Anda di halaman 1dari 8

Jur. Ilm. Kel. & Kons., Januari 2010, p : 11-17 Vol. 3, No.

1
ISSN : 1907 - 6037

HUBUNGAN FUNGSI AGIL DENGAN KESEJAHTERAAN KELUARGA


NELAYAN YANG RAWAN TERKENA BENCANA ALAM
The Correlation between AGIL (Adaptation, Goal Attainment, Integration, and Latency)
Functions and Family Welfare of Fishermen in Disaster Area

EUIS SUNARTI1*, IRNI RAHMAYANI JOHAN1, CHRISTINE HARYATI2


1
Staf Pengajar Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen, Fakultas Ekologi Manusia,
Institut Pertanian Bogor, Jalan Lingkar Kampus IPB Dramaga,
Bogor 16680
2
Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian
Bogor, Kampus Dramaga, Bogor 16680

ABSTRACT. The objectives of this study were to analyze family welfare (categorized
as objective and subjective welfare) of fishermen and its correlation with family AGIL
(adaptation, goal attainment, latency, and integration) functions. The study design was
cross sectional. Data were collected in 2009 in Pangandaran District, Ciamis Regency
(affected by tsunami in 2006), taken from 80 families (53 categorized as juragan and
27 as janggol) as the samples selected by using proportional random sampling
method. By using spearman’s correlation test, it was found that there was a positive
correlation between family AGIL functions and family welfare. Moreover the results of
correlation test between components of family AGIL and family welfare showed that
there were positive correlations between adaptation function and objective welfare,
and between latency function with subjective welfare. This means that the higher the
family adaptation, the higher the family income, and the better the level of family
latency, the higher the level of family subjective welfare. Descriptive analysis revealed
that the essential components of fishermen family subjective welfare included sincere
feeling, i.e., always thank God for whatever happen and have a good satisfaction even
in marginal family condition. The above results implied that, increasing family AGIL
function should become a crucial factor in increasing family welfare. Indeed,
strengthening family program should be emphasized on the two vital functions:
adaptation and latency.

Key words: family welfare, adaptation, goal attainment, integration, latency

PENDAHULUAN nelayan buruh (janggol) dengan tingkat


kesejahteraan keluarga yang rendah.
Indonesia merupakan negara kepulauan Berdasarkan hal tersebut menjadi
yang wilayah lautannya lebih luas penting upaya peningkatan resiliensi
dibandingkan wilayah daratannya dengan keluarga, khususnya di wilayah rawan
garis pantai sepanjang 81.000 km. Wilayah bencana. Sebagaimana Sunarti (2007)
perairan Indonesia berada diantara dua menunjukkan besarnya perubahan, tan-
lempeng yaitu lempeng samudera dan tangan, dan ancaman yang dihadapi
lempeng benua. Secara teknis, kondisi keluarga pada saat ini. Resiliensi keluarga
demikian menyebabkan sebagian besar merupakan kemampuan keluarga untuk
kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil di bangkit dari keterpurukan dan krisis, terkait
Indonesia berada pada daerah rawan erat dengan kemampuan keluarga
bencana alam seperti gempa bumi, tsunami, mempertahankan keberlangsungan hidup
gelombang pasang, erosi pantai, banjir keluarganya pada keadaaan apapun dengan
pasang-surut dan subsiden, badai, dan memaksimalkan pengelolaan sumberdaya
sedimentasi. Padahal banyak masyarakat keluarga. Sementara itu menurut Parson
Indonesia yang tinggal di sepanjang pantai dalam Hamilton (1983) sebuah sistem dapat
dengan mata pencaharian utamanya mempertahankan keberlangsungannya ma-
nelayan, dan proporsi terbesarnya adalah nakala menjalankan fungsi adaptasi (A),
pencapaian tujuan (G=goal attainment),
12 SUNARTI ET AL. Jur. Ilm. Kel. & Kons.

