Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Setiap makhluk hidup di bumi diciptakan berdampingan dengan alam, karena
alam sangat penting untuk kelangsungan makhluk hidup. Karena itu setiap makhluk
hidup, khususnya manusia harus dapat menjaga keseimbangan alam. Untuk dapat
menjaga keseimbangan alam dan untuk dapat mengenali perubahan lingkungan yang
terjadi, Tuhan memberikan indera kepada setiap makhluk hidup.
Indera ini berfungsi untuk mengenali setiap perubahan lingkungan, baik yang
terjadi di dalam maupun di luar tubuh. Indera yang ada pada makhluk hidup, memiliki
sel-sel reseptor khusus. Sel-sel reseptor inilah yang berfungsi untuk mengenali perubahan
lingkungan yang terjadi. Berdasarkan fungsinya, sel-sel reseptor ini dibagi menjadi dua,
yaitu interoreseptor dan eksoreseptor.
Interoreseptor ini berfungsi untuk mengenali perubahan-perubahan yang terjadi di
dalam tubuh. Sel-sel interoreseptor terdapat pada sel otot, tendon, ligamentum, sendi,
dinding pembuluh darah, dinding saluran pencernaan, dan lain sebagainya. Sel-sel ini
dapat mengenali berbagai perubahan yang ada di dalam tubuh seperti terjadi rasa nyeri di
dalam tubuh, kadar oksigen menurun, kadar glukosa, tekanan darah menurun/naik dan
lain sebagainya.
Eksoreseptor adalah kebalikan dari interoreseptor, eksoreseptor berfungsi untuk
mengenali perubahan-perubahan lingkungan yang terjadi di luar tubuh. Yang termasuk
eksoreseptor yaitu: (1) Indera penglihat (mata), indera ini berfungsi untuk mengenali
perubahan lingkungan seperti sinar, warna dan lain sebagainya. (2) Indera pendengar
(telinga), indera ini berfungsi untuk mengenali perubahan lingkungan seperti suara. (3)
Indera peraba (kulit), indera ini berfungsi untuk mengenali perubahan lingkungan seperti
panas, dingin dan lain sebagainya. (4) Indera pengecap (lidah), indera ini berfungsi untuk
mengenal perubahan lingkungan seperti mengecap rasa manis, pahit dan lain sebagainya.
(5) Indera pembau (hidung), indera ini berfungsi untuk mengenali perubahan lingkungan
seperti mengenali/mencium bau. Kelima indera ini biasa kita kenal dengan sebutan panca
indera.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. APA ITU ANATOMI INDRA PENGHIDU,PENGECAP,PENGHELIATAAN,
PENDENGAR DAN KESEIMBANGAN ?
2. APA ITU ANATOMI ORGAN KESEIMBANGAN ?
3. APA ITU STRUKTUR BOLA MATA DAN STRUKTUR TELINGA ?

1.3 TUJUAN

1
1. MENGETAHUI APA ITU ANATOMI INDRA PENGHIDU, PENGECAP,
PENGELIHATAAN, PENDENGAR DAN KESEIMBANGAN
2. MENGETAHUI APA ITU ANATOMI ORGAN KESEIMBANGAN
3. MENGETAHUI APA ITU BOLA MATA DAN STRUKTUR TELINGA

BAB II

2
PEMBAHASAAN
A. ANATOMI INDRA PENGHIDU,PENGECAP,PENGHELIATAAN, PENDENGAR
DAN KESEIMBANGAN
General Sense / Panca Indra
Panca indera mencakup perasaan, penciuman, penglihatan dan pendengaran dan juga
fungsi raba dari kulit. Melalui organ-organ ini, individu dapat berjaga-jaga terhadap kekuatan
dengan demikian mampu melindungi diri sendiri. Apabila dibagi dalam kelompok alat
indera, maka di bagi dalam tiga grup yaitu:
 Kemoreseptor
Kemoresptor adalah alat indera yang merespon terhadap rangsangan zat kimia yaitu
indera pembau (hidung) dan indra pengecap (lidah).
 Mekanoresptor
Mekonoresptor adalah alat indra yang merspon terhadap rangsangan gaya berat,
tegangan suara dan tekanan yakni indera peraba (kulit) dan indera pendengaran
(kuping).
 Photoreseptor/ fotoreseptor
Photoreseptor adalah alat indera yang merespon terhadap ragsangan cahaya seperti
indera penglihatan atau mata.
1. Mata Sebagai Penglihat
Penglihatan pada manusia melibatkan deteksi gelombang cahaya yang sangat
sempit dengan panjang gelombang sekitar 400 sampai 750 nm. Panjang gelombang
terpendek dipersepsi sebagai warna biru, dan panjang gelombang terpanjang dipersepsi
sebagai warna merah. Mata memiliki fotoreseptor yang mampu mendeteksi cahaya,
tetapi, sebelum cahaya mengenai reseptor yang bertanggung jawab untuk deteksi ini,
cahaya harus difokuskan ke retina ( ketebalan 200 μm) oleh kornea dan lensa.
Fotoreseptor bisa dibagi menjadi dua jenis yaitu sel batang dan sel konus ( kerucut).
Reseptor batang berespons terhadap cahaya remang-remang, dan reseptor konus
berespons dalam keadaan terang dan mampu membedakan warna merah,hijau, atau biru.
Reseptor batang dank onus terdapat di bagian dalam retina, dan cahaya harus berjalan
melalui sejumlah lapisan sel untuk mencapai fotoreseptor ini. Setiap fotoreseptor
memiliki molekul pigmen visual ( batang: rodopsin; konus: eritrolabe (merah), klorolabe
(hijau), sianolabe (biru) pigmen-pigmen ini menyerap cahaya dan memicu potensial
reseptor yang, tidak seperti sistem reseptor lainnya, menyebabkan hiperpolarisasi sel dan
bukan depolarisasi. Lapisan antara permukaan retina dan sel reseptor berisi sejumlah sel
yang dapat di deteksi, yaitu sel bipolar, sel horizontal, sel amakrin, dan sel ganglion.Sel
ganglion adalah neuron yang bisa mentransmisi impuls ke seluruh sistem saraf pusat
(SSP) melalui akson di saraf optikus.Sel-sel ini tereksitasi oleh interneuron bipolar
vertical yang terletak diantara sel reseptor dengan sel ganglion. Selain itu, struktur
kompleks ini juga memiliki dua kelompok interneuron (sel horizontal dan sel amakrin)
yang berfungsi dengan memberikan pengaruhnya secara horizontal, dengan
menyebabkan inhibisi lateral pada hubungan-hubungan sinaptik disekitarnya yaitu sel

3
horizontal pada hubungan antara sel resptor dengan sel bipolar, sementara sel amakrin
pada hubungan antara sel bipolar dengan sel ganglion.

 Anatomi Sistem Penglihatan


1) Bagian Luar Mata
a. Bulu Mata ,Bulu mata yaitu rambut-rambut halus yang terdapat ditepi kelopak
mata.
b. Alis Mata (Supersilium) Alis yaitu rambut-rambut halus yang terdapat diatas
mata. c. Kelopak Mata (Palpebra) Kelopak mata merupakan 2 buah lipatan atas
dan bawah kulit yang terletak di depan bulbus okuli.
c. Kelenjar Air Mata
d. Kelenjar Meibom
2) Bagian Dalam mata.
a. Konjungtiva, Konjungtiva adalah membran tipis bening yang melapisi permukaan
bagian dalam kelopak mata dan dan menutupi bagian depan sklera (bagian putih
mata), kecuali kornea.Konjungtiva mengandung banyak sekali pembuluh darah.
b. Sklera, Sklera merupakan selaput jaringan ikat yang kuat dan berada pada lapisan
terluar mata yang berwarna putih.
c. Kornea, Kornea merupakan selaput yang tembus cahaya, melalui kornea kita
dapat melihat membran pupil dan iris.
d. Koroid, Koroid adalah lapisan yang dibangun oleh jaringan ikat yang memiliki
banyak pembuluh darah dan sejumlah sel pigmen.
e. Iris, Iris merupakan diafragma yang terletak diantara kornea dan mata.
f. Pupil Dari kornea, cahaya akan diteruskan ke pupil. Pupil menentukan kuantitas
cahaya yang masuk ke bagian mata yang lebih dalam. Pupil mata akan melebar
jika kondisi ruangan yang gelap, dan akan menyempit jika kondisi ruangan
terang.
g. Lensa, Lensa berada tepat dibelakang iris dan tergantung pada ligamen
suspensori. Bentuk lensa disebut ruang viretus, berisi cairan yang lebih
kental(humor viterus), yang bersama dengan humor akueus berperandalam
memelihara bentuk bola mata.
h. Retina, Retina merupakan lapisan bagian dalam yang sangat halus dan sangat
sensitif terhadap cahaya. Pada retina terdapat reseptor(fotoreseptor).
i. Aqueous humor, Aqueous Humor atau cairan berair terdapat dibalik kornea.
Strukturnya sama dengan cairan sel, mengandung nutrisi bagi kornea dan dapat
melakukan difusi gas dengan udara luar melalui kornea.
j. Vitreus humor (Badan Bening) Badan bening ini terletak dibelakang lensa.
Bentuknya berupa zat transparan seperti jeli(agar-agar) yang jernih. Zat ini
mengisi pada mata dan membuat bola mata membulat.
k. Bintik Kuning, Bintik kuning adalah bagian retina yang paling peka terhadap
cahaya karena merupakan tempat perkumpulan sel-sel saraf yang berbentuk
kerucut dan batang
3) Otot-otot yang melekat pada mata yaitu:

