Anda di halaman 1dari 27

BAB II

NERACA MASSA DAN ENERGI

2.1 Flowsheeting
Diagram alir proses ekstraksi selulosa dari tongkol jagung dengan metode
basa ditunjukkan pada Gambar 2.1.

Gambar 2.1 Diagram Alir Proses Ekstraksi Selulosa

2.2 Aplikasi Neraca Massa dan Energi


2.2.1 Neraca Massa
Hukum kekekalan massa atau yang dikenal juga sebagai hokum
Lomonosov – Lavoiser menyatakan bahwa massa dari suatu sistem tertutup akan
konstan meskipun terjadi berbagai macam proses di dalam sistem tersebut atau
dengan kata lain dalam sistem tertutup massa zat sebelum dan sesudah reaksi
adalah sama (konstan).
18

Persoalan neraca massa dapat dikelompokkan seperti pada Gambar 2.2.

Gambar 2.2 Klasifikasi Neraca Massa

Secara umum persamaan neraca massa dapat dituliskan sebagai berikut:


𝑅𝑎𝑡𝑒 𝑜𝑓 𝑀𝑎𝑠𝑠 𝑀𝑎𝑠𝑠
(𝐴𝑐𝑐𝑢𝑚𝑢𝑙𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛 𝑜𝑓 ) = ( 𝑓𝑙𝑜𝑤 𝑟𝑎𝑡𝑒 ) − ( 𝑓𝑙𝑜𝑤 𝑟𝑎𝑡𝑒 )
𝑚𝑎𝑠𝑠 𝑖𝑛 𝑠𝑦𝑠𝑡𝑒𝑚 𝑖𝑛𝑡𝑜 𝑠𝑦𝑠𝑡𝑒𝑚 𝑜𝑢𝑡 𝑜𝑓 𝑠𝑦𝑠𝑡𝑒𝑚
Gambar 2.3 Persamaan Umum Neraca Massa

Sistem adalah sebagian atau seluruh dari proses yang dipilih untuk dianalisa.
Adapun sistem dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. Sistem terbuka, dimana bahan-bahan terpindah melewati sistem,
maksudnya bahan-bahan yang masuk dalam sistem, meninggalkan sistem
atau kedua-duanya  proses kontinyu.
2. Sistem tertutup yaitu sistem dimana tidak ada perpindahan melewati
sistem selama interval waktu tertentu (yang diambil)  proses batch.
Perasamaan umum neraca massa di atas berlaku untuk setiap bahan, baik
yang mengalami reaksi kimia maupun tidak, dan persamaan tersebut berlaku
untuk suatu interval waktu yang diinginkan termasuk tahun, jam, detik atau biasa
juga differensial. Generasi dan konsumsi yang dimaksud dalam persamaan di atas
adalah terbentuknya atau terpakainya bahan karena reaksi kimia.
Hal-hal khusus dalam neraca massa yang harus diperhatikan, antara lain :
19

1. Untuk bahan-bahan yang tidak mengalami generasi dan konsumsi = 0.


Berdasarkan persamaan di atas :
Akumulasi = Input – Output ........................................................ (2.1)

Hal ini terjadi dalam neraca massa :


2.1 Untuk semua bahan yang tidak mengalami reaksi kimia di dalam
sistem yang diambil.
2.2 Untuk semua unsur-unsur kimia (misalnya S, O, H, dsb) baik di dalam
sistem terjadi reaksi maupun tidak.
2. Bila di dalam sistem tidak terjadi akumulasi, maka persamaan berubah
menjadi :
Input = Output ............................................................................ (2.2)

3. Untuk sistem tertutup, yang mana tidak ada aliran bahan masuk dan
keluar, maka persamaan menjadi :
Akumulasi = generasi – konsumsi ................................................ (2.3)

2.1.2 Neraca Energi


Neraca energi merupakan persamaan matematis yang menyatakan
hubungan antar energi yang masuk dan keluar sistem. Neraca energi pada
umumnya dihitung dengan membuat selisih antara energi yang masuk dan keluar
sistem. Data-data yang dibutuhkan untuk perhitungan seperti, entalpi untuk
komponen murni, panas laten, dan sebagainya dapat diperoleh pada literatur dan
handbook.
Perhitungan neraca energi pada suatu sistem pada umumnya menyangkut
panas sensibel (sensible heat) dan panas laten (latent heat). Panas sensibel adalah
panas yang dihasilkan dari suatu sistem tanpa disertai perubahan fase melainkan
terjadinya perubahan temperatur (∆T). Panas laten adalah panas yang dihasilkan
dari suatu sistem yang disertai terjadinya perubahan fase. (Rudd, Powers, Siirola
1973).
Persamaan umum yang digunakan untuk menghitung panas sensibel adalah :
20

