Anda di halaman 1dari 23

SISTEM LALU LINTAS DEVISA DAN

TRANSAKSI KEUANGAN
INTERNASIONAL

Dosen :
Novitasari, S.Pd., M.Ak

Program Studi S1 Terapan Keuangan dan


Perbankan
SISTEM PERBANKAN INTERNASIONAL

• Pusat-Pusat Keuangan Internasional terkonsentrasi di


beberapa kota yang sekaligus juga dikenal sebagai pusat-pusat
keuangan dunia dan meupakan pusat keuangan yang
terbesar : London,Tokyo dan New York.

• Jenis transaksi yang terjadi di pusat-pusat keuangan tersebut:


1. Menyediakan dana bagi pelanggan domestik
2. Melayani pasar internasional
3. Melayani pasar offshore
Offshore Centers Pada dasarnya merupakan suatu lokasi, bisa
negara atau kota, yang menawarkan berbagai kemudahan
untuk menarik bisnis perbankan internasional.
Strategi Perbankan Internasional
Strategi yang dilakukan perbankan internasional umumnya bersifat evolusioner. menurut
Giddy (1980) tahap evolusi perbankan internasional yaitu :
1. Arm’s length internasional banking
Perpanjangan tangan dari jaringan perbankan internasional terjadi apabila bank
domestik meneruskan misi perbankan internasional dari negara asalnya, yaitu
menerima deposito dalam valas dan menyalurkan pinjaman internasional.
Langganannya adalah importir, eksportir, turis dan bank asing

2. Offshore banking
Bank menerima deposito , menyalurkan pinjaman dan menanam investasi dalam
eurocurrency. Contohnya : bank di Bahama atau pulau Cayman. Bank ini aktiv
melakukan pembelian dan penyaluran dana jangka pedek.

3. Host country banking


Bank menawarkan segala jasa pelayanan di negara lain lewat cabang dari bank
induknya. Bank ini bersaing dengan bank lokal dalam menarik deposito dan
menyalurkan kredit dalam mata uang lokal di suatu negara.
Ciri utama bank internasional

1. Klien domestik yang transaksinya didenominasi


dalam valuta asing.
2. Klien asing yang transaksinya didenominasi
dalam valuta asing maupun mata uang
domestik.
3. Klien domestik yang transaksinya didenominasi
dalam mata uang asing tetapi “dicatat” atau
“dibukukan” di negara lain.
Jenis Perbankan Internasional
1. Bank Koresponden (Correspondent Banks) Bank yang berlokasi di negara lain dan
memberikan jasa kepada bank lain secara “koresponden”, yaitu lewat fax, telex,
surat, dan hubungan mutual deposit.

Masalah yang mungkin muncul bila mengandalkan bank koresponden adalah bank
koresponden dapat saja tidak memprioritaskan bank langganannya di luar negeri
dan lebih memprioritaskan pada langganan permanen di negerinya.

2. Kantor Perwakilan (Resprensentative Offices) Kantor kecil yang dibuka untuk


memberikan jasa konsultasi kepada bank, langganan, serta bank koresponden.

Tujuan bank mendirikan kantor perwakilan di negara lain terutama untuk membantu
langganan bank induk apabila melakukan bisnis di negara tersebut / negara
tetangga. Namun, kantor ini tidak mempunyai wewenang untuk mendapatkan &
mentransfer deposito, serta tidak melayani jasa operasi seperti bank lokal.
Jenis Perbankan Internasional
3. Kantor Cabang (Branch Banks) Kantor cabang di luar negeri merupakan
bagian operasi dari bank induk dengan dukungan sumber daya sepenuhnya
dari bank induk.
Manfaat utama menggunakan cabang bank bagi kalangan bisnis adalah bahwa
cabang bank tersebut akan melakukan semua jasa perbankan di bawah nama
dan kewajiban hukum dari bank induknya.

4. Banking Subsidiaries Merupakan bank yang terpisah namun dimiliki seluruh


atau sebagian besar sahamnya oleh bank induk (asing).

