15716002
Tahun : 2014
Jenis Pustaka : Skripsi
Bentuk Pustaka : Digital
Nama Penulis : Zudika DM Manullang
Alamat URL :
http://balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/ZUDIKA.
pdf
TanggalAkses : 9 April 2015
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pelaksanaan Program SANIMAS (Sanitasi Berbasis
Masyarakat) di Kelurahan Bagan Deli Kecamatan Medan Belawan Kota Medan. Program ini
dilakukan untuk mengatasi permasalahalan pemukiman kumuh dengan pembangunan fasilitas
kamar mandi, cuci dan kakus (MCK). Selain itu, dilakukan upaya pemberdayaan masyarakat
dengan tujuan mencapai keberlanjutan manfaat yang dapat dirasakan masyarakat. Program ini
adalah berbasis masyarakat, dirancang untuk tanggap terhadap kebutuhan dan menghasilkan
sesuatu yang bermanfaat bagi masyarakat. Penelitian ini ingin mengevaluasi dampak dari
program tersebut dalam hal pemberdayaan masyarakat.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak Program SANIMAS dalam
pemberdayaan masyarakat di Kelurahan Bagan Deli Kecamatan Medan Belawan Kota Medan.
Desain penelitian ini adalah dengan menggunakan metode kualitatif dan pendekatan
deskriptif. Penelitian ini melakukan pengumpulan informasi melalui key person. Dalam
penelitian ini terdapat dua orang key person, yaitu Ketua Kelompok Swadaya Masyarakat Bunga
Tanjung : Bapak Sumarno dan Pejabat Pembuat Komitmen Pengembangan Infrastruktur
Penyehatan Lingkungan Permukiman (PPK PILP) Dinas Tarukim Sumut : Bapak Ir. Herianto.
Informan utama yang juga mendukung penelitian ini adalah masyarakat Lorong Ujung Tanjung I
Lingkungan V Kelurahan Bagan Deli Kecamatan Medan Belawan. Data primer dikumpulkan
dengan melakukan wawancara mendalam dan observasi, sedangkan data sekunder dikumpulkan
dengan melakukan dokumentasi dan studi kepustakaan. Data dianalisis dengan pendekatan
logika induktif dengan cara mereduksi data, menyajikan data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian ini adalah dari segi efektivitas, program SANIMAS dalam bentuk
pembangunan MCK+ dirasakan cukup baik oleh masyarakat. Upaya pemerintah memberikan
stimulus kepada masyarakat agar tanggap terhadap kebutuhan tampak berhasil. Program
SANIMAS juga melakukan sosialisasi PHBS. Namun masyarakat kurang didampingi untuk
tahap selanjutnya setelah program dijalankan. Tujuan utama program untuk membina masyarakat
tidak tercapai, walaupun hasil program dirasakan cukup baik. Pada segi efisiensi, masyarakat
bersedia menjadi tenaga kerja sukarela tanpa upah untuk melakukan pembangunan. Terkait
dengan pembiayaan program, modal program dari proses perencanaan hingga pelaksanaan
terhitung cukup. Kekurangan dapat ditutupi apabila ada bantuan lainnya. Dilihat dari segi sumber
daya manusia, modal dan waktu, program ini telah terlaksana dengan efisien dan sudah
mengaktifkan partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan. Kelompok masyarakat swadaya telah
berhasil dibentuk sehinga mampu membenahi kekurangan sendiri. Dilihat dari segi kecukupan,
program ini telah membantu kebutuhan masyarakat, hanya jumlahnya selalu tidak mencukupi
kebutuhan masyarkat. Dilihat dari segi pemerataan, penelitian ini menunujukan belum
tercapainya pemerataan yang adil bagi masyarakat, baik hasil dan manfaat program SANIMAS.
Dilihat dari segi responsivitas, masyarakat mengalami peningkatan responsivitas. Masyarakat
senang dan merasa bersyukur karena tersedia sarana baru yang bisa digunakan dalam kehidupan
sehari-hari. Dilihat dari segi ketepatan, sampai saat ini program SANIMAS masih cukup efektif.
Kesimpulan penelitan ini adalah hasil evaluasi Program SANIMAS di tempat penelitian
adalah baik, karena memberikan dampak positif bagi masyarakat sasaran. Masyarakat merasakan
peningkatan derajat martabat masyarakat, meningkatkan derajat kesehatan dan meningkatkan
martabat keluarga. Program ini sedikitnya telah memberikan perubahan bagi kemandirian
masyarkat, karena seluruh indikator evaluasi telah mencapai kategori cukup baik. Indikator
dengan nilai yang besar adalah indikator efisiensi dan responsivitas, bila dibandingkan dengan
indikator lainnya.
Analisis :
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan pendekatan deskriptif. Namun hasil yang
dipaparkan dirasakan belum valid, karena pada praktik pengambilan data hanya mengandalkan
hasil wawancara mendalam dari tokoh-tokoh desa, yaitu Ketua Kelompok Swadaya Masyarakat
Bunga Tanjung : Bapak Sumarno dan Pejabat Pembuat Komitmen Pengembangan Infrastruktur
Penyehatan Lingkungan Permukiman (PPK PILP) Dinas Tarukim Sumut : Bapak Ir. Herianto.
Selain itu, metode penelitian kualitatif sebaiknya menyisipkan kata-kata yang diucapkan oleh
informan pada bagian pembahasan, dan melampirkan catatan harian selama berlangsungnya
penelitian. Selain itu, sebaiknya informan kunci pun diambil pula dari kalangan perwakilan
masyarakat yang secara langsung merasakan pelaksanaan program.
Tahun : 2014
Pembangunan Mandi Cuci Kakus (MCK) oleh Pemerintah Kota (pemkot) Ambon yang
ditangani Dinas TataKota Ambon di sejumlah lokasi di Kota Ambon dinilai mubazir. Betapa
tidak, pembangunan MCK plus sebagai implementasi dari penanganan sanitasi di kota manise
ini yang menggunakan dana hibah dari Pemerintah Pusat tidak dinikmati oleh masyarakat.
Pembangunan MCK Plus di Kota Ambon menghabiskan anggaran sebesar Rp. 1,2 milyar
dibeberapa wilayah diKota Ambon yakni Kelurahan Rijali dan Pandang Kasturi Kecamatan
Hutumuri Kecamatan Leitimur Selatan dan Desa WayameKecamatan Teluk Ambon Baguala.
Plus-plus yang terbilang mewah itu mestinya sudah harus difungsikan setelah pada
Awal April 2013 lalu ditinjau langsung oleh Walikota Ambon. Beberapa MCK++ yang belum
difungsikan seperti di Kelurahan Rijali, dimana kondisi MCK yang menghabiskan anggaran
ratusan juta rupiah itu dalam kondisi memprihatinkan karena pintu MCK sudah rusak bahkan
air dan listrik tidak ada. Salah satu warga Rijali, Ali kepada Pers di Balai Kota Ambon,
mengaku, MCKyang dibangun Pemkot Ambon itu hingga kini belum difungsikan karena tidak air
dan listrik.
Akibat tidak difungsikan, lanjutnya, MCK mewah yang bernilai puluhan hingga ratusan
juta itu dalam kondisi tidak terawat. Diungkapkan, MCK++ tersebut belum diserahkan kepada
Kelurahan Rijali untuk selanjutnya difungsikan. Ditempat terpisah Kepala Dinas Tata Kota
Ambon, M. Novel Masuku saat dihubungi terkait belum difungsikannya MCK ++, menandaskan,
akan segera memanggil Panitia Pembuat Komitmen PPK untuk diminta keterangan.
, MCK ++ tersebut mestinya sudah harus difungsikan dan diserahkan kepada
desa/kelurahan dan negeri untuk difungsikan. “Saya akan segera panggil PPK untuk
menjelaskan MCK itu belum difungsikan. Saya baru tahu dari wartawan jika MCK ada yang
, MCK ++ itu dilengkapi dengan sarana dan prasarana penunjang seperti air
dan listrik dan segera dikoordinasikan dengan PPK untuk membenahi kekurangan yang ada.
Analisis :
Dari contoh kasus diatas pembangunan MCK plus yang terjadi kota ambon belum
mengacu pada tahap pelaksanaan program Sanimas. Penetapan lokasi merupakan hal yang
penting dalam melaksanakan program ini.Terkadang penetapan lokasi yang diajukan tidak
dengan kriteria yang ditetapkan. Selain itu perencanaan pembangunan yang ada tidak
disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan masyarakat sehingga terjadi mubazirnya anggaran.
dari pihak terkait perlu dilakukan secara rutin agar pelaksanaan dapat sesuai dengan
karena permasalahan sanitasi sampai hari ini adalah merupakan tanggung jawab
publik. Memang kegiatan pemberdayaan butuh waktu lama, namun penggunaan dana
Sering terjebak pada kegiatan yang berbasis anggaran, meski harus terus diuparayakan
tahun berikutnya,sehingga hal ini sering menjadi masalah bagi para pelaksana.
menjaga semangat masyarakat yang baru saja menjadi “pemenang” lokasi. Untuk
adalah sangat penting apalagi menyangkut masalah sanitasi yang tidak pernah
Qbudaya masyarakat setempat bervariasi dari satu daerah dengan daerah lain,