integrasi (I=integration), dan pemeliharaan HASIL DAN PEMBAHASAN


sistem (L=latency), atau dikenal dengan
“AGIL”. Karakteristik Keluarga, Akses Informasi,
Berdasarkan latar belakang tersebut, dan Dukungan Sosial
penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Contoh penelitian memiliki anggota
keberfungsian dan pola hubungan antar keluarga berkisar 2 sampai 8 orang, dimana
fungsi AGIL pada nelayan sebagai dasar proporsi terbesar juragan maupun janggol
rekomendasi program peningkatan memiliki ukuran keluarga kecil (≤4 orang).
kelentingan (relisience) atau penurunan Persentase terbesar contoh berada dalam
kerentanan (vulnerability) nelayan sebagai kisaran usia produktif. Hampir tiga perempat
bagian program pengurangan risiko juragan demikian juga istrinya (73,6% dan
bencana. Adapun tujuan khususnya adalah 74,5%) berpendidikan kurang dari 9 tahun,
untuk: (1) menggambarkan karakteristik namun hanya dua pertiga janggol dan juga
keluarga, dukungan sosial, akses informasi, istrinya (66,67%) yang berpendidikan kurang
keberfungsian keluarga AGIL dan kese- dari 9 tahun. Rata-rata pendapatan/kapita/
jahteraan keluarga; (2) menganalisis bulan keluarga juragan Rp 1.191.015,00, dan
hubungan antara fungsi AGIL dengan keluarga janggol Rp 513.018,00. Seluruh
karakteristik keluarga, dukungan sosial, dan keluarga juragan dan sebagian besar
kesejahteraan keluarga; (3) menganalisis keluarga janggol (81,48%) memiliki aset lebih
pola hubungan antar fungsi adaptasi, dari atau sama dengan 3 kali kebutuhan
penetapan tujuan, integrasi, dan pemelihara- minimum per bulan.
an sistem keluarga; (4) membedakan fungsi Keluarga juragan lebih mudah mem-
AGIL antara keluarga juragan dan keluarga peroleh informasi daripada keluarga janggol.
buruh (selanjutnya disebut janggol). Sebagian besar keluarga juragan dan
keluarga janggol memperoleh informasi dari
METODE TV, tidak ada juragan dan janggol yang
mengakses informasi dari surat kabar.
Desain, Lokasi, dan Waktu Informasi yang banyak diperoleh adalah
Desain yang digunakan pada penelitian mengenai keadaan cuaca. Akses informasi,
adalah cross sectional. Penelitian dilaksana- sumber informasi, jenis informasi yang
kan di Desa Pangandaran, Kecamatan dimiliki keluarga juragan (64,15%) dan
Pangandaran, Kabupaten Ciamis, pada keluarga janggol (66,67%) berada pada
bulan Maret 2006 selama dua minggu. kategori sedang.
Dukungan sosial yang diterima keluarga
Cara Penarikan Contoh berasal dari keluarga luas, tetangga, dan
Penelitian ini melibatkan 80 contoh lembaga masyarakat dan atau pemerintah.
keluarga nelayan yang terkena bencana. Lebih dari tiga perempat keluarga juragan
Contoh dipilih dengan menggunakan metode dan janggol menerima dukungan sosial yang
proportional random sampling. Contoh terdiri tinggi dari keluarga luas dan dari tetangga.
atas 53 juragan dan 27 janggol. Sementara itu persentase keluarga juragan
yang menerima dukungan sosial yang tinggi
Pengolahan dan Analisis Data dari lembaga masyarakat/pemerintah, dua
Data yang dikumpulkan meliputi kali lebih besar (60,4%) dibandingkan
karakteristik keluarga, fungsi AGIL, keluarga janggol (26%). Hal ini dikarenakan
dukungan sosial, dan kesejahteraan juragan mendapatkan bantuan dan fasilitas
keluarga. Data yang menggambarkan kondisi yang baik ketika terjadi bencana. Sebagian
sebelum bencana dikumpulkan dengan besar keluarga juragan dan keluarga janggol
metode retrospektif. Data diolah meng- tidak mengalami perubahan dukungan sosial
gunakan Microsoft Excel, SPSS for yang diterima dari keluarga luas, tetangga,
Windows, dan Minitab for Windows. Data dan lembaga masyarakat/pemerintah antara
selanjutnya dianalisis secara deskriptif dan sebelum dengan sesudah terjadi bencana
statistik inferensia menggunakan uji alam.
independent sample t-test dan Mann-
Whitney serta analisis korelasi Rank Fungsi AGIL
Spearman. Fungsi Adaptasi. Tindakan adaptasi
keluarga yang dilakukan berupa pencarian
nafkah ganda, untuk mengatasi masalah
ekonomi keluarga. Persentase terbesar
Vol. 3, 2010 HUBUNGAN FUNGSI AGIL DENGAN KESEJAHTERAAN KELUARGA 13