4
a. Muskulus levator palpebralis superior inferior.
b. Muskulus orbikularis okuli otot lingkar mata.
c. Muskulus rektus okuli inferior (otot disekitar mata).
d. Muskulus rektus okuli medial (otot disekitar mata).
e. Muskulus obliques okuli inferior Muskulus obliques okuli superior.

 Fisiologi Penglihatan

a. Bagian Luar
1. Bulu Mata melindungi mata dari bendabenda asing.
2. Alis mata berfungsi mencegah, Alis Mata masuknya air atau keringat dari
dahi ke mata Kelopak mata berfungsi pelindung mata sewaktu-waktu
3. Kelopak Mata kalau ada gangguan pada mata(menutup dan membuka mata)
Berfungsi untuk menghasilkan Kelenjar Air air mata yang bertugas untuk
Mata menjaga mata agar tetap lembab (tidak kekeringan).
b. Bagian Dalam
1. Konjungtiva gesekan, berfungsi kornea dari memberikan perlindungan pada
sklera dan memberi pelumasan pada bola mata. Skelera berfungsi melindungi
bola mata
2. Sklera kerusakan mekanis dan menjadi tempat melakatnya otot mata.
Berfungsi sebagai pelindung mata agar tetap kuat.
3. Kornea bening dan bersih, kornea ini dibasahi oleh air mata yang berasal dari
kelenjar air mata. Memberi nutrisi ke retina.
4. Koroid dan badan kaca, dan mencegah refleksi internal
5. Iris terdapat di belakang kornea dan berpigmen. Pigmen ini menentukan
warna iris pada seseorang. mata Iris juga mengatur jumlah cahaya yang
masuk ke mata dan dikendalikan oleh saraf otonom.
6. Pupil tempat berfungsi untuk sebagai mengatur banyak sedikitnya cahaya
yang masuk kedalam mata. Pupil juga Lubang di dalam Iris yang dilalui
berkas cahaya. Pupil merupakan tempat lewatnya cahaya menuju retina.
7. Lensa berfungsi memfokuskan pandangan dengan mengubah bentuk. Lensa
berperan penting pada pembiasan cahaya.
8. Retina berfungsi untuk menerima cahaya, mengubahnya menjadi impuls
saraf dan menghantarkan impuls ke saraf optik(II).
9. Aqueous humor(humor berair) berfungsi menjaga bentuk kantong depan bola
mata.
10. Vitreous humor(humor bening) berfungsi Vitreus humor menyokong lensa
dan (Badan Bening) menolong dalam menjaga bentuk bola mata.
11. Bintik kuning yang terdapat di retina pada mata Bintik Kuning adalah untuk
menerima cahaya dan meneruskan ke otak.
12. Saraf optik memiliki fungsi untuk meneruskan sebuah rangsang cahaya
hingga ke otak. Saraf Optik Semua informasi yang akan dibawa oleh saraf
nantinya diproses di otak. Dan Dengan demikian kita bisa melihat suatu
benda.
5
 Fungsi Otot-otot pada mata
a. Muskulus orbikularis okuli otot lingkar mata, fungsinya untuk menutup
mata.
b. Muskulus orbikularis okuli otot lingkar mata, fungsinya untuk menutup
mata.
c. Muskulus rektus okuli inferior(otot mata), disekitar fungsinya untuk
menutup mata. Otot Mata
d. Muskulus rektus okuli medial(otot disekitar mata), fungsinya menggerakkan
mata dalam(bola mata).
e. Muskulus obliques okuli inferior, fungsinya menggerakkan bola mata ke
bawah dan kedalam.
f. Muskulus obliques okuli superior, fungsinya memutar mata ke atas ke
bawah dan keluar.

Cara Kerja Indra Penglihatan manusia memiliki cara kerja otomatis yang sempurna,
mata dibentuk dengan 40 unsur utama yang berbeda dan kesemua bagian ini memiliki
fungsi penting dalam proses melihat kerusakan atau ketiadaan salah satu fungsi
bagiannya saja akan menjadikan mata mustahil dapat melihat. Lapisan tembus cahaya di
bagian depan mata adalah kornea, tepat dibelakangnya terdapat iris, selain member warna
pada mata iris juga dapat merubah ukurannya secara otomatis sesuai kekuatan cahaya
yang masuk, dengan bantuan otot yang melekat padanya. Misalnya ketika berada di
tempat gelap iris akan membesar untuk memasukkan cahaya sebanyak mungkin. Ketika
kekuatan cahaya bertambah, iris akan mengecil untuk mengurangi cahaya yang masuk ke
mata. System pengaturan otomatis yang berkeja pada mata bekerja sebagaimana berikut.
Ketika cahaya mengenai mata sinyal saraf terbentuk dan dikrimkan ke otak, untuk
memberikan pesan tentang keberadaan cahaya, dan kekuatan cahaya. Lalu otak mengirim
balik sinyal dan memerintahkan sejauh mana otot disekitar iris harus mengerut. Bagian
mata lainnya yang bekerja bersamaan dengan struktur ini adalah lensa. Lensa bertugas
memfokuskan cahaya yang memasuki mata pada lapisan retina di bagian belakang mata.
Karena otot-otot disekeliling lensa cahaya yang datang ke mata dari berbagai sudut dan
jarak berbeda dapat selalu difokuskan ke retina.
Semua system yang telah kami sebutkan tadi berukuran lebih kecil, tapi jauh lebih
unggul daripada peralatan mekanik yang dibuat untuk meniru desain mata dengan
menggunakan teknologi terbaru, bahkan system perekaman gambar buatan paling modern
di dunia ternyata masih terlalu sederhana jika dibandingkan mata. Jika kita renungkan
segala jerih payah dan pemikiran yang dicurahkan untuk membuat alat perekaman
gambar buatan ini kita akan memahami betapa jauh lebih unggulnya teknologi penciptaan
mata. Jika kita amati bagian-bagian lebih kecil dari sel sebuah mata maka kehebatan
penciptaan ini semakin terungkap. Anggaplah kita sedang melihat mangkuk Kristal yang
penuh dengan buah-buahan, cahaya yang datang dari mangkuk ini ke mata kita
menembus kornea dan iris kemudian difokuskan pada retina oleh lensa jadi apa yang
terjadi pada retina, sehinggasel-sel retina dapat merasakan adanya cahaya ketika partikel
cahaya yang disebut foton mengenai sel-sel retina. Ketika itu mereka menghasilkan efek

6
rantai layaknya sederetan kartu domino yang tersusun dalam barisan rapi. Kartu domino
pertama dalam sel retina adalah sebuah molekul bernama 11-cis retinal. Ketika sebuah
foton mengenainya molekul ini berubah bentuk dan kemudian mendorong perubahan
protein lain yang berikatan kuat dengannya yakni rhodopsin. Kini rhodopsin berubah
menjadi suatu bentuk yang memungkinkannya berikatan dengan protein lain yakni
transdusin. Transdusin ini sebelumnya sudah ada dalam sel namun belum dapat
bergabung dengan rhodopsin karena ketidak sesuaian bentuk. Penyatuan ini kemudian
diikuti gabungan satu molekul lain yang bernama GTP kini dua protein yakni rhodopsin
dan transdusin serta 1 molekul kimia bernama GTP telah menyatu tetapi proses
sesungguhnya baru saja dimulai senyawa bernama GDP kini telah memiliki bentuk sesuai
untuk mengikat satu protein lain bernama phosphodiesterase yang senantiasa ada dalam
sel. Setelah berikatan bentuk molekul yang dihasilkan akan menggerakkan suatu
mekanisme yang akan memulai serangkaian reaksi kimia dalam sel.
 Kulit sebagai Peraba
Kulit adalah alat indera kita yang mampu meerima rangsangan temperatur
suhu, sentuhan, rasa sakit, tekanan, tekstur, dn lain sebagainya. Pada kulit terdapat
reseptor yang merupakan percabangan dendrit dari neuron sensorik yang banyak terdapat
disekitar ujung jari, ujung lidah, dahi, dll.
Reseptor adalah bagian dari sistem syaraf yang berperan sebagai penerima
rangsangan sekaligus sebagai pengubah rangsangan yang diterimanya menjadi impuls
sensoris. Impuls sensoris inilah yang dikirim ke sistem syaraf pusat. Stimulasi pada suatu
reseptor merupakan informasi mengenai terjadinya perubahan darii lingkungan eksternal
dan internal tubuh terhadap sistem syaraf pusat. Selanjutnya, sistem syaraf pusat akan
mengolahnya dan memberikan jawaban berupa pengaturan yang sesuai, sehingga
kelestarian hidup tetap terjamin terpelihara kelangsungannya. Stimulasi, merupakan
suatu bentuk energi yang banyak ragamnya di alam ini. Bentuk-bentuk nergi tersebut
adalah energi mekanis-tekanan, energi thermis-derajad suhu, energi khemis-bau, rasa,
kadar O2 dan kadar CO2, energi cahaya gelombang cahaya, energi suara-gelombang
suara. Masing-masing reseptor disesuaikan untuk memberikan respon pada suatu
bentuk enrgi tertentu. Bentuk energi khusus yang memberikan respons reseptor paling
peka disebut rangsangan adekwat. Reseptor seringkali berada di dalam suatu waktu
wadah yang terbuat dari sel-sel non syaraf, membentuk suatu organ sensorik (mata,
telinga dll).
 Hidung sebagai Pencium
Hidung merupakan organ penciuman dan jalan utama keluar masuknya udara dari
dan ke paru-paru. Hidung juga memberikan tambahan resonansi pada suara dan
merupakan tempat bermuaranya sinus paranasalis dan saluran air mata. Hidung bagian
atas terdiri dari tulang, dan hidung bagian bawah terdiri dari tulang rawan (kartilago).
Didalam hidung terdapat rongga yang dipisahkan menjadi dua rongga oleh septum, yang
membentang dari lubang hidung sampai ke tenggorokan bagian belakang. Tulang yang
disebut konka nasalis menonjol ke dalam rongga hidung membentuk sejumlah lipatan.
Lipatan ini menyebabkan bertambah luasnya daerah permukaan dilalui udarah. Rongga
hidung dilapisi oleh selaputt lendir dan pembuluh darah. Luasnya permukaan dan

7
banyaknya pembuluh darah memungkinkan hidung menghangatkan dan melebabkan
udara yang masuk dengan segera.Sel-sel pada selaput lendir dan memiliki tonjolan-
tonjolan kecil seperti rambut (silia). Biasanya kotoran yang masuk kehidung ditangkap
oleh lendir, lalu disapu oleh silia ke arah lobang hidung atau ketenggorokan. Cara ini
membantu membersihkan udara sebelum masuk ke paru-paru. Bersin secara otomatis
membersihkan saluran hidung sebagai respon terhadap iritasi, sedangkan batuk
memersihkan paru-paru. Sel-sel penghidu terdapat di rongga hidung bagian atas. Sel-sel
ini memiliki silia yang mengarah ke bawah ( kerongga hidung) dan serat syaraf yang
mengarah ke atas (ke bulbus olfatorius, yang merupakan penonjolan pada setiap syaraf
olfaktorius/syaraf penghidu). Syaraf olfaktorius langsung mengarah ke otak. Tulang
disekitar hidung terdiri dari sinus paranasalis, yang merupakan ruang berongga dengan
lubang yang mengarah ke rongga hidung.
Terdapat 4 kelompok sinus paranasalis:
 sinus maksilaris
 sinus etmoidalis
 sinus frontalis
 sinus sfenoidalis

Dengan adanya sinus ini maka:


 Berat dari tulag wajah menjadi berkurang
 Kekuatan dan bentuk tulang terpelihara
 Resonansi suara bertambah.

Sinus dilapisi oleh selaput lendir yang terdiri dari sel-sel penghasil lendir dan silia.
Partikel kotoran yang masuk ditangkap oleh lendir lalu disapu oleh silia ke rongga
hidung. Pengaliran dari sinus sangat peka terhadap infeksi dan peradangan (sinusitis).
Morfologi Hidung manusia Mekanisme penciuman Kelainan Pada Indera penciuman:
1. Bulbus OlfaktoriusBulbus Olfaktorius, Bulbus olfaktoriusBulbus olfaktorius
adalah sistemadalah sistem saraf kranial yang terdapat padasaraf kranial yang
terdapat pada otak yang berfungsi sebagaiotak yang berfungsi sebagai pengatur
sistem penciumanpengatur sistem penciuman manusia.
2. Rongga hidung (nasal cavity) adalah bagian dari hidung yang berfungsi untuk
mengalirkan udara dari luar ke tenggorokan menuju paru paru. Rongga hidung
ini dimenuju paru paru. Rongga hidung ini di hubungkan dengan bagian
belakang tenggorokan. Rongga hidung di pisahkan oleh langit-langit mulut kita
yang di sebut dengan.
3. Struktur konka, Struktur konka yang berfungsi terhadap udara luar karena
strukturnyayang berlapis Sel silia yang berperan untuk mlemparkan benda
asing ke luar dalam usaha untuk membersihkan jalan luar napas.

