Anda di halaman 1dari 20

Rangkuman dan

Soal Latihan PPh Pasal 21/26

Pengantar Pajak untuk Bendahara Pengeluaran

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN
Outline
1. Penghasilan yang diterima oleh Pegawai Tetap
1.1 Penghasilan Teratur
1.2 Penghasilan Tidak Teratur
2. Penghasilan yang diterima oleh Pegawai Tidak Tetap
2.1 Bulanan
2.2 Harian
3. Penghasilan yang diterima oleh Bukan Pegawai
3.1 Berkesinambungan
3.2 Tidak Berkesinambungan
4. Penghasilan yang diterima oleh Peserta Kegiatan
5. Penghasilan yang diterima oleh Subjek Pajak Luar Negeri

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN
Perhitungan PPh Pasal 21 Pegawai Tetap untuk Penghasilan Teratur
Dasar Pengenaan Pajak
(DPP)
Pegawai Tetap Penghasilan
Tarif Pasal 17 x ( Penghasilan Neto – PTKP )
Teratur

Penghasilan Neto = Penghasilan Bruto – Pengurang

• SK Pengangkatan Penghasilan Tidak Kena Pajak


Biaya Jabatan = 5% x Penghasilan Bruto
sebagai pegawai (PTKP) sesuai dengan status
• SK > 1 tahun MAX Bea Jabatan = Rp 500.000/bulan atau
pernikahan pegawai
• Penghasilan Rp 6.000.000/tahun
secara teratur Iuran Pensiun = 4.75% x (Penghasilan Bruto – Maks ditanggung 3 Anak
Tunjangan Jabatan dan Beras)

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN
Lapisan Penghasilan Kena Pajak dan Penghasilan Tidak Kena Pajak

Tarif PPh Pasal 17 yang dikenakan atas penghasilan yang tidak


bersifat final

PTKP/tahun PTKP/bulan

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN
1.1 Pegawai Tetap - Penghasilan Teratur
1. Pada bulan Januari 2016, Wawan Ismawandi merupakan PNS golongan III/d yang menduduki jabatan struktural Kepala
Subbidang Sistem Informasi, di Sekretariat BPPK. Beliau telah menikah dan memiliki 1 orang anak, dan atas pekerjannya
menerima penghasilan perbulan sebanyak Rp4.294.000 serta tunjangan jabatan sebesar Rp1.260.000. Beliau telah
memiliki NPWP dan menerima penghasilan yang sifatnya tetap dan teratur. Berapakah PPh Pasal 21 yang terutang a.n.
Wawan Ismawandi untuk bulan Januari 2016?
2. Pada bulan April 2016, Wawan Ismawandi menerima kenaikan gaji berkala sehingga gajinya menjadi Rp4.508.700.
Kenaikan gaji tersebut berlaku surut sejak 1 Januari 2016 dan dibayarkan rapel selama 3 bulan pada. Berapakah nilai
rapel gaji yang diterima oleh beliau, bagaimana penghitungan PPh pasal 21 atas rapel tersebut, serta berapakah PPh
pasal 21 beliau mulai masa pajak April 2016?
3. Pada akhir bulan Juni 2016, beliau melaporkan perubahan status keluarga pada Bagian Kepegawaian Sekretariat BPPK.
Perubahan status keluarga tersebut diajukan untuk mendaftarkan tambahan 3 anak yang lahir kembar pada bulan
tersebut. Sehingga status keluarga beliau menjadi kawin dan memiliki 4 orang anak. Berapakah perhitungan PPh pasal 21
beliau mulai Masa pajak Juli 2016
4. Pada pertengahan bulan September 2016, beliau dipromosikan menjadi Kepala Balai Diklat Keuangan (BDK) Pontianak
dengan golongan IV/a. Atas jabatan tersebut, beliau menerima gaji pokok sebesar Rp4.890.000 serta tunjangan jabatan
Rp1.560.000. Atas kepindahannya ke BDK Pontianak, Gaji Pokok, Tunjangan Istri dan Anak tetap dibayarkan di Sekretariat
BPPK. Sedangkan Tunjangan Jabatan dan Tunjangan Beras dibayarkan oleh BDK Pontianak. Berapakah PPh pasal 21 yang
terutang di Sekretariat BPPK, dan di BDK Pontianak pada Masa Pajak Oktober 2016?
*asumsikan tunjangan beras diberikan dengan nilai Rp7.450/kg

