Anda di halaman 1dari 7

Merupakan salah satu metode eksplorasi hidrokarbon yang didasarkan pada pengukuran gelombang reaksi balik

suara yang sengaja dikirim ke bawah permukaan tanah. Sumber suara bisa berasal dari palu besar
(sledgehammer), getaran (vibration) yang berasal dari kendaraan khusus, ledakan dinamit ataupun air gun.
Namun yang paling populer digunakan adalah air gun karena penggunaan dinamit sekarang dilarang akibat
membahayakan lingkungan. Air gun adalah tabung yang di dalamnya berisi gas terkompresi. Ketika gas dilepas,
ia akan menghasilkan getaran dan gelombang seismik akan bergerak ke bawah permukaan. Lapisan di bawah
permukaan bumi ada bermacam-macam dan setiap lapisan mempunyai karakteristik masing-masing. Setiap
lapisan tersebut akan berbeda-beda dalam merespon gelombang yang diterima. Respon yang dimaksud adalah
lapisan tersebut akan merefleksikan gelombang tadi. Jadi pada survey seismik akan menghasilkan gelombang
tertentu dari permukaan menuju ke bawah permukaan.

Eksperimen seismik pertama kali dilakukan oleh Robert Mallet pada tahun 1845, sehingga dia diberi
julukan bapak seismologi (Google, 2011). Dia mengukur waktu transmisi gelombang seismik berupa
gelombang permukaan yang dibangkitkan dari ledakan. Penerapan untuk eksplorasi minyak
dilaksanakan di tahun 1920an, sedangkan demonstrasinya di Oklahoma tahun 1921. Dalam
perkembangannya, dikenal dua jenis seismik, yaitu seismik pantul (reflection) dan seismik bias
(refraction).

SEISMIK PANTUL

Pada seismik pantul, prinsip utamanya adalah mencatat waktu yang dibutuhkan gelombang suara yang berasal
dari sumber suara di permukaan tanah dan merambat cepat ke bawah permukaan tanah. Kemudian, gelombang
suara akan dipantulkan kembali oleh lapisan formasi geologi ke permukaan, diterima oleh suatu alat penerima
suara (receiver), yang lebih umum disebut sebagai geophone. Seismik jenis ini hanya mencatat gelombang yang
terpantulkan dari permukaan formasi geologi. Beberapa jenis gelombang yang dikenal antara lain gelombang-P,
gelombang-S. gelombang Stoneley, dan gelombang Love. Analisis seismik pantul lebih dipusatkan pada energi
yang diterima setelah getaran pertama dikirim. Gelombang-gelombang yang dicari adalah yang dipantulkan oleh
semua antar-muka lapisan yang ada di bawah permukaan tanah. Keunggulan seismik pantul mencakup:

1. Dapat mendeteksi variasi lateral dan kedalaman dari parameter fi sik berupa kecepatan seismik yang relevan;
2. Mampu menampakkan citra struktur bawah-tanah;
3. Bisa dimanfaatkan untuk membatasi kenampakan stratigrafi;
4. Reaksi balik gelombang seismik tergantung pada densitas batuan dan tetapan elastisitas yang perubahannya
(porositas, permeabilitas, dan kompaksi dst) dapat dideteksi;
5. Dapat mendeteksi langsung kemungkinan keberadaan hidrokarbon.
Sementara itu, kelemahan seismik pantul tesebut antara lain:

1. Bila ingin hasil yang baik, maka data survei harus banyak sekali;
2. Biaya akuisisi dan logistik sangat mahal;
3. Dibutuhkan komputer canggih, tenaga ahli, dan waktu yang banyak untuk memproses seluruh data;
4. Peralatan akuisisi umumnya sangat mahal
Sejatinya, seismik eksplorasi adalah kegiatan eksplorasi yang dilakukan sebelum pemboran, kajiannya meliputi
daerah yang luas. Hasil yang didapat berupa gambaran lapisan batuan dalam bawah tanah. Sumber seismik
berupa dinamit yang berjarak puluhan kaki yang menghasilkan sumber suara yang bersih. Dinamit tersebut
ditanam di tanah pada kedalaman antara 10 dan 20 kaki. Gambar 1 memperlihatkan bagaimana survei seismik
tersebut dilaksanakan di lapangan.
Gambar 1. Survei seismik dengan sumber getaran berupa dinamit (Sandler, 1982)

