Anda di halaman 1dari 27

PENIPISAN LAPISAN OZON AKIBAT PENGARUH

GAS FREON DAN RUMAH KACA


TERHADAP ANCAMAN KUTUB MELELEH
DI PERMUKAAN BUMI

Karya Tulis Ilmiah Ini Diselesaikan Untuk


Melengkapi Tugas Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Semester Genap
Kelas XI IPA 1

Oleh

Putri Aprilia Susanti ( kelompok 4 )


NISN : 0001827047

SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1


KEC.MANDAU KAB.BENGKALIS
R I A U
2017
PENIPISAN LAPISAN OZON AKIBAT PENGARUH
GAS FREON DAN RUMAH KACA
TERHADAP ANCAMAN KUTUB MELELEH
DI PERMUKAAN BUMI

Karya Tulis Ilmiah Ini Diselesaikan Untuk


Melengkapi Tugas Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Semester Genap
Kelas XI IPA 1

Oleh

Putri Aprilia Susanti ( kelompok 4 )


NISN : 0001827047

SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1


KEC.MANDAU KAB.BENGKALIS
R I A U
2017
LEMBAR PENGESAHAN

Pada hari Selasa, 14 Februari 2017 kami kelompok 4 telah menyelesaikan


penelitian dengan judul “Penipisan Lapisan Ozon Akibat Pengaruh Gas Freon dan
Efek Rumah Kaca terhadap Ancaman Kutub Meleleh di Permukaan Bumi” di gedung
SMAN 1 MANDAU pada pukul 14.15 – 15.00 WIB dengan metode observasi dan
metode studi media. Peneliti juga mengamati pemakaian AC di kalangan masyarakat
menengah ke bawah di daerah Sebanga dengan metode yang sama.

Duri, Maret 2017


Diketahui, Penulis
Walikelas

Elwita, S.Pd Putri Aprilia Susanti


NIP.196602221990032003

Mengetahui,
Pembimbing

Hj. Erwina Amir, S.Pd


NIP.19610106198512200

3
ABSTRAK

Penipisan lapisan ozon dipicu oleh gas Freon yang terlepas ke atmosfer yang
kemudian bereaksi dengan ozon dan memecah molekul ozon ( O 3 ) menjadi
karbondioksida . Karbondioksida sendiri merupakan salah satu gas efek rumah kaca
yang menyebabkan terjadinya pemanasan global. Gas Freon atau CFC ini banyak
digunakan di dalam mesin pendingin terutama AC.
Penipisan ozon lebih lanjut, memicu kerusakan ozon sehingga tidak sanggup
melaksanakan fungsinya secara optimal . Parahnya kerusakan lapisan ozon yang
terjadi mengakibatkan meluasnya lapisan es yang mencair. Mencairnya es di kutub
menyebabkan persediaan air tawar di bumi semakin berkurang sehingga kehidupan di
bumi terancam. Mencairnya es di kutub juga merupakan akibat pemanasan global
yang meningkat akibat menumpuknya gaas rumah kaca di atmosfer.

Kata Kunci : Gas Freon atau CFC,efek rumah kaca, lapisan ozon, lapisan es
mencair.

4
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan kesehatan dan kesempatan kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan karya tulis ilmiah ini dengan judul, “ Penipisan Lapisan Ozon Akibat
Pengaruh Gas Freon dan Efek Rumah Kaca terhadap Ancaman Kutub Meleleh di
Permukaan Bumi ”.
Karya tulis ilmiah ini diselesaikan berdasarkan penelitian dan sumber-sumber
yang relevan. Dalam penyelesaian karya tulis ilmiah ini penulis dibantu oleh
beberapa pihak, untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Orang tua kami yang telah mengizinkan kami melakukan penelitian.
2. Ibu Hj. Erwina Amir,S.Pd selaku guru pembimbing dalam penyelesaian karya
tulis ilmiah ini.
3. Teman teman yang telah bekerja keras melakukan penelitian ini.
Penulis menyadarinya sepenuhnya bahwa karya tulis ilmiah ini belum sempurna
dan untuk kesempurnaannya, penulis membutuhkan saran dan kritikan dari semua
pihak. Besar harapan penulis kepada Bapak/Ibu dan teman-teman untuk dapat
memberikan masukan demi perbaikan dan kesempurnaan karya tulis ilmiah ini.
Demikianlah karya tulis ini disajikan, semoga bermanfaat bagi pembaca dan bisa
dikembangkan sebaik-baiknya.

Duri, Februari 2017


Penulis

5
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN .................................................................... iii


ABSTRAK .............................................................................................. iv
KATA PENGANTAR ................................................................................v
DAFTAR ISI ............................................................................................vi
DAFTAR TABEL ................................................................................. viii
BAB I : PENDAHULUAN .......................................................................9
1.1..................................................................................... Latar Belakang 9
1.2................................................................................ Rumusan Masalah 10
1.3................................................................................. Tujuan Penelitian 10
1.4............................................................................... Manfaat Penelitian 10
BAB II : KAJIAN TEORI .......................................................................11
2.1. Pengertian Freon ............................................................................11
2.2. Penipisan Lapisan Ozon ................................................................12
2.3. Efek Rumah Kaca terhadap Mencairnya Es di Kutub ...................13
BAB III : METODE PENELITIAN .......................................................14
3.1.............................................................. Tempat dan Waktu Penelitian 14
3.2............................................................................... Metode Penelitian 15
3.3............................................................................ Instrumen Penelitian 15
BAB IV : PEMBAHASAN .....................................................................16
4.1.Penggunaan AC di Kalangan Masyarakat.......................................16
4.2. Keterkaitan Penggunaan Freon dengan Penipisan Ozon ...............18
4.3. Keterkaitan Penipisan Ozon dengan Melelehnya Es di Kutub.......19
4.4. Hubungan Freon dengan penipisan ozon dan efek rumah kaca ....23
4.5. Usaha penanggulangan berlanjutnya penipisan lapisan ozon ........23
BAB V : PENUTUP ................................................................................25
5.1. Kesimpulan ....................................................................................25
5.2. Saran ..............................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................26
BIODATA ANGGOTA ...........................................................................27

7
DAFTAR TABEL

1. Gambar 1 ..........................................................................................11
2. Tabel 1 .............................................................................................14
3. Gambar 2 ..........................................................................................17
4. Tabel 2...............................................................................................19
5. Gambar 3 ..........................................................................................20
6. Gambar 4 ..........................................................................................21
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penipisan lapisan ozon merupakan suatu wujud dari kerusakan lapisan


ozon. Lapisan ozon yang menipis akan mudah berlubang dan jika lapisan
ozon berlubang maka lapisan ozon tidak akan menjalankan fungsinya secara
optimal.

Pelelehan es di kutub semakin meluas seiring parahnya kerusakan


pada lapisan ozon yang disebabkan oleh CFC. Teori pertama yang mendukung
CFC sebagai perusak lapisan ozon dikemukakan pada tahun 1974 oleh
Sherwood Rouland dan rekannya Maria Maulina dari Universitas California.
CFC banyak terdapat pada pengharum ruangan dan pendingin pada AC dan
kulkas.

Sebagian besar pemanasan global dipicu oleh pemakaian AC yang


berlebihan di kalangan masyarakat. AC tidak lagi menjadi barang mewah bagi
masyarakat kelas menengah ke bawah, tapi menjadi suatu kebutuhan. Walau
demikian, banyak masyarakat yang belum memahami tentang kandungan
Freon pada AC tersebut.

Oleh sebab itu, penulis berusaha untuk menjelaskan lebih detail


tentang gas CFC yang terkandung dalam AC yang menjadi salah satu
kontributor penipis lapisan ozon tersebut. Untuk hal itu peneliti melakukan
penelitian dengan judul “Penipisan Lapisan Ozon Akibat Pengaruh Gas
Freon dan Rumah Kaca Terhadap Ancaman Kutub Meleleh di Permukaan
Bumi”.
1.2 Rumusan masalah
Dari judul penelitian di atas dapat dirumuskan beberapa masalah berikut:
1.2.1 Apakah hubungan penggunaan CFC atau Freon dengan penipisan
lapisan ozon
1.2.2 Bagaimana keterkaitan penipisan ozon dengan melelehnya es kutub

1.3 Tujuan penelitian


1.3.1 Mengetahui hubungan penggunaan CFC atau Freon dengan penipisan
lapisan ozon
1.3.2 Mengetahui keterkaitan penipisan ozon dengan melelehnya es kutub.

1.4 Manfaat penelitian


1.4.1. Bagi penulis dan pembaca, penelitian ini dapat memberikan
pengetahuan dan pemahaman yang lebih luas mengenai semua yang
berhubungan dengan efek rumah kaca dan penipisan ozon terhadap
mencairnya es kutub.
1.4.2. Bagi para ilmuwan yang meneliti, penelitian ini dapat memberikan
tambahan data-data atau pernyataan-pernyataan mengenai efek rumah
kaca dan gas Freon terhadap pemanasan global.

