TINGKAT II - B
Air adalah zat atau materi atau unsur yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang diketahui
sampai saat ini dibumi. Air adalah suatu senyawa yang mempunyai sifat biologis dan struktur
sifat istimewa. Ion dan air sangat menentukan sifat biologis dan struktur molekul senyawa yang
ada didalamnya, seperti protein, lipida dan banyak lagi komponen lain dalam sel.
Air Sehat Air yang dapat diminuma dalah air yang sehat.Air sehat dapat dilihat dari aspekfisik,
kimia, dan mikrobiologi. Secara fisik, air sehat adalah air yang jernih, tidak berbau, dan tidak
berasa.Secara kimia air sehat adalah air yang kadar pH nya netral dan kandungan mineral-
mineral tertentu ada batasnya. Secara mikrobiologi, air sehat adalah air yang tidak mengandung
mikroba penyebab penyakit (patogen).Misalnya, bakteri E.Coli yang biasa menyebabkan diare
dan Salmonella yang biasa mengakibatkan tifus.Kedua bakteri ini biasanya terdapat pada tinja
manusia .Dalam kondisi normal, air tidak mengandung bakteri tersebut, berarti air tersebut telah
tercema roleh tinja manusia.
pHdan Air Pada dasarnya, nilai pH menunjukkan apakah air memiliki kandungan pada
tanrendah atau tinggi. pHdari air murni adalah 7. Secara umum, Air dengan nilai pH lebih rendah
dari 7 dianggap asam dan nilai pH lebih dari 7 dianggap basa. Nilai pH normal untuk air
permukaan biasanya 6,5 s/d 8,5 dan air tanah dari 6 s/d 8,5.
Alakalinitas adalah ukuran kapasitas air untuk bertahan dari perubahan pH yang mungkin terjadi
dan membuat air menjadi lebih asam. Ukuran dari alkalinitas dan pH air diperlukan untuk
menilai ke-korosifan dari air.Secara umum, air dengan nilai pH rendah (<6,5) berupa asam,
mengandung ion logam seperti besi, mangan, tembaga, timbal, dan seng atau dengan kata lain
logam beracun tingkatan tinggi. Ini dapat menyebabkan kerusakan dini pada pipa logam, noda
pada baju, dan noda pada tempat cucian didapur dan pembuangan.Yang lebih penting, ada suatu
resiko kesehatan yang berhubungan dengan racun ini.
Cara utama menyelesaikan pH rendah ini adalah dengan penggunaan penetralisir. Penetralisi
rmenyalurkan suatu larutan dalam air untuk mencegah air bereaksi dengan sistem persiapan pada
rumah tangga yang membuat korosi pada barang elektronik. Kimia penetralisir adalah soda api.
Penetralisir dengan soda api akan menaikkan kandungan natrium dari air.
Air dengan pH >8,5mengindikasikan air mengandung padatan tinggi. Air padatan tinggi tidak
menyebabkan resiko pada kesehatan, tetapi dapat menimbulkan masalah pada
keindahan.Masalah ini berupa rasa alkali pada air (membuat kopi menjadi lebih pahit), formasi
pada piring, peralatan, wadah pencuci,,kesulitan untuk membuat sabun dan detergen berbusa,
dan formasi dari resipirasi yang tidak larut pada baju.
Air bersih disini kita kategorikan hanya untuk yang layak dikonsumsi, bukan layak untuk
digunakan sebagai penunjang aktifitas seperti untuk MCK. Karena standar air yang digunakan
untuk konsumsi jelas lebih tinggi daripada untuk keperluan selain dikonsumsi. Ada beberapa
persyaratan yang perlu diketahui mengenai kualitas air tersebut baik secara fisik, kimia dan juga
mikrobiologi.
Seperti kita ketahui jika standar mutu air sudah diatas standar atau sesuai dengan standar tersebut
maka yang terjadi adalah akan menentukan besar kecilnya investasi dalam pengadaan air bersih
tersebut, baik instalasi penjernihan air dan biaya operasi serta pemeliharaannya. Sehingga
semakin jelek kualitas air semakin berat beban masyarakat untuk membayar harga jual air bersih.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 173/Men.Kes/Per/VII/1977, penyediaan
air harus memenuhi kuantitas dan kualitas, yaitu:
Parameter yang ada digunakan untuk metode dalam proses perlakuan, operasi dan biaya.
Parameter air yang penting ialah parameter fisik, kimia, biologis dan radiologis.
1. Kekeruhan
2. Warna
4. Endapan
5. Temperatur
1. Organik, antara lain: karbohidrat, minyak/ lemak/gemuk, pestisida, fenol, protein, deterjen,
dll.
2. Anorganik, antara lain: kesadahan, klorida, logam berat, nitrogen, pH, fosfor,belerang,
bahan-bahan beracun.
3. Gas-gas, antara lain: hidrogen sulfida, metan, oksigen.
1. Bakteri
2. Binatang
3. Tumbuh-tumbuhan
4. Protista
5. Virus
1. Sampel air yang diambil harus dalam keadaan steril. Hal ini dimaksudkan agar air yang diambil
mengandung bakteri yang murni berasal dari air tersebut, sehingga diperlukan teknik- teknik
pengambilan air sampel yang benar.
2. Selang waktu untuk pemeriksaaan bakteriologis minimal 1 jam dari pengambilan harus sudah
dilakukan pemeriksaan. Namun dapat dipertahankan lebih lama lagi asal disimpan dalam lemari
pendingin kurang lebih 30 jam.
Sarana :
1. Kran air;
2. Air sumur galian.
Cara Kerja:
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN:
Dalam mengambil contoh air yang digunakan untuk pemeriksaan bakteriologis berbeda dengan
keperluan untuk pemeriksaan fisika dan kimia, terutama mengenai sterilisasinya.
Botol untuk tempat contoh air harus bersih dan steril.
Sterilisasi dilakukan pada suhu 180 C selama 20 menit dalam oven atau sesuai dengan tabel
suhu dan waktu sterilisasi pada oven.
1) Sebelum pengambilan sampel air, tangan di aseptik terlebih dahulu dengan menggunakan
alkohol 70%, hal ini mencegah pengambilan sampel air dari tangan yang terkontaminasi;
2) Lalu kran dibuka penuh, alirkan air 2-3 menit atau dianggap cukup untuk membersihkan mulut
kran, kemudian tutup kembali;
3) Nyalakan bunsen dengan korek api dan kapas diberi cairan spritus menggunakan krustang/pinset
4) Mulut kran dipanaskan sampai timbul uap air keluar;
5) Buka botol sampel dari kertas pelindung (dibuka sampai setengah saja untuk menghindari
kontaminasi). Tutup botol dan kertas pelindung diambil sebagai satu kesatuan dan dipegang
antara jari-jari tangan (tutup botol jangan ditaruh sembarangan untuk menghindari kontaminasi).
Pengambilan harus dilakukan secara aseptis;
6) Panasi bibir botol sampel hingga cukup panas;
7) Botol diisi sampel air ¾ botol, hal ini bertujuan agar sisa ruangan botol masih ada udara untuk
mikroorganisme ( untuk pemeriksaan bakteriologis);
8) Bibir botol dipanasi lagi hingga cukup panas lalu secepatnya ditutup kembali;
9) Matikan api di bunsen dengan penutup bunsen;
10) Kemudian di beri label;
11) Kerjakan secara aseptis dan hati-hati.
Pembahasan
Pengambilan sampel air kran
Pertama yang paling utama dan wajib adalah mencuci tangan menggunakan alkohol
70% agar tidak ada kontaminasi selama pengambilan sampel air, penuh kehati-hatian dan juga
harus aseptis. Lalu alirkan air di kran selama 1-2 menit cukup membersihkan kran dan panas kan
di bibir kran hingga mengeluarkan uap air atau bila cukup panas lalu di tutup. Setelah itu,
nyalakan bunsen dan beri kapas dengan larutan spritus dan bakar kapas menggunakan pinset atau
krustang. Buka botol sampel dari kertas pelindung hingga menjadi setengah, tutup botol dan
kertas pelindung diambil sebagai satu kesatuan dan dipegang antara jari-jari tangan. Lalu
panaskan bibir botol sampel hingga cukup panas lalu isi botol sampel dengan air kran hingga ¾
air dan panas kan lagi bibir botol sampel hingga cukup panas lalu secepatnya ditutup kembali.
Pengambilan harus dilakukan secara hati-hati dan aseptis.
Pengambilan sampel air sumur galian (SGL)
Persiapkan box penyimpanan alat-alat sampel untuk melakukan pengambilan sampel air
sumur galian. Pertama yang paling utama dan wajib adalah mencuci tangan menggunakan
alkohol 70% agar tidak ada kontaminasi selama pengambilan sampel air, lalu untuk melakukan
pengambilan sampel harus dengan dua orang. Orang pertama mengambil air sampel di sumur
galian dan orang kedua memegang krustang dan kapas yang sudah terbakar oleh larutan spiritus.
Kedua, setelah melumuri tangan dengan alkohol Setelah itu, nyalakan bunsen dan beri kapas
dengan larutan spritus dan bakar kapas menggunakan pinset atau krustang. Contoh air bisa
diambil dengan botol timba atau botol gelas secara langsung. Botol-botol ini dilengkapi dengan
tali dan seluruhnya dibungkus dengan kertas, baru disterilkan. Sebelum digunakan untuk
pengambilan air, kertas pembungkus dibuka, diusahakan jangan sampai menyantuh langsung
bagian botol. Tali diurai sampai mulut botol masuk minimal 10 cm ke dalam air (bila tinggi air
memungkinkan), Sisakan tali sepanjang 30 cm untuk menyelupkan air ke dalam sumur dan
jangan dipegang untuk menghindari kontaminasi. Lalu bila sudah angkat botol sampel pelan-
pelan dan jangan sampai terkena dinding sumur, air di dalam botol sampel harus ¾ air agar
oksigen di botol masih ada untuk bakteri bernapas dan panas kan lagi bibir botol sampel hingga
cukup panas lalu secepatnya ditutup kembali. Pengambilan harus dilakukan secara hati-hati dan
aseptis.