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN
Perhitungan PPh Pasal 21 Pegawai Tetap untuk
Penghasilan Tidak Tetap dan Tidak Teratur
Penghasilan Tidak Tetap PNS Gol I & II, Anggota TNI dan anggota POLRI dengan pangkat Tamtama
dan Tidak Teratur 0% x Penghasilan Bruto dan Bintara dan pensiunannya.

PNS Gol III, Anggota TNI dan anggota POLRI golongan /pangkat Perwira
5% x Penghasilan Bruto Pertama dan pensiunannnya.
Dasar Pengenaan
Pajak (DPP) Pejabat Negara, PNS Gol IV, Anggota TNI dan anggota POLRI
15% x Penghasilan Bruto golongan/pangkat Perwira Menengah dan Perwira Tinggi dan
pensiunannya.

• PPh pasal 21 Umumnya bersifat tidak final


• hanya dikenakan atas penghasilan tidak
pajak penghasilan yang langsung dikenakan saat menerima
tetap dan tidak teratur
PPh Final objek atau sumber penghasilan tertentu dan tidak akan
• Pembayaran bersumber dari APBN/APBD
diperhitungkan kembali di dalam SPT Tahunan PPh
• dibayarkan kepada PNS (termasuk CPNS),
anggota TNI atau POLRI, pejabat negara,
dan pensiunannya

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN
1.2 Pegawai Tetap - Penghasilan Tidak Teratur
1. Dalam rangka meningkatkan jumlah dokumen pengetahuan di Portal Kemenkeu Learning Center (KLC), Kepala Pusdiklat
Keuangan Umum memutuskan perlunya dibentuk Tim Asistensi Dokumentasi Knowledge Capture. Tim tersebut
ditugaskan untuk melakukan asistensi dokumentasi yang bertugas membantu Widyaiswara dalam memproduksi video
knowledge capture. Seluruh anggota tim adalah pegawai Pusdiklat Keuangan Umum, yang berstatus sebagai PNS.
Berdasarkan keputusan Penetapan Tim Asistensi Dokumentasi Knowledge Capture, anggota tim adalah sebagai berikut:
No Nama Jabatan Golongan Tarif
(Orang/bulan)
1 Unggul Kusalawan Respatiadi Ketua IV/b Rp250.000
2 Agus Hekso Pramudijono Wakil Ketua IV/b Rp200.000
3 Rido Parulian Panjaitan Sekretaris III/d Rp150.000
4 Fitri Anggito Storyboard Editor III/a Rp150.000
5 Yohanes Pangaribuan Video Editor II/c Rp150.000
6 Astrid Carerra Sound Editor II/c Rp150.000
Tim tersebut bekerja selama semester 1 tahun 2017 dan pembayaran honor dilakukan setiap akhir bulan menggunakan
Uang Persediaan. Berapakah PPh Pasal 21 yang terutang oleh setiap anggota tim, serta jumlah total pajak yang harus
dipotong oleh Bendahara Pusdiklat Keuangan Umum setiap melakukan pembayaran honorarium tim tersebut?

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN
1.2 Pegawai Tetap - Penghasilan Tidak Teratur
2. Sebagai konsekuensi pengembangan kompetensi pegawai Kementerian Keuangan dalam melaksanakan kegiatan analisis
kebutuhan pembelajaran, Pusdiklat Keuangan Umum menyelenggarakan Pelatihan Analisis Kebutuhan Pembelajaran
pada bulan Maret 2017. Untuk mengisi materi pada pelatihan tersebut, Kepala Pusdiklat Keuangan Umum menugaskan
pegawainya yang berkompeten untuk mengisi pelatihan dimaksud. Pengajar yang ditunjuk untuk mengisi Pelatihan
adalah sebagai berikut:
No Nama Status Tugas Golongan Jam Tarif
Pegawai Pelajaran (JP) (per JP)
1 Rido Parulian Panjaitan PNS Pengajar III/d 13 Rp150.000
2 Shera Betania PNS Pengajar III/c 5 Rp150.000
3 Najjahul Imtihan PNS Pengajar III/b 20 Rp150.000
4 Mohamad Efendi PNS Asisten Pengajar III/c 13 Rp75.000
5 Agus Hekso Pramudijono PNS Penceramah IV/b 2 Rp450.000