Seandainya ledakan ini tidak terkontrol dengan baik, maka hasilnya adalah sinyal yang juga kurang baik. Kalau ditinjau dari segi lingkungan saja, maka
peledakan tersebut akan menjadi sulit dilakukan, berkaitan dengan peraturan- peraturan, misalnya kebisingan (noise). Untuk mengatasinya, dilakukan
misalnya dengan yang disebut sebagai metode vibrosis. Ini dilakukan sebagai pengganti ledakan dinamit untuk mengurangi akibat kebisingan.
Biasanya, selalu berupa truk besar dan berat yang mampu menggetarkan tanah di bawahnya. Hasil getarannya berupa sinyal “mengerik” yang harus
ditekan melalui proses tertentu. Metode ini dilakukan bila peledakan dinamit dilarang seperti di jalan raya, kota, atau taman.

Gambar 2. Truk penggerak getaran

Sumber konfigurasi penerima (receiver configuration) dikenal sebagai sebaran (spread). Sewaktu pekerja
lapangan bergerak, manakala geofon yang berada di belakang, penyebaran bergerak ke depan, maka
sebarannya meloncat ke depan seperti loncatan katak (leap-frog). Penyebarannya bisa berupa sebaran tunggal
(single-sided spread), yang disebut mendorong, bila geofon berada di depan tembakan, sedangkan yang disebut
menarik, jika sebaliknya geofon berada di belakang tembakan. Di samping penyebaran tunggal, dikenal juga
penyebaran yang terpisah (split spread).

Perlu dilakukan koreksi amplitudo untuk penyebaran geometris atau divergensi fron-gelombang.
Kecenderungan berkurangnya kekuatan amplitudo gelombang yang menyebar tersebut dapat diibaratkan pada
waktu melempar batu ke kolam air yang gelombangnya semakin melemah menuju ke tepian kolam. Ini dapat
diperkirakan dari konservasi energi. Untuk mempertajam sumber awal harus melalui proses dekonvolusi, Ada
dua alasan penggunaan proses ini, yaitu untuk mempertajam reflektor dan untuk membersihkan citra multi
pantulan. Sebenarnya, kata `dekon` sendiri bisa disamakan dengan mempertajam saringan seperti pada
perangkat lunak Adobe Photoshop atau perangkat lunak yang lain.

Kegiatan survey seismik daerah offshore dilakukan menggunakan kapal seismik. Sumber getaran yang digunakan
adalah air gun. Tenaga yang dikeluarkan berasal dari udara bebas sehingga tidak merusak karang yang ada di
bawah kapal. Getaran yang sampai ke dasar laut akan dipantulkan lalu ditangkap dan direkam oleh alat penerima
sumber getaran (hidrophone). Dua metode yang bisa dipilih dalam survey seismik offshore yaitu marine seismic
dan transition zone. Marine seismic mempunyai ciri khas kabel streamer yang terdiri atas hidrophone
ditempatkan melayang dan akan ditarik oleh kapal.

Gambar 3. Marine seismic

Metode ini biasa digunakan pada daerah dengan kedalaman lebih dari 10 meter. Kelebihan metode marine
seismic waktu pengukuran relatif cepat dan biayanya murah. Sedangkan metode transition zone punya ciri khas
kabel streamer yang terdiri atas hidrophone dibentangkan di dasar laut.

Metode ini biasa digunakan pada daerah dengan kedalaman 0-10 meter. Dalam kegiatan seismik offshore
banyak pihak yang terlibat, mulai dari navigator, observer, gun mechanic, geophisic. Posisi-posisi tersebut
banyak ditempati oleh sarjana Teknik Geodesi, Geofisika, Geologi, dan Mesin.

SEISMIK BIAS

Metode seismik bias (refraction) mengukur gelombang datang yang dipantulkan sepanjang formasi geologi di
bawah permukaan tanah, Peristiwa bias ini biasanya terjadi pada permukaan air tanah dan bagian teratas
formasi bantalan batuan. Grafik waktu datang gelombang pertama seismik pada masing-masing geophone
memberikan informasi kedalaman dan lokasi horison geologi tesebut. Informasinya digambarkan dalam
penampang melintang yang menunjukkan kedalaman permukaan air tanah dan lapisan pertama pantulan
batuan.

