OLEH :
i
HALAMAN PENGESAHAN
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Kelulusan Mata Kuliah Kerja
Praktek Pada Program Studi Geofisika Fakultas Matematika Dan Ilmu
Pengetahuan Alam
Universitas Hasanuddin
Tanggal: 28 Mei 2017
Penyusun,
Rusmiati ( H221 14 006)
Dengan Judul,
Mengetahui,
Pembimbing Stasiun Klimatologi Klas 1 Maros,
Menyetujui,
Dosen Pembimbing Mata Kuliah
Drs. Muh. Altin Massinai, MT., Surv Nur Hasanah, S.Si, M.Si
NIP. 1964061 619803 1 006 NIP. 19831122 200912 2 001
1
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatu
Puji syukur senantiasa kita panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas
limpahan rahmat dan kasih sayang-Nya, sehingga kami dapat mengikuti dan
Maros. Dan tak lupa pula salam dan salawat senantiasa tercurahkan kepada Nabi
Kami mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah membantu dan
membimbing kami dalam pelaksanaan Kerja Praktek ini. Apresiasi dan ucapan
terima kasih kami sampaikan kepada kedua orangtua tercinta yang memberikan
kami dukungan, kepada pihak Stasiun Klimatologi Klas I Maros yang telah
Kepala Stasiun Stasiun Klimatologi Klas I Maros dan pembimbing yang telah
Kami telah menyusun Laporan ini dengan sebaik mungkin, namun kami sadar
bahwa masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan saran
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
IV.1.1.1 Musim Hujan ........................................................................ 26
IV.1.1.2 Musim Kemarau.................................................................... 26
IV.1.2 Grafik Penurunan Nilai Suhu Tanah Akibat Curah Huajn ...... 27
IV.1.2.1 Musim Hujan ........................................................................ 27
IV.1.2.2 Musim Kemarau.................................................................... 30
IV.2 Pembahasan................................................................................. 32
BAB V PENUTUP ...................................................................................... 34
V.1 Kesimpulan .................................................................................. 34
V.2 Saran ............................................................................................. 34
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
DAFTAR TABEL
v
BAB I
PENDAHULUAN
Suhu tanah adalah hasil dari keseluruhan radiasi yang merupakan kombinasi emisi
panjang gelombang dan aliran panas dalam tanah. Suhu tanah juga disebut
intensitas panas dalam tanah dengan satuan derajat celcius (Lubis, 2007).
Suhu tanah merupakan suatu konsep yang bersifat luas, karena dapat digunakan
untuk menggolongkan sifat-sifat panas dari suatu sistem. Suhu tanah merupakan
faktor penting dalam menentukan proses-proses físika yang terjadi di dalam tanah,
serta pertukaran energi dan massa dengan atmosfer, termasuk proses evaporasi dan
aerasi. Suhu tanah juga mempengaruhi proses biologi seperti perkecambahan biji,
mikrobia di dalam tanah. Adapun aliran panas muncul akibat adanya perbedaan
kondisi fisik di dalam tanah itu sendiri. Sifat fisika dalam tanah yang mempengaruhi
