Anda di halaman 1dari 45

PENGARUH FASILITAS KANTOR DAN INSENTIF

TERHADAP MOTIVASI KERJA

(Studi kasus karyawan PT. Suzuki Sejahtera Buana Trada kenjeran

Surabaya)

ACH SANTOSO
NPM : 1121508121

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI BISNIS

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945

SURABAYA

2018
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam era globalisasi banyak perusahaan yang saling bersaing untuk menguasai pasar

sehingga dibutuhkan cara agar suatu perusahaan dapat bertahan dan bekembang lebih

pesat. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah melatih karyawan agar menjadi tenaga

kerja yang terampil sehingga nantinya dapat mewujudkan tujuan perusahaan. Hal ini

menjadi tanggung jawab manajemen atau pemimpin organisasi,karena itu

manajemen harus mampu membuat perencanaan yang matang, menyusun strategi

yang efektif serta mampu mengkoordinasikan semua komponen organisasi pada

umumnya dan sumber daya pada khususnya. Salah satu upaya yang dapat

dilakukan oleh pemimpin organisasi untuk meningkatkan motivasi kerja karyawan

adalah dengan memberikan fasilitas kantor yang memadai dan insentif yang layak

sehingga dapat memotivasi kerja karyawan yang pada akhirnya mempengaruhi

prestasi kerja mereka dan mewujudkan tujuan perusahaan.

PT. Sejahtera Buana Trada merupakan salah satu perusahaan ATPM

mobil Suzuki yang ada di Jawa Timur Indonesia dimana perusahaan ini

merupakan distributor kendaraan Suzuki roda empat. PT. Sejahtera Buana Trada

berlokasi di jalan kenjeran no 522-544 Surabaya.

Permasalahan yang di hadapi oleh PT. Sejahtera Buana Trada adalah

fasilitas kantor yang kurang memadai sehingga dapat menghambat kinerja

karyawan dan berpengaruh terhadap insentifnya sehingga kurangnya motivasi

2
kerja terhadap karyawan. Untuk mengetahui pengaruh fasilitas kantor dan insentif

terhadap motivasi kerja penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif

yaitu mengumpulkan data dengan menyebar quisioner terhadap beberapa sample.

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka peneliti

mengambil judul “Pengaruh Fasilitas Kantor dan Insentif Terhadap motivasi

kerja” (Studi Kasus pada PT. Suzuki Sejahtera Buana Trada Kenjeran

Surabaya).

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang diatas, maka permasalahan dapat

dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah fasilitas kantor berpengaruh terhadap motivasi kerja PT.

Suzuki Sejahtera Buana Trada.

2. Apakah insentif berpengaruh terhadap motivasi kerja PT. Suzuki

Sejahtera Buana Trada.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

dan menganalisis :

1. Pengaruh fasilitas kantor terhadap motivasi kerja PT. Suzuki Sejahtera

Buana Trada.

2. Pengaruh fasilitas kantor terhadap motivasi kerja PT. Suzuki Sejahtera

Buana Trada.

3
1.4 Manfaat Penelitian

1. Sebagai bahan kajian ilmiah yang mampu menambah wawasan,

pengetahuan bagi peneliti serta merupakan aplikasi ilmu-ilmu teori

perkuliahan dengan kenyataan yang ada di lapangan.

2. Sebagai informasi bagi perusahaan mengenai seberapa besar pengaruh

fasilitas kantor dan insentif terhadap motifasi kerja di PT. Suzuki Sejahtera

Buana Trada Kenjeran Surabaya. Sehingga dapat menjadi bahan

pertimbangan dan masukan bagi perusahaan dalam meningkatkan

produktivitas kerja karyawan.

3. Sebagai refrensi untuk penelitian selanjutnya.

4
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

1. Agustina Fatma Ningrum (2017) berjudul, Pengaruh Fasilitas Kantor,

Motivasi Kerja dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Kantor

Camat Pace Kabupaten Nganjuk (Simki-Economic Vol. 01 No. 03 Tahun

2017 ISSN : BBBB-BBBB). Variabel yang digunakan dalam penelitian ini

adalah Fasilitas Kantor, Motivasi Kerja, Disiplin Kerja, Kinerja Pegawai.

Berdasarkan hasil penelitian dan pengujian menggunakan analisis regresi

linier berganda, secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kinerja

pegawai.

2. Graffito Riyant Grahayudha (2014) berjudul, Pengaruh Insentif Terhadap

Motivasi Kerja studi pada Karyawan PT.AXA Financial Indonesia Sales

Office Cabang Malang (Jurnal Administrasi Bisnis (JAB) Vol.8 No.1

Februari 2014). Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Insentif, Motivasi Kerja. Berdasarkan hasil penelitian dan pengujian

menggunakan analisis regresi linier berganda, insentif berpengaruh

signifikan terhadap motivasi kerja.

5
PENGARUH FASILITAS KANTOR DAN INSENTIF

TERHADAP MOTIVASI KERJA

(Studi kasus karyawan PT. Suzuki Sejahtera Buana Trada kenjeran

Surabaya)

ACH SANTOSO
NPM : 1121508121

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI BISNIS

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945

SURABAYA

2018
6
Dalam melaksanakan tugasnya manusia selalu mempunyai motivasi yang
mendorong dirinya untuk melakukan tugas-tugas yang diberikan kepadanya.
Dengan pemberian fasilitas kantor yang memadai dan insentif yang layak akan
memberikan suatu dorongan bagi karyawan untuk meningkatkan prestasi kerja
dengan hasil yang lebih tinggi dan lebih baik, sehingga hasil pekerjaan dapat
ditingkatkan dan pada akhirnya tujuan perusahaan akan dapat tercapai.
Menurut Moenir (2011:197), Fasilitas adalah segala sesuatu yang digunakan,
dipakai,ditempati,oleh pegawai baik dalam hubungan lingkungan dengan
pekerjaan maupun untuk kelancaran pekerjaan.