contoh melakukan satu tindakan adaptasi, kondisi dan keadaan di lokasi penelitian
yakni dilakukan oleh sebanyak 32,08% sebelum dan sesudah terjadi bencana alam.
keluarga nelayan juragan dan 25,93% Berdasarkan hasil uji beda, tidak terdapat
nelayan buruh. Berdasarkan hasil uji beda, perbedaan yang signifikan antara perubahan
tidak terdapat perbedaan yang signifikan adaptasi keluarga contoh sebelum dan
antara banyaknya tindakan adaptasi yang sesudah terjadi bencana alam pada keluarga
dilakukan keluarga nelayan juragan dan nelayan juragan dan keluarga nelayan buruh.
keluarga nelayan buruh. Sebaran contoh Fungsi Pencapaian Tujuan. Sebaran
menurut banyaknya tindakan adaptasi juragan dan nelayan menurut jumlah tujuan
disajikan pada Tabel 1. Dalam penelitian ini keluarga dan menurut aspek ekonomi,
diasumsikan bahwa semakin banyak pendidikan anak, dan agama disajikan pada
tindakan adaptasi yang dilakukan, maka Tabel 3. Persentase juragan maupun janggol
kemampuan untuk meningkatkan kesejah- memiliki tujuan yang lebih banyak pada
teraan keluarga semakin tinggi. aspek ekonomi dibandingkan pendidikan
anak dan agama. Hal tersebut menunjukkan
Tabel 1. Sebaran contoh (%) menurut aspek ekonomi merupakan fokus tujuan
banyaknya tindakan adaptasi keluarga terkait permasalahan ekonomi
Tindakan Adaptasi Juragan Janggol keluarga. Namun demikian hasil uji beda
0 tindakan 26,42 22,22 menunjukkan tidak terdapat perbedaan
1 tindakan 32,08 25,93 tujuan antara juragan dan janggol pada
2 tindakan 16,98 22,22 ketiga aspek tersebut.
3 tindakan 11,32 11,11
Fungsi Integrasi. Terdapat 2 sampai 4
4 tindakan 7,55 11,11
5 tindakan 5,66 7,41
tindakan integrasi yang dilakukan sebagian
Total 100,00 100,00 besar juragan maupun janggol, sehingga
p-value 0,4488 menyebabkan tidak terdapat perbedaan
tindakan integrasi pada kedua kelompok
Tindakan adaptasi yang paling banyak tersebut (Tabel 4). Tidak terjadi perubahan
dilakukan juragan maupun janggol adalah jumlah tindakan integrasi dalam keluarga
menambah jadwal melaut, membuat dan sebelum dan sesudah terjadi bencana alam,
menjual ikan asin, dan janggol bangunan namun terjadi perbaikan kualitas tindakan
serta bidang jasa (Tabel 2). Sebagian besar integrasi yang dilakukan oleh kedua
keluarga contoh tidak mengalami perubahan kelompok contoh antara sebelum dan
pencarian nafkah dalam keluarga sebelum sesudah bencana.
dan sesudah terjadi bencana alam. Hal ini Fungsi Pemeliharaan Sistem. Peme-
disebabkan karena tidak adanya perubahan liharaan sistem keluarga dilakukan baik oleh
suami (kepada istri), oleh istri (kepada
Tabel 2. Sebaran contoh (%) menurut suami), dan oleh orangtua (kepada anak),
pencarian nafkah yang dilakukan sebagaimana hasilnya disajikan pada Tabel
selama musim paceklik 5. Tidak terdapat perbedaan fungsi
Jenis Pencarian Nafkah Juragan Janggol pemeliharaan sistem suami (kepada istri)
Buruh bangunan 13,21 25,93 dan orangtua (kepada anak) antara juragan
Menambah jadwal melaut 28,30 25,93 dan janggol, namun pemeliharaan sistem
Membuat dan jual ikan asin 16,98 7,41 yang dilakukan istri juragan berbeda nyata
Menarik becak 3,77 7,41 dan lebih baik dibandingkan istri janggol.
Buruh tani 1,89 3,70 Hasil analisis menunjukkan bahwa sebagian
Jahit 1,89 0,00 besar keluarga juragan dan janggol tidak
Ojek laut 1,89 0,00 mengalami perubahan dalam memelihara
Buruh pembuat cindera
mata
1,89 0,00 sistem keluarga sebelum dan sesudah terjadi
Warung 9,43 18,52 bencana alam.
14 SUNARTI ET AL. Jur. Ilm. Kel. & Kons.