aliran panas salah satu diantaranya adalah kandungan air, kandungan air dalam
tanah berasal dari hujan yang kemudian meresap ke dalam tanah. Hujan merupakan
Informasi yang diharapkan adalah mengetahui pengaruh curah hujan terhadap suhu
terhadap suhu tanah, baik pada tanah berumput dan tanah gundul apabila terjadi
1
hujan dan tidak terjadinya hujan. Hal inilah yang melatar belakangi dilakukannya
I. 2 Ruang Lingkup
Ruang lingkup dalam Kerja Praktek ini dibatasi pada analisa penurunan suhu tanah
Klas I Maros
I. 3 Tujuan
Tujuan umum dari kegiatan ini yaitu memenuhi kewajiban mata kuliah pada
1. Mengetahui Cara kerja alat ukur Curah Hujan dan Suhu Tanah.
Kota Maros.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Cuaca adalah keadaan udara pada saat tertentu dan di wilayah tertentu yang relatif
sempit dan pada jangka waktu yang singkat. Cuaca itu terbentuk dari gabungan
unsur cuaca dan jangka waktu cuaca bisa hanya beberapa jam saja. Misalnya: pagi
hari, siang hari atau sore hari, dan keadaannya bisa berbeda- beda untuk setiap
tempat serta setiap jamnya. Di Indonesia keadaan cuaca selalu diumumkan untuk
jangka waktu sekitar 24 jam melalui prakiraan cuaca hasil analisis Badan
negara yang sudah maju perubahan cuaca sudah diumumkan setiap jam dan sangat
akurat (tepat).
Iklim adalah keadaan cuaca rata-rata dalam waktu satu tahun yang penyelidikannya
dilakukan dalam waktu yang lama (minimal 30 tahun) dan meliputi wilayah yang
luas (Regariana, 2005). Iklim berpengaruh langsung atas suhu tanah dan keairan
tanah serta berdaya pengaruh tidak langsung pula lewat vegetasi. Hujan dan
angin dapat menimbulkan degradasi tanah karena pelindian (hujan) dan erosi
(hujan dan angin). Energi pancar matahari menentukan suhu badan pembentuk
tanah dan tanah dan dengan demikian menentukan laju pelapukan bahan
mineral dan dekomposisi serta humifikasi bahan organik. Semua proses fisik,
kimia dan biologi bergantung pada suhu. Air merupakan pelaku proses utama
3
(translocation) dalam tubuh tanah, pengayaan (enrichment) tubuh tanah dengan
sedimentasi, dan penyingkiran bahan dari tubuh tanah dengan erosi, perkolasi
Curah hujan merupakan sumber air utama yang memasok air ke dalam tanah.
Suhu dan kelembaban nisbi udara menentukan laju evapotranspirasi dari tanah.
keairan tanah, dan ini pada gilirannya mengendalikan semua proses yang
melibatkan air. Neraca keairan tanah berkaitan dengan musim. Dalam musim
yang curah hujan (CH) melampaui evapotranspirasi (ET), air dalam tubuh
zat ke bagian bawah tubuh tanah dan pelindian zat ke luar tubuh tanah. Dalam
musim yang CH lebih rendah daripada ET, gerakan air dalam tubuh tanah
berbalik ke atas, yang mengimbas alihtempat zat ke bagian atas tubuh tanah
dan pengayaan tubuh tanah dengan zat dari luar tubuh tanah (Notohadiprawiro,
2006).
2006).
4
II.1.1 Unsur-Unsur Cuaca dan Iklim
Ada beberapa unsur yang mempengaruhi cuaca dan iklim, yaitu suhu udara, tekanan
1. Suhu Udara
Suhu udara adalah keadaan panas atau dinginnya udara. Alat untuk mengukur
dinyatakan dalam skala Celcius (C), Reamur (R), dan Fahrenheit (F). Suhu
udara tertinggi di muka bumi adalah di daerah tropis (sekitar ekuator) dan makin
2. Tekanan Udara
Tekanan Udara Kepadatan udara tidak sepadat tanah dan air. Namun udarapun
mempunyai berat dan tekanan. Besar atau kecilnya tekanan udara, dapat diukur
adalah Torri Celli (1643). Alat yang digunakannya adalah barometer raksa.
udara dalam setiap satuan luas tertentu. Tekanan udara semakin rendah apabila
5
semakin tinggi dari permukaan laut.Satuan ukuran tekanan udara adalah milibar
(mb).
