Anda di halaman 1dari 39

A.

Pusat Keuangan Internasional

Pusat keuangan adalah sebuah kota global yang menjadi hubungan perusahaan dan bisnis
serta tempat bagi sejumlah bank dan/atau bursa saham terkenal di dunia. Sebuah pusat
keuangan internasional adalah sebutan umum yang menunjukkan sebuah kota sebagai pes
erta berpengaruh dalam pasar keuangan internasional untuk perdagangan aset lintas
negara. Sebuah pusat perdagangan internasional (kadang disingkat IFC
untuk International Financial Centre) setidaknya memiliki sebuah bursa
saham berpengaruh dan pasar keuangan lainnya, juga memberi pengaruh besar
terhadap bank internasional. Menurut WEF (World Economic Forum), London telah
menggantikan New York sebagai pusat keuangan dunia meski ada klaim berlebihan
dipasar Amerika Serikat dan Eropa karena resesi.

Perbankan internasional terkoneksi di beberapa kota yang sekaligus juga dikenal


sebagai pusat-pusat keuangan dunia. London, Tokyo, dan New York adalah pusat
keuangan yang terbesar. Setidaknya ada 3 jenis transaksi yang terjadi di pusat-pusat
keuangan tersebut, yaitu:

1. Menyediakan dana bagi pelanggan domestik, dengan peran klasik menjembatani


antara investor/deposan dan peminjam.

2. Melayani pasar internasional dimana dana domestik disalurkan kepada langganan di


luar negeri disalurkan untuk langganan domestik.

3. Melayani pasar offshore, dimana dana luar negeri disalurkan untuk langganan luar
negeri.

Bank Internasional Terbesar di Beberapa Negara Asia (Kecuali Jepang dan China)

Peringkat Bank Negara Total Kekayaan (juta


Dunia dolar AS)
74 National Australia Bank Australia 97. 278
126 Taiwan Cooperative Bank Taiwan 55. 559
146 Korea Development Bank Korea 44. 194
193 DBS Bank Singapura 30. 936
208 May Bank Malaysia 27. 843
260 Krung Thai Bank Thailand 22. 185
351 Bank Negara Indonesia Indonesia 13. 964
392 Bank of East Asia Hong Kong 12. 037
473 Habib Bank Pakistan 8. 572
474 Bank of Baroda India 8. 550

Sumber: KMPG,Top 500 Worldwide Banks 1996, dalam Mohaney, et al. (1998:15)

Offshore Centers

Offshore Centers pada dasarnya merupakan suatu lokasi, biasanya negara atau
kota, yang menawarkan berbagai kemudahan untuk menarik bisnis perbankan
internasional. Ciri utama bank internasional adalah melayani transaksi dengan (Johnson,
1993: 380):

a. Klien domestik yang transaksinya dalam valuta asing

b. Klien asing yang transaksinya didominasi dalam valuta asing maupun mata uang
domestik

c. Klien domestik yang transaksinya didominasikan dalam mata uang asing tetapi
“dicatat” atau “dibukukan” di negara lain.

Harus diakui memang London, Tokyo dan New York masih merupakan
pasar offshore yang utama di dunia. Namun ketiga pasar ini bukan merupakan offshore
centers. Istilah“offshore centers” biasanya digunakan untuk lokasi yang memiliki
efektivitas-biaya (cost-effective) dimana pasar uang dan modal relative baru, serta
peraturan dan perundangan secara khusus ditujukan untuk menarik perusahaan-
perusahaan keuangan. Contoh offshore centers adalah Bahamas, Cayman Islands,
Bahrain, Hong Kong, Luxembrug, Panama dan Singapura. Beberapa ciri khusus pusat-
pusat ini dapat dilihat pada table.