10
BAB II
KAJIAN TEORI

2.1. Pengertian Freon


Freon atau CFC adalah senyawa-senyawa yang mengandung atom
karbon dengan klorin dan fluorin terikat padanya. Freon berpotensi
menyebabkan terjadinya pemanasan global. Terlepasnya Freon ke udara
disebabkan oleh salah satunya instalasi AC yang bocor. Oleh karena itu perlu
adanya pemeriksaan kebocoran AC secara berkala oleh teknisi AC.
Freon yang merusak atmosfir diketahui mampu menimbulkan efek
rumah kaca 510 kali lebih besar dibandingkan dengan kabondioksida (CO 2).
Kontribusi CO2 sendiri terhadap timbulnya efek rumah kaca diperkirakan
sebesar 9-26%.
Terlepasnya freon ke udara dapat memicu terjadinya penipisan lapisan
ozon. Selain penipisan lapisan ozon, freon yang terlepas ke udara dapat
memicu terjadinya efek rumah kaca sama seperti yang ditimbulkan oleh gas
CO2. Meningkatnya efek rumah kaca menyebabkan kenaikkan suhu secara
global. Adapun proses terjadinya efek rumah kaca dapat dilihat dari gambar
yang bersumber dari (informasimedia1) berikut.

Gambar 1. Proses penipisan lapisan ozon


2.2. Penipisan Lapisan Ozon
Lapisan Ozon adalah lapisan di atmosfer pada ketinggian 19 - 48 km
(12 - 30 mil) di atas permukaan Bumi yang mengandung molekul-molekul
ozon. Ozon adalah zat oksidan yang kuat, beracun, dan zat pembunuh jasad
renik yang kuat sehingga bila berada dekat permukaan tanah akan berbahaya
dan bila terhisap dapat merusak paru-paru. Sebaliknya, lapisan ozon di
atmosfer melindungi kehidupan di bumi dari radiasi sinar ultraviolet.
Berkurangnya molekul ozon di stratosfer mengakibatkan lapisan ozon
menjadi semakin tipis sehingga fungsi penyerapan radiasi UV-B menjadi
berkurang. Sebagai akibatnya, intensitas radiasi UV-B semakin meningkat.
Berdasarkan kajian ilmiah diketahui bahwa setiap 10 persen penipisan lapisan
ozon akan terjadi kenaikan radiasi UV-B sebesar 20 persen.
Paparan radiasi UV-B yang berlebih dapat menimbulkan dampak
negatif. Pada manusia, radiasi UV-B berlebih dapat menimbulkan penyakit
kanker kulit, katarak mata, serta mengurangi daya tahan tubuh terhadap
penyakit infeksi. Selain itu juga dapat memicu reaksi kimiawi di atmosfer
bagian bawah, yang mengakibatkan penambahan jumlah reaksi fotokimia
yang menghasilkan asap beracun, hujan asam, serta peningkatan gangguan
saluran pernafasan.
Pada tumbuhan, radiasi UV-B dapat menghambat pertumbuhan
berbagai tanaman, bahkan beberapa menjadi kerdil. Sebagai akibatnya hasil
panen menurun dan tidak jarang gagal panen. Di perairan laut, intensitas
radiasi UV-B yang tinggi dapat memusnahkan organisme kecil yang hidup di
permukaan air. Phytoplanton yang menjadi sumber utama rantai makanan
organisme laut dapat musnah, sehingga menimbulkan pengaruh berantai
terhadap kehidupan organisme laut. Radiasi UV-B juga akan menurunkan
kemampuan sejumlah organisme menyerap gas karbon dioksida, yang
merupakan salah-satu gas rumah kaca, sehingga konsentrasi gas rumah kaca
di atmosfer akan meningkat dan menyebabkan terjadinya pemanasan global.

12
Pada awal tahun 1980-an, para peneliti yang bekerja di Antartika
mendeteksi hilangnya ozon secara periodik di atas benua tersebut. Keadaan
yang dinamakan lubang ozon (suatu area ozon tipis pada lapisan ozon) ini,
terbentuk saat musim semi di Antartika dan berlanjut selama beberapa bulan
sebelum menebal kembali.

2.3. Efek rumah kaca terhadap mencairnya es di kutub


Efek rumah kaca adalah suatu peristiwa atau suatu proses pemanasan
pada permukaan bumi yang disebabkan oleh naiknya konsentrasi gas CO 2 dan
gas lainnya yang menyebabkan kerusakan atmosfer. Kerusakan atmosfer akan
menyebabkan panas yang berlebihan pada permukaan bumi.
Fenomena pemanasan terjadi karena radiasi sinar matahari. Dari
seluruh radiasi sinar matahari yang menuju bumi, dua pertiga panas diserap
oleh permukaan bumi dan sisanya dipantulkan kembali ke ruang angkasa.
Namun sebagian panas yang dipantulkan terperangkap di atmosfer akibat
adanya gas-gas rumah kaca seperti uap air, karbondoksida, dan metana yang
menjadi perangkap gelombang radiasi ini. Gas - gas tersebut menyerap dan
memantulkan kembali gelombang radiasi yang dipancarkan bumi dan
akibatnya panas tersebut akan tersimpan di permukaan bumi.
Dengan semakin meningkatnya konsentrasi gas rumah kaca di
atmosfer, semakin banyak panas yang terperangkap di bawahnya maka
timbullah pemanasan global . Jika pemanasan ini terus berkelanjutan dengan
frekuensi yang besar atau berlebihan maka tidak menutup kemungkinan
semua es di kutub utara dan selatan akan mencair

13
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian


3.1.1. Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Mandau dan
kawasan penduduk RT 04 RW 05 Kelurahan Talang Mandi Kecamatan
Mandau.
3.1.2. Waktu Penelitian
Waktu yang dibutuhkan dalam penelitian ini mulai bulan Februari hingga
bulan Maret 2017, kurang lebih 2 bulan. Lebih rinci lagi dapat digambarkan
sebagai berikut :
No Kegiatan Waktu Keterangan
.
1. Penentuan judul Februari 2017 Dilakukan setelah
peneliti memperoleh
informasi KTI dari
pembimbing.
2. Pengumpulan dan Februari 2017 Diperoleh dari kajian
analisis data media internet dan
observasi langsung
terkait pokok
permasalahan
penelitian.
3. Pengetikan hasil Maret 2017 Disesuaikan dengan
penelitian dalam ketentuan yang
bentuk KTI peneliti peroleh dari
pembimbing.
3.2. Metode Penelitian
Adalah mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan
dalam penelitiannya atau prosedur atau cara mengetahui sesuatu dengan
langkah-langkah sistematis tersebut (Syaifudin Hidayat, 2005:25) .
Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah :
3.2.1. Metode Studi Media
Penulis mencari situs-situs di internet yang isinya sesuai dengan pokok
permasalahan dalam penelitian.
3.2.2. Metode Studi Pustaka
Penulis menyadur buku penunjang yang isinya sesuai dengan topik
permasalahan yang diteliti.
3.2.3. Metode Observasi
Adalah pengamatan yang dilakukan secara sistematis terhadap obyek yang
diteliti. Alasan peneliti menggunakan metode observasi ialah mengetahui
secara langsung penggunaan dan perawatan AC di gedung sekolah SMAN 1
Mandau serta mengetahui keinginan dan kemampuan masyarakat menengah
ke bawah membeli dan menggunakan AC.
3.3. Instrumen penelitian
Instrumen adalah seperangkat penelitian (berupa seperangkat tes dsb) untuk
memperoleh data sebagai bahan pengolahan (Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan, 1990:334-335).
Instrument yang peneliti gunakan adalah sebagai berikut :
3.3.1. Kamera
Digunakan oleh penulis untuk mendokumentasi obyek secara jelas.
3.3.2. Buku dan Alat tulis
Digunakan untuk mencatat hal- hal yang dikira penting untuk bahan
penulisan karya ilmiah

15
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1. Penggunaan AC di kalangan masyarakat