Seluruh Tim Pengajar dibayarkan honornya menggunakan mekanisme pembayaran langsung (LS) setelah akhir pelatihan.
Berapakah perhitungan PPh Pasal 21 yang harus dipotong oleh KPPN pada saat melakukan pembayaran kepada rekening
setiap pengajar. Sebagai catatan, pegawai dengan nama Mohamad Efendi belum mempunyai NPWP.

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN
1.2 Pegawai Tetap - Penghasilan Tidak Teratur
3. Bendahara Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan membayar kepada Saudara Monang Sitorus
selaku pengajar bela negara pada diklat Kuasa Pengguna Anggaran, sebesar Rp. 1.000.000,00.
Saudara Monang Sitorus berkedudukan sebagai pensiunan Brigadir Jenderal. Berapakah PPh
pasal 21 yang harus dipotong atas honor yang dia terima?

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN
Perhitungan PPh Pasal 21 Pegawai Tidak Tetap untuk
Penghasilan Teratur

Pegawai Tidak Penghasilan Dibayarkan Tarif Pasal 17 x (Penghasilan


Penghasilan > 4.500.000
Tetap Teratur bulanan Bruto – PTKP)

Rata-rata penghasilan Harian <


450.000;
Tidak dikenakan
Akumulasi Penghasilan sebulan ≤
• Berdasarkan

Tidak dibayarkan bulanan


4.500.000
kontrak Rata - rata Penghasilan Harian >
• Penghasilan 450.000/hari; Tarif Pasal 17 x (Penghasilan
diterima Akumulasi Penghasilan sebulan ≤ Bruto – Rp450.000)
berdasarkan Rp4.500.000/bulan
hari kerja Tarif Pasal 17 x (Penghasilan
atau output Akumulasi Penghasilan sebulan >
Bruto – PTKP Harian sejumlah
Rp4.500.000/bulan
hari kerja)

Akumulasi Penghasilan sebulan Tarif Pasal 17 (1) huruf a x


>Rp10.200.000/bulan (Penghasilan Bruto – PTKP)

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN
2.1 Pegawai Tidak Tetap - Bulanan
1. Untuk menjaga kebersihan dan keamanan di lingkungan BDK Pontianak, Kepala BDK Pontianak memutuskan bahwa
perlu dilakukan penambahan jumlah tenaga kebersihan serta satuan pengamanan. Berdasarkan hasil rekrutmen bulan
September, data pegawai yang dikontrak adalah sebagai berikut :

No Nama Status Tugas Gaji/hari Uang NPWP


Makan/hari
1 Jumbri TK Petugas Kebersihan Rp100.000 - Tidak ada
2 Arie Murtopo K/2 Satuan Pengamanan Rp360.000 30.000 Ada
3 Dodi TK Satuan Pengamanan Rp340.000 30.000 Tidak ada

Seluruh pegawai rekrutan baru tersebut diberikan kontrak kerja selama 3 bulan, dan akan diperpanjang apabila
menunjukkan prestasi kerja yang memuaskan. Penghasilan diperoleh berdasarkan jumlah hari di mana mereka bekerja
dan dibayarkan pada setiap akhir bulan. Dengan asumsi bahwa seluruh petugas kebersihan bekerja selama 30 hari kerja
dan seluruh satuan pengamanan bekerja selama 15 hari kerja. Berapakah PPh pasal 21 yang harus dipotong oleh
Bendahara Pengeluaran pada bulan Oktober?