Ciri-ciri Offshore Centers di Karibia

Kemudahan perpajakan Bermuda Bahama Cayman Islands Netherland’s Antiles


(tax haven provisions)

Tidak ada pajak

Pajak rendah
Terbaik untuk:
Trust
 Holding companies
Tidak ada perjanjian pajak

Perjanjian pajak dengan AS

Kerahasiaan bank

Penomoran rekening bank

Bearer shares

Sumber: Johns dalam Johnson (1993: 381)

B. Strategi Internasional Perbankan

Strategi internasional yang dilakukan oleh perbankan umumnya bersifat


evolusioner. Tahap evolusi perbankan internasional, menurut Giddy (1980), adalah:
 Arm’s length international banking

Perpanjangan tangan dari jaringan perbankan internasional terjadi bila bank


domestik meneruskan misi perbankan internasional dari negara asalnya, yaitu menerima
deposito dalam valas dan menyalurkan pinjaman internasional. Langganan utamanya
adalah importer, eksportir, turis, dan bank-bank asing.

 Offshore banking

Dalam tahap ini, bank menerima deposito, menyalurkan pinjaman dan menerima
investasi dariEuro Currency. Contohnya adalah bank-bank di Bahama atau Pulau Cayman
atauinternational banking facilities (IBFs) di USA. Bank jenis offshore aktif dalam membeli
dan menyalurkan dana-dana jangaka pendek, pinjaman sindikasi dan perdagangan valas.
Deposan dan kreditur umumnya berada di negara di luar negeri asal bank tersebut.

 Host country banking (multinational banking)

Pada tahap ini bank menawarkan segala jasa pelayanan di negara lain lewat cabang
dari bank induknya. Bank ini bersaing dengan bank-bank local dalam menarik deposito
dan menyalurkan kredit dalam mata uang local suatu negara.

Perkembangan MEE (Masyarakat Ekonomi Eropa) menjadi Pasar Tunggal Eropa


pada awal tahun 1993 terbukti membawa dampak yang signifikan terhadap struktur pasar
perbankan di negara-negara MEE. Single European Act tahun 1985 telah menelorkan apa
yang dikenal dengan Single Banking License, yaitu peraturan yang memperbolehkan bank
untuk beroperasi disemua negara anggota MEE tanpa ijin khusus maupun harus
menyuntikan modal bagi cabang-cabangnya.

Negara-negara maju yang tergabung dalam Kelompok Sepuluh (G 10) pada tahun
1998 di Luxemburg menandatangani persetujuan Basle Accord, yaitu kesepakatan yang
menggariskan ketentuan mengenai permodalan bank secara internasional serta
menetapkan standar minimum kecukupan modal. Permodalan bank dibagi menjadi:

a. modal inti, yang terdiri dari saham milik pemegang saham dan cadangan;

b. modal pelengkap, yang terdiri atas sejumlah surat-surat berharga baik yang berciri
utang maupun equity.

Menurut Basle Accord, kecukupan modal minimum adalah 4% untuk masing-


masing kategori permodalan bank, atau 8% untuk seluruh modal bank, pada akhir tahun
1992.

C. Jenis Perbankan Internasional

1. Bank Koresponden (Correspondent Banks)

Bank koresponden adalah bank yang berlokasi di negara lain dan memberikan jasa
kepada bank lain secara “koresponden”, yaitu lewat fax, telex, surat dan hubungan
mutual deposit. Manfaat bagi kalangan bisnis adalah kemampuan menangani masalah
financial di berbagai negara lewat bank local yang paham betul dengan langganan di
negara tersebut. Masalah yang mungkin muncul bila mengandalkan bank korespoden
adalah bank koresponden dapat saja tidak memprioritaskan bank langganan di luar
negeri dan lebih memprioritaskan pada langganan permanen di negerinya.