7
1.1 Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan negara yang berkembang dan maju, seiring dengan

perkembangan waktu, terciptalah suatu pembangunan yang lebih maju dan

modern.Pembangunan padasektor pariwisata merupakan bagian dari

pembangunan nasional yang bertujuan untuk mengembangkan suatu daerah dan

menstabilkan pertumbuhan antar daerah di Indonesia karena Indonesia memiliki

banyak keberagaman kekayaan alam dan budaya yang dapat dikembangkan serta

dapat menjadi salah satu destinasi pariwisata kelas dunia. Sehubungan dengan

pengembangan pada sektor pariwisata, salah satu daerah di Indonesia yang giat

8
mengembangkan tempat-tempat wisata dan menunjukkan perkembangan terhadap

pengembangan pariwisatanya adalah Kota Batu yang terletak di Provinsi Jawa

Timur. Coban Talun merupakan salah satu objek wisata alam berbasis kawasan

hutan di Kota Batu. Letak Coban Talun berada di kawasan wisata bumi

perkemahan di lereng barat Gunung Arjuna tepatnya di Dusun Wonorejo, Desa

Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu. Objek wisata Coban Talun sering

digunakan sebagai tempat untuk berkemah dan juga konser-konser musik. Namun

dengan semakin banyaknya tempat-tempat wisata baru dan berkembangnya gaya

hidup masyarakat Indonesia terutama khususnya para remaja membuat objek

wisata Coban Talun ini menjadi berkurang pengunjungnya. Hal ini dibuktikan

berdasarkan data yang diperoleh dari Perum Perhutani Unit II Jawa Timur,

kunjungan wisatawan ke beberapa objek wisata di kota batu dinilai mengalami

peningkatan dan penurunan khususnya pada objek wisata Coban Talun.

Penurunan jumlah pengunjung terjadi pada tahun 2013 yaitu sebanyak

5.389 pengunjung dimana di tahun sebelumnya yaitu pada tahun 2012 jumlah

pengunjung pada objek wisata Coban Talun mengalami peningkatan sebanyak

6.262 Penurunan pada objek wisata Coban Talun ini diduga karna kurangnya

pembenahan dan pengelolaan fasilitas-fasilitas yang terdapat pada objek wisata

tersebut sehingga wisatawan menjadi jenuh dan lebih tertarik untuk berkunjung ke

objek wisata lainnya yang mempunyai fasilitas yang lebih menarik dan edukatif.

Oleh karena itu untuk mengatasi agar pengunjung tidak bosan dan merasa tertarik

karena objek wisata Coban Talun sesuai dengan gaya hidup para remaja jaman

sekarangpengelola atau perusahaan harus memberikan nilai dan kepuasan

9
pengunjung melalui fasilitas yangbaru atau mengubah fasilitas yang di tawarkan

kepada pengunjung sesuai dengan gaya hidup para remaja jaman sekarang. Untuk

itu penyusun membuat penelitian dengan judul : “ANALISIS PENGARUH

HARGA, FASILITAS DAN GAYA HIDUP TERHADAP KEPUASAN

PENGUNJUNG EKOWISATA (COBAN TALUN)”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan yang akan

dibahas dalam penelitian ini yaitu tentang :

1. Apakah harga tiket masuk berpengaruh terhadap kepuasan pengunjung

ekowisata Coban Talun?

2. Apakah fasilitas berpengaruh terhadap kepuasan pengunjung ekowisata

Coban Talun?

3. Apakah gaya hidup berpengaruh terhadap kepuasan pengunjung ekowisata

Coban Talun?

4. Apakah harga, fasilitas dan gaya hidup berpengaruh secara simultan

terhadap kepuasan pengunjung ekowisata Coban Talun?

5. Manakah yang lebih dominan antara harga, fasilitas dan gaya hidup

berpengaruh secara simultan terhadap kepuasan pengunjung ekowisata

Coban Talun?

1.3 Tujuan Penelitian

10
Berikut ini tujuan diadakannya penelitan ini untuk mengetahui dan

menganalisis :

1. Pengaruh harga tiket masuk terhadap kepuasan pengunjung ekowisata

Coban Talun.

2. Pengaruh fasilitas terhadap kepuasan pengunjung ekowisata Coban Talun.

3. Pengaruh gaya hidup terhadap kepuasan pengunjung ekowisata Coban

Talun.

4. Pengaruh harga, fasilitas dan gaya hidup secara simultan terhadap

kepuasan pengunjung ekowisata Coban Talun.

5. Harga, Fasilitas dan Gaya Hidup manakah yang berpengaruh dominan

terhadap kepuasan pengunjung ekowisata Coban Talun.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan ilmu

pengetahuandalam rangka penerapan teori-teori yang telah didapat di bangku

perkuliahan Universitas 17 Agustus 1945 Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Jurusan

Administrasi Bisnis pada mata kuliah Seminar Pemasaran serta untuk mengetahui

sejauh mana tingkat kemampuan peneliti dalam meneliti sebuah masalah.

1.5 Sistematika Penelitian

Sistematika penulisan proposal ini adalah :

11
Bab I Pendahuluan, pada bab ini berisi tentang latar belakang masalah, rumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta sistematika penulisan

penelitian.

Bab II Kajian Pustaka, pada bab ini berisi tentang penelitian terdahulu, landasan

teori, kerangka dasar penelitian, dan hipotesis.

Bab III Metode penelitian, pada bab ini berisi tentang rancangan penelitian,

populasi dan sempel, pengukuran dan instumenriset, teknis pengumpulan data,

serta teknis analisis data.

Bab IV Penyajian Analisis dan Pembahasan, pada bab ini menjelasakan tentang

penyajian data, analisis data, serta pembahasan data.

Bab V Penutup, pada bab ini berisi tentang kesimpulan.

12
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

Nama Tempat
NO Judul Skripsi Metode Penelitian Hasil Penelitian
( Tahun) Penelitian

1 Ibnu Al Kepuasan Pantai Drini· Pendekatan pengunjung tidak

Taufiq PengunjungTe dusun kuantitatif dan puas dengan

(2016) rhadap Wonosobo kualitatif fasilitas dan kualitas

Fasilitas Dan Kecamatan ·Teknik sampling pelayanan rumah

Kualitas Tanjung Sari, yang digunakan makan yang ada.

Pelayanan Kelurahan adalah accidental Hal ini ditunjukkan

Rumah Banjarejo, sampling, dengan tingkat

Makandi KabupatenGun penentuan sampel harapan yang lebih

13
Pantai Drini ungkidul berdasarkan besar dari tingkat

Kabupaten kebetulan. kenyataan (Y > X).

Gunung Kidul · Importance –

Performance

Analysis (IPA)

2 Rezki Pengaruh Museum Satwa· Kuantitatif Variabel harga

Teguh S, Fasilitas kota Batu ·Teknik


, sampling mempunyai

Djamhur Wisata dan Jawa Timur yang digunakan pengaruh yang

Hamid dan Harga adalahaccidental dominan dalam

Devi Farah Terhadap sampling, mempengaruhi

Azizah Kepuasan . Teknik analisis data kepuasan konsumen

(2015) Konsumen menggunakan

analisis deskriptif

dan regresi linier

berganda

3 Suci Dwi Pengaruh Studi Kasus· Kuantitatif Gaya Hidup dan

Pangestu, Gaya Hidup pada Pelanggan 1. Teknik Harga berpengaruh

Sri (Life Style) Peacockoffie analisis data signifikan secara

Suryoko Dan Harga Semarang menggunaka simultan terhadap

Administra Terhadap n analisis Keputusan

si Bisnis, Keputusan deskriptif Pembelian, dengan

Universitas Pembelian dan regresi nilai F

14
Diponegor linier hitung (23,938) > F

o, berganda tabel (3,04).

Indonesia Sedangkan

(2016) sumbangan yang

diberikan

Gaya Hidup dan

Harga terhadap

Keputusan

Pembelian

Peacockoffie

Semarang sebesar

19,6%, sedangkan

sisanya sebesar

80,4% diperoleh

dari

variabel lain yang

tidak dimasukkan

ke

dalam penelitian.

2.2 LandasanTeori

2.2.1 Marketing Mix

15
Marketing Mix harus selalu dapat bersifat dinamis, selalu dapat

menyesuaikan diri dengan lingkungan eksternal maupun internal. Faktor eksternal

yaitu faktor diluar jangkauan perusahaan yang antara lain terdiri dari pesaing,

teknologi, peraturan pemerintah, keadaan perekonomian, dan lingkungan sosial

budaya. Sedangkan faktor internal adalah variabel-variabel yang terdapat dalam

marketing mix yakni : Product (produk), Price (Harga), Place (Tempat), dan

Promotion.Pengertian marketing mix menurut Philip Kotler dalam bukunya yang

berjudul Principles of Marketing, adalah : “Marketing mix is the set of marketing

foola that the firm uses to pursite its marketing objectives in the target

market”.Sumarmi dan Soeprihanto (2010:274) menjelaskan, Marketing

mix adalah kombinasi dari variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem

pemasaran yaitu produk, harga, promosi, dan distribusi. Dengan kata

lain marketing mix adalah kumpulan dari variabel yang dapat digunakan oleh

perusahaan untuk dapat mempengaruhi tanggapan konsumen”.Salah satu variabel

yang masuk dalam penelitian ini adalah Harga.

2.2.2 Pengertian Harga

Definisi harga menurut Kotler dan Armstrong (2001: 439) adalah sejumlah

uang yang dibebankan atas suatu produk atau jasa, atau jumlah dari nilai yang

ditukar konsumen atas manfaat-manfaat karena memiliki atau menggunakan

produk atau jasa tersebut. Harga memiliki peranan yang sangat penting dalam

mempengaruhi keputusan konsumen dalam membeli produk, sehingga sangat

menentukan keberhasilan pemasaran suatu produk. Harga mempunyai beberapa

pengertian yang intinya sama. “Harga adalah jumlah uang (ditambah beberapa
16
barang kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi

dari barang beserta pelayanannya” (Basu Swastha, 2003:241). Jadi harga adalah

sejumlah uang yang harus dibayarkan konsumen guna memperoleh produk berupa

barang atau jasa yang dimaksud kepada pihak yang menawarkannya. Harga dalam

bentuk nominal uang yang harus dibayarkan telah melalui proses kesepakatan

antara kedua belah pihak. Benturan antara kedua belah pihak merupakan proses

yang tidak mudah. Kedua hal tersebut tidak bisa dipisahkan karena sama penting

dan berpengaruh.Basu Swastha (1997: 147) mengemukakan bahwa harga suatu

barang atau jasa merupakan penentu bagi permintaan pasarnya. Keputusan

penetapan hargan tergantung pada serangkaian kekuatan-kekuatan lingkungan dan

persaingan yang sangat rumit. Perusahaan tidak hanya menetapkan satu harga

tunggal, tetapi lebih berupa sebuah struktur penetapan harga (pricing structure)

yang mencakup item-item yang berada di setiap lini produk. Struktur penetapan

harga berubah dari waktu ke waktu seiring dengan siklus hidup produk tersebut.

2.2.3 Atribut Produk

Bilson Simamora (2001:167) mendefinisikan bahwa “Atribut produk

adalah segala sesuatu yang melekat pada produk dan menjadi bagian dari produk

itu sendiri”.

Unsur – Unsur Atribut Produk : Kualitas Produk, Fitur Produk, Design

Produk.Fitur Produk adalah menurut Kotler dan Armstrong (2004:348) sebuah

produk dapat ditawarkan dengan beraneka macam fitur.Perusahaan dapat

menciptakan model dengan tingkat yang lebih tinggi dengan menambah beberapa

17
fitur. Fitur adalah alat bersaing untuk membedakan produk perusahaan dari

produk pesaing.

Menurut Cravens (1998:14) fitur juga dapat digunakan sebagai sarana

untuk membedakan suatu merek dari pesaingnya. Oleh karena itu dalam

penelitian ini fitur produk adalah fasilitas dari ekowisata coban talun saat ini.

2.2.4 Pengertian Fasilitas

Fasilitas adalah segala sesuatu yang berupa benda maupun uang yang

dapat memudahkan serta memperlancar pelaksanaan suatu usaha tertentu. (Sam :

2012).

2.2.5 Pengertian Fasilitas Wisata

Fasilitas wisata dapat diartikan suatu sarana dan prasarana yang haru

s disediakan oleh pengelola untuk kebutuhan wisatawan. Menurut (Sammeng,

2001:39) salah satu hal penting untuk mengembangkan pariwisata adalah melalui

fasilitas (kemudahan). Menurut Yoeti (2003:56) fasilitas wisata adalah semua

fasilitas yang fungsinya memenuhi kebutuhan wisatawan yang tinggal untuk

sementara waktu di daerah tujuan wisata yang dikunjunginya, dimana mereka

dapat santai menikmati dan berpartisipasi dalam kegiatan yang tersedia di daerah

tujuan wisata tersebut. Adapun komponen fasilitas menurut Yoeti (2003:56) :

1. Accomodation Seperti : Hotel, Motel,Apartement,Villas, Campsite,

Caravan Parks.

18
2. Transports at the Destination Seperti: Taxi, Coaches, Car Rental, and

Cycle Hire Destination

3. Restaurants, Bars and Cafes Seperti: Ranging from Fast Food through to

Luxury Restaurants

Selain itu menurut Lawson dan Baud-Bovy (1998:24) membagi fasilitas

pendukung (ancillary facilities) ke dalam enam jenis fasilitas, yaitu:

1. Akomodasi (hotel, motel, cottage, apartement, dan lainnya)

2. Makan minum (restaurant, coffe shop, snack bar, dan lainnya)

3. Sanitasi

4. Aksesbilitas (jalan akses, setapak, pintu masuk/gerbang utama dan tempat

parkir

5. Fasilitas aktif yaitu fasilitas yang dijadikan sebagai salah satu penunjang

aktifitas yang dapat dilakukan oleh pengunjung atau wisatawan.

6. Lain-lain (gedung kantor/administrasi, pos keamanan, pos penjaga pantai,

dan lainnya).

2.2.6 Perilaku Konsumen

Menurut Engel (1994) mendefinisikan perilaku konsumen adalah sebagai

tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan

menghabiskan produk, dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan

menyusuli tindakan ini. Perilaku konsumen merupakan kegiatan-kegiatan individu


19
yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang-

barang dan jasa-jasa, termasuk di dalamnya proses pengambilan keputusan pada

persiapan dan penentuan kegiatan-kegiatan tersebut. Definisi perilaku konsumen

menurut Sumawarman (2003). Menekankan dua elemen penting yakni proses

pengambilan keputusan dan kegiatan fisik yang melibatkan individu dalam

menilai, mendapatkan, dan mempergunakan barang-barang dan jasa-jasa

ekonomis.

Menurut Kotler dan Amstrong (2001), faktor-faktor yang mempengaruhi

perilaku konsumen dalam membeli antara lain budaya, sosial, pribadi, psikologis,

lingkungan, dan bauran pemasaran. Diantara keenam faktor tersebut yang

berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan adalah faktor pribadi karena didalam

faktor pribadi terdapat beberapa bagian yaitu : umur dan tahap siklus, pekerjaan,

situasi ekonomi, gaya hidup, kepribadian dan konsep diri.

2.2.7 Gaya Hidup

Menurut Plummer (1983:131), gaya hidup adalah cara hidup individu yang

diidentifikasikan oleh bagaimana orang menghabiskan waktu mereka (aktivitas),

apa yang mereka anggap penting dalam hidupnya (ketertarikan) dan apa yang

mereka pikirkan tentang dunia sekitarnya sedangkan Menurut Kotler dan Keller

(2012:192), Gaya hidup adalah pola hidup seseorang di dunia yang diekspresikan

dalam aktivitas, minat, dan opininya. Gaya hidup menggambarkan keseluruhan

diri seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Gaya hidup

menggambarkan seluruh pola seseorang dalam beraksi dan berinteraksi di dunia.

20
Jenis-jenis Gaya Hidup

Menurut Mowen dan Minor, terdapat sembilan jenis gaya hidup yaitu sebagai

berikut (Sumarwan,2011:45):

1. Funcionalists. Menghabiskan uang untuk hal-hal yang penting.

Pendidikan rata-rata, pendapatan rata-rata, kebanyakan pekerja kasar

(buruh). Berusia kurang dari 55 tahun dan telah menikah serta memiliki

anak.

2. Nurturers. Muda dan berpendapatan rendah. Mereka berfokus pada

membesarkan anak, baru membangun rumahtangga dan nilai-nilai

keluarga. Pendidikan diatas rata-rata.

3. Aspirers. Berfokus pada menikmati gaya hidup tinggi dengan

membelanjakan sejumlah uang di atas rata-rata untuk barang-barang

berstatus, khususnya tempat tinggal. Memiliki karakteristik Yuppie klasik.

Pendidikan tinggi, pekerja kantor, menikah tanpa anak.

4. Experientials. Membelanjakan jumlah di atas rata-rata terhadap

barangbarang hiburan, hobi, dan kesenangan (convenience). Pendidikan

rata-rata, tetapi pendapatannya diatas rata-rata karena mereka adalah

pekerja kantor.

5. Succeeders. Rumah tangga yang mapan. Berusia setengah baya dan

berpendidikan tinggi. Pendapatan tertinggi dari kesembilan kelompok.

Menghabiskan banyak waktu pada pendidikan dan kemajuan diri.

Menghabiskan uang di atas rata-rata untuk hal-hal yang berhubungan

dengan pekerjaan.
21
6. Moral majority. Pengeluaran yang besar untuk organisasi pendidikan,

masalah politik dan gereja. Berada pada tahap empty-nest. Pendapatan

tertinggi kedua. Pencari nafkah tunggal.

7. The golden years. Kebanyakan adalah para pensiunan, tetapi

pendapatannya tertinggi ketiga. Melakukan pembelian tempat tinggal

kedua. Melakukan pengeluaran yang besar pada produk-produk padat

modal dan hiburan.

8. Sustainers. Kelompok orang dewasa dan tertua. Sudah pensiun. Tingkat

pendapatan terbesar dibelanjakan untuk kebutuhan sehari-hari dan alkohol.

Pendidikan rendah, pendapatan terendah kedua.

9. Subsisters. Tingkat sosial ekonomi rendah. Persentase kehidupan pada

kesejahteraan di atas rata-rata. Kebanyakan merupakan keluarga-keluarga

dengan pencari nafkah dan orang tua tunggal jumlahnya di atas rata-rata

kelompok minoritas.

Menurut Sunarto, terdapat tiga indikator gaya hidup seseorang yaitu sebagai

berikut (Mandey, 2009:93):

1. Kegiatan (Activity) adalah apa yang dikerjakan konsumen, produk apa

yang dibeli atau digunakan, kegiatan apa yang dilakukan untuk mengisi

waktu luang. Walaupun kegiatan ini biasanya dapat diamati, alasan untuk

tindakan tersebut jarang dapat diukur secara langsung.

2. Minat (Interest) adalah objek peristiwa, atau topik dalam tingkat

kegairahan yang menyertai perhatian khusus maupun terus-menerus

22
kepadanya. Interest dapat berupa kesukaan, kegemaran dan prioritas dalam

hidup konsumen tersebut. Minat merupakan apa yang konsumen anggap

menarik untuk meluangkan waktu dan mengeluarkan uang. Minat

merupakan faktor pribadi konsumen dalam mempengaruhi proses

pengambilan keputusan.

3. Opini (Opinion) adalah pandangan dan perasaan konsumen dalam

menanggapi isu-isu global, lokal oral ekonomi dan sosial. Opini digunakan

untuk mendeskripsikan penafsiran, harapan dan evaluasi, seperti

kepercayaan mengenai maksud orang lain, antisipasi sehubungan dengan

peristiwa masa datang dan penimbangan konsekuensi yang memberi

ganjaran atau menghukum dari jalannya tindakan alternatif.

2.2.8 Pengertian Kepuasan Pengunjung

Menurut Kotler dan Armstrong (2001:9) : Kepuasan konsumen adalah

sejauh mana anggapan kinerja produk memenuhi harapan pembeli. Bila kinerja

produk lebih rendah ketimbang harapan pelanggan, maka pembelinya merasa

puas atau amat gembira.

Menurut Zeithaml dan Bitner (2000:75) definisi kepuasan adalah : Respon

atau tanggapan konsumen mengenai pemenuhan kebutuhan. Kepuasan

merupakan penilaian mengenai ciri atau keistimewaan produk atau jasa, atau
23
produk itu sendiri, yang menyediakan tingkat kesenangan konsumen berkaitan

dengan pemenuhan kebutuhan konsumsi konsumen.

Menurut Philip Kotler dan Kevin Lane Keller yang dikutip dari buku

ManajemenPemasaranmengatakan bahwa Kepuasan Konsumen adalah perasaan

senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan kinerja

(hasil) produk yang dipikirkan terhadap kinerja yang diharapkan

(2007:177).Kepuasan konsumen adalah tingkat perasaan konsumen setelah

membandingkan antara apa yang dia terima dan harapannya (Umar, 2005:65).

Seorang pelanggan, jika merasa puas dengan nilai yang diberikan oleh produk

atau jasa, sangat besar kemungkinannya menjadi pelanggan dalam waktu yang

lama.

MenurutPhilip Kotler (2002: 42) “Kepuasan konsumen adalah perasaan

senang atau kecewa seseorang yang berasal dari perbandingan antara kesannya

terhadap kinerja (atau hasil) suatu produk dan harapan-harapannya”.Sedangkan

menurut Zulian Yamit (2005: 78) “Kepuasan konsumen merupakan evaluasi

purna beli atau hasil evaluasi setelah membandingkan apa yang dirasakan dengan

harapannya”.Dalam konsep kepuasan konsumen, terdapat dua elemen yang

mempengaruhi yaitu harapan dan kinerja.

2.2.9 Pengertian Ekowisata

24
Menurut Suwantoro (2002), wisata alam adalah bentuk kegiatan yang

memanfaatkan potensi sumber daya alam dan lingkungan. Sedangkan obyek

wisata alam adalah sumberdaya alam yang berpotensi dan berdaya tarik bagi

wisatawan serta ditujukan untuk pembinaan cinta alam baik dalam kegiatan alam

maupun setelah pembudidayaan.

Salah satu bentuk kegiatan wisata alam yang berkembang saat ini adalah

ekowisata. Ekowisata lebih populer dan banyak dipergunakan dibandingkan

dengan terjemahan yang seharusnya yaitu ecotourism yaitu ekoturisme. Menurut

Fandeli dan Mukhlison (2000), pengertian tentang ekowisata mengalami

pengertian dari waktu ke waktu. Namun pada hakikatnya ekowisata dapat

diartikan sebagai bentuk wisata yang bertanggung jawab terhadap kelestarian

area yang masih alami, memberi manfaat secara ekonomi dan mempertahankan

keutuhan budaya bagi masyarakat. Ekowisata merupakan suatu bentuk wisata

yang sangat erat dengan prinsip konservasi. Bahkan dalam pengembangan

ekowisata juga menggunakan strategi konservasi. Dengandemikian ekowisata

sangat tepat dan berdaya guna dalammempertahankan keutuhan dan keaslian

ekosistem di areal yang masih alami. Bahkan dengan ekowisata, kelestarian alam

dapat ditingkatkan kualitasnya.

Ekowisata dapat dipahami sebagai perjalanan yang disengaja ke kawasan-

kawasan alamiah untuk memahami budaya dan sejarah lingkungan tersebut

sambil menjaga agar keutuhan kawasan tidak berubah dan menghasilkan peluang

untuk pendapatan masyarakat sekitarnya sehingga mereka merasakan manfaat dari

upaya pelestarian sumber daya alam (Astriani, 2008).


25
2.3 Kerangka Dasar Penelitian

Saat ini terdapat banyak produk sekali jenis-jenis pariwisata yang semakin

berkembang khususnya di daerah dekat dengan pegunungan atau laut. Pastinya

pengelola akan beranggapan bahwa persaingan akan semakin ketat, Hal ini juga

akan menyebabkan konsumen bebas untuk memilih tempat mana yang bagus

untuk dikunjung. Oleh karena itu upaya untuk mengetahui faktor-faktor dari

harga, fasilitas dan gaya hidup yang mempengaruhi kepuasan pengunjung

dalam hal ini menjadi sangat penting. Berdasarkan deskripsi teori dan kerangka

berpikir yang telah dikemukakandi atas, maka paradigma penelitian ini dapat

digambarkan sebagai berikut:

Harga (X1)

Kepuasan
Fasilitas (X2) Pengunjung (Y)

Gaya Hidup
(X3)

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Teoritis

2.4 Hipotesis
9
26
Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan pengunjung

ekowisata Coban Talun.

2. Fasilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan pengunjung

ekowisata Coban Talun.

3. Gaya Hidup berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan

pengunjung ekowisata Coban Talun.

4. Harga, Fasilitas dan Gaya Hidup secara simultan berpengaruh positif dan

signifikan terhadap kepuasan pengunjung ekowisata Coban Talun.

5. Harga, berpengaruh dominan terhadap kepuasan pengunjung ekowisata

Coban Talun.

2.5 Definisi Konsep dan Operasional

a. Definisi Konsep

Definisi variabel-variabel yang diteliti adalah sebagai berikut :

1. Variabel bebas yaitu :

Harga (X1) adalah Sejumlah uang yang dibebankan atas suatu

produk atau jasa, atau jumlah dari nilai yang ditukar konsumen atas

manfaat-manfaat karena memiliki atau menggunakan produk atau jasa

tersebut.

27
Fasilitas (X2) adalah dapat diartikansuatu sarana dan prasarana

yang harus disediakan oleh pengelola untukkebutuhan wisatawan

Gaya Hidup (X3) adalah Gaya hidup adalah pola tingkah laku

sehari-hari segolongan manusia dalam masyarakat.

2. Variabel terikat yaitu Kepuasan Pengunjung (Y)

Kepuasan konsumen adalah tingkat perasaan konsumen setelah

membandingkan antara apa yang dia terima dan harapannya.

b. Definisi Operasional dan Variabel

Variabel Indikator Penelitian

Harga Tiket (X1) 1. Keterjangkauan Harga

2. Kesesuaian Harga dengan

Fasilitas yang didapat

Fasilitas Wisata 1. Akomodasi

( X2 ) 2. Restaurants, Bars and Cafes

3. Sarana dan Prasarana

4. Tempat Foto

Gaya Hidup 1. Kegiatan

(X3) 2. Minat

3. Opini

Kepuasan 1. Senang

Pengunjung 2. Puas

(Y ) 3. Sesuai dengan harapan

28
Tabel 2.1 Variabel dan Indikator Penelitian

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian adalah suatu proses pengumpulan dan analisis data

penelitian.Metode penelitian ini termasuk jenis penelitian survei. Penelitian survei

menurut Kerlinger (Sugiyono, 2003:7) adalah: “Penelitian yang dilakukan pada

populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel

yang diambil dari populasi tersebut. Penelitian inimenggunakan analisis data

secara kuantitatif. Dalam penelitian survei, pengumpulan data dengan

menggunakan kuesioner.

3.2 Populasi dan Sample

29
Menurut, Ismiyanto – populasi adalah keseluruhan subjek atau totalitas

subjek penelitian yang dapat berupa orang, benda, / suatu hal yang di dalamnya

dapat diperoleh dan atau dapat memberikan informasi (data) penelitian. Populasi

dalam penelitian ini adalah masyarakat umum yang pernah berkunjung ke

ekowisata Coban Talun Batu Malang.

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

tersebut, ataupun bagian kecil dari anggota populasi yang diambil menurut

prosedur tertentu sehingga dapat mewakili populasinya. Karena populasi yang

tidak diketahui, dan peneliti tidak mungkin mempelajari seluruh yang ada di

populasi, dikarenakan adanya keterbatasan dana atau biaya, tenaga dan waktu,

maka sampel yang diambil sebanyak 50 responden yang terdapat dalam populasi

tersebut.

3.3 Pengukuran dan Instrumen Penelitian

3.3.1 Instrumen

Menurut Sanjaya (2011;84) instrumen penelitian adalah alat yang dapat

digunakan untuk mengumpulkan data dan informasi penelitian.

3.3.2 Pengukuran

Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagaiacuan

untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalamalat ukur,sehingga

alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuranakan menghasilkan data

30
kuantitatif. Sebuah skala pengukuran merupakan seperangkat aturan

untukmengkuantifikasi sebuah variabel tertentu, atau pemberian skor

angka padanya.

3.3.3 Macam-macam skala pengukuran

Berbagai skala sikap yang dapat digunakan untuk penelitianadministrasi,

pendidikan dan social antara lain adalah:Skala Likert yang digunakan untuk

mengukur sikap, pendapat,

dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial.

Jawaban setiap item instrument yang menggunakan skala likertmempunyai

gradasi dari sangat setuju sampai sangat tidak setuju,yang dapat berupa kata-kata

antara lain:

a.Sangat setuju

b.Setuju

c.Kurang setuju

d.Tidak setuju

e.Sangat tidak setuju

Untuk keperluan analisis ini, maka jawaban dalam skala (rentang 1- 5)

dapat diberi skor berupa angka, yaitu:

a.Sangat Setuju diberi skor 5

b.Setuju diberi skor 4


31
c.Kurang setuju diberi skor 3

d.Tidak setuju diberi skor 2

e.Sangat tidak setuju diberi skor 1

Instrumen penelitian yang menggunakan skala Likert dapat dibuat dalam

bentuk checklist ataupun pilihan ganda.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah

menggunakan angket atau kuesioner. Kuesioner adalah suatu daftar yang berisi

pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab atau dikerjakan oleh responden atau

orang tua/anak yang ingin diselidiki (Bimo Walgito, 2010:72).

1. Jenis Data : Data primer adalah data yang diperoleh peneliti secara

langsung dari tangan pertama (dari jawaban responden) terhadap kuisioner

yang dibagikan kepada para konsumen tentang pengaruh harga, fasilitas

dan gaya hidup terhadap kepuasan pengunjung ekowisata Coban Talun

Batu Malang.

3.5 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi

linier berganda yang berarti hubungan secara linear antara dua atau lebih variabel

independen (X1, X2,X3) dengan variabel dependen (Y). Analisis ini untuk

mengetahui arah hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen

apakah masing-masing variabel independen berhubungan positif atau negatif dan

32
untuk memprediksi nilai dari variabel dependen apabila nilai variabel independen

mengalami kenaikan atau penurunan. Persamaan regresi linear berganda sebagai

berikut:

Y = a + b1X1+ b2X2+b3X3

Keterangan:

Y = Kepuasan Pelanggan

b1 = Koefisien regresi variabel Harga (X1)

b2 = Koefisien regresi variabel Fasilitas (X2)

b3 = Koefisien regresi variable Gaya Hidup (X3)

X1 = Harga

X2 = Fasilitas

X3 = Gaya Hidup

3.6 Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu

kuesioner Ghozali (2009:49). Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan

pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh

kuesioner tersebut. Jadi, validitas adalah mengukur apakah pertanyaan dalam

kuesioner yang sudah dibuat betul-betul dapat mengukur apa yang hendak diukur.

Uji validitas dapat diketahui dengan melihat r hitung dan r tabel (n – 2) Ghozali

(2009:49).

Apabila r hitung > r tabel, maka valid.

33
Apabila r hitung < r tabel, maka tidak valid.

3.7 Uji t

Uji t bertujuan untuk menguji level signifikan dari bentuk pengaruh secara

parsial atau terpisah antara variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat.

Apabila nilai Sig. t lebih kecil dari α atau 5%, dinyatakan bahwa terdapat

pengaruh yang signifikan secara parsial antara masing-masing variabel bebas

terhadap variabel terikat; sebaliknya apabila nilai Sig. t lebih besar dari α atau

5%, dinyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial

antara masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat. Semua proses

pengolahan data menggunakan bantuan program komputer SPSS.

3.8 Uji F

UjiF dikenal dengan Uji serentak atau uji Model/Uji Anova, yaitu uji

untuk melihat bagaimanakah pengaruh semua variabel bebasnya secara bersama-

sama terhadap variabel terikatnya.Atau untuk menguji apakah model regresi yang

kita buat baik/signifikan atau tidak baik/non signifikan. Uji F dapat dilakukan

dengan membandingkan F hitung dengan Tabel F: F Tabel dalam Excel, jika F

hitung > dari F table = signifikan. Level of signifkan adalah 95% benar dan

tingkat kesalahan dalam ilmu sosial adalah 5% yang berarti jika coefficients pada

variabel kurang dari 0,05 maka variabel tersebut bisa dikatakan signifikan.

3.9 Uji R2 (koefisien determinasi)

Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variasi nilai dependen. Nilai koefisien


34
determinasi adalah nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-

variabel independen dalam menjelaskan varians variabel dependen amat terbatas.

“ nilai yang mendekati satu berarti variabel independen memberikan hampir

semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen

“ Imam Ghozali (2014:97).

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisa

Tabel 4.1.1 Model Summary

Std. Error of the

Model R R Square Adjusted R Square Estimate

1 .551a .303 .258 .49752

a. Predictors: (Constant), Harga, Fasilitas, Gaya Hidup

b. Dependent Variable: Kepuasan Pelanggan

35
Tabel 4.1.2 Model ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 4.959 3 1.653 6.678 .001a

Residual 11.386 46 .248

Total 16.345 49

a. Predictors: (Constant), Harga,Fasilitas,Gaya Hidup

b. Dependent Variable: Kepuasan Pelanggan

Coefficientsa

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta T Sig.

1 (Constant) 2.221 .719 3.088 .003

Harga -.244 .123 -.249 -1.985 .053

Fasilitas .673 .184 .472 3.664 .001

Gaya Hidup .125 .131 .124 .950 .347

a. Dependent Variable: Kepuasan Pelanggan

4.2 Pembahasan

36
4.2.1 Hasil Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar

hubungan dari beberapa variabel dalam pengertian yang lebih jelas.

Koefisien determinasi akan menjelaskan seberapa besar perubahan atau

variasi suatu variabel bisa dijelaskan oleh perubahan atau variasi pada

variabel yang lain.

Dalam bahasa sehari-hari adalah kemampuan variabel bebas untuk

berkontribusi terhadap variabel tetapnya dalam satuan persentase.

Model Summary

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate

1 .551a .303 .258 .49752

a. Predictors: (Constant), Harga, Fasilitas, Gaya Hidup

b. Dependent Variable: Kepuasan Pelanggan

Berdasarkan table 4.1.1 Model Summary diatas dapat terlihat bahwa : R

squere sebesar 0,303 berarti 30,3% dan dapat dijelaskan oleh varibel

harga, fasilitas, dan gaya hidup. Sedangkan sisanya 69,7% dipengaruhi

oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

37
4.2.2 Hasil Uji F

Uji F dilakukan untuk menguji apakah variabel fasilitas (X1) dan

harga (X2)secara bersama-sama atau simultan mempunyai pengaruh

terhadap Kepuasan pelanggan (Y). Model hipotesis yang digunakan dalam

Uji F ini adalah sebagi berikut:

Nilai Fhitungakan dibandingkan dengan nilai Ftabel kriteria pengambilan

keputusan yaitu:

1. Jika nilai F hitung > F tabel maka variabel bebas (X) berpengaruh terhadap

variabel terikat (Y).

2. Jika nilai F hitung < F tabel maka variabel bebas (X) tidak berpengaruh

terhadap variabel terikat (Y).

