2.1 Flowsheeting
Diagram alir proses ekstraksi selulosa dari tongkol jagung dengan metode
basa ditunjukkan pada Gambar 2.1.
Sistem adalah sebagian atau seluruh dari proses yang dipilih untuk dianalisa.
Adapun sistem dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. Sistem terbuka, dimana bahan-bahan terpindah melewati sistem,
maksudnya bahan-bahan yang masuk dalam sistem, meninggalkan sistem
atau kedua-duanya proses kontinyu.
2. Sistem tertutup yaitu sistem dimana tidak ada perpindahan melewati
sistem selama interval waktu tertentu (yang diambil) proses batch.
Perasamaan umum neraca massa di atas berlaku untuk setiap bahan, baik
yang mengalami reaksi kimia maupun tidak, dan persamaan tersebut berlaku
untuk suatu interval waktu yang diinginkan termasuk tahun, jam, detik atau biasa
juga differensial. Generasi dan konsumsi yang dimaksud dalam persamaan di atas
adalah terbentuknya atau terpakainya bahan karena reaksi kimia.
Hal-hal khusus dalam neraca massa yang harus diperhatikan, antara lain :
19
3. Untuk sistem tertutup, yang mana tidak ada aliran bahan masuk dan
keluar, maka persamaan menjadi :
Akumulasi = generasi – konsumsi ................................................ (2.3)
Tc T
0.38
Hvap A1 Tr
B CT DT
r r
2
ETr 3 ………..................…………………………… (2.9)
Dimana :
n : koefisien reaksi
∆Hf : perubahan panas pembentukan (kcal/gmol)
m : massa zat yang bereaksi (kg)
2013). Proses ini dilakukan selama 1 jam pada suhu 80 – 85 °C. Setelah itu,
serat kemudian dibilas dengan menggunakan air di dalam rotary washer
hingga pH nya netral ( ≈ 7) (Umar, 2011). Tahap ini bertujuan untuk
memperlunak bahan dan mempercepat pemutusan ikatan pentosa
(hemiselulosa) sebelum proses delignifikasi dilakukan (Thakur, 2014).
4. Tahap Delignifikasi
Tahap delignifikasi merupakan inti dari ekstraksi selulosa. Proses delignifikasi
dilakukan dengan cara memasak serat dalam NaOH 5%. Perbandingan bahan
baku dengan NaOH adalah 1 : 20 (Mohamad Haafiz dkk., 2013). Proses
delignifikasi ini dilakukan di dalam digester selama 1 jam dengan temperatur
120 °C dan tekanan 2 atm. Pada proses ini terbentuk pulp atau bubur selulosa
dimana α-selulosa terisolasi sebagai residu. α-selulosa merupakan senyawa
yang tidak larut dalam NaOH 17,5% atau larutan basa kuat, hal ini digunakan
untuk mendegradasi polimer lignin yang kemudian akan larut ke dalam air
(Sari dkk., 2012). Larutnya lignin disebabkan oleh terjadinya transfer ion
hidrogen dari gugus hidroksil pada lignin ke ion hidroksil (Giligan, 1974).
Serat yang dihasilkan kemudian dibilas di dalam rotary washer untuk
menghilangkan sisa NaOH dan meluruhkan lignin.
5. Tahap Pemutihan (Bleaching)
Pulp yang dihasilkan dari proses delignifikasi kemudian diputihkan dengan
menggunakan hidrogen peroksida (H2O2) 8% dengan ratio perbandingan
selulosa dan H2O2 1 : 8. Tujuan dari pemutihan (bleaching) ini yaitu untuk
menyempurnakan penghilangkan kandungan lignin di dalam serat selulosa
sehingga diperoleh tingkat kecerahan warna yang tinggi dan stabil (Greschik,
2008). Proses ini dilakukan secara cepat yaitu pada suhu 80 – 85 °C secara
konstan selama 1 jam.
6. Tahap Pengeringan
Pulp selanjutnya dikeringkan dengan menggunakan rotary dryer untuk
menghilangan kandungan air. Pengeringan dilakukan pada temperatur 50 – 60
°C selama 24 jam. Kondisi ini dipilih dengan tujuan agar tidak ada komponen
24
pada bahan yang terdegradasi akibat panas yang terlalu tinggi. Pulp kering
yang diperoleh disebut sebagai α-selulosa (Mersa, 2008).
7. Tahap Screening
Produk selulosa kemudian diayak dengan menggunakan vibrating screener
untuk mendapatkan distribusi ukuran yang seragam. Ukuran selulosa yang
diinginkan yaitu lolos ayakan 60 mesh.
2.4 Peneracaan
Prarancangan pabrik ekstraksi selulosa dengan menggunakan bahan baku
tongkol jagung mengikuti ketentuan sebagai berikut:
Kapasitas produksi = 5.000 ton/tahun
Basis perhitungan = 1 jam operasi
Satuan massa = kilogram/jam
Satu tahun operasi = 330 hari (11 bulan, 1 bulan maintanace)
Satu hari operasi = 24 jam
Tabel 2.3 Hasil perhitungan neraca massa di tangki pengenceran HCl (M-101)
Masuk Keluar
Komponen 19 20 21
kg/jam kg/jam kg/jam
HCl 13.6051 13.6051
H2O 27.6225 16155.3538 16182.9763
Tabel 2.6 Hasil perhitungan neraca massa di tangki pelarutan NaOH (M-102)
Masuk Keluar
24 25 26
Komponen
Kg/jam Kg/jam Kg/jam
28
NaOH 463.916
H2O 9003.766
Larutan NaOH 5% 9467.683
Subtotal 463.916 9003.766 9467.683
Total 9467.683 9467.683
Tabel 2.9 Hasil perhitungan neraca massa di tangki pengenceran H2O2 (M-103)
Masuk Keluar
Komponen 28 29 30
Kg/jam Kg/jam Kg/jam
H2O2 1639.5167 1639.5167
30
Pengenceran 2640042.78
Subtotal 2646918.89 6104524.77 8751443.66
Total 8751443.662 8751443.66
Tabel 2.24 Hasil perhitungan neraca energi di tangki rotary washer 01 (RW-101)
Masuk Keluar
Komponen 6 41 22 7
kJ/jam kJ/jam kJ/jam kJ/jam
Selulosa 46903.1204 1715.0392 22792.5234
Lignin 17498.8534 466.3137 8677.0918
Hemiselulosa 40963.5840 21404.0685
H2O 26150.7586 84905.0604 491636.1797 10033.3914
HCl 712698.4500 372395.3067
Total 929119.9144 929119.9144
Tabel 2.25 Hasil perhitungan neraca energi di tangki pelarutan NaOH (M-102)
Masuk Keluar
Komponen 24 25 26
kJ/jam kJ/jam kJ/jam
NaOH 2319.6 3448643.61
H2O 3401172.65
Pelarutan 45151.378
Subtotal 47470.978 3401172.65 3448643.605
Total 3448643.623 3448643.61
Tabel 2.28 Hasil perhitungan neraca energi di tangki pengenceran H2O2 (M-103)
Masuk Keluar
Komponen 28 29 30
kJ/jam kJ/jam kJ/jam
H2O2 354135.6 6116675.13
H2O 3401172.65
Pengenceran 2863844.52
Subtotal 3217980.12 3401172.65 6116675.128
Total 6619152.768 6116675.13