2. Kantor Perwakilan (Representative Offices)

Kantor perwakilan adalah kantor kecil yang dibuka untuk memberikan jasa
konsultasi kepada bank, langganan, serta bank koresponden. Tujuan suatu bank
mendirikan kantor perwakilan di negara lain terutama untuk membantu langganan bank
induk apabila mereka melakukan bisnis di negara tersebut atau negara tetangga.
3. Kantor Cabang (Branch Banks)

Kantor cabang di luar negeri merupakan bagian operasi dari bank induk dengan
dukungan sumber daya sepenuhnya dari bank induk. Bank semacam ini terkena dua
peraturan perbankan. Sebagai bagian dari bank induk, cabang harus mengikuti peraturan
di negara asalnya. Selain itu, cabang juga terkena peraturan di negara mana dia berada,
yang bisa saja mengenakan berbagai pembatasan atas operasi usahanya.

Manfaat utama menggunakan cabang bank bagi kalangan bisnis adalah bahwa cabang
bank tersebut akan melakukan semua jasa perbankan di bawah nama dan kewajiban
hukum dari bank induknya.

4. Banking Subsidiaries

Bank semacam ini merupakan bank yang terpisah namun dimiliki seluruh atau
sebagian besar sahamnya oleh bank induk (asing). Sebagai perusahaan yang terpisah,
bank ini wajib tunduk dengan semua peraturan di negara mana ia berada.

5. Bank Afiliasi (Affiliates)

Bank afiliasi adalah bank yang secara lokal terpisah dan dimiliki sebagian, namun
tidak selalu dikontrol oleh bank asing. Kepemilikan lainnya mungkin saja lokal, ataupun
dari bank asing lain. Keuntungan utama bank afiliasi adalah hubungan patungan
antarberbagai kewarganegaraan. Bank ini menawarkan keahlian dari dua atau lebih
pemilik. Bank afiliasi tetap menjaga status sebagai bank lokal dengan kepemilikan dan
manajemen lokal, namun juga terus melanjutkan hubungan permanen dengan pemilik
asing, termasuk kemampuan menyerap keahlia internasional dari pemilik asing. Kerugian
potensial yang mungkin muncul biasanya sama seperti patungan pada umumnya:
Beberapa pemilik tidak setuju terhadap suatu kebijakan.
D. Perbandingan Pelayanan Bank Internasional

 Sistem Transfer Giro

Kata “giro” berasal dari bahasa Yunani “gyros” , yang berarti lingkaran atau
putaran. Sistem giro adalah jaringan transfer uang, yang biasanya dijalankan oleh kantor
pos, yang ditujukan untuk mempermudah transfer. Rekening giro tidak mendapatkan
bunga, perangko gratis, dan biaya transaksi bisa gratis atau sangat nominal.

 Menghitung Biaya Bunga

Biaya bunga lokal dapat dihitung dalam berbagai cara. Di Eropa bank cenderung
meminjamkan uang atas dasar overdraft, di mana peminjam menarik uang ”melawan”
garis kredit yang telah dilakukan sebelumnya. Biaya bunga dikenakan pada overdraft
balance setiap hari. Peminjam hanya membayar bunga atas dana yang digunakan.

 Jasa-jasa yang Ditawarkan

Bank yang beroperasi secara global melayani berbagai macam jasa sebagaimana
bank lokal. Bank internasional biasanya lebih canggih dalam pembiayaan impor dan
ekspor serta menangani transaksi valas, menawarkan bantuan menarik dana, lebih
berpengalaman, dan tertarik untuk membantu pembiayaan industrial dalam jangka
menengah dan panjang.

E. Resiko Pinjaman Internasional Kepada Negara Sedang Berkembang

Memperkirakan resiko pinjaman internasional biasanya lebih kompleks dibanding


pinjaman dalam negeri, terutama karena perbankan internasional dilakukan dalam
lingkungan hukum, politik, sosial, dan ekonomi yang berbeda. Pinjaman perbankan bagi
NSB (Negara Sedang Berkembang) tumbuh sangat cepat sejak awal 1980-an. Pada musim
panas tahun 1982, pasar-pasar keuangan internasional digoncang oleh “wabah” berupa
tidak mampunya sejumlah NSB membayar utang-utang mereka kepada sejumlah bank-
bank utama. Inilah yang menandai munculnya krisis utang internasional. Akibatnya,
setelah itu pinjaman ke NSB dihentikan secara cepat, setidaknya jauh berkurang
dibanding masa sebelum krisis utang meluas.

