengetahuan yang cukup memadai, kemudian dapat
mengubah sikapnya dalam melakukan pengobatan misalnya diit rendah gula
dapat mendekatkan kadar gula darah dalam batas normal dan mencegah
komplikasi sehingga dapat hidup lebih sejahtera, sehat dan berkualitas (Basuki,
2005). Menurut Notoatmodjo (2010), pengetahuan sebagai dasar dalam
melakukan terapi non farmakologi bagi penderita DM diikuti dengan tahu, mau
dan mampu. Masing-masing individu akan melakukan suatu tindakan didahului
dengan tahu, kemudian mempunyai inisiatif untuk melakukan tindakan.
Berdasarkan fenomena individu cenderung belum mau dan mampu
mengaplikasikan kepatuhan diit ditandai dengan masih adanya lansia yang
mengkonsumsi makanan yang memicu kadar gula darah jauh dari normal dan
frekuensi makan yang tidak sesuai anjuran (Maulana 2009 dalam Phitri &
Widiyaningsih 2013).
Saat ini penelitian epidemiologi menunjukkan adanya kecenderungan
peningkatan angka insidensi dan prevalensi diabetes mellitus di berbagai penjuru
dunia, badan kesehatan dunia World Health Organization (WHO) memprediksi
1
2
B. Rumusan Masalah
“Bagaimana penerapan asuhan keperawatan pada pasien dengan
Diabetes Melitus Tipe II.?"
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Untuk menerapkan dan melaksanakan asuhan keperawatan pada
pasien dengan gangguan Diabetes Melitus Tipe II.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk melaksanakan pengkajian keperawatan pada pasien
dengan gangguan Diabetes Melitus Tipe II.
b. Untuk merumuskan diagnosa keperawatan pada pasien dengan
gangguan Diabetes Melitus Tipe II.
c. Untuk menyusun rencana asuhan keperawatan pada pasien
dengan gangguan Diabetes Melitus Tipe II.
d. Untuk melaksanakan implementasi keperawatan pada pasien
dengan gangguan Diabetes Melitus Tipe II.
4
D. Manfaat Penulisan
1. Manfaat bagi mahasiswa
Meningkatkan pemahaman mahasiswa tentang penerapan dan
aplikasi dalam memberikan pelayanan asuhan keperawatan pada
pasien dengan gangguan Diabetes Melitus Tipe II”.
2. Manfaat bagi institusi
Sebagai sumber informasi dalam meningkatkan mutu pendidikan di
masa yang akan datang.
3. Manfaat bagi profesi
Sebagai suatu referensi dan sumber pengetahuan bagi tenaga
keperawatan untuk meningkatkan kualitas Asuhan Keperawatan
secara komprehensif, sehingga berimplikasi pada peningkatan kualitas
kesehatan.
4. Manfaat keluarga dan pasien
Untuk dapat memberikan pengetahuan dan informasi mengenai
Diabetes Melitus Tipe II dan upaya pencegahan penyakit.
E. Sistematika Penulisan
Untuk mendapatkan gambaran secara singkat dan menyeluruh tentang
isi penulisan ini, penulis menggunakan sistematika penulisan sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah
B. Rumusan masalah
C. Tujuan penulisan
D. Manfaat penulisan
E. Sistematika penulisan
BAB VPENUTUP
5
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN