Teknik pencucian pakaian berawal dari orang-orang Mesir kuno yang menggunakan soda abu sebagai “deterjen” untuk mempermudah proses pencucian yang nantinya dikombinasikan dengan Natrium Silikat untuk melunakan air. Seiring dengan perkembangan zaman, proses pencucian pakaian dibantu dengan menggunakan deterjen agar lebih mudah membersihkan kotoran yang menempel. Sekarang ini banyak usaha yang bergerak dibidang pencucian pakaian atau yang lebih dikenal dengan usaha loundry. Usaha Loundry banyak dijumpai dikawasan kota-kota besar. Pada umumnya pengguna jasa loundry ini adalah mereka yang bekerja sebagai karyawan ataupun mahasiswa. Dengan adanya jasa Loundry ini tentunya meringankan beban pekerjaan rumah tanpa mengganggu aktivitas sehari hari. Air limbah loundry dapat menimbulkan permasalahan serius karena produk deterjen dan bahan-bahan aditif lainnya dapat menyebabkan toxic bagi kehidupan dalam air. Jelaslah bahwa air buangan sisa deterjen yang dihasilkan dalam volume besar sangat berbahaya untuk kelestarian sungai dan tanah. Surfaktan anionik merupakan komponen utama dalam deterjen. [1] Dengan adanya kandungan deterjen dan bahan-bahan lainnya yang terdapat dalam limbah cair loundry ini, maka harus ada proses pengolahan yang efektif. Jika tidak dilakukan pengolahan dan penanganan yang serius terhadap limbah cair loundry ini, maka akan menimbulkan pencemaran air sungai dan kerusakan tanah. Karena sifatnya yang kompleks, air limbah loundry sangat sukar untuk diolah. Metoda yang dapat diterapkan untuk mereduksi surfaktan mencakup proses-proses kimia, oksidasi elektrokimia, teknologi membran, presipitasi secara kimia, degradasi fotokatalitik, dan berbagai metoda biologis yang tidak begitu efektif karena proses yang berlangsung lambat. Adsorpsi menggunakan zeolit dapat meningkatkan proses pengolahan karena luas permukaannya yang besar 2
akan mempunyai gugus aktif sehingga dapat menyerap komponen-komponen
yang ada pdalam air limbah. [2]
1.2 Rumusan Masalah
Sampai saat ini air buangan sisa deterjen yang termasuk limbah domestic masih merupakan masalah bagi lingkungan. Hal ini disebabkan karena meningkatnya penggunaan deterjen yang lebih memudahkan dalam proses pencucian dibandingkan dengan sabun. Dibandingkan dengan sabun yang di dalam air akan membentuk garam-garam kalsium dan magnesium yang dapat didegradasi secara biologis, deterjen yang merupakan kombinasi beberapa persenyawaan akan meninggalkan bermacam-macam zat kimia yang dapat berbahaya bagi lingkungan karena sukar diuraikan oleh mikroorganisme dalam air. Salah satu senyawa kimia yang berbahaya dalam air adalah Linear Alkylbenzene Sulphonate (LAS). LAS adalah senyawa aquatic toxicity. Kadar LAS dalam air 1,67mg/L dapat mematikan ikan, 1,62mg/Ldapat mematikan daphnia magma, dan 29,0 mg/L dapat mematikan algae. Metoda yang umum diterapkan untuk mereduksi surfaktan mencakup proses-proses kimia, oksidasi elektrokimia, teknologi membran, presipitasi secara kimia, degradasi fotokatalitik dll. Kebanyakan sistem yang digunakan pada proses pengolahan air limbah industri loundry merupakan metoda konvensional seperti koagulasi dan flokulasi, sedimentasi dan filtrasi atau kombinasi dari proses-proses tersebut [1]. Pada penelitian ini digunakan metode pengolahan limbah cair loundry dengan menggunakan adsorpsi zeolite. Kelebihan dari proses adsorpsi zeolite adalah memiliki sturktur keerangka tiga dimensi dengan rongga didalamnya dan luas permukaan yang besar sangat menguntungkan sehingga dapat menyerap kadar LAS dengan baik serta ketersediaannya yang melimpah di alam [7]
1.3 Tujuan penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah : 3
1. Mengetahui pengaruh ukuran partikel zeolit untuk proses penyerapan
konsentrasi surfaktan 2. Mengetahui pengaruh waktu kontak untuk proses adsorpsi surfaktan 3. Mengetahui pengaruh suhu terhadap proses penyerapan konsentrasi surfaktan
1.4 Ruang lingkup
Ruang lingkup pada percobaan ini adalah meliputi alat-alat yang ada di Laboratorium Operasi Teknik Kimia FT.Untirta. Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah Zeolit alam Bayah yang berfasa klinoptilolit, HCl serta bahan-bahan penunjang untuk analisa sampel dengan metode MBAS.