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN
2.2 Pegawai Tidak Tetap - Harian
1. Taryono adalah pria dengan status belum menikah, pada bulan November 2016 bekerja sebagai buruh harian di kegiatan
penggalian saluran pembuangan air di Balai Diklat Keuangan Bali, pekerjaan tersebut mengambil waktu selama 3 (tiga)
hari dengan upah per hari Rp400.000. Berapakah PPh pasal 21 yang harus dipotong atas upah pekerjaannya?
2. Budi adalah seorang pria dengan status belum menikah, pada bulan November 2016 bekerja sebagai buruh harian di
kegiatan pembersihan halaman kantor Balai Diklat Keuangan Cimahi, pekerjaan tersebut dilakukan selama 6 (enam) hari
dengan upah per hari Rp500.000. Berapakah PPh pasal 21 yang harus dipotong atas upah pekerjaannya?
3. Supar adalah seorang pria dengan status belum menikah, pada bulan November 2016 bekerja sebagai buruh harian di
kegiatan penggalian saluran pembuangan air di Balai Diklat Keuangan Malang, pekerjaan tersebut dilakukan secara
borongan dengan upah Rp1.100.000, dan diselesaikan dalam 2 hari kerja . Berapakah PPh pasal 21 yang harus dipotong
atas upah pekerjaannya?
4. Tasoli adalah seorang pria dengan status belum menikah, pada bulan November 2016 bekerja memasang gebalan
rumput di Balai Diklat Keuangan Medan. Upah dibayar sebesar Rp.150.000 setiap 1 meter. Dalam seminggu (6 hari kerja)
Seto memasang sebanyak 24 meter, sehingga upah yang dibayarkan sebesar Rp 3.600.000. Berapakah PPh pasal 21 yang
harus dipotong atas upah pekerjaannya?
5. Arief adalah seorang pria dengan status belum menikah, pada bulan November 2016 bekerja sebagai buruh harian di
Kegiatan Pemeliharaan Halaman Gedung Balai Diklat Keuangan Yogyakarta. Arief bekerja selama 12 hari dan menerima
upah harian sebesar Rp450.000. Berapakah PPh pasal 21 yang harus dipotong atas upah pekerjaannya?

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN
Perhitungan PPh pasal 21 Bukan Pegawai
BUKAN PEGAWAI

BERKESINAMBUNGAN TIDAK BERKESINAMBUNGAN


(Lebih dari 1 x Pembayaran) (1 x Pembayaran)

Satu Pemberi Pekerjaan Bukan Pegawai Tarif Pasal 17 x


Mempunyai NPWP (50% x Penghasilan Bruto)

Per 16 Tahun 2016 Pasal 3 (c)


Tarif Pasal 17 x Tarif Pasal 17 x
Memenuhi syarat

Tidak Memenuhi
[(50% x Penghasilan (50% x Penghasilan • tenaga ahli yang melakukan pekerjaan • agen iklan;
bebas,; • pengawas atau pengelola proyek;
Bruto) – PTKP/bln] Bruto)

syarat
• artis/Industri kreatif • pembawa pesanan atau yang
• olahragawan menemukan langganan atau yang
Penghasilan Bruto Penghasilan Bruto • penasihat, pengajar, pelatih, menjadi perantara;
diakumulasi setiap diakumulasi setiap penceramah, penyuluh, dan • petugas penjaja barang dagangan;
bulan bulan moderator; • petugas dinas luar asuransi;
• pengarang, peneliti, dan penerjemah; • distributor perusahaan multilevel
• pemberi jasa dalam segala bidang marketing dan sejenisnya

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN
3.1 Bukan Pegawai - Berkesinambungan
1. Pada tahun 2017, Politeknik STAN mengadakan kontrak selama setahun dengan Denny Sumargo
(memiliki NPWP, bukan PNS), mantan pemain basket nasional, (status TK) sebagai pelatih Tim
Basket STAN. Imbalan per bulan dengan kehadiran 8 kali dalam sebulan dibayar sebesar
Rp15.000.000. Bagaimana perhitungan PPh pasal 21 yang harus dipotong setiap bulan oleh
Bendahara Politeknik STAN, jika:
a. Denny Sumargo hanya bekerja di STAN sebagai pelatih;
b. Denny Sumargo juga dikontrak oleh Sekolah Pelita Harapan sebagai pelatih.