udaranya disebut isobar. Bidang isobar ialah bidang yang tiap-tiap titiknya
udaranya akan mengembang dan naik. Oleh karena itu, daerah tersebut
bertekanan udara rendah. Ditempat lain terdapat tekanan udara tinggi sehingga
3. Kelembaban Udara
Di udara terdapat uap air yang berasal dari penguapan samudra (sumber yang
tumbuhan, dan sebagainya. Makin tinggi suhu udara, makin banyak uap air
yang dapat dikandungnya. Hal ini berarti makin lembablah udara tersebut. Alat
banyaknya uap air yang terdapat di udara pada suatu tempat. Dinyatakan dengan
banyaknya gram uap air dalam 1 m³ udara. 2) Kelembaban udara relatif, ialah
perbandingan jumlah uap air dalam udara (kelembaban absolut) dengan jumlah
uap air maksimum yang dapat dikandung oleh udara tersebut dalam suhu yang
6
4. Curah Hujan
Curah hujan yaitu jumlah air hujan yang turun pada suatu daerah dalam waktu
tertentu. Alat untuk mengukur banyaknya curah hujan disebut Rain gauge.
Curah hujan diukur dalam harian, bulanan, dan tahunan. Curah hujan yang jatuh
a. bentuk medan/topografi;
Suhu tanah merupakan hasil dari keseluruhan radiasi yang merupakan kombinasi
emisi panjang gelombang dan aliran panas dalam tanah. Suhu tanah juga disebut
intensitas panas dalam tanah dengan satuan derajat Celcius, derajat Fahrenheit,
Suhu tanah merupakan suatu konsep yang bersifat luas, karena dapat digunakan
untuk menggolongkan sifat-sifat panas dari suatu sistem. Suhu tanah merupakan
faktor penting dalam menentukan proses-proses físika yang terjadi di dalam tanah,
serta pertukaran energi dan massa dengan atmosfer, termasuk proses evaporasi dan
aerasi. Suhu tanah juga mempengaruhi proses biologi seperti perkecambahan biji,
mikrobia di dalam tanah. Suhu tanah sangat bervariasi, sejalan dengan perubahan
ini berlaku di dalam penampang tanah melalui serangkaian proses yang kompleks.
7
Parameter tanah yang mempengaruhi suhu antara lain kapasitas panas spesifik,
penghantar panas, difusivitas panas, serta sumber dan keluaran panas internal pada
waktu tertentu. Teori yang ada saat ini cukup memberikan interpretasi semi-
kuantitatif pengaruh permukaan tanah, termasuk adanya bahan mulsa dan berbagai
Suhu tanah berfluktuasi secara harian dan tahunan, terutama dipengaruhi oleh
variasi suhu udara dan radiasi matahari yang diterima permukaan tanah. Variasi
tahunan rata-rata suhu tanah harian pada beberapa kedalaman dapat diestimasi
menggunakan fungsi sinusoidal (Hillel, 1982; Marshall and Holmes, 1988; Wu and
Nofziger, 1999), sehingga nilai suhu tanah harian bisa digambarkan sebagai fungsi
dari waktu dan kedalaman. Penurunan heat fluks pada kedalaman tertentu
𝜕𝑇
𝐺𝑧 = −𝑘′(𝑧) 𝜕𝑍 (2.1)
Dimana, G adalah fluks panas vertikal, k adalah konduktivitas panas tanah, T adalah
suhu tanah, Z adalah kedalaman, dan adalah gradien suhu vertikal. G bernilai positif
Suhu tanah ditentukan oleh interaksi sejumlah faktor. Semua panas tanah berasal
dari dua sumber : dari radiasi matahari dan awan dan konduksi dari dalam bumi.
1. Faktor lingkungan
a. Radiasi matahari.
8
Banyaknya energi panas (bahang) dari matahari yang mencapai bumi adalah
arah lereng, dan tinggi tempat dan (2) penyekatan oleh udara, uap air,awan,
Di wilayah beriklim sedang, pancaran sebesar antara 100 dan 800 langley
diterima pada permukaan bumi setiap hari. Sebanyak 580 langley diperlukan
untuk menguapkan selapis air setebal 1 cm. Hanya sebagian pancran total
Pada negara tropis sinar matahari melewati atmosfir lebih dekat secara vertikal
dan sedikit kehilangan energinya. Dengan demikian radiasi dari awan pada
c. Konduksi panas dari atmosfir. Karena konduksi panas melalui udara kecil,
pengaruh utamanya terhadap suhu tanah hanya melalui sentuhan. Ini berarti
konveksi udara atau awan penting untuk memanaskan tanah melalui konduksi
dari atmosfir.
9
e. Penguapan. Evaporasi adalah proses endotermik. Bila evaporasi lebih besar,
menghangatkan tanah.
g. Vegetasi. Transpirasi air, refleksi atau radiasi kembali dan energi yang
2. Faktor Tanah
a. Kapasitas bahang
unit. Untuk udara kirakira 100 kali lebih kecil, sedangkan bagi air kira-kira
kering dan tersusun longgar mempunyai daya hantar bahang sangat rendah
(0,0003 hingga 0,0005 kal det -1cm-1 per °C), karena bidangbidang
singgung antar individu zarah sangat kecil dan daya hantar udara dalam
untuk mengubah suhu suatu masse tertentu (gram) dari zat itu sebesar kenaikan
(mis.gambut) lebih besar daripada tanah mineral pada berat yang sama, tetapi
bila atas dasar volumenya maka perbedaannya sangat kecil Karena tanah
10
organik umumnya memiliki kapasitas persentase ruang pori yang besar, maka
tanah-tanah ini mempunyai kapasitas bahang yang sangat tinggi pada saat jenuh
(kira-kira 0,9 kal cm-3). Kapasitas bahang beberapa bahan disajikan dalam
Es 0,5 0,46
b. Aktifitas biologi
dalam tanah, makin banyak tanah memperoleh bahang. Tanah yang tinggi
11
c. Pancaran dari Tanah
melewati ruang hampa lebih besar daripada lewat udara, karena udara
menyerap bagian energi yang dipancarkan tersebut. Kabut, awan, uap air,
yang datang. Semakin gelap warna, semakin kecil pula bagian pancaran
energi yang datang ini dinamakan albedo. Semakin besar albedo, semakin
Sifat-sifat tanah yang lain yang berpengaruh terhadap days hantar bahang
yakni tekstur, struktur, kadar lengas, kandungan garam terlarut. Suhu tanah
banyaknya maupun jeluk ayunan suhu ini. Perlu dipelajari pula macaw
12
II.3 Curah Hujan
Curah hujan merupakan ketinggian air hujan yang terkumpul dalam tempat yang
datar, tidak menguap, tidak meresap, dan tidak mengalir. Curah hujan 1 (satu)
milimeter artinya dalam luasan satu meter persegi pada tempat yang datar
tertampung air setinggi satu milimeter atau tertampung air sebanyak satu liter.
Intensitas hujan adalah banyaknya curah hujan persatuan jangka waktu tertentu.
Apabila dikatakan intensitasnya besar berarti hujan lebat dan kondisi ini sangat
berbahaya karena berdampak dapat menimbulkan banjir, longsor dan efek negatif
terhadap tanaman.
Hujan merupakan satu bentuk presipitasi yang berwujud cairan. Presipitasi sendiri
dapat berwujud padat (misalnya salju dan hujan es) atau aerosol (seperti embun dan
kabut). Hujan terbentuk apabila titik air yang terpisah jatuh ke bumi dari awan.
Tidak semua air hujan sampai ke permukaan bumi karena sebagian menguap ketika
jatuh melalui udara kering. Hujan jenis ini disebut sebagai virga.
Hujan memainkan peranan penting dalam siklus hidrologi. Lembaban dari laut
menguap, berubah menjadi awan, terkumpul menjadi awan mendung, lalu turun
kembali ke bumi, dan akhirnya kembali ke laut melalui sungai dan anak sungai
untuk mengulangi daur ulang itu semula. Intensitas curah hujan adalah jumlah
curah hujan yang dinyatakan dalam tinggi hujan atau volume hujan tiap satuan
waktu, yang terjadi pada satu kurun waktu air hujan terkonsentrasi. Besarnya
intensitas curah hujan berbeda-beda tergantung dari lamanya curah hujan dan
frekuensi kejadiannya.