𝑄 = 𝑚 . 𝐶𝑃. ∆𝑇 ............................................................................................... (2.4)


( Reklaitis, Introduction material and energy balance 1983)

𝐶𝑃 = 𝐴 + 𝐵𝑇 + 𝐶𝑇2 + 𝐷𝑇3 + 𝐸𝑇4 …………………………...…….... (2.5)


( Reklaitis, Introduction material and energy balance 1983)

𝐶𝑃 = 𝐴 + 𝐵 𝐸𝑋𝑃 (−𝐶 / 𝑇4) ........................................................................ (2.6)


( Doubert, Daner, Compilation table of properties of pure compound data)
Dimana :
Q : energi yang dihasilkan maupun diserap oleh sistem (kcal/jam)
m : massa zat (kg)
CP : kapasitas panas (kcal/kgoC)
∆T : perubahan temperatur yang terjadi dalam sistem (oC)
Kapasitas panas (CP) merupakan fungsi temperatur, dimana CP akan
berubah nilai bersamaan dengan berubahnya temperatur.
Menurut literatur di atas, temperatur yang digunakan adalah temperatur rata-rata
dari temperatur sistem dan temperatur referensi.
A, B, C, D, E adalah konstanta yang harganya bisa didapatkan pada tabel
lampiran.
Persamaan umum yang digunakan untuk menghitung panas laten adalah :
Q  mH vap .................................................................................................... (2.7)

( Rudd, Powers, Siirola , Process Synthesis 1973)

 Tc  T  
0.38

Hvap  Hvap.1  ............................……………………...……… (2.8)


 Tc  T1  
( Carl L Yaws, Thermodynamics properties data )
Hvap bisa juga dihitung menggunakan persamaan :

Hvap  A1  Tr 
B CT  DT
r r
2
 ETr 3 ………..................…………………………… (2.9)

( Doubert, Daner, Compilation table of properties of pure compound data)


Dimana :
Q : energi yang dihasilkan maupun diserap oleh sistem (kcal/jam)
21

m : massa zat (kg)


∆Hvap : entalpi penguapan zat (kcal/gmol)
Hvap 1 : entalpi penguapan pada T1 (kcal/gmol)
T1 : temperatur boiling point (K)
T : temperatur sistem (K)
Tc : temperatur kritis (K)
Tr : temperatur redus (K)
A, B, C, D, E : konstanta yang harganya dapat dilihat pada tabel lampiran
Konsep neraca energi makroskopis dapat dilihat pada persamaan di bawah
ini :
Energi input  energi output  energi yang dihasilkan  energi akumulasi
Persamaan di atas dapat juga ditulis :
Energi in  energi out  energi yang dihasilkan  akumulasi energi .....(2.10)
( Reklaitis, Introduction material and energy balance 1983)

2.1.3 Panas yang dihasilkan dari reaksi (∆H reaksi)


Pada reaksi yang bersifat eksotermis terdapat panas yang timbul akibat
terjadinya reaksi itu sendiri. Metode yang umum digunakan untuk menghitung
panas tersebut yaitu dengan menghitung perubahan entalpi pembentukan (∆Hf)
produk dan reaktan. Harga panas pembentukan pada kondisi standar bisa dilihat
pada tabel lampiran.
Secara matematis dapat ditulis :
H rx ( s tan dar )  nHf produk  nHf reak tan ................................................. (2.11)

( Reklaitis, Introduction material and energy balance 1983)

Untuk menghitung reaksi ∆Hrx pada temperatur tertentu digunakan persamaan :


H rx (T )  H rx ( s tan dar )  n  cpdT .......................................................... (2.12)

( Reklaitis, Introduction material and energy balance 1983)

Maka panas reaksi yang dihasilkan :


22

Q  mH rx (T ) ................................................................................................ (2.13)


( Reklaitis, Introduction material and energy balance 1983)

Dimana :
n : koefisien reaksi
∆Hf : perubahan panas pembentukan (kcal/gmol)
m : massa zat yang bereaksi (kg)

