Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Teknik pencucian pakaian berawal dari orang-orang Mesir kuno yang
menggunakan soda abu sebagai “deterjen” untuk mempermudah proses pencucian
yang nantinya dikombinasikan dengan Natrium Silikat untuk melunakan air.
Seiring dengan perkembangan zaman, proses pencucian pakaian dibantu dengan
menggunakan deterjen agar lebih mudah membersihkan kotoran yang menempel.
Sekarang ini banyak usaha yang bergerak dibidang pencucian pakaian atau
yang lebih dikenal dengan usaha loundry. Usaha Loundry banyak dijumpai
dikawasan kota-kota besar. Pada umumnya pengguna jasa loundry ini adalah
mereka yang bekerja sebagai karyawan ataupun mahasiswa. Dengan adanya jasa
Loundry ini tentunya meringankan beban pekerjaan rumah tanpa mengganggu
aktivitas sehari hari.
Air limbah loundry dapat menimbulkan permasalahan serius karena
produk deterjen dan bahan-bahan aditif lainnya dapat menyebabkan toxic bagi
kehidupan dalam air. Jelaslah bahwa air buangan sisa deterjen yang dihasilkan
dalam volume besar sangat berbahaya untuk kelestarian sungai dan tanah.
Surfaktan anionik merupakan komponen utama dalam deterjen. [1]
Dengan adanya kandungan deterjen dan bahan-bahan lainnya yang
terdapat dalam limbah cair loundry ini, maka harus ada proses pengolahan yang
efektif. Jika tidak dilakukan pengolahan dan penanganan yang serius terhadap
limbah cair loundry ini, maka akan menimbulkan pencemaran air sungai dan
kerusakan tanah. Karena sifatnya yang kompleks, air limbah loundry sangat sukar
untuk diolah. Metoda yang dapat diterapkan untuk mereduksi surfaktan mencakup
proses-proses kimia, oksidasi elektrokimia, teknologi membran, presipitasi secara
kimia, degradasi fotokatalitik, dan berbagai metoda biologis yang tidak begitu
efektif karena proses yang berlangsung lambat. Adsorpsi menggunakan zeolit
dapat meningkatkan proses pengolahan karena luas permukaannya yang besar
2

akan mempunyai gugus aktif sehingga dapat menyerap komponen-komponen


yang ada pdalam air limbah. [2]

1.2 Rumusan Masalah


Sampai saat ini air buangan sisa deterjen yang termasuk limbah domestic
masih merupakan masalah bagi lingkungan. Hal ini disebabkan karena
meningkatnya penggunaan deterjen yang lebih memudahkan dalam proses
pencucian dibandingkan dengan sabun. Dibandingkan dengan sabun yang di
dalam air akan membentuk garam-garam kalsium dan magnesium yang dapat
didegradasi secara biologis, deterjen yang merupakan kombinasi beberapa
persenyawaan akan meninggalkan bermacam-macam zat kimia yang dapat
berbahaya bagi lingkungan karena sukar diuraikan oleh mikroorganisme dalam
air. Salah satu senyawa kimia yang berbahaya dalam air adalah Linear
Alkylbenzene Sulphonate (LAS). LAS adalah senyawa aquatic toxicity. Kadar
LAS dalam air 1,67mg/L dapat mematikan ikan, 1,62mg/Ldapat mematikan
daphnia magma, dan 29,0 mg/L dapat mematikan algae.
Metoda yang umum diterapkan untuk mereduksi surfaktan mencakup
proses-proses kimia, oksidasi elektrokimia, teknologi membran, presipitasi secara
kimia, degradasi fotokatalitik dll. Kebanyakan sistem yang digunakan pada proses
pengolahan air limbah industri loundry merupakan metoda konvensional seperti
koagulasi dan flokulasi, sedimentasi dan filtrasi atau kombinasi dari proses-proses
tersebut [1]. Pada penelitian ini digunakan metode pengolahan limbah cair
loundry dengan menggunakan adsorpsi zeolite. Kelebihan dari proses adsorpsi
zeolite adalah memiliki sturktur keerangka tiga dimensi dengan rongga
didalamnya dan luas permukaan yang besar sangat menguntungkan sehingga
dapat menyerap kadar LAS dengan baik serta ketersediaannya yang melimpah di
alam [7]

1.3 Tujuan penelitian


Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah :
3

1. Mengetahui pengaruh ukuran partikel zeolit untuk proses penyerapan


konsentrasi surfaktan
2. Mengetahui pengaruh waktu kontak untuk proses adsorpsi surfaktan
3. Mengetahui pengaruh suhu terhadap proses penyerapan konsentrasi
surfaktan

1.4 Ruang lingkup


Ruang lingkup pada percobaan ini adalah meliputi alat-alat yang ada di
Laboratorium Operasi Teknik Kimia FT.Untirta. Bahan-bahan yang digunakan
pada penelitian ini adalah Zeolit alam Bayah yang berfasa klinoptilolit, HCl serta
bahan-bahan penunjang untuk analisa sampel dengan metode MBAS.

Anda mungkin juga menyukai