13
Intensitas curah hujan yang tinggi pada umumnya berlangsung dengan durasi
pendek dan meliputi daerah yang tidak luas. Hujan yang meliputi daerah luas,
jarang sekali dengan intensitas tinggi, tetapi dapat berlangsung dengan durasi cukup
panjang. Kombinasi dari intensitas hujan yang tinggi dengan durasi panjang jarang
terjadi, tetapi apabila terjadi berarti sejumlah besar volume air bagaikan
hujan (definisi BMKG), diantaranya yaitu hujan kecil antara 0 – 21 mm per hari,
hujan sedang antara 21 – 50 mm per hari dan hujan besar atau lebat di atas 50 mm
per hari. Curah hujan yang jatuh di wilayah Indonesia dipengaruhi oleh beberapa
tentang apa yang paling mungkin terjadi dimasa yang akn datang berdasarkan
informasi masa lalu dan sekarang yang dimiliki agar kesalahannya dapt diperkecil.
tidak salah paham bahwa peramalan tidak memberikan jawaban pasti tentang apa
yang akan terjadi, melainkan berusaha mencari pendekatan apa yang terjadi. Jadi,
regresi mengemukakan tentang keingintahuan apa yang terjadi dimasa depan untuk
14
Metode analisis yang telah dibicarakan hingga sekarang adalah analisis terhadap
data mengenai sebuah karakteristik atau atribut ( jika data itu kualitatif ) dan
mengenai sebuah variabel, diskrit ataupun kontinu ( jika data itu kuantitatif ).
Jika kita mempunyai data yang terdiri atas dua atau lebih variabel, adalah
• Dinyatakan dengan Y
Analisis regresi linier sederhana ialah suatu alat analisis dalam ilmu statistik yang
sebagai berikut :
15
3. Terdapat studi awal (penelitian, referensi, jurnal, pustaka, dll) yang
antara peubah yang dikorelasikan belum pernah dilakukan sebelumnya. Hasil dari
𝒀 = 𝒂 + 𝒃𝑿 (2.2)
Y = disebut dengan peubah terikat atau peubah respons atau peubah akibat.
X = disebut dengan peubah bebas atau peubah faktor atau peubah sebab.
Dengan menggunakan metode kuadrat terkecil maka nilai a dan b dapat langsung
Y X i i
2
X i X i Yi
a Y bX i i i i
2
dan
2. 3
n X X i
i
2
i i
n X i Yi X i Yi 2. 4
b i i i
2
n X X i
i
2
i i
16
y
y
y (0)
(+)
y
y
(-)
(+)
y
(0) y
(-)
y
(+)
y
y (-)
(+) y
(-)
(2. 5)
(2. 6)
(2. 7)
17
BAB III
METODOLOGI
Kerja Praktek ini dilaksanakan selama 1 bulan, yakni pada tanggal 27 Desember –
27 Januari 2017 di Stasiun Klimatologi Klas I Maros. Pada tanggal 27-30 Desember
III.2 Alat
Alat ukur yang digunakan untuk menghitung curah hujan yaitu alat penangkar hujan
Tipe Hellman.
3
2
Keterangan ;
18
2. Tabung dengan pelampung yang dihubungkan dengan pena.
Alat yang digunakan untuk mengukur suhu tanah yaitu Termometer Tanah
sebanyak 7, yaitu dipasang pada permukaan (0 cm), kedalaman 2 cm, 5 vm, 10 cm,
20 cm, 50 cm, dan 100 cm. untuk kedalaman 50 dan 100 cm dimasukkan pada pipa
19
III.3 Bagan Alir
III.4 Data
Dalam analisis ini menggunakan dua variabel yaitu curah hujan dan suhu tanah.