Tabel 4.2.2 Distribusi F

38
Tabel 4.1.2 Model ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 4.959 3 1.653 6.678 .001a

Residual 11.386 46 .248

Total 16.345 49

a. Predictors: (Constant), Harga,Fasilitas,Gaya Hidup

b. Dependent Variable: Kepuasan Pelanggan

Berdasarkan hasil output SPSS di atas kita dapat melihat dimana

nilai F hitung lebih besar dari pada nilai F tabel (6,678>2,79) dengan

tingkat signifikan di bawah 0,05 yaitu 0,01. Berdasarkan cara pengambilan

keputusan uji simultan dalam analisis regresi dapat disimpulkan bahwa

variabel Harga (X1) Fasilitas (X2) Gaya Hidup (X3) jika diuji secara

bersama-sama atau serempak berpengaruh signifikan terhadap kepuasan

pelanggan (Y).

4.2.3 Hasil Uji t

Uji t bertujuan untuk melihat secara individual atau parsial apakah ada

pengaruh yang signifikan dari variabel bebas ( X1, X2, X3) terhadap variabel

terikat ( Y ). Bentuk pengujiannya adalah :

39
Ho: b1 = 0, artinya variabel harga, fasilitas, dan gaya hidup

secara individual atau parsial tidak berpengaruh dan

signifikan terhadap keputusan pembelian.

Ha: b1 ≠ 0, artinya variabel harga, fasilitas, dan gaya hidup

secara individual atau parsial berpengaruh dan

signifikan terhadap keputusan pembelian.

Coefficientsa

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 2.221 .719 3.088 .003

Harga -.244 .123 -.249 -1.985 .053

Fasilitas .673 .184 .472 3.664 .001

Gaya Hidup .125 .131 .124 .950 .347

a. Dependent Variable: Kepuasan Pelanggan

Tabel 4.2.3Coefficientsa

Dengan melihat hasil diatas berarti terdapat tiga hipotesis (Ha) yang

diajukan dalam uji t ini :

1. H1 = Harga (X1) berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pelanggan (Y)

40
2. H2 = Fasilitas (X2) berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pelanggan

(Y)

3. H3 = Gaya Hidup (X3) berpengaruh signifikan terhadap kepuasan

pelanggan (Y)

Tabel 4.2.3 Distribusi t

Dasar pengambilan keputusan dalam uji t :

1. Ho diterima Haditolak jika thitung< ttabel atau jika nilai sig. > 0,05

2. Hoditolak Ha diterima jika thitung> ttabel atau jika nilai sig. < 0,05

Berdasarkan Tabel 4.1.3. terlihat bahwa :

1. Hasil analisis regresi diperoleh nilai t hitung sebesar -1.985 < 1,675 dan

nilai signifikansi (sig.) 0,053 > 0,005 maka dapat disimpulkan bahwa Ho

diterima dan Ha ditolak yang berarti Harga (X1) tidak berpengaruh

signifikan terhadap kepuasan pelanggan (Y).

41
2. Hasil analisis regresi diperoleh nilai t hitung sebesar 3,664 > 1,675 dan

nilai signifikansi (sig.) 0,001 < 0,005 maka dapat disimpulkan bahwa Ho

ditolak dan Ha diterima yang berarti Fasilitas (X2) berpengaruh signifikan

terhadap kepuasan pelanggan (Y).

3. Hasil analisis regresi diperoleh nilai t hitung sebesar 0,950 < 1,675 dan

nilai signifikansi (sig.) 0,347 < 0,005 maka dapat disimpulkan bahwa Ho

diterima dan Ha ditolak yang berarti Gaya Hidup (X3) tidak berpengaruh

signifikan terhadap kepuasan pelanggan (Y).

42
BAB V

KESIMPULAN

5.1 BAKESI

5.1 Kesimpulan

1. Harga berdasarkan penelitian ini tidak berpengaruh signifikan terhadap

kepuasan pelanggan pada ekowisata Coban Talun Batu Malang.

2. Fasilitas berdasarkan penelitian ini berpengaruh signifikan terhadap

kepuasan pelanggan pada ekowisata Coban Talun Batu Malang.

3. Gaya Hidup berdasarkan penelitian ini tidak berpengaruh signifikan

terhadap kepuasan pelanggan pada ekowisata Coban Talun Batu Malang.

4. Harga, Fasilitas, Gaya Hidup secara simultan berpengaruh signifikan

terhadap kepuasan pelanggan pada ekowisata Coban Talun Batu Malang.

5. Fasilitas lebih berpengaruh dominan terhadap kepuasan pelanggan pada

ekowisata Coban Talun Batu Malang.

43
DAFTAR PUSTAKA

Dini Laili Amajida. (2017).STRATEGI PERUM PERHUTANI KPH MALANG

DALAM MENGEMBANGKAN OBJEK WISATA COBAN TALUN KOTA

BATU. JurusanIlmu Administrasi Negara, Unesa.

Kotler, Philip dan Keller, K.L. (2002). Manajemen Pemasaran. Jakarta: PT.

Prenhalindo.

https://junaidichaniago.wordpress.com/2010/05/17/cara-membaca-tabel-t/ diakses

pada tanggal 4 desember 2017.Online.

Rezki Teguh Sulistiyana,(2015), Pengaruh Fasilitas Wisata dan Harga Terhadap

Kepuasan Konsumen

http://www.spssindonesia.com/2014/02/download-distribusi-nilai-tabel.html

diakses pada tanggal 4 desember 2017.Online.

https://www.kajianpustaka.com/2018/03/pengertian-jenis-indikator-dan-faktor-

yang-mempengaruhi-gaya-hidup.html

https://media.neliti.com/media/publications/71593-ID-pengaruh-gaya-hidup-

lifestyle-dan-harga.pdf

http://eprints.uny.ac.id/34034/1/IBNU%20AL%20TAUFIQ.pdf
44
http://www.ilmu-ekonomi-id.com/2016/12/konsep-harga-dan-peranannya.html

45

Anda mungkin juga menyukai