8
4. Rongga Bagian internal hidung adalah rongga berlorong yang dipisahkan
menjadi kanan dan kiri oleh pembagi vertikal kanan dan kiri yang sempit, yang
disebut septum.
5. NostrilNostril Hidung manusia di bagi menjadi dua bagian rongga yang sama
besar yang di sebut dengan Nostril. Dinding pemisah di sebut dengan septum,
septum terbuat dari tulang yang sangat tipis. Rongga hidung di lapisi dengan
rambut dan membran yang mensekresi lendir lengket.
6. Membran Mukosa, Membran Mukosa Mucous membrane atau dikenal juga
dengan sebutan membran mukosa adalah Selaput yang berfungsi
mengahangatkan udara dan melembabkannya. berfungsi untuk membuat
mucus (lendir atau ingus) yang berguna untuk menangkap debu, bakteri, dan
partikel- partikel kecil lainnya yang dapat merusak paru-paru.
7. Lendir di sekresi secara terus-menerus oleh sel-sel goblet yang melapisi
permukaan mukosa dan bergerak ke belakang ke nasofaring oleh gerakan silia.
Rongga hidung dimulai dari Vestibulum, yakni, bagian anterior ke bagian
posteriorposterior yang yang berbatasan dengan nasofaring.
8. Olfaktorius di bulbus, Indera bau bergerak lewat traktus olfaktorius dg
perantaraan stasiun penghubung hingga mencapai daerah penerima akhir dlm
pusat olfaktorius pd lobus temporalis di otak besar tempat penafsiran bau tsb.
9. RINITIS ALERGI Adalah reaksi berlebihan (hipersensitif) pada rongga hidung
karena kontak dengan bahan alergen yang ditandai dengan pilek, bersin-bersin
(kadang bersin berkepanjangan) dan hidung buntu. Dengan faktor penyebab
antara lain: Bahan makanan-minuman.
10. POLIP HIDUNG Polip hidung terjadi karena munculnya jaringan lunak pada
rongga hidung yang berwarna putih atau keabuan. Jaringan ini bisa diamati
langsung dengan mata telanjang setelah lubang hidung diperbesar dengan alat
spekulum hidung. Polip hidung biasanya menyerang orang dewasa yang
kemungkinan disebabkan oleh karena reaksi hipersensitif atau reaksi alergi
pada mukosa hidung yang berlangsung lama. Beberapa faktor lain yang
meningkatkan kemungkinan terkena polip hidung antara lain sinusitis (radang
sinus) yang menahun, iritasi, sumbatan hidung oleh karena kelainan anatomi.
11. ANGIOFIBROMA JUVENIL Angiofibroma Juvenil adalah tumor jinak pada
hidung bagian belakang yang mengandung pembuluh darah. Tumor ini paling
sering ditemukan pada anak-anak laki yang sedang mengalami masa puber.
Tumor ini tidak ganas, tetapi dapat merusak jaringan pada lapisan hidung dan
sering menyebabkan pendarahan hidung (epistaksis, mimisan). Jika tumbuh
membesar, tumor bisa meluas ke jaringan di sekitarnya, kantung mata atau
rongga kranial (rongga yang berisi otak).
12. RINITIS ATROFI Rinitis atrofiRinitis atrofi yang disebut juga rinitis sika,
rinitis kering, sindrom hidung-terbuka, atau ozaenaozaena adalah penyakit
hidung kronik yang ditandai atrofi progresif mukosa hidung dan tulang
penunjangnya disertai pembentukan sekret yang kental dan tebal yang cepat
9
mengering membentuk krusta, menyebabkan obstruksi hidung, anosmia, dan
mengeluarkan bau busuk.
 Telinga sebagai Pendengar
Telinga merupakan organ untuk pendengaran dan keseimbangan, yang terdiri dari
telinga luar, telinga tengah, dan teliga dalam. Telinga luar menangkap gelombang suara
yang dirubah menjadi energi mekanis oleh telingah tengah. Telinga tengah merubah
energi mekanis menjadi gelombang syaraf, yang kemudian dihantarkan ke otak. Telingah
dalam juga membantu menjaga keseimbangan tubuh. Telingah dibagi menjadi tiga
bagian:
1. Telinga luar
Telinga luar terdiri dari daun telingah (pinna atau aurikel) dan saluran telingah
(meatus auditorius eksternus). Telingah luar merupakan telingah rawan (kartilago)
yang dilapisi oleh kulit, daun telingah kaku tetapi juga lentur. Suara yang ditangkap
oleh daun telingah mengalir melalui saluran telingah ke gendang telingah. Gendang
telingah adalah selaput tipis yang dilapisi oleh kulit, yang memisahkan telingah
tengah dan telingah luar.
2. Telinga tengah
Telinga tengah terdiri dari gendang teligah (membran timpani) dan sebuah ruang
kecil berisi udarah yang memiliki 3 tulang kecil yang menghubungkan gendang
telinga dengan telinga dalam.
Ketiga tulang tersebut adalah:
 Tulang maleus (bentuknya seperti palu,melekat pada gendang telinga).
 Tulang inkus (menghubungkan maleus dan stapes)
 Tulang stapes (melekat pada jendela oval di pintu masuk ke telinga dalam).
Getaran dari gendang teingah diperkuat secara mekanik oleh tulang-tulang
tersebut dan dihantarkan ke jendela ovul.

Telingah tengah juga memiliki 2 otot yang kecil-kecil:


 Otot tensor timpani (melekat pada maleus dan menjaga agar gendang telingah
tetap menempel)
 Otot stapedius (melekat pada stapes dan menstabilkan hubungan antara stapedius
dengan jenela ovul) Jika telingah menerima suara yang keras, maka otot stapedius
akan berkontraksi sehingga rangkaian tulang-tulang semakin kaku dan hanya
sedikit suara yang dihantarkan. Respon ini direfleks akustik, yang membantu
melindungi telingah dalam yang rapuh dari kerusakan karena suara. Tuba
eustakius adalah saluran kecil yang menghubungkan telingah tengah dengan
hidung bagian belakang, yang memungkinkan masuknya udara luar ke dalam
telingah tengah. Tuba eustakius membuka ketika kita menelan, sehingga
membantu menjaga tekanan udara yang sama pada kedua sisi gendang telinga,
yang penting untuk fungsi pendengaran yang normal dan kenyamanan.
3. Telinga dalam

10
Telinga dalam adalah (labirin) adalah suatu struktur yang kompleks, yang terdiri dari
bagian utama:
 Koklea (organ pendengaran)
 Kanalis semisirkuler (organ keseimbangan).

Koklea merupakan saluran berongga yang berbetuk seperti rumah siput,


terdiri dari cairan kental dan organ corti, yang mengandung ribuan sel-sel kecil
(sel rambut) yang memiliki rambut yang mengarah ke dalam cairan tersebut.
Getaran suara yang dihantarkan dari tulang pendengaran di telingah tengah
kejendela oval ke telingah tengah menyebabkan bergetarnya cairan dan sel
rambut. Sel rambut yang berbeda memberikan respon terhadap frekuensi suara
yang berbeda dan merubahnya menjadi gelombang syaraf.

Gelobang syaraf ini lalu berjalan di sepanjang serat-serat syaraf pengaran


yang akan membawanya ke otak.Walaupun ada perlindungan refleks akustik,
tetapi suara yang gaduh bisa menyebabkan kerusakan pada sel rambut.

Jika sel rambut rusak dia tidak akan tumbuh kembali. Jika teligah terus
menerus menerima suara keras maka bisa terjadi kerusakan sel rambut yang
progresif dan berkurangnya pendengaran. Kanalis semisirkuler merupakan 3
saluran yang berisi cairan, yang berfungsi membantu menjaga keseimbangan.
Setiap gerakan kepala menyebabkan cairan di dalam saluran bergerak. Gerakan
cairan di salah satu saluran bisa lebih besar dari gerakan cairan disaluran lainnya;
hal ini tergantung dari arah pergerakan kepala.

Saluran ini juga menganung sel rambut yang memberikan respon terhadap
gerakan cairan. Sel rambut ini memprakarsai gelombang saraf yang
menyampainkan pesan ke otak, kea arah mana kepala bergerak, sehingga
keseimbangan dipertahankan. Jika terjadi infeksi pada kanalis semisirkuler, maka
timbul fertigo (perasan berputar).
 Lidah sebagai pengecap

Lidah adalah kumpulan otot angka pada bagian lantai mulut yang dapat
membantu pencernaan makanan dengan mengunyah dan menelan. Lidah dikenal sebagai
indera pengecap yang banyak memiliki struktur tunas pengecap. Lidah juga turut
membantu dalam tindakan bicara. Struktur lain yang berhubungan dengan lidah sering
disebut ligual, dari bahasa latin lingua atau glossal dari bahasa yunani.
Sebagian besar, lidah tersusun atas otot rangka yang terletak pada tulang
hyiodeus, tulang rahang bawah dan processus styloideus ditulang pelipis. Terdapat dua
jenis otot dilidah yaitu otot ekstrinsik dan intrinsik. Lidah memiliki permukaan yang
kasar karena adanya tonjolan yang disebut papila. Terdapat 3 jenis papila yaitu:
1. Papila filiformis (fili=benang); berebtuk seperti benang halus;

11
2. Papila sirkumvalata (sirkum=bulat). Berbentuk bulat, tersusun seperti huruf v
dibelakang lidah.
3. Papila fungiformis (fungi=jamur); berbentuk seperti jamur.