Data yang digunakan merupakan data hasil observasi yang dilakukan di Staklim
Klas I Maros. Data yang digunakan yaitu data tahun 2009-2016 pada pukul 07.30,
III.4 Metode
Metode yang digunakan dalam analisis ini yaitu menggunakan metode Regresi
Linear Sederhana untuk melihat nilai penurunan suhu tanah akibat adanya curah
hujan. Sebelum melakukan Analisa penurunan nilai suhu tanah, dilakukan analisis
20
𝑛 ∑ 𝑋𝑌− ∑ 𝑋 ∑ 𝑌
𝑟𝑋𝑌 = 3.1
√𝑛 ∑ 𝑋 2 −(∑ 𝑥)2 .√𝑛 ∑ 𝑌 2 −(∑ 𝑌)2
serta kekuatan hubungan antar variabel. Arah korelasi antar variabel ditunjukkan
dari tanda pada hasil koefisien korelasi. Apabila koefisien korelasi bertanda positif
(+), maka apabila nilai variabel ditingkatkan, maka akan meningkatkan nilai
variabel yang lain, apabila nilai variabel diturunkan, maka akan menurunkan nilai
variabel yang lain. Setelah melihat adanya hubungan antara kedua variable tersebut,
maka akan dilakukan analisa penurunan nilai suhu tanah. Regresi Linear Sederhana
adalah Metode Statistik yang berfungsi untuk menguji sejauh mana hubungan
sebab akibat antara Variabel Faktor Penyebab (X) dimana dalam hal ini Curah
Hujan terhadap Variabel Akibatnya (Y) dalam hal ini Suhu Tanah dengan
persamaan :
𝒀 = 𝒂 + 𝒃𝑿 3.2
(∑ 𝒙𝒚)−(∑ 𝒙)(∑ 𝒚)
𝒃= 3.4
𝒏(∑ 𝒙𝟐 )−(∑ 𝒙)𝟐
Dimana :
a = Konstanta
b = Koefisien Regresi
X = Curah Hujan
21
III.4 Prosedur Pengolahan Data
1. Melakukan input data yang akan diolah pada Microsoft Excel. Kemudian
dari Staklim Maros, musim hujan dimulai pada bulan Mei-Oktober, dan musim
2. Memisahkan data sesuai waktu yang akan diolah. Misalnya data musim hujan
pukul 13.30 pada musim hujan seperti pada gambar III.2.
22
Gambar III.4 Filter Data Musim Hujan
3. Memfilter data curah hujan (Sheet “Musim Hujan”) untuk yang tidak ada hujan
yakni dengan mencentang semua data curah hujan yang bernilai “0.0” dan “-”.
Kemudian mencari nilai rata-rata pada setiap kedalaman.
Gambar III.5 Filter Data Musim Hujan Untuk Tidak Ada Hujan
4. Melakukan filter data musim hujan untuk yang ada hujan yakni dengan
mencentang semua nilai hujan selain “0.0” dan “-”.
Gambar III.6 Filter Data Musim Hujan Untuk yang Ada Hujan
23
5. Mengurangkan nilai yang ada hujan dengan nilai rata-rata tidak ada hujan
sehingga diperoleh nilai delta untuk tanah berumput dan tanah gundul seperti
padaa gambar berikut.
6. Mencari nilai a,b, dan Y dimana X adalah nilai rata-rata dari curah hujan pada
musim hujan.
24
7. Begitupula pada musim kemarau di setiap waktu 07.30, 13.30, dan 17.30 untuk
setiap kedalaman. Maka nilai Y menunjukkan nilai Penurunan Suhu tanah
akibat rata-rata curah hujan pada musim tersebut.
25
BAB IV
IV.1 HASIL
Hasil analisis tingkat korelasi curah hujan dan suhu tanah yaitu :
Gambar IV.1 Nilai Korelasi Curah Hujan dan Suhu Tanah Pada Musim Hujan
26
IV.1.1.2 MUSIM KEMARAU
Gambar IV.2 Nilai Korelasi Curah Hujan dan Suhu Tanah Pada Musim Kemarau
Analisis korelasi dilakukan untuk melihat hubungan antara Curah Hujan dan Suhu
tanah. Dimana analisa ini dilakukan pada musim yang berbeda yakni pada musim
hujan dan musim kemarau pada lokasi yang sama pada pukul 07.30, 13.30, dan
17.30.