5. Bank Afiliasi (Affiliates) Bank yang secara lokal terpisah dan dimiliki sebagian,
namun tidak selalu dikontrol oleh bank asing. Keuntungan bank afiliasi adalah
hubungan patungan antarberbagai kewarganegaraan. Kerugiannya adalah
beberapa pemilik mungkin tidak setuju terhadap suatu kebijakan.
Transaksi Perbankan
Internasional
1. Sistem Transfer Giro Jaringan transfer uang, yang
biasanya dijalankan oleh kantor pos, yang
ditujukan untuk mempermudah transfer.
Rekening giro tidak mendapatkan bunga.
2. Menghitung Biaya Bunga Biaya bunga lokal dapat
dihitung dalam berbagai cara. Peminjam hanya
membayar bunga atas dana yang digunakan.
3. jasa-jasa yang ditawarkan Bank yang beroperasi
secara global melayani berbagai macam jasa
sebagaimana bank lokal.
Pinjaman Internasional
Risiko pinjaman internasional biasanya lebih kompleks dibanding
pinjaman dalam negeri, terutama karena perbankan internasional
dilakukan dalam lingkungan hukum, sosial, politik, dan ekonomi yang
berbeda.
Risiko yang dihadapi oleh pinjaman internasional dapat digolongkan
menjadi:
1.Risiko komersial (commercial risk) Berkaitan dengan kemungkinan
perkiraan bahwa langganan internasional tidak mampu membayar
utang-utangnya karena alasan bisnis.
2. Risiko negara (country risk) Risiko yang menunjukkan kemungkinan
bahwa peristiwa-peristiwa yang tidak diinginkan di suatu negara
akan mempengaruhi kemampuan perusahaan/pemerintah, yang
menjadi langganan bank, dalam melunasi pinjamannya.
Pinjaman Internasional
• Ada 2 perbedaan resiko negara :
1. Sovereign atau political risk ; muncul karena negara yang
bersangkutan menggunakan kekuasaannya untuk ngemplang
utang atau melarang perusahaan melunasi utangnya

2. Foreign currency ; muncul karena terjadi perubahan yang


tidak diharapkan dalam kurs valas yang pada gilirannya
mengubah nilai pembayaran bunga dan pinjaman oleh
peminjam internasional
SISTEM PENCATATAN TRANSAKSI VALAS

• Transaksi dalam mata uang asing dijabarkan ke


dalam rupiah dengan menggunakan kurs
laporan (penutupan) yang ditetapkan oleh
Bank Indonesia, yaitu kurs tengah yang
merupakan rata-rata kurs beli dan kurs jual
berdasarkan kurs Reuters pada pukul 16.00
WIB setiap hari.
SISTEM PENCATATAN TRANSAKSI VALAS
• Mulai tahun 2013 Bank Indonesia (BI) secara resmi
mencantumkan Kurs Referensi Jakarta Interbank
Spot Dollar Rate (JISDOR), yaitu Kurs Referensi yang
merupakan nilai tukar Rupiah terhadap USD yang
berlaku secara rata-rata di pasar jual-beli valuta
asing (foreign exchange/forex) setiap hari antara
pukul 8.00 hingga 9.45 WIB dan diumumkan secara
resmi melalui situs resmi BI pada pukul 10. 00 WIB.
Dengan data yang diperoleh secara real time melalui
sistem di BI yang disebut dengan SISMONTAVAR
SISTEM PENCATATAN TRANSAKSI VALAS

Dalam melakukan pencatatan transaksi mata


uang asing terdapat dua metode
yang dapat digunakan yaitu:

a. Single/Dual Currency (Satu Jenis Mata Uang)


b. Multi Currency (Lebih dari Satu Jenis Mata
Uang)
SISTEM PENCATATAN TRANSAKSI VALAS
• Single currency adalah pencatatan transaksi mata uang
asing dengan membukukan langsung ke dalam mata
uang dasar (base currency) yang digunakan untuk
Perbankan Indonesia yaitu mata uang rupiah/Indonesian
Rupiah (IDR).

• Karakteristik dari single currency adalah sebagai berikut:


1) neraca yang diterbitkan hanya dalam mata uang
rupiah;
2) saldo rekening dalam mata uang asing dicatat secara
extracomtable;
SISTEM PENCATATAN TRANSAKSI VALAS

3) penjurnalan tidak menggunakan akun


rekening perantara mata uang asing; dan

4) penjabaran (revaluasi) saldo rekening mata


uang asing dilakukan langsung per rekening
yang bersangkutan.
SISTEM PENCATATAN TRANSAKSI VALAS
• Multi currency adalah pencatatan transaksi mata
uang asing dengan membukukan langsung ke
dalam masing-masing mata uang asing asal
(original currency) yang digunakan pada transaksi
tersebut.
• Karakteristik dari multi currency adalah sebagai
berikut:
1) neraca dapat diterbitkan dalam setiap mata
uang asing asal (original currency) yang digunakan;
SISTEM PENCATATAN TRANSAKSI VALAS
2) untuk mengetahui posisi keuangan gabungan seluruh mata
uang,diterbitkan neraca dalam base currency (untuk perbankan Indonesia
digunakan mata uang rupiah);

3) tidak diperlukan pencatatan saldo rekening dalam valuta asing secara


extracomtable;

4) penjurnalan menggunakan akun rekening perantara; dan

5) penjabaran (revaluasi) saldo rekening mata uang asing dilakukan melalui


rekening perantara mata uang asing. Penjabaran ekuivalen rupiah dari
rekening-rekening tersebut hanya dilakukan dalam rangka pelaporan
neraca.
SISTEM PENCATATAN TRANSAKSI VALAS
Contoh transaksi valuta asing yang pencatatannya dilakukan dengan
2 sistem,yaitu “Single Currency” dan “Multi Currency”
a. Bank melakukan beberapa transaksi valuta asing sebagai berikut:

1). Pembelian bank notes USD sebesar USD. 200, pembayaran dilakukan secara tunai/kas

2). Nasabah setor rupiah/tunai untuk keuntungan rekening giro USD.