Seismik bias dihitung berdasarkan waktu jalar gelombang pada batuan dari posisi sumber ke penerima pada
berbagai jarak tertentu. Pada metode ini, gelombang yang terjadi setelah first break saja yang dibutuhkan.
Parameter jarak dan waktu jalar dihubungkan oleh kecepatan rambat gelombang dalam medium. Kecepatan ini
dikontrol oleh tetapan fisika yang ada di dalam materi, yang selanjutnya dikenal sebagai parameter elastisitas.

Dalam metode seismik bias, mekanisme pengambilan data lapangan adalah mengetahui jarak dan waktu yang
berhasil direkam oleh seismograf. Ini berguna untuk mengetahui kedalaman dan jenis lapisan yang sedang
diselidiki. Dari getaran yang dibangkitkan dari permukaan tanah, selanjutnya akan merambat ke bawah
permukaan tanah secara radial. Pada saat gelombang tersebut bertemu lapisan dengan sifat elastik batuan yang
berbeda, maka gelombang yang datang tersebut akan mengalami pemantulan dan pembiasan. Manakala ada
gelombang yang melewati bidang batas dengan sifat lapisan yang berbeda, maka gelombangnya akan terpantul
dan terbiaskan ke permukaan. Selanjutnya, gelombang yang kembali ini akan diterima oleh geofon yang ada di
permukaan.

Seluruh kejadian perambatan gelombang bawah tanah dan fenomena yang menyebabkan perubahan
gelombang seismik diperlihatkan pada Gambar 4.

Gambar 4. Fenomena perubahan gelombang seismik

Perlu dilakukan juga pemilahan dari pengumpulan tembakan, sehingga terkumpul titik-tengah biasa
(common midpoint, CMP). Dalam pengumpulan CMP tersebut, pantulan berasal dari titik yang sama
untuk lapisan datar (flat layer). Dengan mengatur kemiringan lapisan-lapisan tersebut akan diperoleh
kedalaman biasa titik (common-depth-point, CDP) yang bisa dianggap sama dengan CMP. Perlu juga
dilakukan koreksi migrasi dari tumpukan CMP untuk mengurangi efek jalur-gelombang yang non-
vertikal dan difraksi. Secara sederhana, istilah difraksi tersebut bisa diartikan sebagai kemampuan
gelombang menyebar ke setiap sudut. Dalam data difraksi yang diperoleh biasanya disebabkan oleh
tepi lapisan batuan yang tajam. Migrasi mampu mengkoreksi kemiringan dan difraksi hiperbola yang
kurang baik. Kadang- kadang, istilah migrasi disebut juga sebagai pencitraan (imaging). Hasil salah satu
pencitraan tersebut diperlihatkan pada Gambar 6 yang menggambarkan dengan jelas struktur bawah
tanah. Hal semacam ini bisa membantu menentukan lokasi sumur yang akan dibor.
Gambar 5. Contoh hasil pencitraan seismik

METODE MAGNETIK

Untuk survey magnetik akan mendeteksi perubahan gaya magnet bumi yang disebabkan variasi sifat magnet
yang dimiliki batuan. Alat untuk mengukur medan magnet yang digunakan pada survey magnetik ini dinamakan
magnetometer. Magnetometer akan mengukur medan magnet bumi dalam satuan gauss. Alat ini bersifat sangat
sensitif terhadap batuan yang mengandung mineral yang bersifat magnetik (magnetite). Jika terdapat batuan
yang mengandung magnetite dalam jumlah besar, maka akan terdeteksi dengan adanya medan magnet yang
lebih besar dari keadaan normal. Magnetometer biasanya digunakan untuk mendeteksi variasi kedalaman dan
komposisi basement rock. Alat ini juga digunakan untuk memperkirakan ketebalan dari batuan sedimen yang
mengisi basin dan mengetahui lokasi patahan. Berikut ditunjukkan peta yang dihasilkan dari metode magnetik.
Gambar 6. Peta respon magnetik
Gambar 7. Skema pengeboran berdasarkan data magnetik

Anda mungkin juga menyukai