Berdasarkan hasil Analis terlihat bahwa pada musim hujan, nilai korelasi tertinggi
terdapat pada pukul 17.30 dengan kedalaman 2 cm yakni 0.95294. dan korelasi
27
Tabel IV.3 Nilai Selang koefisien korelasi
Berdasarkan table IV.3 dapat disimpulkan bahwa korelasi rata- antara curah hujan
dan suhu tanah tergolong lemah yakni berkisar 0.2 ≤ r < 0.4.
Tabel IV.4 Penurunan Suhu Tanah Pada Musim Hujan Untuk Tanah Berumput
28
PENURUNAN SUHU TANAH AKIBAT CURAH
HUJAN PADA TANAH BERUMPUT (X = 16.23
MM)
0
7:12 9:36 12:00 14:24 16:48 19:12 21:36 0:00
-0.5
0 CM
SUHU TANAH
-1
2 CM
-1.5
5 CM
-2
10 CM
-2.5
20 CM
-3
WAKTU
Gambar IV.3 Grafik Penurunan Suhu Tanah Pada Musim Hujan Untuk Tanah
Berumput
WAKTU
KEDALAMAN
7:30 13:30 17:30
0 -1.089055549 -5.665177248 -2.188383838
Tabel IV.5 Penurunan Suhu Tanah Pada Musim Hujan Untuk Tanah Gundul
29
PENURUNAN SUHU TANAH AKIBAT CURAH HUJAN
PADA TANAH gundul (X = 16.23 MM)
0
7:12 9:36 12:00 14:24 16:48 19:12 21:36 0:00
-0.5
-1
-1.5
-2
0 CM
SUHU TANAH
-2.5
2 CM
-3
5 CM
-3.5
10 CM
-4
20 CM
-4.5
-5
-5.5
-6
WAKTU
Gambar IV.4 Grafik Nilai Penurunan Suhu Tanah Pada Musim Hujan Untuk
Tanah Gundul
30
IV.1.2.2 MUSIM KEMARAU
WAKTU
KEDALAMAN
7:30 13:30 17:30
Tabel IV.6 Penurunan Suhu Tanah Pada Musim Kemarau Untuk Tanah
Berumput
-1
-1.5
0 CM
SUHU TANAH
-2 2 CM
-2.5 5 CM
10 CM
-3
20 CM
-3.5
-4
-4.5
WAKTU
Gambar IV.5 Grafik Penurunan Suhu Tanah Pada Musim Kemarau Untuk Tanah
Berumput
31
WAKTU
KEDALAMAN
7:30 13:30 17:30
0 -1.416109636 -8.657778709 -3.372852573
-2 -1.323027439 -7.530697821 -4.782201654
-5 -0.022888681 -4.006164082 -3.569532831
-10 -0.719654277 -2.260913663 -2.162766267
-20 -1.500765082 -1.280201174 -1.129684037
Tabel IV.7 Penurunan Suhu Tanah Pada Musim Kemarau Untuk Tanah Gundul
-2
-3
-4 0 cm
SUHU TANAH
2 cm
-5
5 cm
-6 10 cm
20 cm
-7
-8
-9
-10
WAKTU
Gambar IV.6 Grafik Penurunan Suhu Tanah Pada Musim Kemarau Untuk Tanah
Gundul
32
IV.2 PEMBAHASAN
Pada musim hujan dengan curah hujan rata-rata 16.23 mm, terlihat pada gambar
IV.3 bahwa nilai penurunan suhu tanah pada lahan berumput pukul 07.30
cenderung sama yakni 0.5-0.6 oC. Sedangkan pada pukul 13.30 terjadi penurunan
di setiap kedalaman. Semakin dalam lapisan tanah, maka semakin rendah nilai
penurunannya di setiap kedalaman 0 cm, 2 cm, 5 cm, 10, cm, dan terendah pada 20
terjadi penurunan suhu). Begitupula pada pukul 17.30. Sedangkan pada tanah
gundul seperti yang ditunjukkan pada gambar IV.4 terlihat bahwa pada pukul 07.30,
terjadi penurunan suhu lebih besar dari permukaan tanah hingga 10 cm. Namun,
pada kedalaman 20 cm, penurunan suhu meningkat hingga mencapai -1.12 oC.