Oleh karena itu resiko yang dihadapi oleh pinjaman internasional dapat
digolongkan menjadi:

1. Resiko komersial (commercial risk)

Resiko ini terutama berkaitan dengan kemungkinan perkiraan bahwa langganan


internasional tidak mampu membayar utang-utangnya karena alasan bisnis.

2. Resiko negara (country risk)

Resiko ini menunjukan kemungkinan bahwa peristiwa-peristiwa yang tidak


diinginkan di suatu negara akan mempengaruhi kemampuan perusahaan/pemerintah,
yang menjadi langganan bank, dalam melunasi pinjamannya. Resiko negara dibedakan
menjadi:

a) Sovereign/political risk, yang muncul karena negara yang bersangkutan menggunakan


kekuasaannya untuk ngemplang utang, atau mungkin melarang perusahaan-perusahaan
di negara tersebut untuk melunasi kewajibannya.

b) Foreign currency risk, yang muncul karena terjadi perubahan yang tidak diharapkan
dalam kurs valas yang pada gilirannya mengubah nilai pembayaran bunga dan pinjaman
oleh peminjam internasional.

http://ikhasuci4.blogspot.co.id/2014/03/a.html

7.35 11 sep
PERBANKAN INTERNASIONAL

Posted on Mei 4, 2015 Updated on April 21, 2015

Pertumbuhan bisnis internasional sejak akhir perang dunia II telah dibarengi dengan
pertumbuhan pusat-pusat keuangan internasional, dengan perbankan internasional sebagai
lembaga perantara utama di pusat keuangan tersebut. Perbankan internasional mendukung dan
membantu aktivitas bisnis perusahaan transnasional (TNC) dengan cara:

 Membiayai impor dan ekspor


 Memperdagangkan valas dan currency options
 Meminjam dam meminjamkan dana di pasar eurocurrency
 Mengorganisasi dan berpartisipasi dalam kresit sindikasi internasional
 Menjamin obligasi eropa
 Terlibat dalam pembiayaan proyek
 Menyediakan jasa manajemen kas internasional
 Beroperasi sebagai bank lokal yang melayani penyimpanan deposito dan kredit dalam
mata uang domestik
 Meyediakan informasi dan memberi nasihat bagi langganan

 Pusat-pusat keuangan internasional

Perbanakan internasioal terkonsentrasi pada beberapa kota yaitu London, Tokyo, dan New york.
Ada 3 jenis transaksi yang terjadi di pusat-pusat keuangan tersebut :

1. Menyediakan dana bagi pelanggan domestik, dengan peran klasik menjembatani antara
investor dengan peminjam.
2. Melayani pasar internasional dimana dana domestik disalurkan kepada langganan di luar
negri atau dana dari luar negri disalurkan untuk langganan domestik
3. Melayani pasar offshore, dimana dana luar negri disalurkan untuk langganan luar negri

 Strategi internasional perbankan

Strategi yang dilakukan perbankan internasional umumnya bersifat evolusioner.menurut Giddy


(1980) tahap evolusi perbankan internasional yaitu :

1. Arm’s length internasional banking

Perpanjangan tangan dari jaringan perbankan internasional terjadi apabila bank domestik
meneruskan misi perbankan internasional dari negara asalnya, yaitu menerima deposito dalam
valas dan menyalurkan pinjaman internasional. Langganannya adalah importir, eksportir, turis
dan bank asing

1. Offshore banking
Bank menerima deposito , menyalurkan pinjaman dan menanam investasi dalam eurocurrency.
Contohnya : bank di Bahama atau pulau Cayman. Bank ini aktiv melakukan pembelian dan
penyaluran dana jangka pedek.

1. Host country banking

Bank menawarkan segala jasa pelayanan di negara lain lewat cabang dari bank induknya. Bank
ini bersaing dengan bank lokal dalam menarik deposito dan menyalurkan kredit dalam mata uang
lokal di suatu negara.