Tabel 3. Sebaran contoh (%) menurut banyaknya tujuan yang ingin dicapai
Ekonomi Pendidikan Anak Agama
Tujuan yang ingin Dicapai
Juragan Janggol Juragan Janggol Juragan Janggol
1 tujuan 9,43 3,70 15,09 22,22 11,32 11,11
2 tujuan 11,32 7,41 16,98 3,70 26,42 14,81
3 tujuan 9,43 3,70 37,74 48,15 41,51 51,85
4 tujuan 24,53 22,22 30,19 25,93 20,75 22,22
5 tujuan 35,85 37,04 0,00 0,00 0,00 0,00
6 tujuan 9,43 25,93 0,00 0,00 0,00 0,00
Total 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
p-value 0,0460 0,8933 0,4892

Tabel 4. Sebaran contoh (%) menurut Kesejahteraan Keluarga


banyaknya tindakan integrasi Kesejahteraan keluarga dibagi menjadi
Tindakan Integrasi Juragan Janggol kesejahteraan objektif dan subjektif.
1 tindakan 1,87 0,00 Pertama, kesejahteraan objektif diukur
2 tindakan 28,30 25,93 melalui indikator utama (pendapatan
3 tindakan 30,19 29,63 keluarga) dan indikator tambahan
4 tindakan 30,19 37,04
(pemenuhan kebutuhan pokok). Hasil
5 tindakan 9,43 7,41
analisis menunjukkan kesejahteraan objektif
Total 100,00 100,00
p-value 0,6982 contoh berbeda menurut musim. Pada
musim panen, hampir seluruh keluarga
(juragan dan janggol) terkategori tidak
Tabel 5. Sebaran contoh (%) menurut miskin, namun hal sebaliknya terjadi pada
banyaknya tindakan pemeliharaan musim paceklik. Pada musim biasa,
sistem sebanyak 56,6% keluarga juragan terkategori
Tindakan Pemeliharaan tidak miskin sedangkan 48,15% keluarga
Sistem
Juragan Janggol janggol terkategori sangat miskin. Kedua,
Dimensi pemeliharaan yang dilakukan suami hasil analisis kesejahteraan subjektif
1 tindakan 0,00 3,70 menunjukkan bahwa persentase terbesar
2 tindakan 28,30 29,63 keluarga juragan dan janggol terkategori
3 tindakan 30,19 44,44 sejahtera, sehingga hasil uji beda
4 tindakan 41,51 22,22 menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang
Total 100,00 100,00 signifikan pada peubah kesejahteraan
p-value 0,1709 subjektif antara keluarga juragan dan
Dimensi pemeliharaan yang dilakukan istri keluarga janggol.
1 tindakan 5,66 44,44
2 tindakan 9,43 7,41
3 tindakan 54,72 25,93 Hubungan antar Peubah Penelitian
4 tindakan 30,19 22,22 Gambar-gambar berikut ini merupakan
Total 100,00 100,00 hasil uji korelasi bivariat yang signifikan
p-value 0,0051 (p<0,001; p<0,01; p<0,05), dipetakan untuk
Dimensi pemeliharaan yang dilakukan orangtua memudahkan dalam analisis dan
terhadap anak pemaknaan, kesimpulan dan saran, atau
1 tindakan 32,08 25,93 rekomendasi hasil penelitian. Hasil uji
2 tindakan 16,98 18,52 hubungan meliputi hubungan antara
3 tindakan 28,30 29,63 karakteristik keluarga, akses informasi,
4 tindakan 22,64 25,93
dukungan sosial dengan fungsi AGIL
Total 100,00 100,00
(Gambar 1), hubungan antara karakteristik
p-value 0,6127
keluarga dengan kesejahteraan (Gambar 2),
pola hubungan antara fungsi AGIL (Gambar
3), dan hubungan antara fungsi AGIL dengan
kesejahteraan (Gambar 4).
Vol. 3, 2010 HUBUNGAN FUNGSI AGIL DENGAN KESEJAHTERAAN KELUARGA 15

