1 PB PDF
1 PB PDF
Ahmad Ridwan
Ahmad_rd1@yahoo.com
Kav. Alam Segar A12, Pamulang – Tangerang
ABSTRAK
PENDAHULUAN
TELAAH PUSTAKA
1
Suatu sistem merupakan cara tertentu untuk melaksanakan suatu serangkaian aktivitas.
Sistem yang dipergunakan oleh manajemen dalam pengendalian aktivitas suatu
organisasi disebut sistem pengendalian manajemen (Anthony, 2005).
Sistem merupakan sekelompok elemen yang saling terkait yang bekerja secara
terkoordinasi untuk mencapai tujuan/sasaran tertentu. Terkait dengan pengendalian
intern, sistem pengendalian intern (SPI) adalah semua kebijakan dan prosedur yang
dirancang untuk memberikan keyakinan memadai kepada manajemen bahwa organisasi
akan mencapai tujuan dan sasarannya. Tujuan SPI secara umum adalah sebagai berikut.
1. Keandalan pelaporan keuangan. Sebagai bagian dari fungsinya, manajemen
bertanggungjawab menyusun laporan keuangan untuk para pemegang saham,
kreditur, maupun pihak-pihak terkait lainnya.
2. Efesiensi dan efektivitas kegiatan organisasi. Prosedur-prosedur pengendalian
dalam organisasi merupakan sarana untuk mendorong penggunaan sumberdaya
organisasi secara efisien dan efektif dalam rangka mengoptimalisasikan tujuan
organisasi.
3. Ketaatan pada hukum dan peraturan yang berlaku. Beberapa peraturan tersebut
tidak terkait secara langsung dengan akuntansi, seperti perlindungan lingkungan
dan undang-undang perdata. Beberapa peraturan lainnya terkait dengan akuntansi
organisasi, seperti undang-undang perpajakan dan tindak pidana korupsi.
COSO merupakan suatu komite yang disponsori lima organisasi profesi di Amerika
Serikat yang dibentuk untuk menindaklanjuti rekomendasi The National Commission on
Fraudulent Financial Reporting, atau yang disebut juga Treadway Commission, terkait
faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kecurangan dalam pelaporan keuangan
perusahaan. Kelima organisasi profesi yang mensponsori pembentukan COSO adalah
IIA (Institute of Internal Auditors), AICPA (American Institute of Certified Public
Accountants), FEI (Financial Executive Institute), AAA (American Accounting
Association), dan IMA (Institute of Management Accountants).
Dengan mengacu pada model COSO, para akuntan di Kanada mengembangkan model
pengendalian intern yang lebih ‘ramah pengguna’ dan lebih terstruktur sehingga dapat
digunakan sebagai pendekatan pemeriksaan. Model ini disebut sebagai Criteria of
Controls (CoCo). Model ini terdiri dari empat komponen dan komponen-komponen
tersebut digunakan untuk mengklasifikasikan 20 kriteria. Komponen dan kriteria model
Coco adalah sebagai berikut (Sawyer, 2005).
2
Gambar 2.1 Komponen Pengendalian Intern (Sumber: COSO)
3. OKP6
Sejalan dengan CoCo, dengan mengacu pada COSO para internal pemeriksaan yang
tergabung dalam IIA menyusun panduan yang lebih operasional untuk
mengimplementasikan COSO. Panduan ini kemudian dikembangkan di Indonesia yang
kemudian diberi nama OKP6. Komponen OKP6 terdiri atas bagian-bagian berikut
(Sawyer, 2005).
METODOLOGI PENELITIAN
3
tingkat SKPKD (Satuan Kerja Penatausahaan Keuangan Daerah). Namun baru pada
tanggal 10 Oktober 2007 diterbitkan peraturan daerah baru yang memedomani
penyelenggaraan pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan daerah serta sistem
akuntansi dan pelaporan keuangan yang sesuai dengan praktik yang telah dilaksanakan
pada tahun 2007.
Organisasi
Kebijakan
Sebagai acuan dalam penyusunan LKPD, Pemerintah Kabupaten Sorong Selatan telah
menerapkan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) sebagaimana diatur dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tanggal 13 Juni 2005. Akan tetapi pada
praktiknya, untuk tahun anggaran 2007 belum diterbitkan perda yang mengaturnya,
sehingga Pemerintah Kabupaten Sorong Selatan belum sepenuhnya menerapkan
standar akuntansi yang dinyatakan dalam SAP.
a. Perencanaan
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) yang dibuat oleh pemerintah
daerah mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional berisi visi, misi,
dan arah pembangunan daerah.
RPJPD kemudian diterjemahkan ke dalam Rencana Jangka Panjang Menengah
Daerah (RPJMD) yang berisi, (1) strategi pembangunan daerah, (2) kebijakan umum,
(3) arah kebijakan keuangan, dan (4) program SKPD, lintas SKPD, kewilayahan, lintas
kewilayahan yang memuat kegiatan dalam kerangka regulasi dan kerangka anggaran.
Atas dasar RPJMD pemerintah daerah membuat rencana kerja untuk periode 1 (satu)
4
tahun yang selanjutnya disebut Rencana Kerja Pemerintah Daerah. Setiap SKPD
kemudian membuat Rencana Strategik (Renstra) dan Rencana Kerja (Renja) SKPD
yang masing-masing berpedoman pada RPJMD dan RKPD.
b. Penganggaran
Berdasarkan RKPD, pemerintah daerah menyusun Kebijakan Umum APBD (KUA) dan
Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) untuk kemudian dibahas bersama
dengan DPRD.