 Jenis-jenis perbankan internasional

1. Correspondent Banks

Bank koresponden adalah bank yang berlokasi di negara lain dan memberikan jasa kepada bank
lain secara koresponden, yaitu lewat fax, telex, surat, dll. Bagi kalangan bisnis , manfaat utama
menggunakan bank domestik yang banyak hubungan koresponden adalah mampu menangani
masalah financial di berbagai negara tersebut.

1. Representative offices

Kantor perwakilan adalah kantor kecil yang dibuka untuk memberikan jasa konsultasi kepada
bank, langganan, serta bank koresponden. Tujuan adanya kantor perwakilan untuk untuk
membantu langganan bank induk apabila mereka melakukan bisns di negara tersebut atau negara
lain. Kantor ini juga sebagai pemberi pinjaman luar negri yang mampu melakukan negosiasi
berbagai transaksi bisnis. Namun, kantor perwakilan tidak punya wewenang untuk mendapatkan
dan mentransfer deposito dan tidak melayani jasa operasi seperti bank lokal.

1. Branch Banks

Kantor cabang di luar negri merupakan bagian operasi dari bank induk dengan dukugan
sumberdaya sepenuhnya dari bank induk. Bank semacam ini dikenakan 2 peraturan, dimana bank
induk dan dimana cabang bank berada. Manfaat menggunakan cabang bank bagi kalangan bisnis
adalah bank ini akan melakukan semua jasa perbankan di bawah nama dan kewajiban hukum
dari bank induknya.

1. Banking Subsidiaries

Merupakan bank yang terpisah namun dimiliki seluruh atau sebagian besar sahamnya oleh bank
induk(asing). Bank ini harus tunduk dengan semua aturan dimana bank tersebut berada.

1. Affiliates
Bank afliasi adalah bank yang secara lokal terpisah dan dimiliki sebagian, namun tidak selalu
dikontrol oleh bank asing. Keuntungan utama bank ini adalah hubungan patungan antar berbagai
kewarganegaraan.

 Perbandingan pelayanan bank internasional

Ada beberapa perbedaan yang perlu dicatat dalam mengimplementasikan perencanaaan


strateginya:

1. Sistem transer giro

Yaitu jaringan transfer uang yang biasanya dijalankan oleh kantor pos, yang ditunjukan untuk
mempermudah transfer.

1. Menghitung biaya bunga

Ada beberapa dapat melakukan berbagai cara untuk menghitung biaya bunga. Di Eropa bank
cenderung meminjamkan uang atas overdraft,dimna peminjam menarik uang melawan garis
kredit yang telah dilakukan sebelumnya. Peminjam hanya membayar bunga atas dana yang
digunakan.

1. Jasa yang ditawarkan

Bank internasional biasanya lebih menangani transaksi valas, menawarkan bantuan menarik
dana, lebih berpengalaman dan tertarik untuk membantu pembiayaan industrional dalam jangka
menengah dan panjang

 Resiko pinjaman internasional

Memperkirakan risiko pinjaman internasional biasanya lebih kompleks disbanding pinjaman


dalam negeri, terutama karena perbankan internasional dilakukan dalam lingkungan hukum ,
social, politk, dan ekonomi yang berbeda oleh karena itu, risiko yang dihadapi oleh pinjaman
internasional dapat digolongkan menjadi:

1. Risiko komersial

Risiko ini beraitan dengan kemungkinan perkiraan bahwa langganan internasional tidak mampu
membayar utang-utangnya karena alasan bisnis

1. Risiko negara
Menunjukan kemungkinan bahwa peristiwa yang tidak diinginkan disuatu negara akan
mempengaruhi kemampuan perusahaan atau pemerintah, yang menjadi langganan bank, dalam
melunasi pinjamannya. Ada 2 perbedaan resiko negara :

 Sovereign atau political risk ; muncul karena negara yang bersangkutan menggunakan
kekuasaannya untuk ngemplang utang atau melarang perusahaan melunasi utangnya