sedangkan pada pukul 13.30, penurunan suhu lapisan dekat permukaan lebih besar
daripada lapisan di bawahnya. Pada pukul 17.30 penurunan suhu pada lapisan 0 cm,
5 cm, 10 cm, dan 20 cm semakin dalam semakin rendah, kecuali pada kedalaman 2
cm, terlihat bahwa penurunannya lebih rendah daripada penurunan suhu pada
Pada gambar IV.5 Penurunan suhu pada musim kemarau dengan curah hujan rata-
rata 5.64 mm menunjukkan penurunan suhu pada pukul 13.30 dan 17.30 terjadi
pukul 07.30 penurunan suhu kurang dari -0.2 oC dimana pada kedalaman 5 cm dan
33
Pada gambar IV.6 pada pukul 13. 30 penurunan suhu lebih besar pada pada lapisan
yang lebih dalam. Sedangkan pada pukul 07.30 juga demikian untuk kedalaman 0
cm, 2 cm, 5 cm, 10 cm. sedangkan pada kedalaman 20 cm penurunan suhu lebpaling
besar yakni -1.5 oC. Sedangkan pada pukul 17.30 penurunan suhu teringgi pada
kedalaman 2 cm yakni menurun -4.7 oC. Dan penurunan suhu terendah pada
Berdasarkan pada hasil menunjukkan bahwa penurunan suhu bervariasi pada pukul
07.30 dan 17,30, sedangkan pada pukul 13.30 cenderung sama yakni semakin
dalam lapisan tanah maka semakin rendah penurunan suhunya. Sedangkan pada
suhunya. Dimana pada kedalaman lainnya, penurunan suhu semakin dalam akan
semakin rendah, namun pada kedalaman 20 cm semakin tinggi. Dalam hal ini,
suhu tanah, salah satunya yakni faktor bahang pada tanah di lapisan tersebut.
Selain itu, nilai pada tabel penurunan suhu terlihat bahwa penurunan suhu pada
tanah gundul dominan lebih besar dibandingkan pada tanah berumput. Hal ini,
dikarenakan pada tanah berumput akan lebih lama penurunan suhunya Karena
34
BAB V
PENUTUP
V.1 KESIMPULAN
2. Penurunan suhu tanah pada tanah gundul lebih tinggi dibandingkan pada tanah
berumput.
V.2 SARAN
35
DAFTAR PUSTAKA
Hillel, D. 1982. Introduction to soil physics. Academic Press. San Diego. California
Marshall, T. J. and J. W. Holmes. 1988. Soil Physics. 2nd ed. Cambridge Univ.
Saragi, Fitriani Meli, dkk. 2014. Variasi Heat Fluks Terhadap Suhu Tanah Akibat
http://www.psychologymania.com/2013/05/pengertian-curah-hujan.html
36
37
LAMPIRAN 1
BIODATA
38
Nama Lengkap : Rusmiati
Jenis Kelamin : Perempuan
Program Studi : Geofisika
NIM : H221 14 006
Tempat/Tanggal Lahir : TL.Riaja, 28 Agustus 1996
Agama : Islam
No. Telp : 085 395 388 415
Email : rusmiati_415@yahoo.com
Alamat : Jl. Damai komp. Unhas Tamalanrea
Kebangsaan : Indonesia
39
LAMPIRAN 2
DAFTAR PERTANYAAN
40
pengukuran sore hari yaitu jam 17.30, hal ini dikarenakan radiasi
yang diterima permukaan tanah suda tertransmisi ke bawah,
sehingga dilakukan pengukuran sampai pada kedalaman 100 m.
41
LAMPIRAN 3
42