Adaptation
0,196*

Pendidikan Suami 0,301**

Goal Attainment

Dukungan Sosial
0,235 0,260*

0,170* Integration
Sumber Akses
0,608

0,382**
Latency

Gambar 1. Pemetaan hasil korelasi bivariat antara karakteristik keluarga, dukungan sosial,
akses informasi, dengan fungsi AGIL

Hasil korelasi menunjukkan bahwa Pola hubungan antara fungsi AGIL pada
semakin lama pendidikan suami semakin penelitian ini ditunjukkan pada Gambar 3a.
baik fungsi adaptasi, pencapaian tujuan, Pola tersebut berbeda dengan hasil
integrasi, dan pemeliharaan sistem keluarga; penelitian serupa pada keluarga petani
semakin baik dukungan sosial semakin baik seperti yang tersaji pada Gambar 3b (Sunarti
pencapaian tujuan keluarga, dan semakin et al. 2009). Hasil analisis tidak menunjukkan
baik akses informasi semakin baik tindakan hubungan antara adaptasi dengan
adaptasi dan integrasi keluarga. Hal ini penetapan tujuan, sehingga terdapat dua
diduga karena tingginya tingkat pendidikan kemungkinan pola hubungan yaitu “A-LGI”
suami maka cara berpikirnya akan semakin atau “GIL-A” yang menekankan adaptasi
baik sehingga mampu mengajarkan anggota atau penetapan tujuan sebagai fungsi yang
keluarganya untuk dapat menjalankan peran mendorong fungsi lainnya. Pola GIL-A
dan fungsinya masing-masing di dalam mengasumsikan bahwa jumlah tujuan yang
keluarga. Sementara itu hasil korelasi antara ingin dicapai keluarga mendorong fungsi
karakteristik keluarga dengan kesejahteraan integrasi dan pemeliharaan sistem, dimana:
keluarga menunjukkan bahwa lama (1) semakin banyak tujuan yang ingin
pendidikan suami, lama pendidikan istri, dan dicapai, semakin baik tindakan integrasi dan
akses informasi yang dilakukan keluarga pemeliharaan sistem, (2) terdapat hubungan
berkorelasi positif baik dengan kesejahteraan positif antara tindakan integrasi dan
objektif maupun dengan kesejahteraan pemeliharaan sistem keluarga, dan (3)
subjektif keluarga (Gambar 2). Semakin semakin banyak tindakan adaptasi maka
banyak akses informasi, sumber informasi, semakin baik pemeliharaan sistem keluarga.
dan jenis informasi yang diperoleh maka Sedangkan pola “A-LGI” menekankan
semakin tinggi pula pendapatan per kapita tindakan adaptasi sebagai pendorong fungsi
keluarga. Hal ini diduga karena semakin pemeliharaan sistem yang kemudian
banyak akses informasi, sumber informasi berkorelasi dengan fungsi integrasi dan
dan jenis informasi yang diperoleh keluarga, tindakan adaptasi. Hasil tersebut berbeda
maka semakin tinggi kemampuan keluarga dengan hasil penelitian pada keluarga petani
untuk mengelola sumberdaya yang dimiliki- menunjukkan pola “AGIL” dimana tindakan
nya yang dapat menambah pendapatan adaptasi menjadi pendorong penetapan
keluarga. Hasil analisis juga menunjukkan tujuan keluarga, kemudian diikuti tindakan
semakin besar jumlah anggota keluarga integrasi dan pemeliharaan sistem.
semakin rendah kesejahteraan objektif
keluarga.
16 SUNARTI ET AL. Jur. Ilm. Kel. & Kons.