Foreign currency ; muncul karena terjadi perubahan yang tidak diharapkan dalam kurs valas
yang pada gilirannya mengubah nilai pembayaran bunga dan pinjaman oleh peminjam
internasional

https://hafidfathur.wordpress.com/2015/05/04/perbankan-internasional/

Posts Tagged ‘Isu Akuntansi Internasional Terbaru’

International Accounting

Posted in accounting theory, Teori Akuntansi, tagged Dampak Pengembangan IAS pada Pasar
Sekuritas Amerika Serikat, Dampak Pengembangan IAS pada Pasar Sekuritas Amerika Serikat
Pengembangan IAS juga akan berdampak padapasar sekuritas Amerika Serikat. Pada Februari
2000, dan mereka telah menunjukkan bahwakesulitan keuangan yang dialami di Brazil dan Rusia
di akhir 1990an sebagian disebabkan oleh kebijakan pengungkapan akuntansi yang buruk. IFRS
di Amerika Serikat, FASB Reaction, hanya sekitar 1000 perusahaan asingyangterdaftar di bursa
saham AS yang membuat kembali laporan keuangan sesuai GAAP AS karena biaya yang tinggi.
Sampai saat ini, IFRS di Amerika Serikat, IFRS di Indonesia, International Accounting, Isu
Akuntansi Bisnis Internasional, Isu Akuntansi Internasional Terbaru, Kerangka Kerja untuk
Persiapan dan Penyajian Laporan Keuangan, Komite Standar Akuntansi Internasional (IASC),
mendukung usaha internasional. Sebuah penelitian terbaru dari delapan perusahaan multinasional
menemukan bahwa menggunakan pengungkapan sesuai aturan internasional pada dasarnya akan
menghasilkan hasi, Pengaruh Standar Akuntansi Internasional versus PABU AS, Penggunaan
Standar Akuntansi Internasional, Penyusunan Laporan Keuangan untuk Pengguna Asing,
Perkembangan Sistem Akuntansi, Perkembangan Sistem Akuntansi Negara, perusahaan asing
yang terdaftar di bursa saham AS harus menyusun kembali laporan keuangan mereka sesuai
dengan GAAP. Rekonsiliasi ini dibuat dengan mengisi Formulir20-F dengan SEC dalam waktu
enam bul, Praktek Akuntansi Internasional Terkini, RESTRUKTURASI IASC, satu
untukpendaftar domestik dan satu lagi untuk pendaftar asing. Sejauh ini, SEC telah secara
konsisten mengambil posisi bahwa mengijinkan perusahaan asing terdaftar menggunakan selain
GAAP AS akan mengakibatkan kerugian terhadap perlindungan investor dan mengakibatkan
sistem , SEC tidak mungkin untuk menyetujui penggunaan standar internasionaldalam waktu
dekat. Kedua mantan Sekretaris Keuangan Robert Rubindan Ketua Federal Reserve Alan
Greenspan mengkritik saat iniaturan ak, Securities andExchange Commission memilih untuk
meminta perusahaan-perusahaan AS untukmengomentari Apakah mereka harus mengijinkan
perusahaan asing yangmendaftarkansekuritas mereka di bursa saham AS b, studi ini tidak
menunjukkan bahwa pasar menilai laba per saham berbeda. SEC berada di bawah tekanan untuk
menerima aturan akuntansi internasionalkarena investor di seluruh dunia memerlukan bantuan
dal, teori akuntansi, terdapatsedikit bukti empiris untuk mengevaluasi posisi SEC.
Suatupenelitian menemukan bukti bahwa dalam Form Rekonsiliasi20-F ditemukan nilai yang
relevan dalampendapatan IAS dan GAAP AS dinilai seca, Tujuan Laporan Keuangan., yang
memperoleh keuntungan dari tambahan listing perusahaan asing on Mei 20, 2015 | Leave a
Comment »