2.3 Deskripsi Proses


Proses pembuatan selulosa dari tongkol jagung terdiri dari beberapa
tahapan yaitu :
1. Tahap Pencucian
Tongkol jagung dicuci terlebih dahulu dengan menggunakan air bersih.
Pencucian ini bertujuan untuk menghilangkan debu dan kotoran yang melekat
pada tongkol jagung. Pencucian dilakukan pada rotary washer dengan
perbandingan air pencuci dan tongkol jagung yaitu 2,5 : 1 (Perry, 1997).
2. Tahap Pengecilan Ukuran
Tongkol jagung yang sudah bersih kemudian dikecilkan dengan menggunakan
hammer mill. Pengecilan ukuran ini bertujuan untuk memudahkan isolasi
selulosa yang terkandung, meningkatkan luas permukaan kontak dan
memecah ikatan kimia pada rantai molekul yang panjang sehingga diperoleh
massa selulosa yang optimal (Fitriana, 2009).
3. Tahap Hidrolisis
Tahap hidrolisis m dengan cara hidrolisis menggunakan asam berperan untuk
membuka struktur selulosa dan mendegradasi hemiselulosa dan lignin
sehingga dihasilkan pulp dengan kadar α-selulosa yang lebih banyak (Sari
dkk., 2012). Proses degradasi lignin dapat dilakukan dengan cara
melarutkannya dalam larutan asam kuat encer (Galbe dan Zaachi, 2007). Pada
tahap ini tongkol jagung dimasak dalam larutan HCl 0,07% dengan
perbandingan tongkol jagung dan pelarut yaitu 1 : 20 (Mohamad Haafiz dkk,
23

2013). Proses ini dilakukan selama 1 jam pada suhu 80 – 85 °C. Setelah itu,
serat kemudian dibilas dengan menggunakan air di dalam rotary washer
hingga pH nya netral ( ≈ 7) (Umar, 2011). Tahap ini bertujuan untuk
memperlunak bahan dan mempercepat pemutusan ikatan pentosa
(hemiselulosa) sebelum proses delignifikasi dilakukan (Thakur, 2014).
4. Tahap Delignifikasi
Tahap delignifikasi merupakan inti dari ekstraksi selulosa. Proses delignifikasi
dilakukan dengan cara memasak serat dalam NaOH 5%. Perbandingan bahan
baku dengan NaOH adalah 1 : 20 (Mohamad Haafiz dkk., 2013). Proses
delignifikasi ini dilakukan di dalam digester selama 1 jam dengan temperatur
120 °C dan tekanan 2 atm. Pada proses ini terbentuk pulp atau bubur selulosa
dimana α-selulosa terisolasi sebagai residu. α-selulosa merupakan senyawa
yang tidak larut dalam NaOH 17,5% atau larutan basa kuat, hal ini digunakan
untuk mendegradasi polimer lignin yang kemudian akan larut ke dalam air
(Sari dkk., 2012). Larutnya lignin disebabkan oleh terjadinya transfer ion
hidrogen dari gugus hidroksil pada lignin ke ion hidroksil (Giligan, 1974).
Serat yang dihasilkan kemudian dibilas di dalam rotary washer untuk
menghilangkan sisa NaOH dan meluruhkan lignin.
5. Tahap Pemutihan (Bleaching)
Pulp yang dihasilkan dari proses delignifikasi kemudian diputihkan dengan
menggunakan hidrogen peroksida (H2O2) 8% dengan ratio perbandingan
selulosa dan H2O2 1 : 8. Tujuan dari pemutihan (bleaching) ini yaitu untuk
menyempurnakan penghilangkan kandungan lignin di dalam serat selulosa
sehingga diperoleh tingkat kecerahan warna yang tinggi dan stabil (Greschik,
2008). Proses ini dilakukan secara cepat yaitu pada suhu 80 – 85 °C secara
konstan selama 1 jam.
6. Tahap Pengeringan
Pulp selanjutnya dikeringkan dengan menggunakan rotary dryer untuk
menghilangan kandungan air. Pengeringan dilakukan pada temperatur 50 – 60
°C selama 24 jam. Kondisi ini dipilih dengan tujuan agar tidak ada komponen
24

pada bahan yang terdegradasi akibat panas yang terlalu tinggi. Pulp kering
yang diperoleh disebut sebagai α-selulosa (Mersa, 2008).
7. Tahap Screening
Produk selulosa kemudian diayak dengan menggunakan vibrating screener
untuk mendapatkan distribusi ukuran yang seragam. Ukuran selulosa yang
diinginkan yaitu lolos ayakan 60 mesh.