Sebesar USD. 200

3). Nasabah membeli bank notes SGD sebesar SGD. 1.000, pembayaran
menggunakan giro rupiah.

4). Bank melakukan pembelian bank notes HKD sebesar HKD. 1.000, pembayaran
dilakukan atas beban rekening giro rupiah

5). Nasabah menjual bank notes USD sebesar USD. 100, disetor atas keuntungan
rekening tabungan.
SISTEM PENCATATAN TRANSAKSI VALAS
Catatan Kurs yang terjadi, adalah sebagai berikut:
Mata uang asing, Kurs beli bank, Kurs jual bank, Kurs tengah BI
USD.1 Rp. 8.000 Rp. 8.500 Rp. 8.300
SGD.1 Rp. 4.900 Rp. 5.100 Rp. 5.000
HKD.1 Rp. 1.080 Rp. 1.090 Rp. 1.085

c. Catatan kurs untuk penilaian/revaluasi valuta asing sesuai dengan


kurs yang ditetapkan oleh Bank Indonesia adalah:
Mata uang asing Kurs revaluasi
USD.1 Rp. 8.400
SGD.1 Rp. 5.100
HKD.1 Rp. 1.084
SISTEM PENCATATAN TRANSAKSI VALAS
Jurnal pembukuan pembukuan atas transaksi di atas adalah sebagai berikut:
a. Kurs pembukuan menggunakan kurs tengah yang ditetapkan Bank
Indonesia

Pembelian bank notes USD.200, secara tunai


1). Menggunakan sistem single currency
a). Db. Bank notes (USD. 200 x 8.300) Rp 1.660.000
Kr. Keuntungan selisih kurs Rp 60.000
Kr. Kas rupiah Rp 1.600.000

b). Db. Kas rupiah Rp 1.700.000


Kr. Giro USD (USD. 200 x 8.300) Rp 1.660.000
Kr. Pendapatan selisih kurs transaksi Rp 40.000

c). Db. Bank notes SGD (SGD.1.000 x 5.000) Rp 5.000.000


Kr. Giro rupiah Rp 4.900.000
Kr. Pendapatan selisih kurs transaksi Rp 100.000
SISTEM PENCATATAN TRANSAKSI VALAS

d). Db. Bank notes HKD (HKD. 1.000 x 1.085) Rp


1.085.000
Kr. Giro rupiah Rp. 1.080.000
Kr. Pendapatan selisih kurs transaksi Rp 5.000

e). Db. Tabungan Rp 850.000


Kr. Bank notes USD (USD.100 x 8.300) Rp 830.000
Kr. Pendapatan selisih kurs transaksi Rp 20.000
SISTEM PENCATATAN TRANSAKSI VALAS

2). Menggunakan system multi currency


a). Db. Bank notes USD. 200
Kr. Rekening Perantara USD USD. 200

Db. Rekening Perantara rupiah Rp 1.660.000


Kr. Keuntungan selisih kurs transaksi Rp 60.000
Kr. Kas rupiah Rp 1.600.000
SISTEM PENCATATAN TRANSAKSI VALAS
b).Db. Kas rupiah Rp 1.700.000
Kr. Rekening perantara rupiah Rp 1.660.000
Kr. Pendapatan selisih kurs transaksi Rp 40.000

Db. Rekening perantara USD USD. 200


Kr. Giro USD USD. 200

c). Db. Bank notes SGD SGD. 1.000


Kr. Rekening Perantara SGD SGD. 1.000

Db. Rekening perantara rupiah Rp 5.000.000


Kr. Giro rupiah Rp 4.900.000
Kr. Pendapatan selisih kurs transaksi Rp 100.000
SISTEM PENCATATAN TRANSAKSI VALAS
d). Db. Bank notes HKD HKD. 1.000
Kr. Rekening perantara HKD HKD. 1.000
Db. Rekening perantara rupiah Rp 1.085.000
Kr. Giro rupiah Rp 1.080.000
Kr. Pendapatan selisih kurs transaksi Rp 5.000

e). Db. Tabungan Rp 850.000


Kr. Rekening perantara rupiah Rp 830.000
Kr. Pendapatan selisih kurs transaksi Rp 20.000
Db. Rekening perantara USD USD. 100
Kr. Bank notes USD USD. 100

Anda mungkin juga menyukai