Ismet Eliskal & Iryan Akbari

DIV Reguler STAN 2012

Akuntansi keuangan dipengaruhi oleh lingkungan di mana ia digunakan. Setiap bangsa memiliki
sejarah, norma, budaya, serta sistem politik dan ekonomi yang berbeda, yang terdapat pada
tingkatan yang beragam dalam perkembangan ekonomi. Pengaruh-pengaruh ini berinteraksi satu
sama lain dan berdampak pada perkembangan dan aplikasi praktek akuntansi keuangan dan
pelaporannya. Perusahaan multinasional yang beroperasi di banyak negara dapat memperoleh
lebih dari setengah pendapatan mereka di luar Amerika Serikat. Karena perbedaan-perbedaan
tersebut, standar akuntansi keuangan yang diaplikasikan terhadap data akuntansi yang dilaporkan
oleh perusahaan-perusahaan multinasional ini bervariasi secara signifikan antara satu negara
dengan negara yang lain.

Perusahaan-perusahaan menyiapkan laporan keuangan yang ditujukan langsung kepada


pengguna utama mereka. Dahulu, kebanyakan pengguna adalah penduduk dari negara yang sama
dengan negara perusahaan yang mengeluarkan laporan keuangan. Bagaimanapun juga,
penyatuan perusahan dan organisasi multinasional seperti European Union (EU), GATT, dan
NAFTA telah membuat pelaporan keuangan antarnegara/transnasional menjadi lebih terlihat
biasa. Pelaporan keuangan antarnegara menghendaki penggunanya untuk memahami praktek
akuntansi yang diterapkan oleh sutu perusahaan, bahasa negara di mana perusahaan tersebut
berkedudukan, dan mata uang yang digunakan perusahaan untuk menyiapkan laporan
keuangannya. Jika investor dan kreditor tidak dapat meperoleh informasi keuangan yang dapat
dimengerti tentang perusahaan yang beroperasi di luar negeri, mereka tidak akan tertarik untuk
berinvestasi atau meminjamkan uang kepada perusahaan tersebut. Sebagai hasilnya, dilakukan
usaha untuk menyelaraskan standar akuntansi di antara negara-negara tersebut.

Salah satu masalah utama yang saat ini sedang dihadapi oleh perusahaan-perusahaan Amerika
Serikat adalah kemampuan mereka untuk bersaing dalam perekonomian global dengan pelaporan
keuangan antarnegara. Pada bagian berikutnya, kami menjelaskan beberapa isu yang harus
diperhatikan oleh perusahaan multinasional.

Isu Akuntansi Bisnis Internasional

Paparan pertama perusahaan terhadap akuntansi internasional sering terjadi sebagai hasil dari
pembelian atau penjualan barang dagangan dengan entitas asing. Perdagangan international ini
menimbulkan beberapa masalah yang unik. Pertama, terdapat kemungkinan timbulnya gain atau
loss dari kurs mata uang yang terjadi karena adanya perbedaan waktu pemesanan, penerimaan
barang, dan pelunasan pembayaran. Oleh karena itu, perubahan nilai relatif mata uang
memberikan risiko yang lebih tinggi terhadap timbulnya gain atau loss dari kurs mata uang.
Kemudian, sangat sulit untuk memperoleh informasi kredit internasional dan mengevaluasi
likuiditas dan solvensi perusahaan dari laporan keuangannya terlebih dengan penggunaan bahasa
dan/atau prinsip akuntansi yang berbeda.

Meningkatnya perdagangan antar negara, penting bagi perusahaan menciptakan divisi


internasional, dan juga mengembangkan keahlian akuntansi internasional. Pada akhirnya,
perusahaan berharap dapat meningkatkan modal di pasar asing. Sehingga, perusahaan tersebut
harus menyiapkan laporan keuangannya dengan cara yang dapat diterima dan sesuai dengan
perdagangan saham asing. Dalam banyak kasus, laporan yang disiapkan sesuai dengan GAAP
AS tidak dapat diterima dalam pendaftaran dokumen perdagangan internasional, tetapi di lain
kasus, seperti di Kanada dan Jepang, prinsip-prinsip ini bisa diterima.