Terdapat satu jenis papila yang tidak terdapat pada manusia, yakni papila foliata pada
hewan pengerat. Tunas pengecap adalah bagian pengecap yang ada dipinggir papila,
terdiri dua sel yaitu sel penyokong dan sel pengecap. Sel pengecap berfungsi sebagai
reseptor, sedangkkan sel penyokong berfungsi untuk menopang. Namun saat ini banyak
peneliti yang memasukkan rasa kelima yaitu gurih atau sedap yang ditenukan pada
makanan yang kebanyakan protein pada daging, ikan dan sebagainya. Rasa-ras dasar ini
dapat berevolusi ehingga kita dapat merasakan rasa busuk atau beracun dari rasa pahit
dan aman. Rasa manis membantu kita untuk mengenal makanan yang menyehatkan atau
kaya kalori, rasa asin diperluakan untuk setiap fungsi tubuh, dan rasa gurih dapat
membantu kita mengidentivikasikan makanan yang kaya akan protein. Ada beberapa
orang yang mempunyai ´’ dunia rasa” yang berbeda-beda, misalnya ada yang menyuki
pedes, ataupun yang tidak ada. Itu semua dipengaruhi oleh faktor genetis yang berbeda-
beda dan budaya sendiri. Parah penelitih telah membuktika bahwa di Amerika
masyarakatnya adalah supertaster yang merasakan cabe, Jahe sangat pedas sekalih begitu
juga dengan gula merakka merasakan sangat nanis sakali. Berbeda dengan Taster, mereka
merasakan jahe dan cabe biasa saja begitu juga dengan rasa yang lain. Ini disebabkan
oleh jumlah papila yang berbeda.
Selain berfungsi pada mekanisme pencernaan atau pengucapan, lidah manusia
memiliki penggunaan lain. Lidah berperan pada salah satu bentuk ciuman yang dikenal
dengan french kissing atau ciuman perancis. Lidah digunakan pula untuk tindakan
menjilat pada manusia dan hewan mamalia. Lidah dapat menjadi tempat untuk
pendidikan pada beberapa kebudayaan masyarakat. Tindik lidah sudah ada sejak masa
kuno dan kini smakin meningkat pada kebudaan barat terutama pada kebudayaan remaja.
Lidah digunakan pada beberapa tindakan lain seperti meniup permen karet dan bersiul.
 Lidah Putih
Titik-titik atau bagian putih pada lidah dapat menjadi tanda-tanda beberapa kondisi
medis:
 Efek samping dari antibiotic
 Candidiasis
 Debauch
 Dehidrasi
 Leukoplakia
 Keratosis faringis

Air liur, air ludah, atau saliva adalah cairan bening yang dihasilkan dalam mulut
manusia dan beberapa jenis hewan
Keseimbangan

12
Terdapat tiga sistem yang mengelola pengaturan keseimbangan tubuh yaitu :
sistemvestibular, sistem proprioseptik, dan sistem optik. Sistem vestibular meliputi
labirin (aparatusvestibularis), nervus vestibularis dan vestibular sentral. Labirin terletak
dalam pars petrosa ostemporalis dan dibagi atas koklea (alat pendengaran) dan aparatus
vestibularis (alatkeseimbangan). Labirin yang merupakan seri saluran, terdiri atas labirin
membran yang berisiendolimfe dan labirin tulang berisi perilimfe, dimana kedua cairan
ini mempunyai komposisikimia berbeda dan tidak saling berhubungan.
Aparatus vestibularis terdiri atas satu pasang organ otolith dan tiga pasang
kanalissemisirkularis. Otolith terbagi atas sepasang kantong yang disebut sakulus dan
utrikulus.Sakulus dan utrikulus masing-masing mempunyai suatu penebalan atau makula
sebagaimekanoreseptor khusus. Makula terdiri dari sel-sel rambut dan sel penyokong.
Kanalissemisirkularis adalah saluran labirin tulang yang berisi perilimfe, sedang
duktussemisirkularis adalah saluran labirin selaput berisi endolimfe. Ketiga duktus
semisirkularisterletak saling tegak lurus.
Sistem vestibular terdiri dari labirin, bagian vestibular nervus kranialis
kedelapan(yaitu, nervus vestibularis , bagian nervus vestibulokokhlearis), dan nuklei
vestibularis dibagian otak, dengan koneksi sentralnya. Labirin terletak di dalam bagian
petrosus ostempolaris dan terdiri dari utrikulus, sakulus, dan tigan kanalis semisirkularis.
Labirinmembranosa terpisah dari labirin tulang oleh rongga kecil yang terisi dengan
perilimf; organmembranosa itu sendiri berisi endolimf. Urtikulus, sakulus, dan bagian
kanalis semisirkularisyang melebar (ampula) mengandung organ reseptor yang berfungsi
untuk mempertahankan keseimbangan.
 ANATOMI ORGAN KESEIMBANGAN
Terapi fisik Susunan saraf pusat mempunyai kemampuan untuk mengkompensasi
gangguankeseimbangan. Namun kadang-kadang dijumpai beberapa penderita yang
kemampuan adaptasinya kurang atau tidak baik. Hal ini mungkin disebabkan oleh adanya
gangguan lain di susunan saraf pusat atau didapatkan deficit di sistem visual atau
proprioseptifnya. Kadang-kadang obat tidak banyak membantu, sehingga perlu
latihanfisik vestibular. Latihan bertujuan untuk mengatasi gangguan
vestibular,membiasakan atau mengadaptasi diri terhadap gangguan keseimbangan.
Tujuan latihan ialah :
1. Melatih gerakan kepala yang mencetuskan vertigo atau disekuilibrium
untuk meningkatkan kemampuan mengatasinya secara lambat laun.
2. Melatih gerakan bola mata, latihan fiksasi pandangan mata.
3. Melatih meningkatkan kemampuan keseimbangan

Contoh latihan :
1. Berdiri tegak dengan mata dibuka, kemudian dengan mata ditutup.
2. Olahraga yang menggerakkan kepala (gerakan rotasi, fleksi, ekstensi,
gerak miring).
3. Dari sikap duduk disuruh berdiri dengan mata terbuka, kemudian dengan
matatertutup.

13
4. Jalan di kamar atau ruangan dengan mata terbuka kemudian dengan mata
tertutup.
5. Berjalan “tandem” (kaki dalam posisi garis lurus, tumit kaki yang satu
menyentuh
6. jari kaki lainnya dalam melangkah).
7. Jalan menaiki dan menuruni lereng.
8. Melirikkan mata kearah horizontal dan vertikal.
9. Melatih gerakan mata dengan mengikuti objek yang bergerak dan juga
memfiksasipada objek yang diam.

BPPV
Pada kondisi ini tidak direkomendasikan terapi bat-obatan. Vertigo dapatmembaik
dengan maneuver rotasi kepala hal ini akan mmemindahkan deposit kalsiumyang bebas
ke belakang vestibule,. Manuver ini meliputi reposisi kanalit berupamaneuver epley,
modifikasi maneuver epley. Pasien perlu tetap tegak selama 24 jamsetelah reposisi kanalit
utnuk mencegah deposit kalsium kembali ke kanalissemisirkularis,Vestibular neuronitis
dan Labirynthis
Terapi focus pada gejala menggunakan terapi obat-obatan yang mensipresivestibular yang
diikuti dengan latihan vestibular. Kompensasi vestibular terjasi lebihcepat dan lebih
sempurna jika pasien mulai 2 kali sehari latihan vestibular sesegeramungkin setelah
vertigo berkurang dengan obat-obatan.

Meniere disease
Terapi dengan menurunkan tekanan endolimfatik. Walaupun diet rendahgaram
dan diuretic seringkali mengurangi vertigo, hal ini kurang efektif dalammengobati
ketulian dan tinnitus.
Pada kasus yang jarang intervensi bedah seperti dekompresi dengan shuntendolimfatik atau
cochleosacculoctomy dibutuhkan jika penyakit ini resisten terhadappengobatan diuretic
dan diet.
Iskemik Vascular
Terap TIA dan stroke meliputi mencegah terjadinya ulangan kejadian
melaluicontrol tekanan darah, menurunkan level kolesterol, mengurangi
merokok,menginhibisi fungsi platelet (misalnya aspirin, clopidogrel) dan

14
terkadangantikoagulasi (warfarin).Vertigo akut yang disebabkan oleh stroke pada batang
otak atau cerebellumdiobati dengan obat-oabat yang mensupresi vestibular dan
meminimalisrir pergerakankepala pada hari pertama. Sesegera mungkin jika keluhan
dapat ditoleransi obat-oabatan harus di tapper off dan latihan rehabilitasi vestibular harus
segera dimulai.Penempatan stent vertebrobasilar diperlukan pada pasien dengan
stenosisarteri vertebralis dan refrakter terhadap penaganan medis.Perdarahan pada
cerebellum dan batang otak member risiko kompresisehingga diperlukan dekompresi
mellau neurosurgery.

B. ANATOMI ORGAN KESEIMBANGAN


Terapi fisik Susunan saraf pusat mempunyai kemampuan untuk mengkompensasi
gangguan keseimbangan. Namun kadang-kadang dijumpai beberapa penderita yang
kemampuan adaptasinya kurang atau tidak baik. Hal ini mungkin disebabkan oleh adanya
gangguan lain di susunan saraf pusat atau didapatkan deficit di sistem visual atau
proprioseptifnya. Kadang-kadang obat tidak banyak membantu, sehingga perlu
latihanfisik vestibular. Latihan bertujuan untuk mengatasi gangguan
vestibular,membiasakan atau mengadaptasi diri terhadap gangguan keseimbangan.
Tujuan latihan ialah :
1. Melatih gerakan kepala yang mencetuskan vertigo atau disekuilibrium
untuk meningkatkan kemampuan mengatasinya secara lambat laun.
2. Melatih gerakan bola mata, latihan fiksasi pandangan mata.
3. Melatih meningkatkan kemampuan keseimbangan
Contoh latihan :
1. Berdiri tegak dengan mata dibuka, kemudian dengan mata ditutup.
2. Olahraga yang menggerakkan kepala (gerakan rotasi, fleksi, ekstensi,
gerak miring).
3. Dari sikap duduk disuruh berdiri dengan mata terbuka, kemudian dengan
matatertutup.
4. Jalan di kamar atau ruangan dengan mata terbuka kemudian dengan mata
tertutup.

15
5. Berjalan “tandem” (kaki dalam posisi garis lurus, tumit kaki yang satu
menyentuh
6. jari kaki lainnya dalam melangkah).
7. Jalan menaiki dan menuruni lereng.
8. Melirikkan mata kearah horizontal dan vertikal.
9. Melatih gerakan mata dengan mengikuti objek yang bergerak dan juga
memfiksasipada objek yang diam.
BPPV
Pada kondisi ini tidak direkomendasikan terapi bat-obatan. Vertigo dapatmembaik
dengan maneuver rotasi kepala hal ini akan mmemindahkan deposit kalsiumyang bebas
ke belakang vestibule,. Manuver ini meliputi reposisi kanalit berupamaneuver epley,
modifikasi maneuver epley. Pasien perlu tetap tegak selama 24 jamsetelah reposisi kanalit
utnuk mencegah deposit kalsium kembali ke kanalissemisirkularis,Vestibular neuronitis
dan Labirynthis
Terapi focus pada gejala menggunakan terapi obat-obatan yang
mensipresivestibular yang diikuti dengan latihan vestibular. Kompensasi vestibular terjasi
lebihcepat dan lebih sempurna jika pasien mulai 2 kali sehari latihan vestibular
sesegeramungkin setelah vertigo berkurang dengan obat-obatan.

 Meniere disease
Terapi dengan menurunkan tekanan endolimfatik. Walaupun diet rendahgaram
dan diuretic seringkali mengurangi vertigo, hal ini kurang efektif dalammengobati
ketulian dan tinnitus.
Pada kasus yang jarang intervensi bedah seperti dekompresi dengan shuntendolimfatik atau
cochleosacculoctomy dibutuhkan jika penyakit ini resisten terhadappengobatan
diuretic dan diet.
 Iskemik Vascular
Terap TIA dan stroke meliputi mencegah terjadinya ulangan kejadian
melaluicontrol tekanan darah, menurunkan level kolesterol, mengurangi

16
merokok,menginhibisi fungsi platelet (misalnya aspirin, clopidogrel) dan
terkadangantikoagulasi (warfarin).Vertigo akut yang disebabkan oleh stroke pada
batang otak atau cerebellumdiobati dengan obat-oabat yang mensupresi vestibular
dan meminimalisrir pergerakankepala pada hari pertama. Sesegera mungkin jika
keluhan dapat ditoleransi obat-oabatan harus di tapper off dan latihan rehabilitasi
vestibular harus segera dimulai.Penempatan stent vertebrobasilar diperlukan pada
pasien dengan stenosisarteri vertebralis dan refrakter terhadap penaganan
medis.Perdarahan pada cerebellum dan batang otak member risiko
kompresisehingga diperlukan dekompresi mellau neurosurgery.

C. STRUKTUR BOLA MATA DAN STRUKTUR TELINGA


a. Bola Mata

Bola mata berdiameter sekitar 2,5 cm dengan 5/6 bagiannya terbenam dalam
rongga mata dan hanya 1/6 bagian yang tampak dari luar. Bagian-bagian mata tersebut
memiliki fungsI berbeda, secara rinci diuraikan sebagai berikut :
1. Retina

17
Definisi : lapisan terdalam penyusun bola mata yang tersusun atas sel-sel saraf
serta sel-sel fotoreseptor.
Fungsi : mendeteksi ada tidaknya cahaya
2. Fovea
Definisi : bagian terkecil pada bagian tengah retina yang tersusun atas sel-sel
kerucut.
Fungsi : memberikan ketajaman pengelihatan yang tinggi.
3. Bintik Buta
Definisi : bagian kecil pada retina tempat serabut-serabut saraf bertemu menjadi
saraf optik. Bagian ini tidak memiliki sel-sel batang dan sel-sel kerucut sehingga
tidak peka terhadap cahaya
4. Iris/Selaput Pelangi
Definisi : jaringan berbentuk cakram melingkar yang terdapat persis di depan
lensa. Jaringan ini tersusun atas serabut otot sirkuler dan radial. Di bagian ini
terdapat pigmen yang mengatur warna mata.
Fungsi : mengatur jumlah cahaya yang masuk ke mata dengan mengatur ukuran
pupil.
5. Pupil
Definisi : lubang di tengah-tengah iris yang memungkinkan cahaya masuk ke
mata.
Fungsi : tempat cahaya masuk ke mata.
6. Lensa Mata
Definisi : semacam struktur yang transparan, elastis dan berbentuk bikonvens.
Fungsi : mengatur cahaya untuk membentuk bayangan, dan juga membatasi
rongga mata menjadi dua bagian terpisah yang masing-masing berisi cairan
bening (aqueous humour) dan bahan transparan seperti jeli (vitreous humour).
7. Ligamen Suspensor
Definisi : ligamen kuat yang menghubungkan otot-otot siliaris dengan lensa.
Fungsi : merubah bentuk lensa dengan kontraksi dan relaksasi otot-otot siliaris.
8. Saraf Optik
Definisi : sekumpulan serabut saraf sensorik yang meninggalkan bagian belakang
mata.
Fungsi : membawa rangsang dari retina menuju otak.
9. Otot Mata
Definisi : otot yang berada di sekeliling bola mata.
Fungsi : menggerakkan bola mata. Pada bola mata terdiri dari tiga lapisan yaitu
sebagai berikut:
Bola mata terdiri dari tiga lapisan yaitu sebagai berikut :
 Tunika fibrosa
Tunika fibrosa terdiri dari sclera yang berwarna putih dan tidak tembus cahaya,
serta kornea yang tembus cahaya (transparan). Kornea tidak mengandung
pembuluh darah, tetapi mengandung banyak serabut saraf. Kornea memiliki
selaput pelindung yang disebut konjungtiva. Pada batas kornea dan sclera

18
terdapat kanalis schlemm yang berfungsi untuk menyerap kembali cairan
aqueous humor bola mata.
 Tunika vaskulosa (uvea)
Tunica vasculosa merupakan bagian tengah bola mata, urutan dari depan ke
belakang terdiri dari iris, corpus ciliaris dan koroid. Koroid berupa lapisan
jaringan yang tipis dan mengandung banyak pembuluh darah, dan berwarna
cokelat karena mengandung pigmen. Pigmen inilah yang menyebabkan bagian
bola mata menjadi gelap. Daerah ini disebut iris. Coba Anda perhatikan mata
orang Indonesia dengan orang-orang dari Negara barat! Apakah perbedaannya?
Tentunya pada warna. Orang Indonesia biasanya bermata hitam atau coklat,
adapun orang barat biasanya berwarna biru atau hijau. Nah, di bagian irislah
terdapatnya perbedaan ini karena di tempat ini memiliki pigmen warna. Bagian
depan dari lapisan iris ini disebut pupil yang terletak di belakang kornea tengah.
Pengaruh kerja ototnya yaitu melebar dan menyempitnya bagian ini.
MENGETAHUI CARA KERJA PUPIL
Coba Anda masuk ke dalam suatu kamar yang gelap gulita, maka Anda akan
berusaha melihat dengan melebarkan mata agar cahaya yang masuk cukup. Pada kondisi
ini disebut dengan dilatasi, demikian sebaliknya jika Anda berada pada ruangan yang
terlalu terang maka Anda akan berusaha untuk menyempitkan mata karena silau untuk

mengurangi cahaya yang masuk yang disebut dengan konstriksi. Pada sebuah kamera,
pupil ini diibaratkan seperti diafragma yang dapat mengatur jumlah cahaya yang masuk.
Di sebelah dalam pupil terdapat lensa yang berbentuk cakram otot yang disebut musculus
siliaris.

19
Otot ini sangat kuat dalam mendukung fungsi lensa mata, yang selalu bekerja
untuk memfokuskan penglihatan. Seseorang yang melihat benda dengan jarak yang jauh
tidak mengakibatkan otot lensa mata bekerja, tetapi apabila seseorang melihat benda
dengan jarak yang dekat maka akan memaksa otot lensa bekerja lebih berat karena otot
lensa harus menegang untuk membuat lensa mata lebih tebal sehingga dapat
memfokuskan penglihatan pada benda-benda tersebut. Sekarang Anda tahu mengapa
aktivitas seseorang yang membaca buku akan membuat mata terasa cepat lelah? Pada
bagian depan dan belakang lensa ini terdapat rongga yang berisi caira bening yang
masing-masing disebut aqueous humor dan vitreous humor. Adanya cairan ini dapat

memperkokoh kedudukan bola mata


 Tunika nervosa (retina)
Tunika nervosa merupakan lapisan terdalam dari bola mata. Retina terdiri atas
tiga lapis neuron yaitu lapisan sel batang dan kerucut, lapisaan neuron bipolar dan lapisan
neuron ganglion. Bagian ini merupakan bagian terdalam dari mata. Lapisan ini lunak,
namun tipis, hampir menyerupai lapisan pada kulit bawang. Retina tersusun dari sekitar
103 juta sel-sel yang berfungsi untuk menerima cahaya. Di antara sel-sel tersebut sekitar
100 juta sel merupakan sel-sel batang yang berbentuk seperti tongkat pendek dan 3 juta
lainnya adalah sel konus (kerucut). Sel-sel ini berfungsi untuk penglihatan hitam dan
putih, dan sangat peka pada sedikit cahaya.
1. SEL BATANG : Sel-sel batang ini tidak dapat membedakan warna. Suatu zat yang
dihasilkan sel-sel batang ini adalah zat warna jingga yang sangat rentan terhadap
cahaya, yang disebut rodopsin. Artinya jika ada cahaya yang terang maka dapat
memudarkan zat warna jingga ini. Hal ini dapat Anda buktikan, ketika Anda
berada di luar rumah dengan menatap cahaya matahari, kemudian masuk kembali

20
ke dalam rumah. Apa yang Anda rasakan? Tentunya seketika itu Anda belum dapat
melihat benda-benda di dalam rumah. Setelah sekitar 20 detik kemudian Anda baru
akan dapat melihat kembali dengan jelas benda-benda di dalam rumah. Mengapa
demikian? Zat warna jingga yang pudar karena cahaya yang terang tersebut akan
terbentuk kembali dengan memerlukan waktu yang kurang lebih 20 detik. Ketika
zat wana jingga sudah terbentuk maka Anda akan dapat melihat di tempat yang
redup
2. SEL KERUCUT atau cone cell mengandung jenis pigmen yang berbeda, yaitu
iodopsin yang terdiri dari retinen. Terdapat 3 jenis iodopsin yang masing-masing
sensitif terhadap cahaya merah, hijau dan biru. Masing-masing disebut iodopsin
merah, hijau dan biru. Segala warna yang ada di dunia ini dapat dibentuk dengan
mencampurkan ketiga warna tersebut. Sel kerucut diperlukan untuk penglihatan
ketika cahaya terang. Signal listrik dari sel batang dan sel kerucut ini akan di
teruskan melalui sinap ke neuron bipolar, kemudian ke neuron ganglion yang akan
membentuk satu bundel syaraf yaitu syaraf otak ke II yang menembus coroid dan
sclera menuju otak. Bagian yang menembus ini disebut dengan discus opticus,
dimana discus opticus ini tidak mengandung sel batang dan sel kerucut, maka
cahaya yang jatuh ke discus opticus tidak akan terlihat apa-apa sehingga disebut
dengan bintik buta.

Bola mata terbagi menjadi 2 bagian, masing-masing terisi oleh cairan:


4. Segmen anterior : mulai dari kornea sampai lensa.
5. Segmen posterior : mulai dari tepi lensa bagian belakang sampai ke retina.
 Alat Tambahan Mata
Alat tambahan mata terdiri dari alis mata, kelopak mata, bulu mata dan apparatus
lakrimalis.
1. Alis Mata : terdiri dari rambut kasar yang terletak melintang di atas mata. Alis
melintang diatas mata. Alis mata berfungsi dalam kecantikan dan melindungi mata
dari keringat.
2. Kelopak Mata : terdiri dari dua bagian yaitu kelopak mata atas dan bawah. Dari
dalam ke luar, kelopak mata terdiri dari lapisan-lapisan :
 konjungtiva yaitu selaput lender yang melapisi bagian dalam kelopak mata
dan melapisi juga permukaan bola mata;
 kelenjar meibomian yang dapat menghasilkan lemak untuk mencegah
pelekatan kedua kelopak mata;
 lapisan tarsal yaitu lapisan jaringan ikat yang kuat untuk menunjang kelopak
mata;
 otot orbikularis okuli yang berfungsi menutup bola mata;
 jaringan ikat dan kulit luar
3. Bulu Mata merupakan barisan rambut pada ujung kelopak mata. Pada bulu mata
terdapat kelenjar minyak yang disebut kelenjar zeis yang terletak pada akar bulu
mata. Infeksi pada kelenjar minyak disebut bintil (hordeolum)

21
4. Aparatus lakrimalis terdiri dari kelenjar lakrimalis, duktus (saluran lakrimalis), dan
duktus nasolakrimalis. Kelenjar lakrimalis (kelenjar air mata) terletak di sudut
lateral atas rongga mata, berfungsi untuk menghasilkan air mata. Air mata
berfungsi menjaga kelembaban dan kesehatan mata, juga menjerat dan membuang
partikel-partikel kecil yang masuk ke mata. Selain itu, air mata kaya akan antibodi
yang membantu mencegah terjadinya infeksi. Dari kelenjar ini keluar kurang lebih
dua belas saluran lakrimalis yaitu saluran-saluran yang mengalirkan air mata

menuju konjungtiva kelopak mata atas.


 Otot Mata, Saraf dan Pembuluh
Pada setiap mata terdapat enam otot lurik yang menghubungkan bola mata dengan
tulang sekitarnya. Otot ini berfungsi menggerakan bola mata, sehingga mata dapat
mengerling ke kanan, kiri, atas dan bawah. Gerakan otot bola mata berada di bawah
kesadaran. Beberapa otot bekerja sama menggerakkan mata. Setiap otot dirangsang oleh
saraf kranial tertentu.
Tulang orbita yang melindungi mata juga mengandung berbagai saraf lainnya.
 Saraf optikus membawa gelombang saraf yang dihasilkan di dalam retina ke otak
 Saraf lakrimalis merangsang pembentukan air mata oleh kelenjar air mata
 Saraf lainnya menghantarkan sensasi ke bagian mata yang lain dan merangsang
otot pada tulang orbita.
TELINGA
Telinga merupakan organ penerima gelombang suara yang meyebabkan seseorang
dapat mendengar suara-suara di sekitarnya. Telinga yang nampak dari luar hanyalah daun
telinga dan salurannya saja, padahal telinga kita memiliki struktur yang rumit di
dalamnya. Telinga akan menerima gelombang dan menguatkannya sehingga dapat diolah
otak bagian temporal menjadi persepsi yang kita aggap sebagai suara.
Berdasarkan letaknya, telinga manusia dibedakan menjadi 3 bagian yaitu telinga luar,
tengah, dan dalam. Telinga luar merupakan bagian telinga yang nampak langsung dari luar tubuh
meliputi daun telinga, saluran telinga, dan gendang telinga. Telinga tengah terdiri atas tulang-
tulang pendengaran yang meliputi martil, landasan, dan sanggurdi. Sedangkan telinga dalam
terdiri atas jendela oval, saluran semisirkuler, koklea, jendela bundar, dan saluran eustachius.

22
Struktur telinga manusia
Penjelasan untuk masing-masing bagian tersebut adalah sebagai berikut.
Telinga luar
Daun telinga (external pinna) merupakan bagian telinga yang paling jelas terlihat
dari luar. Daun telinga memiliki lekukan-lekukan khas yang berfungsi untuk
mengumpulkan gelombang suara. Daun telinga memiliki struktur yang lentur dan elsatis
karena tersusun atas jaringan tulang rawan.
Saluran telinga merupakan kelanjutan dari daun telinga yang menjadi saluran
masuknya gelombang suara menuju organ-organ pendengaran di bagian dalam.Gendang
telinga (membran timpanik) akan bergetar ketika menerima gelombang suara yang
datang. Getaran atau vibrasi dari gendang telinga akan diteruskan menuju tualng-tulang
pendengaran.
Telinga tengah
Tulang martil (maleus) merupakan tulang pendengaran pertama yang berbentuk
seperti martil/ palu dan akan bergerak ketika ada getaran yang datang.
 Tulang landasan (incus) merupakan tulang pendengaran kelanjutan dari tulang
martil
 Tulang sanggurdi (stapes) merupakan tulang pendengaran ketiga di telinga tengah. Ketiga
tulang pendengaran tersebut memiliki satu fungsi pokok untuk menghantarkan dan
memperkuat getaran suara yang datang.

23
Penampang melintang rumah siput (koklea)
Telinga dalam
Jendela oval merupakan membran berbentuk oval pada permukaan koklea.
Jendela oval akan menerima getaran dari tulang sanggurdi dan meneruskannya menuju
koklea.
Rumah siput (koklea) merupakan saluran berbentuk seperti rumah siput di telinga
bagian dalam. Koklea mempunyai dua ruangan besar, yaitu saluran vestibuler di bagian
atas dan saluran timpanik di bagian bawah yang dipisahkan oleh diktus koklea yang
berukuran lebih kecil. Saluran vestibuler dan timpanik berisi cairan perilimfa, sedangkan
duktus koklea berisi cairan endolimfa.
Organ korti, terletak pada duktus koklea. Organ korti mengandung sel reseptor
telinga yang akan menerima getaran dan mengubahnya menjadi impuls listrik untuk
dihantarkan ke otak. Sel reseptor tersebut memiliki rambut yang menjulur ke dalam
duktus koklea. Rambut tersebut beraut ke membran tektorial yang menggantung di atas
ogan corti.
Jendela bundar merupakan ujung dari koklea yang akan menjadi akhir dari
getaran suara karena getaran yang menumbuk jendela bundar akan menghilang.Vestibula
terletak di belakang jendela bundar yang terdiri atas bagian sakulus dan utrikulus, yang
berperan dalam mengatur keseimbangan tubuh.Saluran semisirkuler merupakan struktur
berbentuk tiga saluran setengah lingkaran yang berisi cairan endolimfa. Organ ini juga
berperan dalam mengatur keseimbangan tubuh.Saluran eustacheus merupakan saluran
kecil yang menghubungkan telinga dalam dengan faring. Saluran ini berfungsi untuk
menyamakan takanan udara di dalam telinga dengan atmosfer.
Bagaimana proses mendengar terjadi?
Proses mendengar diawali dengan masuknya gelombang suara dari luar kemudian
ditangkap oleh gendang telinga. Gendang telinga menghasilkan getaran yang akan
dihantarkan menuju tulang-tulang pendengaran untuk dikuatkan. Gelombang kemudian

24
akan menuju jendela oval menuju rumah siput. Di dalam rumah siput getaran suara akan
menggetarkan cairan dalam saluan vestibuler kemudian berlanjut ke saluran timpanik dan
berakhir di jendela bundar. Saat getaran bergerak melewati saluran vestibuler dan
timpanik, organ korti yang terletak di antara saluran tersebut akan bergetar dan
menghasilkan impuls yang akan disampaikan ke otak.
Faktor apa yang menentukan perbedaan suara?
Suara orang satu dengan yang lain berbeda, demikian juga hewan satu dengan
hewan yang lain. Sebenarnya apakah yang menjadi sebab perbedaan suara-suara itu? Dua
faktor penting yang sangat berpengaruh adalah volume dan tinggi nada. Volume suara
ditentukan oleh amplitudo gelombang suara. Semakin besar amplitudo gelombang suara,
akan semakin menggetarkan cairan dalam koklea. Sedangkan tinggi nada atau frekuensi
akan menentukan tinggi rendahnya nada suara. Semakin tinggi frekuensi maka semakin
tinggi nada suara yang dihasilkan. Manusia sehat mampu mendengar suara dengan
frekuensi antara 20 hingga 20.000 Hz

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Panca indera mencakup perasaan, penciuman, penglihatan dan pendengaran dan juga
fungsi raba dari kulit. Melalui organ-organ ini, individu dapat berjaga-jaga terhadap
kekuatan dengan demikian mampu melindungi diri sendiri. Apabila dibagi dalam
kelompok alat indera, maka di bagi dalam tiga grup yaitu:
 Kemoreseptor
Kemoresptor adalah alat indera yang merespon terhadap rangsangan zat kimia
yaitu indera pembau (hidung) dan indra pengecap (lidah).
 Mekanoresptor
Mekonoresptor adalah alat indra yang merspon terhadap rangsangan gaya berat,
tegangan suara dan tekanan yakni indera peraba (kulit) dan indera pendengaran
(kuping).
 Photoreseptor/ fotoreseptor
Photoreseptor adalah alat indera yang merespon terhadap ragsangan cahaya seperti
indera penglihatan atau mata.

25
Terapi fisik Susunan saraf pusat mempunyai kemampuan untuk mengkompensasi
gangguan keseimbangan. Namun kadang-kadang dijumpai beberapa penderita yang
kemampuan adaptasinya kurang atau tidak baik. Hal ini mungkin disebabkan oleh adanya
gangguan lain di susunan saraf pusat atau didapatkan deficit di sistem visual atau
proprioseptifnya. Kadang-kadang obat tidak banyak membantu, sehingga perlu
latihanfisik vestibular. Latihan bertujuan untuk mengatasi gangguan
vestibular,membiasakan atau mengadaptasi diri terhadap gangguan keseimbangan.

B. SARAN
Kita bisa memahami apa saja nama dari anatomi panca indra dalam tubuh kita agar bisa
lebih memahaminya kami sarankan agar banyak membaca buku yang membahas tentang
pelajaran panca indra.

DAFTAR PUSTAKA
Sura, DJ, Newell, S. 2010.
Vertigo- Diagnosis and management in primary care,BJMP 2010;3(4):a351 2.
Lempert, T, Neuhauser, H. 2009. Epidemiology of vertigo, migraine and vestibular migrainein
Journal Nerology 2009:25:333-3383.
Labuguen, RH. 2006.Initial Evaluation of Vertigo ini Journal American FamilyPhysician January
15, 2006
Volume 73, Number 24.
Mardjono M, Sidharta P. Neurologi Klinis Dasar. Jakarta: Dian Rakyat; 20086.
Marril KA. Central Vertigo [Internet]. WebMD LLC. 21 Januari 2011. Diunduhtanggal 8 April
2011. Diunduh darihttp://emedicine.medscape.com/article/794789-clinical#a0217 7.
Turner, B, Lewis, NE. 2010. Symposium Neurology :Systematic Approach that Needed for establish of
Vetigo.

26
The Practitioner September 2010 - 254 (1732): 19-23.8.
Mark, A. 2008.Symposium on Clinical Emergencies: Vertigo Clinical Assesment and Diagnosis.
British Journal of Hospital Medicine, June 2008, Vol 69, No 69.Kovar, M, Jepson, T, Jones, S. 2006.
Diagnosing and Treating: Benign ParoxysmalPositional Vertigoin Journal Gerontological of
Nursing.December:200610.
Swartz, R, Longwell, P. 2005.Treatment of Vertigo
in Journal of American FamilyPhysician March 15,2005:71:6.11.
Chain, TC.2009. Practical Neurology 3 rd
edition: Approach to the Patient withDizziness and Vertigo. Illnois:wolter kluwerlippincot
William and wilkins)
12.Antunes MB. CNS Causes of Vertigo [Internet]. WebMD LLC. 10 September 2009.Diunduh
tanggal 8 April 2011. Diunduh darihttp://emedicine.medscape.com/article/884048-
overview#a0104

27

Anda mungkin juga menyukai