Setelah KUA dan PPAS disepakati, maka kedua dokumen tersebut menjadi
dasar untuk penyusunan RKA di masing-masing SKPD. RKA-SKPD yang telah disusun
lalu dibahas oleh Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) untuk kemudian
dikompilasi ke dalam Rancangan Peraturan Daerah mengenai APBD (RAPBD).
Tahap selanjutnya adalah pembahasan RAPBD oleh Pemda bersama DPRD.
RAPBD yang telah disetujui bersama antara Pemda dengan DPRD ditetapkan menjadi
Peraturan Daerah tentang APBD dan penjabarannya ditetapkan dengan Peraturan
Kepala Daerah.
Prosedur
Laporan Realisasi APBD (LRA) untuk tahun yang berakhir sampai dengan tanggal 31
Desember 2007 disusun berdasarkan data dari kegiatan Monitoring dan Evaluasi SPJ
yang dilakukan oleh Bagian Keuangan Sekretariat Daerah di setiap SKPD. LRA disusun
berdasarkan dokumen sumber SPJ dari masing-masing SKPD. LRA tidak dihasilkan
dari rekonsilIasi LRA SKPD, karena SKPD belum membuat Laporan Realisasi
Anggaran sesuai SAP.
c. Penyusunan Laporan Arus Kas Pemerintah Daerah Untuk Tahun Yang Berakhir
Sampai Dengan 31 Desember 2007 Laporan Arus Kas (LAK) Pemerintah Daerah
disusun berdasarkan rekonsiliasi Bagian Keuangan dengan BUD. Laporan
pertanggungjawaban Bendahara Penerimaan/Pengeluaran SKPD atas penggunaan uang
persediaan tidak digunakan sebagai dasar penyusunan LAK karena tidak dibuat oleh
SKPD.
Personalia
Penyelenggaraan sistem akuntansi dan pelaporan yang sesuai dengan SAP baik di
tingkat SKPKD maupun SKPD belum dapat berjalan lancar karena keterbatasan sumber
5
daya manusia. Tenaga pembukuan yang selama ini bertugas belum memiliki
kompetensi yang memadai karena latar belakang pendidikan yang bukan dari ilmu
ekonomi/akuntansi/keuangan.
Pengawasan
a. Pengawasan Melekat
b. Pengawasan Intern
Tanpa mengurangi keberhasilan yang telah dicapai oleh Kabupaten Sorong Selatan, dari
hasil pemeriksaan atas sistem pembukuan dan penyusunan Laporan Keuangan serta
pelaksanaannya yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kabupaten Sorong Selatan yang
diuji, menunjukkan adanya kelemahan dalam pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern
(SPI) dalam unsur organisasi, kebijakan, prosedur, personalia, perencanaan,
pembukuan/pencatatan, pelaporan, dan pengawasan.
6
Penganggaran beberapa Belanja Daerah pada APBD Tahun 2007 tidak tertib
Dalam merealisasikan anggaran belanja daerah, pemerintah daerah dalam hal ini
pengguna anggaran harus melaksanakan dengan tertib, taat pada peraturan perundang-
undangan yang berlaku, serta memperhatikan prinsip-prinsip pengelolaan keuangan
daerah yang efisien, ekonomis, efektif, transparan dan bertanggung jawab dengan
memperhatikan asas keadilan dan kepatutan. Pengelolaan keuangan yang tertib dan taat
pada ketentuan berarti bahwa dalam merealisasikan anggaran selalu memperhatikan
peruntukan/tujuan dan kecukupan anggaran belanja yang bersangkutan atau tidak
melebihi plafon yang telah ditetapkan dengan berpedoman pada ketentuan yang berlaku.
Selain itu, dalam pelaksanaan anggaran harus dikelola dengan penuh tanggung jawab
yaitu harus didukung dengan bukti-bukti yang lengkap dan sah.
Kas adalah uang tunai dan saldo simpanan di bank yang setiap saat dapat digunakan
untuk membiayai kegiatan pemerintahan. Saldo Kas yang dimaksud merupakan saldo
kas di Kas Daerah, Kas di Bendaharawan Pengeluaran (sisa uang muka) dan Kas di
Bendaharawan Penerimaan (penerimaan pendapatan yang belum disetor ke rekening
Kas Umum Daerah). Karena kas merupakan aset daerah yang paling likuid/lancar, maka
tingkat risiko kehilangan sangat besar sehingga diperlukan pengendalian yang cukup
memadai. Untuk itu perlu adanya pengelolaan kas yaitu antara lain dengan menetapkan
prosedur penerimaan, pengeluaran dan penatausahaan yang memadai sehingga bisa
menjamin kehandalan pengamanan aset daerah yang berupa kas tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Anthony, N. Robert. 2005. Management Control Systems. Edisi 11, Salemba Empat ,
Jakarta.
Bodnar, H. George et all. 2000. Sistem Informasi Akuntansi. Salemba Empat, Jakarta.
Halim, Abdul. 2007. Akuntansi Keuangan Daerah. Edisi 3, Salemba Empat, Jakarta.
8
Republik Indonesia. Undang Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
dan Daerah