2.4 Peneracaan
Prarancangan pabrik ekstraksi selulosa dengan menggunakan bahan baku
tongkol jagung mengikuti ketentuan sebagai berikut:
Kapasitas produksi = 5.000 ton/tahun
Basis perhitungan = 1 jam operasi
Satuan massa = kilogram/jam
Satu tahun operasi = 330 hari (11 bulan, 1 bulan maintanace)
Satu hari operasi = 24 jam

2.4.1 Neraca Massa di Rotary Hammer Mill (HM-101)


Fungsi : Mengecilkan ukuran tongkol jagung.

Gambar 2.4 Hammer Mill (HM-101)

Tabel 2.1 Hasil perhitungan neraca massa di hammer mill (HM-101)


Masuk Keluar
Komponen 2 51 3
kg/jam Kg/jam kg/jam
Selulosa 664.0598 73.7844 737.8443
Lignin 259.1453 28.7939 287.9392
Hemiselulosa 583.0769 64.7863 647.8633
H2O 113.3761 12.5973 125.9734
25

Subtotal 1619.6581 179.9620 1799.6202


Total 1799.6202 1799.6202

2.4.2 Neraca Massa di Screener (S-101)


Fungsi : Memisahkan ukuran tongkol jagung yang siap masuk tangki
hidrolisis (T-101).

Gambar 2.5 Screener (S-101)

Tabel 2.2 Hasil perhitungan neraca massa di screener (S-101)


Input Ouput
Komponen 3 51 4
kg/jam Kg/jam kg/jam
Selulosa 737.8443 73.7844 664.0598
Lignin 287.9392 28.7939 259.1453
Hemiselulosa 647.8633 64.7863 583.0769
H2O 125.9734 12.5973 113.3761
Subtotal 1799.6202 179.9620 1619.6581
Total 1799.6202 1799.6202

2.4.3 Neraca Massa di Tangki Pengenceran HCl (T-101)


Fungsi : Mengencerkan HCl 33% menjadi larutan HCl 0,07%.

Gambar 2.6 Tangki Pengenceran HCl (M-101)


26

Tabel 2.3 Hasil perhitungan neraca massa di tangki pengenceran HCl (M-101)
Masuk Keluar
Komponen 19 20 21
kg/jam kg/jam kg/jam
HCl 13.6051 13.6051
H2O 27.6225 16155.3538 16182.9763

Subtotal 41.2277 16155.3538 16196.5815


Total 16196.5815 16196.5815

2.4.4 Neraca Massa di Tangki Hidrolisis (T-101)


Fungsi : Mendegradasi hemiselulosa dengan pelarut HCl 0,07%.

Gambar 2.7 Tangki Hidrolisis (T-101)

Tabel 2.4 Hasil perhitungan neraca massa di tangki hidrolisis (T-101)


Masuk Keluar
Komponen 5 21 6
kg/jam kg/jam kg/jam
HCl 16196.58147 16196.5815
Selulosa 664.0598 664.0598
Lignin 259.1453 259.1453
Hemiselulosa 583.0769 583.0769
H2O 113.3761 113.3761
Subtotal 1619.6581 16196.58147 17816.2396
Total 17816.2396 17816.2396

2.4.5 Neraca Massa di Rotary Washer 01 (RW-01)


Fungsi : Menghilangkan sisa pelarut HCl serta meluruhkan lignin dan
hemiselulosa yang tereduksi.
27

Gambar 2.8 Rotary Washer 01 (RW-01)

Tabel 2.5 Hasil perhitungan neraca massa di rotary washer (RW-01)


Masuk Keluar
Komponen 6 41 22 7
kg/jam kg/jam kg/jam kg/jam
Selulosa 664.0598 46.4709 617.5889
Lignin 259.1453 13.2164 245.9289
Hemiselulosa 583.0769 583.0769
H2O 113.3761 4049.1454 4079.2710 83.2504
HCl 16196.58147 16196.581
Subtotal 17816.2396 4049.1454 20918.6167 946.7683
Total 21865.3850 21865.3850

2.4.6 Neraca Massa di Tangki Pelarutan NaOH (M-102)


Fungsi : Melarutkan NaOH padat 98% menjadi larutan NaOH 5%.