Pemanasan global akan meningkatkan penjualan AC, yang pada
akhirnya akan meningkatkan perubahan iklim, menurut sebuah penelitian di
Prosiding National Academy of Sciences, sebagaimana dilansir oleh World
Bulletin, Rabu (29/4/2015).
Menurut para peneliti dari University of California, Berkeley,
pertumbuhan ekonomi global akan memungkinkan lebih banyak konsumen
di seluruh dunia untuk membeli lebih banyak kenyamanan, termasuk AC.
Bagaimanapun, peningkatan penggunaan AC akan membutuhkan jauh lebih
banyak energi listrik.
Penulis penelitian itu berpendapat bahwa AC dan pemanasan global,
menjadi spiral yang bisa menuju kepada bencana lingkungan. Saat suhu
global meningkat, konsumen yang membeli AC akan semakin banyak, yang
kemudian akan lebih meningkatkan pemanasan global.
“Dalam waktu dekat, lebih dari satu miliar orang di Afrika, Brazil,
India, Indonesia, Meksiko dan negara-negara berpenghasilan rendah dan
menengah lainnya akan bisa membeli AC pertama mereka,” Paul Gertler,
sebuah profesor di UC Berkeley Haas School of Business mengatakan dalam
sebuah pernyataan.
“Sekarang adalah saatnya bagi sektor publik dan swasta untuk
berkolaborasi dan mengembangkan infrastruktur yang mampu menampung
meningkatnya permintaan, serta membangun AC yang lebih hemat energi
dan lebih terjangkau bagi penduduk miskin.”
Gertler dan penulis utama penelitian itu, Lucas Davis, dari Haas
School of Business, mempelajari data dari 27.000 rumah tangga di Meksiko.
Tim itu menemukan bahwa saat pendapatan meningkat di daerah yang
hangat, orang jauh lebih mungkin untuk membeli sebuah AC.
Hal itu sangat sesuai dengan fakta yang peneliti dapatkan dari
meninjau langsung pemakaian AC di masyarakat. Tidak sedikit masyarakat
kelas menengah ke bawah sudah mampu untuk membeli AC. Salah satunya
dalam gambar di bawah ini yang peneliti dapatkan saat penelitian.

Gambar 2. Pemakaian AC di masyarakat

Sekarang AC bukan lagi menjadi barang tambahan yang mewah di


kalangan masyarakat melainkan menjadi suatu kebutuhan. Hal ini tentu dipicu
oleh semakin meningkatnya temperatur bumi saat ini. Kebanyakan
masyarakat mengira bahwa AC dapat mengurangi panasnya udara di dalam
rumah yang disebabkan oleh pemanasan global. Padahal tanpa mereka sadari,
freon yang terdapat pada AC yang mereka gunakan akan semakin
meningkatkan pemanasan global.
Jika semakin banyak AC yang digunakan maka semakin banyak pula
Freon yang akan terlepas ke udara sehingga semakin besarlah efek rumah
kaca yang terjadi. Freon AC memang tidak begitu saja terlepas ke udara,
melainkan karena instalasi AC yang bocor.

17
4.2. Keterkaitan Penggunan Freon AC dengan Penipisan Lapisan Ozon
Senyawa CFC yang pertama kali dikenal masyarakat adalah CFC-l1
(CFCl3). Senyawa ini ditemukan pada tahun 1928 oleh seorang ahli dari
Amerika, T.MidgJey yang ditujukan sebagai pengganti pendingin senyawa
ammonium pada alat-alat pendingin yang ternyata tidak cukup aman bagi
kesehatan. Senyawa CFC dianggap tepat karena senyawa ini sama sekali
tidak berbahaya, tidak beracun, dan tidak mudah terbakar. Sampai tahun
1950, CFC dipakai pada hampir semua alat-alat pendingin, seperti: lemari
pendingin (refrigerator) dan mesin penyejuk ruangan (AC ).
Penipisan lapisan ozon terutama disebabkan oleh chlorofluorcarbon
(CFC) yang merupakan gas rumah kaca dan berpotensi jauh lebih tinggi
dibanding karbondioksida terhadap pemanasan global. CFC akan tetap
berada di atmosfer dalam waktu sangat lama. Artinya, kontribusi CFC
terhadap penipisan lapisan ozon dan perubahan iklim akan berlangsung
dalam waktu sangat lama. (Andy T, dick www.wwf.or.id/climate(i))
Ada banyak jenis freon, tapi tipe yang umum dipakai sebagai
pendingin ada tiga yaitu R-12 CFC(Chloroflurocarbon) pada kulkas,
dispenser, maupun AC mobil. Kedua R-22 HCFC (Hidrochlorofluorocarbo)
pada pendingin ruangan berskala besar, seperti AC ruangan. Dan R-134a
HFC (Hidrofluorocarbon), pada AC mobil dan sebagian produk kulkas.
Selain CFC, penipisan lapisan ozon juga disebabkan oleh gas- gas
rumah kaca seperti di dalam tabel yang bersumber dari “Panduan Mitigasi
dan Adaptasi Perubahan Iklim” (Kementerian Negara Lingkungan Hidup ,
Februari 2007, edisi kedua)berikut ini :