-0,320**
Besar Keluarga

Kesejahteraan Objektif
0,339*

Lama Pendidikan Istri


-0,260
0,423**

0,267**
Lama Pendidikan Suami

0,245* 0,139** Kesejahteraan Subjektif


0,478**
Akses, Sumber, Jenis
Informasi

Gambar 2. Pemetaan hasil korelasi bivariat antara karakteristik keluarga, dukungan sosial,
akses informasi, dengan kesejahteraan keluarga

0,221**

G I 0,277**
A G

0,524**
0,225*
0,625***

0,607*
L L I

A 0,622**

Gambar 3a. Pola hubungan antar fungsi Gambar 3b. Pola hubungan antar fungsi
AGIL keluarga nelayan AGIL keluarga petani (Sunarti et al. 2009)

Hasil analisis korelasi antara fungsi


AGIL dengan kesejahteraan (Gambar 4)
menunjukkan bahwa semakin banyak 0,266*
tindakan adaptasi maka semakin tinggi A KO
kesejahteraan objektif, sementara fungsi
pemeliharaan sistem berkorelasi dengan
kesejahteraan subjektif. -0,260
Hasil uji korelasi Spearman menunjuk-
kan hubungan yang signifikan negatif antara
kesejahteraan objektif dengan kesejahteraan L KS
subjektif (r=-0,260; p<0,05). Hal tersebut 0,119**
bermakna bahwa, semakin tinggi
pendapatan per kapita keluarga (indikator Gambar 4. Pemetaan hasil korelasi bivariat
utama kesejahteraan objektif) maka semakin antara fungsi AGIL dengan kesejahteraan
rendah kepuasan (kesejahteraan subjektif) keluarga
suatu keluarga.
Vol. 3, 2010 HUBUNGAN FUNGSI AGIL DENGAN KESEJAHTERAAN KELUARGA 17