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN
3.2 Bukan Pegawai – Tidak Berkesinambungan
1. Pada Dies Natalis Politeknik STAN yang ke 3 di tahun 2018, Politeknik STAN mengadakan seminar dengan tema Tantangan
Perpajakan di Era Ekonomi Digital. Untuk mengisi acara tersebut, STAN mengundang kehadiran Nazim Pakarim (CEO
Bang-Jek), Arman Jumpkey, (Pendiri Gelar Tikar), serta Sander Cincai (CEO Boogle) untuk mengisi materi pada seminar
tersebut yang akan mengambil waktu selama 3 jam. Untuk memeriahkan dan memandu acara tersebut, STAN meminta
jasa Maudy Ayunda untuk mengisi sebagai moderator seminar. Rincian dari tarif narasumber dan moderator yang
diundang adalah sebagai berikut:
No Nama Status Tugas Tarif Keterangan

1 Nazim Pakarim Bukan Pegawai Narasumber Rp85.000.000 Per Jam


2 Arman Jumpkey Bukan Pegawai Narasumber Rp45.000.000 Per Jam
3 Sander Cincai WNA Narasumber Rp350.000.000 Kegiatan
4 Maudy Ayunda Bukan Pegawai Moderator Rp25.000.000 Per Jam
Berapakah PPh pasal 21 yang harus dipungut oleh Bendahara Pengeluaran Politeknik STAN untuk pembayaran honor
narasumber dan moderator yang merupakan warga negara Indonesia?

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN
3.2 Bukan Pegawai – Tidak Berkesinambungan
2. Sebagai konsekuensi pengembangan kompetensi pegawai Kementerian Keuangan dalam melaksanakan
kegiatan analisis kebutuhan pembelajaran, Pusdiklat Keuangan Umum menyelenggarakan Pelatihan
Analisis Kebutuhan Pembelajaran pada bulan Maret 2017. Untuk mengisi materi pada pelatihan tersebut,
Kepala Pusdiklat Keuangan Umum menugaskan pegawainya yang berkompeten untuk mengisi pelatihan
dimaksud, akan tetapi mengingat terdapat mata pelajaran yang dapat diisi secara internal, maka Kepala
Pusdiklat meminta bantuan dari PLN Corporate University untuk mengirimkan pengajar. Pengajar yang
ditunjuk untuk mengisi Pelatihan adalah sebagai berikut:
No Nama Status Tugas Golongan Jam Pelajaran Tarif
Pegawai (JP) (per JP)
1 Dwi Andina Rahajeng Non PNS Pengajar - 10 Rp550.000

Pengajar dibayarkan honornya menggunakan mekanisme uang persediaan setelah akhir pelatihan.
Berapakah perhitungan PPh Pasal 21 yang harus dipotong oleh Bendahara Pengeluaran pada saat
melakukan pembayaran kepada pengajar. Apakah PPh pasal 21 yang dipotong bersifat final? Apabila
pengajar tersebut belum mempunyai NPWP, apakah implikasinya terhadap perhitungan perpajakan?

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN
Perhitungan PPh Pasal 21 untuk Penghasilan dari Kegiatan

Dasar Pengenaan Pajak


(DPP) adalah Penghasilan
Bruto

Tarif Ps 17 x Penghasilan
Untuk non PNS yang tidak memenuhi kriteria Bukan Pegawai
Bruto

PNS Gol I & II, Anggota TNI dan anggota POLRI dengan pangkat Tamtama
0% x Penghasilan Bruto dan Bintara dan pensiunannya.

Untuk PNS dan PNS Gol III, Anggota TNI dan anggota POLRI golongan /pangkat Perwira
anggotanya 5% x Penghasilan Bruto Pertama dan pensiunannnya.

Pejabat Negara, PNS Gol IV, Anggota TNI dan anggota POLRI
15% x Penghasilan Bruto golongan/pangkat Perwira Menengah dan Perwira Tinggi dan
pensiunannya.

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN
4 Peserta Kegiatan
1. Rahmat Irawan pegawai Bagian Keuangan DJKN (Golongan III), mengikuti kegiatan Bimbingan Teknis
Pengoperasian Aplikasi SAKTI dan SIMPONI yang diselenggarakan oleh DJPb selama dua hari kerja. Untuk
kehadirannya pada kegiatan tersebut, dia menerima uang saku sebesar Rp250.000/hari. Rahmat Irawan
telah memiliki NPWP. Berapakah PPh Pasal 21 yang harus dipotong?
2. Agus Irawan merupakan pegawai (non PNS) Pusdiklat Keuangan Umum, mempunyai pengalaman bekerja d
production house. Dia ditugaskan oleh Kepala Pusdiklat Keuangan Umum, untuk menjadi Tim Asistensi
Dokumentasi Knowledge Capture Pusdiklat Keuangan Umum sebagai Content Evaluator selama semester I
tahun 2017, dan menerima honor sebesar Rp5.000.000/bulan. Untuk Agus Irawan, honor tersebut
dibayarkan satu kali setelah seluruh kegiatan selesai. Apabila Agus belum mempunyai NPWP, berapakah
PPh pasal 21 yang harus dipotong?
3. Astrid Kusumawardhani (pegawai non sipil) berpartisipasi pada International Fiscal Debate Challenge yang
diselenggarakan oleh Badan Kebijakan Fiskal. Walaupun timnya tidak berhasil menjadi juara lomba, Astrid
membawa pulang hadiah sebesar Rp65.000.000 setelah memperoleh gelar sebagai pembicara terbaik
pada kompetisi dimaksud. Berapakah PPh pasal 21 terutang atas hadiah tersebut?

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN
Perhitungan PPh pasal 26 untuk Subjek Pajak Luar Negeri Orang
Pribadi
Pemotongan atas penghasilan brutoa yg dibayarkan kepada orang
PPh Pasal 26 pribadi subjek pajak luar negeri sehubungan dengan pekerjaan,
jabatan, jasa, dan kegiatan

Objek Pajak Bersifat Final

Penghasilan bruto yang diterima • Apabila berstatus sebagai wajib pajak luar
atau diperoleh negeri

Bersifat tidak Final


20% x Penghasilan Bruto atau sesuai
dengan P3B • Berubah status menjadi wajib pajak dalam
negeri (tinggal di Indonesia >183 hari)

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN
5 Subjek Pajak Luar Negeri Orang Pribadi
1. Pada Dies Natalis Politeknik STAN yang ke 3 di tahun 2018, Politeknik STAN mengadakan seminar dengan tema Tantangan
Perpajakan di Era Ekonomi Digital. Untuk mengisi acara tersebut, STAN mengundang kehadiran Nazim Pakarim (CEO
Bang-Jek), Arman Jumpkey, (Pendiri Gelar Tikar), serta Sander Cincai (CEO Boogle) untuk mengisi materi pada seminar
tersebut yang akan mengambil waktu selama 3 jam. Untuk memeriahkan dan memandu acara tersebut, STAN meminta
jasa Maudy Ayunda untuk mengisi sebagai moderator seminar. Rincian dari tarif narasumber dan moderator yang
diundang adalah sebagai berikut:
No Nama Status Tugas Tarif Keterangan

1 Nazim Pakarim Bukan Pegawai Narasumber Rp85.000.000 Per Jam


2 Arman Jumpkey Bukan Pegawai Narasumber Rp45.000.000 Per Jam
3 Sander Cincai WNA Narasumber Rp350.000.000 Kegiatan
4 Maudy Ayunda Bukan Pegawai Moderator Rp25.000.000 Per Jam
Berapakah PPh pasal 21 yang harus dipungut oleh Bendahara Pengeluaran Politeknik STAN untuk pembayaran honor
narasumber yang merupakan warga negara asing jika
a. Akumulasi tinggal Sander Cincai di Indonesia di dalam dua belas bulan terakhir adalah lebih dari 183 hari
b. Akumulasi tinggal Sander Cincai di Indonesia di dalam dua belas bulan terakhir adalah 60 hari

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN

Anda mungkin juga menyukai