18
Tabel 1. gas-gas rumah kaca
4.3. Keterkaitan Penipisan Ozon dengan Melelehnya es di Kutub
Semakin besarnya peningkatan penipisan ozon dapat menyebabkan
timbulnya lubang ozon. Fenomena terbentuknya lubang ozon di atas wilayah
Antartika atau Kutub Selatan, ditemukan pada awal periode 1980.
Hal ini teramati pada setiap musim semi di wilayah selatan bumi,
sebuah lubang terbuka pada lapisan bagian atas ozon. Pada ketinggian 15–20
km di atas Antartika, 95% lapisan ozon telah lenyap. Lubang ini bertambah
besar sejak tahun 1979 dan sepuluh tahun kemudian semakin besar pula.
Penipisan lapisan ozon ini juga telah dibuktikan oleh data satelit cuaca
Nimbus 7 milik NASA dan terdapat banyak bukti yang menyatakan bahwa
penipisan lapisan ozon telah terjadi di seluruh dunia. Belum lama hasil
penelitian menemukan bahwa gas CFC (chlorofluorocarbon) yang
bertanggung jawab atas terjadinya lubang di lapisan ozon.
Berdasarkan pemantauan menggunakan instrumen Total Ozone
Mapping Spectrometer (TOMS) pada satelit Nimbus 7 dan Meteor 3, telah
ditemukan lubang ozon pada kedua kutub.

19
Fakta menunjukkan bahwa es di Greenland telah mencair hampir
mencapai 19 juta ton sementara volume es di Artik pada musim panas 2007
hanya tinggal setengah dari yang ada 4 tahun sebelumnya. Mencairnya es
saat ini berjalan jauh lebih cepat dari prediksi yang pernah diciptakan oleh
para ilmuwan. Beberapa prediksi awal yang pernah dibuat sebelumnya
memperkirakan bahwa seluruh es di kutub akan lenyap pada tahun 2040
sampai 2100.
Dibawah ini adalah gambar ilustrasi perubahan konsentrasi es di kutub
yang bersumber dari (nsidc.org)

Gambar 3. Perubahan Konsentrasi Es di Kutub

Pada tanggal 6 Maret 2008 lalu, sebuah bongkahan es seluas 414


kilometer persegi di Antartika runtuh. Menurut peneliti, bongkahan es
berbentuk lempengan yang sangat besar itu mengambang permanen di sekitar
1.609 kilometer selatan Amerika Selatan, barat daya Semenanjung Antartika.
Bongkahan es itu diyakini sudah berada disana sejak 1.500 tahun lalu.
“Ini akibat pemanasan global,” ujar ketua peneliti NSIDC Ted Scambos.

20
Menurutnya, lempengan es yang disebut Wilkins Ice Shelf itu sangat jarang
runtuh.
Sekarang, setelah adanya perpecahan itu, bongkahan es yang tersisa
tinggal 12.950 kilometer persegi, ditambah 5,6 kilometer potongan es yang
berdekatan dan menghubungkan dua pulau. “Sedikit lagi, bongkahan es
terakhir ini bisa turut amblas. Dan, separuh total area es akan hilang dalam
beberapa tahun mendatang,” ujar Scambos yang dikutip media online
(http://www.bbc.co.uk/ pada tanggal 13 Februari 2017.)
Mencairnya es di kutub utara dan kutub selatan berdampak langsung
pada naiknya level permukaan air laut. Para ahli memperkirakan apabila
seluruh Greenland mencair, level permukaan laut akan naik sampai dengan 7
meter. Dan itu cukup untuk menenggelamkan seluruh pantai, pelabuhan, dan
dataran rendah di seluruh dunia (nationalgeographic.com)

Gambar 4 Mencairnya Es di Kutub

Dalam sebuah penelitian yang dipublikasikan Badan Antariksa


Nasional Amerika (NASA), Peneliti NASA, Son Nghiem mengatakan, es
abadi di Laut Arktik yang mencair akan digantikan lapisan es yang lebih
tipis dan lebih asin. Ini membuat interaksi sinar matahari dan es yang dingin
melepaskan zat bromin ke udara. Ini memicu reaksi kimia hebat ledakan
bromin dan mengubahnya menjadi gas merkuri di atmosfer dalam jumlah