KESIMPULAN DAN SARAN an objektif, sementata kesejahteraan sub-


jektif berhubungan dengan keberfungsian
Kesimpulan pemeliharaan sistem keluarga.
Penelitian ini memperkaya dan
menguatkan penelitian sebelumnya Saran
mengenai fungsi AGIL keluarga. Karakteristik Hasil penelitian ini menyarankan
contoh menunjukkan sebagian besar juragan beberapa hal kepada beberapa pihak yaitu:
dan nelayan memiliki lama pendidikan (1) kepada peneliti untuk melakukan
dibawah 9 tahun, dimana jumlah juragan penelitian serupa di kelompok masyarakat
lebih besar dibandingkan janggol. Pada dengan agroekologi serta mata pencaharian
umumnya dukungan sosial yang diterima yang beragam; (2) kepada pemerintah
juragan dan janggol dari keluarga luas dan daerah serta lembaga/dinas/sektor pem-
tetangga terkategori tinggi, kecuali dukungan bangunan untuk lebih meningkatkan
dari lembaga/pemerintah dimana juragan efektivitas program terkait peningkatan
memperoleh dukungan yang jauh lebih tinggi ketahanan dan kesejahteraan keluarga atau
dibandingkan janggol. Juragan maupun sebaliknya program pengentasan kemiskinan
janggol memiliki akses informasi yang dan penurunan kerentanan keluarga,
terbatas dengan informasi yang paling khususnya keluarga marjinal; (3) kepada
banyak diakses adalah info cuaca. stakeholder penanggulangan bencana untuk
Kesejahteraan objektif salah satunya meningkatkan program pengurangan risiko
ditunjukkan oleh pendapatan per kapita bencana, melalui penguatan kelembagaan
keluarga. Sebagian besar keluarga juragan dan penurunan kerentanan masyarakat di
dan janggol tergolong sangat miskin pada wilayah rawan bencana.
musim paceklik (saat dilakukan penelitian),
namun tergolong tidak miskin pada musim DAFTAR PUSTAKA
panen. Sementara itu sebagian besar
juragan dan janggol memiliki kesejahteraan Bakosurtanal. 2009. Badan Koordinasi
subjektif yang tinggi. Hasil analisis hubungan Survei dan Pemetaan Nasional & Pusat
menunjukkan lama pendidikan suami, lama Studi Bencana UGM.
pendidikan istri, dan akses informasi http://www.ppsda.org/_web/index.html.
berhubungan positif dengan kesejahteraan [15 Maret 2009].
objektif maupun subjektif. Semakin tinggi Hamilton P. 1983. Key Sociologist Talcott
kesejahteraan objektif keluarga semakin Parsons. England: Ellis Horwood
rendah kesejahteraan subjektif keluarga Limited. Tavistock Publications Limited.
nelayan. Sunarti E. 2007. Theoritical and
Hasil analisis hubungan fungsi AGIL Methodological Issues on Family
menunjukkan pola “A-LGI” dimana semakin Resilience. Makalah disampaikan pada
baik tindakan adaptasi maka semakin baik Senior Official Forum on Families,
pemeliharaan sistem, sementara pemelihara- dalam rangka East Asian Ministerial
an sistem berkorelasi dengan integrasi dan Forum on Families. Diselenggarakan
tindakan adaptasi keluarga, atau pola “GIL- bersama Departemen Sosial,
A” dimana semakin banyak tujuan yang ingin Departemen Luar Negeri, BKKBN, dan
dicapai maka semakin baik integrasi dan Kementerian Pemberdayaan
pemeliharaan sistem, sementara pemelihara- Perempuan. Nusa Dua Bali, 2
an sistem berhubungan dengan tindakan September 2007.
adaptasi. Tidak terdapat perbedaan fungsi Sunarti E, Nuryani N, Hernawati N. 2009.
AGIL antara juragan dan janggol, sebelum Hubungan antara Fungsi Adaptasi,
dan setelah bencana. Hasil analisis antara Pencapaian Tujuan, Integrasi, dan
fungsi keluarga dengan kesejahteraan Pemeliharaan Sistem dengan
keluarga menunjukkan bahwa tindakan Kesejahteraan Keluarga. Jurnal Ilmu
adaptasi berhubungan dengan kesejahtera- Keluarga & Konsumen 2 : 1-10.

*
Korespondensi :
Telp : +62-251 8628303
Email : euisnm@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai