Pengertian PPh Pasal 21 ini diambil berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor
PER-32/PJ/2015.
Saat menghitung pajak penghasilan, kita pasti akan menemukan istilah PTKP. Apa itu PTKP
dan seperti apa fungsinya dalam perhitungan PPh 21?
PTKP atau Penghasilan Tidak Kena Pajak berfungsi sebagai pengurang penghasilan neto
wajib pajak.
Sehingga, dalam perhitungan PPh 21, PTKP menjadi angka yang mengurangi pajak yang
harus Anda bayar.
Dengan adanya PTKP, orang dengan pendapatan di bawah PTKP juga tidak terkena pajak
penghasilan.
Bicara tentang pajak penghasilan dan PTKP, rupanya masih banyak wajib pajak yang
bingung mengenai tarif PTKP terbaru untuk tahun 2019.
Sebenarnya, tarif PTKP terbaru (PTKP 2019) masih mengacu pada tarif PTKP
2016yang diatur melalui Peraturan Direktur Jenderal Pajak No. PER-16/PJ/2016, PMK
No. 101/PMK.010/2016 dan PMK No. 102/PMK.010/2016 yang berlaku sejak 1 Januari
2016.
Artinya, sejak tahun 2016 hingga sekarang tidak ada perubahan tarif PTKP.
Tarif PTKP Terbaru (PTKP 2018/PTKP 2019) Pajak
Penghasilan Pasal 21
Berikut ini adalah tarif PTKP yang berlaku sejak tahun 2016 hingga sekarang:
Nah, sekadar gambaran mengenai perkembangan tarifnya, berikut ini tabel tarif PTKP sejak
tahun 2013 hingga sekarang:
Periode 2013-2015
Periode 2015
PTKP Laki-laki/Perempuan Lajang PTKP Laki-laki Kawin PTKP Suam
Digabung
Periode 2016-2019
==============================================================================
Kali ini secara khusus akan dibahas mengenai pegawai tidak tetap dan bagaimana cara
menghitung PPh 21.
Istilah yang digunakan bagi penghasilan pegawai tidak tetap atau tenaga kerja lepas adalah
imbalan atau upah harian, mingguan, atau upah borongan.
Meski ketentuan perpajakannya berbeda dengan pegawai tetap, jenis pajak yang dikenakan
sama yakni PPh Pasal 21.
Berikut ini daftar ketentuan khusus dalam PPh 21 pegawai tidak tetap:
1. Tidak dilakukan pemotongan PPh Pasal 21 jika penghasilan sehari belum melebihi Rp
300.000.
2. Dilakukan pemotongan PPh Pasal 21, jika penghasilan sehari sebesar atau melebihi
Rp 450.000 merupakan jumlah yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto.
3. Bila pegawai tidak tetap memperoleh penghasilan kumulatif dalam 1 bulan kalender
melebihi Rp 4.500.000 , maka jumlah tersebut dapat dikurangkan dari penghasilan
bruto.
4. Rata-rata penghasilan sehari adalah rata-rata upah mingguan, upah satuan, atau upah
borongan untuk setiap hari kerja yang digunakan.
6. PTKP sehari sebagai dasar untuk menetapkan PTKP yang sebenarnya adalah sebesar
PTKP per tahun Rp 54.000.000 dibagi 360 hari.
7. Bila pegawai tidak tetap atau tenaga kerja lepas tersebut mengikuti program jaminan
atau tunjangan hari tua, maka iuran yang dibayar sendiri dapat dikurangkan dari
penghasilan bruto.
PPh 21 pegawai tidak tetap atau tenaga kerja lepas yang penghasilannya kurang dari Rp
450.000 per hari tidak dikenakan pemotongan penghasilan.
Ketentuan penghasilan tidak kena pajak itu tidak berlaku jika:
5% x (Upah – Rp
> Rp 450.000 < Rp 4.500.000
450.000)
5% x (Upah –
< Rp 450.000 > Rp 4.500.000
(PTKP/360)
5% x (Upah –
> Rp 450.000 > Rp 4.500.000
(PTKP/360)
Saat membaca tabel di atas, kita harus memahami bahwa tarif tersebut hanya diterapkan atas:
2. Jumlah penghasilan bruto dikurangi PTKP yang sebenarnya, dalam hal jumlah
penghasilan kumulatif dalam 1 bulan kalender telah melebihi Rp 4.500.000.
Bagi pegawai tidak tetap dengan penghasilan kumulatif yang telah melebihi Rp 8.200.000,
maka PPh Pasal 21-nya dihitung dengan menerapkan Pasal 17 ayat 1 huruf a Undang-Undang
Pajak Penghasilan atas jumlah Penghasilan Kena Pajak yang disetahunkan.
Setelah mengetahui tarif PPh 21 bagi pegawai tidak tetap, mari kita simak cara menghitung
pajak penghasilannya seperti dipaparkan di bawah ini:
Contoh Perhitungan PPh 21 untuk Karyawan Tidak Tetap (Karyawan Lepas Harian)
Fajar merupakan seorang pekerja belum menikah. Pada bulan Januari 2018, Fajar bekerja
sebagai tenaga kerja harian PT Morisa TV serta mendapat upah Rp 125.000 per jumlah unit
TV yang dapat diselesaikan.
Dalam satu minggu (6 hari kerja) Fajar menyelesaikan 24 buah TV dengan total upah Rp
3.000.000. Berapa PPh 21 yang dikenakan?
Cara hitung:
Kesimpulan
Pegawai tidak tetap atau tenaga kerja lepas merupakan pegawai yang hanya menerima
penghasilan jika bekerja berdasarkan jumlah hari bekerja atau jumlah unit pekerjaan yang
dihasilkan atau diselesaikan.
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan tentang PTKP 2016, PPh 21 pegawai tidak
tetap atau tenaga kerja lepas yang penghasilannya kurang dari Rp 450.000 per hari
tidak dikenakan pemotongan penghasilan.