21
besar. Kemudian merkuri ini akan menjadi polutan yang dihirup, jatuh ke
tanah dan air dan berkumpul di sumber makanan manusia.
"Panas muka bumi telah melelehkan es lebih banyak ke laut ditambah
eksploitasi berlebihan sumber alam Arktik akan memperburuk kondisi ini,"
kata Nghiem di Jet Propulsion Laboratory di Pasadena yang dikutip media
online www.republika.co.id pada tanggal 2 Maret 2012.
Ledakan bromin juga akan menghapus lapisan ozon dari tingkat
terendah di atmosfer, troposfer. Pada bulan Maret 2008, peneliti
mengungkapkan bahwa es abadi telah berada pada titik terendah selama 50
tahun terakhir. Penelitian dilakukan oleh tim ahli gabungan dari Amerika
Serikat, Kanada, Jerman dan Inggris serta data gabungan dari enam badan
antariksa dunia.
Berdasarkan fakta tersebut bukan tidak mungkin bahwa kelak oksigen
yang selama ini melimpah dan dijadikan sumber energi yang sehari-hari
dihirup oleh manusia akan digantikan oleh merkuri yang berbahaya bagi
tubuh.
Ancaman lainnya adalah melelehnya gletser di kutub ternyata
menyumbang karbon di Bumi. Penelitian pertama tentang jumlah karbon
yang terlepas akibat mencairnya gletser di kutub telah dipublikasikan dalam
jurnal Nature Geoscience.
“Inilah penelitian pertama yang mengukur berapa banyak karbon
organik yang dikeluarkan gletser yang mencair,” ungkap Robert Spencer,
salah seorang peneliti, dikutip media online nationalgeographic.co.id pada
tanggal 20 Januari 2015.
Spencer mengungkapkan bahwa mencairnya gletser akan mengubah
sistem ekologi, walau mengenai seberapa besar perubahannya masih perlu
diteliti lebih lanjut. Gletser dan lapisan es merupakan 70% cadangan air
tawar bumi. Maka ketika gletser mencair karena kenaikan suhu udara,

22
bongkahan es tersebut akan melepaskan karbon di angkasa dan pasokan air
tawar dunia akan terus berkurang.
Pemanasan global ini tidak hanya menjadi ancaman bagi umat
manusia. Hewan-hewan yang berhabitat di wilayah kutub merupakan
organisme yang paling pertama merasakan ancamannya. Jika es semakin
mencair, beruang kutub harus menyaksikan sendiri habitatnya akan musnah,
tidak hanya beruang kutub tetapi juga hewan-hewan lainnya seperti anjing
laut, singa laut, dan penguin yang selama ini menjadikan wilayah kutub
sebagai tempat hidup dan mencari makan juga akan musnah.

4.4. Hubungan Freon dengan penipisan ozon dan efek rumah kaca
Ketika freon (CFC) terlepas ke atmosfer, maka molekul CFC akan
terurai. Atom C sendiri sangat reaktif terhadap atom O (rumus molekul ozon
adalah O3), ketika atom C dari pecahan freon bertemu dengan molekul O 3,
maka atom C akan menarik satu atom O dari ozon, yang akan
mengakibatkan timbulnya karbonmonoksida (CO) dan ozon menjadi oksigen
biasa (O2) karena kehilangan satu atom O-nya, ditambah lagi, ketika CO
terbentuk, maka mereka akan menarik lagi satu atom O dari ozon-ozon (O 3)
lain sehingga menciptakan karbondioksida ( CO2 ), oleh karena itu ozon
sebagai pelindung bumi dari sinar ultraviolet menjadi rusak. Sementara CO 2
memiliki efek rumah kaca yang dapat menahan panas di bumi, dengan
demikian bumi menjadi panas dan terjadilah pemanasan global

4.5. Usaha-usaha penanggulangan berlanjutnya penipisan lapisan ozon


Termasuk dalam salah satu pencemaran lingkungan global, penipisan
lapisan ozon tidak dapat ditanggulangi tanpa kerjasama internasional.
Upaya perlindungan terhadap lapisan ozon dilakukan melalui Konvensi
Wina pada tahun 1985 dan tahun 1987 Amerika Serikat melarang
penggunaan CFC yang digunakan pada aerosol.

23
Dua tahun kemudian sejumlah peraturan selesai disusun dalam
Protokol Montreal dan diberlakukan mulai Januari 1989. Protokol ini
diratifikasi 36 negara yang menjadi 80% konsumen CFC dunia,
mengusulkan agar diturunkan produksi dan penggunaan lima bahan CFC
dan tiga jenis halon secara bertahap sampai tuntas tahun 2005.
Indonesia, meskipun cukup terlambat juga meratifikasi Konvensi Wina
dan Protokol Montreal pada tahun 1992. Indonesia sepakat menghentikan
pembuatan dan penggunaan bahan perusak ozon tersebut. Di awal tahun
1997 telah dilakukan larangan impor CFC. Sebagai penggantinya adalah
Hidroklorofluorokarbon (HCFC) yang mendapat subsidi dari pemerintah
dalam bentuk bea masuk yang lebih kecil. Dengan berlakunya ketentuan
tersebut, Indonesia akan mengeluarkan sanksi bagi importir produk yang
mengandung zat perusak lapisan ozon (Ozon Depletion Subtances/ODS),
antara lain dengan jalan mengembalikan produk impor tersebut ke negara
asal.
Badan Perlindungan Lingkungan Dunia mengemukakan apabila
Indonesia tidak melakukan hal tersebut diperkirakan penggunaan ODS
akan meningkat .
Ide lain untuk menghindari terjadinya akibat buruk oleh karena
penggunaan CFC adalah (Onogawa, 1989: 6):
1) menggunakan teknologi yang bebas CFC,
2) tidak memanfaatkan CFC dalam setiap proses.
Kedua ide tersebut pada saat ini sedang diteliti dan dikembangkan.

24
BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Penipisan lapisan ozon yang disebabkan oleh terlepasnya Freon ke
udara mengakibatkan pemanasan global yang mengancam kelangsungan
ekosistem di bumi. Terlepasnya Freon tersebut dapat terjadi akibat salah
satunya kebocoran instalasi AC.
Selain itu Freon di udara juga meningkatkan efek rumah yang
menyebabkan timbulnya lubang ozon dan temperatur di bumi meningkat.
Peningkatan temperatur tersebut menyebabkan lapisan es di kutub mulai
mencair dan berkurang. Jika pencairan terus terjadi maka persediaan air
tawar di bumi akan berkurang dan juga bisa menimbulkan yang mengancam
kehidupan makhluk hidup di bumi.
5.2. Saran
Agar ozon dapat menyerap radiasi sinar ultraviolet yang berbahaya
bagi kehidupan di bumi, maka lapisan ozon tersebut harus dilindungi dengan
cara:
5.2.1. Hindari penggunaan barang-barang yang menggunakan gas CFC
seperti kulkas yang tidak berlabel “Non-CFC”.
5.2.2. Memilih alat elektronik yang hemat energi.
5.2.3. Menghemat pemakaian alat-alat elektronik seperti AC, Televisi dan
lain-lain.
5.2.4. Melakukan penghijauan di sekitar pekarangan rumah tempat tinggal.

25
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2007. Semakin Banyak Es Mencair.


http://www.bbc.co.uk/indonesian/indepth/story/2007/02/070216_globalwar
ming1.shtml
Novina, Elisabeth. 2015. Ketika Gletser di Kutub Mencair, Apa yang Terjadi?.
http://nationalgeographic.co.id/berita/2015/01/ketika-gletser-di-kutub-
mencair-apa-yang-terjadi
Osterath, Brigitte/Setiawan, Agus. 2012. Reaksi Berantai Dampak Pencairan
Kutub.
http://www.dw.com/id/reaksi-berantai-dampak-pencairan-kutub/a-
15944533
Qualie, Irene. 2012. Permukaan Laut Naik Lebih Cepat dari Perkiraan.
http://www.dw.com/id/permukaan-laut-naik-lebih-cepat-dari-perkiraan/a-
16416967
Siscawati, Evy. 2011. Lempeng Es yang Meleleh sekarang merupakan
Kontributor Utama Kenaikan Permukaan Laut.
http://www.faktailmiah.com/2011/03/10/lempeng-es-yang-meleleh-
sekarang-merupakan-kontributor-utama-kenaikan-permukaan-laut.html
BIODATA ANGGOTA

1) Nama : Ananda Muhammad Ilham


Tempat tanggal lahir : Dumai, 13 Januari 2001
NISN : 0015878536

2) Nama : Habid Joel


Tempat tanggal lahir : Balam, 19 April 1999
NISN : 9992161814

3) Nama : Lina Sri wati Marpaung


Tempat tanggal lahir : Duri, 05 Oktober 2000
NISN : 0001584191

4) Nama : Lucky Prima Nanda


Tempat tanggal lahir : Duri, 19 Oktober 2000
NISN : 0001826451

5) Nama : Siti Fatima


Tempat tanggal lahir : Duri, 20 Mei 1999
NISN : 9997428248

6) Nama : Winda Aulia Annisa


Tempat tanggal lahir : Duri, 14 Oktober 2000
NISN : 9992206685

Anda mungkin juga menyukai