Gambar 2.9 Tangki Pelarutan NaOH (M-102)

Tabel 2.6 Hasil perhitungan neraca massa di tangki pelarutan NaOH (M-102)
Masuk Keluar
24 25 26
Komponen
Kg/jam Kg/jam Kg/jam
28

NaOH 463.916

H2O 9003.766
Larutan NaOH 5% 9467.683
Subtotal 463.916 9003.766 9467.683
Total 9467.683 9467.683

2.4.7 Neraca Massa di Digester (D-101)


Fungsi : Mereduksi kandungan lignin dan hemiselulosa menggunakan
pelarut NaOH 5%.

Gambar 2.10 Digester (D-101)

Tabel 2.7 Hasil perhitungan neraca massa di digester 01 (D-01)


Masuk Keluar
Komponen 8 26 9
kg/jam kg/jam kg/jam
Selulosa 617.5889 617.5889
H2O 83.2504 83.2504
Lignin 245.9289 245.9289
Hemiselulosa 9467.683 9467.683
NaOH 946.7683 9467.682547 10414.4508
Subtotal 617.5889 617.5889
Total 10414.4508 10414.4508

2.4.8 Neraca Massa di Rotary Washer 02 (RW-02)


Fungsi : Menghilangkan sisa pelarut NaOH serta meluruhkan lignin dan
hemiselulosa yang tereduksi.
29

Gambar 2.11 Rotary Washer 02 (RW-102)

Tabel 2.8 Hasil perhitungan neraca massa di rotary washer 02 (RW-02)


Masuk Keluar
Komponen 9 43 39 10
kg/jam kg/jam kg/jam kg/jam
Selulosa 617.5889 12.3518 605.2372
H2O 83.2504 26036.127 25596.9899 522.3875
Lignin 245.9289 219.6145 26.3144
Hemiselulosa 9467.683 9467.683
NaOH 10414.4508 26036.127 35296.63871 1153.9391
Subtotal 617.5889 12.3518 605.2372
Total 36450.57781 36450.57781

2.4.9 Neraca Massa di Tangki Pengenceran H2O2 (M-103)


Fungsi : Mengencerkan H2O2 30% menjadi larutan H2O2 8%.

Gambar 2.12 Tangki Pengenceran H2O2 (M-103)

Tabel 2.9 Hasil perhitungan neraca massa di tangki pengenceran H2O2 (M-103)
Masuk Keluar
Komponen 28 29 30
Kg/jam Kg/jam Kg/jam
H2O2 1639.5167 1639.5167
30

H2O 7591.9961 7591.9961


Subtotal 1639.5167 7591.9961 9231.5128

Total 9231.5128 9231.5128

2.4.10 Neraca Massa di Bleaching Tank 01 (T-04)


Fungsi : Memutihkan pulp sekaligus menghilangkan sisa lignin.

Gambar 2.13 Bleaching Tank (T-04)

Tabel 2.10 Hasil perhitungan neraca massa di Bleaching Tank (T-04)


Masuk Keluar
Komponen 11 30 12
kg/jam kg/jam kg/jam
Selulosa 605.23715 605.2372
Lignin 26.31439 26.3144
H2O 522.3875 522.3875
H2O2 9231.5128 9231.5128
Subtotal 1153.9391 9231.5128 10385.4518
Total 10385.4518 10385.4518

2.4.11 Neraca Massa di Rotary Washer 03 (RW-03)


Fungsi : Menghilangkan sisa pelarut H2O2 dan meluruhkan lignin yang
tereduksi.

Gambar 2.14 Rotary Washer 03 (RW-03)


31

Tabel 2.11 Hasil perhitungan neraca massa di rotary washer 03 (RW-03)


Masuk Keluar
Komponen 12 42 31 13
kg/jam kg/jam kg/jam kg/jam
Selulosa 605.2372 12.1047 593.1324
Lignin 26.3144 26.3144
H2O 522.3875 25963.6296 25956.2968 529.7203
H2O2 9231.5128 9231.5128
Subtotal 10385.4518 25963.6296 35226.2287 1122.8528
Total 36349.0815 36349.0815

2.4.12 Neraca massa di Rotary Dryer (RD-01)


Fungsi : Menghilangkan kandungan air yang terdapat pada pulp.

Gambar 2.15 Rotary Dryer (RD-01)

Tabel 2.12 Hasil perhitungan neraca massa di rotary dryer 01 (RD-01)


Masuk Keluar
Komponen 14 35 15
kg/jam kg/jam kg/jam
Selulosa 593.1324 5.9313 587.2011
H2O 529.7203 476.7483 52.9720
Subtotal 1122.8528 482.6796 640.1731
Total 1122.8528 1122.8528

2.4.13 Neraca Massa di Hammer Mill (HM-102)


Fungsi : Mengecilkan ukuran produk selulosa.
32

Gambar 2.16 Hammer Mill (HM-102)

Tabel 2.13 Hasil perhitungan neraca massa di hammer mill


Masuk Keluar
Komponen 16 50 17
kg/jam kg/jam kg/jam
Selulosa 587.2011 58.7201087 645.9212
H2O 52.9720 5.297203434 58.2692
Subtotal 640.1731 64.01731213 704.1904
Total 704.1904 704.1904

2.4.14 Neraca Massa di Screener (S-102)


Fungsi : Menyeragamkan ukuran produk keluaran hammer mill.

Gambar 2.17 Screener (S-102)

Tabel 2.14 Hasil perhitungan neraca massa di screener


Masuk Keluar
Komponen 17 50 18
kg/jam kg/jam kg/jam
Selulosa 645.9212 64.59211957 581.3291
H2O 58.2692 5.826923778 52.4423
Subtotal 704.1904 70.41904334 633.7714
Total 704.1904 704.1904334

2.4.15 Neraca Massa di Tangki Pengencer H2SO4 (M-104)


Fungsi : Mengencerkan larutan H2SO4 73,61% menjadi larutan H2SO4 5%.
33

Gambar 2.18 Tangki Pengencer H2SO4 (M-104)

Tabel 2.15 Hasil perhitungan neraca massa di tangki pengenceran H2SO4


Masuk Keluar
Komponen 67 68 69
kg/jam kg/jam kg/jam
H2SO4 3155.773335
H2O 32140.8654

Subtotal 3155.773335 32140.8654 35296.6387


Total 35296.63871 35296.6387

2.4.16 Neraca Massa di Clarifier (C-101)


Fungsi : Memisahkan partikel halus lignin dengan larutan NaOH.

Gambar 2.19 Clarifier (C-101)

Tabel 2.16 Hasil perhitungan neraca massa di clarifier


Masuk Keluar
Komponen 40 69 52
kg/jam kg/jam kg/jam
Selulosa 12.3518 12.3518
H2O 25596.9899 25596.9899
Lignin 219.6145 219.6145
NaOH 9467.6825 9467.6825
H2SO4 35296.6387 35296.6387
Subtotal 35296.6387 35296.6387 70593.2774
34

Total 70593.2774 70593.2774

2.4.17 Neraca Massa di Centrifuge (CF-101)


Fungsi : Memisahkan larutan dan padatan terlarut dengan gaya sentrifugal.

Gambar 2.20 Centrifuge (CF-101)

Tabel 2.17 Hasil perhitugan neraca massa di centrifuge


Masuk Keluar
Komponen 40 53
kg/jam kg/jam
Selulosa 12.3518 12.3518
H2O 25596.9899 25596.9899
Lignin 219.6145 219.6145
NaOH 9467.6825 9467.6825
H2SO4 35296.6387 35296.6387
Subtotal 70593.2774 70593.2774
Total 70593.2774 70593.2774

2.4.18 Neraca Massa di Rotary Vacuum Filter (RVF-101)


Fungsi : Memisahkan padatan dengan larutan NaOH pada kondisi vakum.

Gambar 2.21 Rotary Vacuum Filter (RVF-101)

Tabel 2.18 Hasil perhitungan neraca massa di rotary vacuum filter


Masuk Keluar
Komposisi 53 54 55
kg/jam kg/jam kg/jam
Selulosa 12.3518 12.3518
H2O 25596.9899 511.9397977 25085.0501
Lignin 219.6145 219.6145
35

NaOH 9467.6825 9467.6825


H2SO4 35296.6387 35296.6387
Subtotal 70593.2774 743.9061 69849.3713
Total 40104,190 40104,190

2.4.19 Neraca Massa di Rotary Dryer (RD-102)


Fungsi : Menghilangkan air yang terkandung pada pulp.

Gambar 2.22 Rotary Dryer (RD-102)

Tabel 2.19 Hasil perhitungan neraca massa di rotary dryer


Masuk Keluar
Komposisi 56 64 57
kg/jam kg/jam kg/jam
Selulosa 12.3518 0.1235 12.2283
H2O 511.9398 460.7458 51.1940
Lignin 219.6145 2.1961 217.4184
Subtotal 743.9061 463.0655 280.8406
Total 743.9061 743.9061

2.4.20 Neraca Massa di Hammer Mill (HM-103)


Fungsi : Mengecilkan ukuran produk lignin.

Gambar 2.23 Hammer Mill (HM-103)

Tabel 2.20 Hasil perhitungan neraca massa di hammer mill


Masuk Keluar
Komponen 58 59
kg/jam kg/jam
Selulosa 12.2283 12.2283
36

H2O 51.194 51.194


Lignin 217.4184 217.4184
Subtotal 280.8406 280.8406
Total 280.8406 280.8406

2.4.21 Neraca Massa di Screener (S-103)


Fungsi : Menyeragamkan ukuran partikel padatan lignin.

Gambar 2.24 Screener (S-103)

Tabel 2.21 Hasil perhitungan neraca massa di screener


Masuk Keluar
Komponen 59 60
kg/jam kg/jam
Selulosa 12.2283 12.2283
H2O 51.194 51.194
Lignin 217.4184 217.4184
Subtotal 280.8406 280.8406
Total 280.8406 561.6813

2.4.22 Neraca Energi di Tangki Pengenceran HCl (M-101)

Gambar 2.25 Neraca Energi Tangki Pengenceran HCl


Tabel 2.22 Hasil perhitungan neraca energi di tangki pengenceran HCl (M-101)
Masuk Keluar
Komponen 19 20 21
kJ/jam kJ/jam kJ/jam
HCl 6876.1126 8751443.66
H2 O 6104524.77
37

Pengenceran 2640042.78
Subtotal 2646918.89 6104524.77 8751443.66
Total 8751443.662 8751443.66

2.4.23 Neraca Energi di Tangki Hidrolisis (T-101)

Gambar 2.25 Neraca Energi Tangki Hidrolisis

Tabel 2.23 Hasil perhitungan neraca energi di tangki hidrolisis (T-101)


Masuk Keluar
Komponen 5 21 44 6
kJ/jam kJ/jam kJ/jam kJ/jam
Selulosa 201309.7406 301160.6722
Lignin 96450.49841 112358.5470
Hemiselulosa 225783.8273 263023.4491
H2O 144138.2267 167911.6436
HCl 3928264.275 4710288.8470
Steam 958796.59
Total 5554743.1590 5554743.1590

2.4.24 Neraca Energi di Rotary Washer 01 (RW-101)

Gambar 2.25 Neraca Energi Rotary Washer 01


38

Tabel 2.24 Hasil perhitungan neraca energi di tangki rotary washer 01 (RW-101)
Masuk Keluar
Komponen 6 41 22 7
kJ/jam kJ/jam kJ/jam kJ/jam
Selulosa 46903.1204 1715.0392 22792.5234
Lignin 17498.8534 466.3137 8677.0918
Hemiselulosa 40963.5840 21404.0685
H2O 26150.7586 84905.0604 491636.1797 10033.3914
HCl 712698.4500 372395.3067
Total 929119.9144 929119.9144

2.4.25 Neraca Energi di Tangki Pelarutan NaOH (M-102)

Gambar 2.26 Neraca Energi Tangki Pelarutan NaOH

Tabel 2.25 Hasil perhitungan neraca energi di tangki pelarutan NaOH (M-102)
Masuk Keluar
Komponen 24 25 26
kJ/jam kJ/jam kJ/jam
NaOH 2319.6 3448643.61
H2O 3401172.65
Pelarutan 45151.378
Subtotal 47470.978 3401172.65 3448643.605
Total 3448643.623 3448643.61

2.4.26 Neraca Energi di Digester (D-101)

Gambar 2.27 Neraca Energi Digester


39

Tabel 2.26 Hasil perhitungan neraca energi di digester (D-101)


Masuk Keluar
Komponen 8 26 46 9
kJ/jam kJ/jam kJ/jam kJ/jam
Selulosa 22792.5234 75345.0873
H2O 10033.3914 33167.3128
Lignin 8677.0918 28683.8024
NaOH 320856.3558 1060652.6411
Steam 835489.4813
Total 1197848.8436 1197848.8436

2.4.27 Neraca Energi di Rotary Washer 02 (RW-102)

Gambar 2.25 Neraca Energi Rotary Washer 01

Tabel 2.27 Hasil perhitungan neraca energi di rotary washer (RW-102)


Masuk Keluar
Komponen 9 43 39 10
kJ/jam kJ/jam kJ/jam kJ/jam
Selulosa 75345.0873 227.1004 11127.9198
H2O 33167.3128 3860.3008 31365.3107
Lignin 28683.8024 1536900.2247 462.5444
NaOH 1060652.6411 159847.6101
H2O 545942.1025
Total 1743791.0110 1743791.0110

2.4.28 Neraca Energi di Tangki Pengenceran H2O2 (M-103)

Gambar 2.26 Neraca Energi Tangki Pengenceran H2O2


40

Tabel 2.28 Hasil perhitungan neraca energi di tangki pengenceran H2O2 (M-103)
Masuk Keluar
Komponen 28 29 30
kJ/jam kJ/jam kJ/jam
H2O2 354135.6 6116675.13
H2O 3401172.65
Pengenceran 2863844.52
Subtotal 3217980.12 3401172.65 6116675.128
Total 6619152.768 6116675.13

2.4.29 Neraca Energi di Bleaching Tank (T-102)

Gambar 2.28 Neraca Energi Bleaching Tank

Tabel 2.29 Hasil perhitungan neraca energi di bleaching tank (T-102)


Masuk Keluar
Komponen 11 30 48 12
kJ/jam kJ/jam kJ/jam kJ/jam
Selulosa 11127.9198 42748.4232
H2O 31365.3107 1776.8861
Lignin 462.5444 120491.3051
H2O2 58445.5036 642900.5398
Steam 706515.8756
Total 807917.1542 807917.1542

2.4.30 Neraca Energi di Rotary Washer 03 (RW-103)


41

Gambar 2.28 Neraca Energi Rotary Washer 03

Tabel 2.30 Hasil perhitungan neraca energi di rotary washer 03 (RW-103)


Masuk Keluar
Komponen 12 42 31 13
kJ/jam kJ/jam kJ/jam kJ/jam
Selulosa 43020.4587 175.5573 8602.3068
Lignin 1788.1935 364.8617
H2O 121258.0680 582531.4664 1229346.6852 25088.7079
H2O2 646991.7250 132011.7357
Total 1395589.8545 1395589.8545

2.4.31 Neraca Energi di Rotary Dryer (RD-101)

Gambar 2.28 Neraca Energi Rotary Dryer

Tabel 2.31 Hasil perhitungan neraca energi di rotary dryer (RD-101)


Masuk Keluar
Komponen 14 34 35 15
kJ/jam kJ/jam kJ/jam kJ/jam
Selulosa 8602.3068 266.5947 26392.8765
H2O 25088.7079 69977.3365 7775.2596
Udara 70721.0526
Total 104412.0673 104412.0673

2.4.32 Neraca Energi di Cooler (C-101)


42

Gambar 2.29 Neraca Energi Cooler 01


Tabel 2.32 Hasil perhitungan neraca energi di cooler (C-101)
Masuk Keluar
Komponen 15 16 37
kJ/jam kJ/jam kJ/jam
Selulosa 26392.8765 11311.2328
H2 O 7775.2596 3332.2541
Udara 19,859,234
Total 34168.1361 34168.1361

2.4.33 Neraca Energi di Rotary Dryer (RD-102)

Gambar 2.29 Neraca Energi Rotary Dryer 02

Tabel 2.33 Hasil perhitungan neraca energi di rotary dryer (RD-102)


Masuk Keluar
Komponen 56 63 57 64
kJ/jam kJ/jam kJ/jam kJ/jam
Selulosa 230.992 559.041 5.647
H2O 31264.748 7643.045 68787.402
Lignin 3926.453 9502.701 95.987
Udara 51171.63
Total 86593.8223 86593.8223
43

2.3.34 Neraca Energi di Cooler (C-102)

Gambar 2.29 Neraca Energi Cooler 02


Tabel 2.34 Hasil Perhitungan energi di cooler (C-102)
Masuk Keluar
Komponen 57 58 65
kJ/jam kJ/jam kJ/jam
Selulosa 559.041 239.589
H2 O 7643.045 3275.591
Lignin 9502.701 4072.586
Udara 10117.021
Total 7587.766 7587.766

Anda mungkin juga menyukai