Perkembangan Sistem Akuntansi

Kebudayaan suatu negara memperngaruhi tidak hanya praktek bisnis tetapi juga prosedur
akuntansinya. Hofstede mengemukakan definisi yang diterima luas tentang kebudayaan sebagai
“pemrograman pikiran yang kolektif yang membedakan satu kategori orang dengan yang
lainnya”. Dia kemudian mengkategorisasikan delapan kebudayaan berbeda: Barat, Muslim,
Jepang, Hindu, Konfusius, Slavia, Afrika, dan Amerika Latin. Namun, klasifikasi praktek
akuntansi berdasarkan kebudayaan terlalu sederhana karena banyak negara memiliki lebih dari
satu suku dan banyak sistem akuntansi negara-negara tersebut yang dikembangkan selama
hubungan dengan penjajahan terdahulu.

Tingkat perkembangan sistem akuntansi sebuah negara juga dipengaruhi oleh dampak
lingkungan seperti tingkat pendidikan secara keseluruhan, jenis sistem politik, jenis sistem
hukum, dan ukuran perkembangan ekonomi. Misalnya, perkembangan standar akuntansi di
Amerika Serikat dipengaruhi oleh Revolusi Industri dan kebutuhan untuk memperoleh sumber
modal pribadi. Sebagai hasilnya, informasi akuntansi keuangan dibutuhkan untuk menyediakan
informasi profitabilitas dan pelayanan kepada investor dan kreditor. Di lain pihak, standar
akuntansi di Rusia tidak terlalu berkembang. Aslinya, ekonomi Rusia direncanakan secara
terpusat dan sebagai hasilnya, diperlukan standar akuntansi yang seragam. Sebagai negara
dengan ekonomi pasar yang sedang berkembang, Rusia menemukan bahwa standar-standar
akuntansi ini tidak lagi berguna, dan standar baru sedang dikembangkan.

1. Tingkat Pendidikan

Terdapat kecenderungan adanya korelasi langsung antara tingkat pendidikan yang dimiliki
penduduk suatu negara dengan perkembangan praktek pelaporan akuntansi keuangan di negara
tersebut. Karakteristik faktor-faktor lingkungan ini mencakup (1) tingkat melek huruf di negara
tersebut; (2) persentase populasi yang telah lulus sekolah dasar, sekolah menengah, dan
pendidikan; (3) orientasi sistem pendidikan (persiapan dunia kerja, profesional, dan lain-lain);
dan (4) kesesuaian sistem pendidikan dengan kebutuhan ekonomi dan sosial negara tersebut.
Negara-negara dengan masyarakat yang terdidik dengan lebih baik bisa diasosiasikan dengan
sistem akuntansi keuangan yang lebih maju.

2. Sistem Politik

Jenis sistem politik (sosialis, demokrasi, totaliter, dan lain-lain) dapat mempengaruhi
perkembangan standar dan prosedur akuntansi. Sistem akuntansi di sebuah negara dengan
ekonomi terpusat akan berbeda dengan sistem akuntansi dengan ekonomi berorientasi pasar.
Sebagai contohnya, perusahaan-perusahaan di negara sosialis akan diminta untuk menyediakan
informasi mengenai dampak sosial dan analisis manfaat—biaya di samping informasi tentang
profitabilitas dan posisi keuangan.

3. Sistem Hukum

Ukuran di mana hukum sebuah negara menetapkan praktek akuntansi dapat mempengaruhi
kekuatan profesi akuntansi negara tersebut. Ketika pemerintah memberlakukan prosedur dan
praktek akuntansi, otoritas profesi akuntansi biasanya bersifat lemah. Kebalikannya, penetapan
kebijakan akuntansi nonlegal oleh organisasi profesional adalah karakteristik negara-negara
dengan common law.

4. Perkembangan Ekonomi

Tingkat perkembangan ekonomi suatu negara mempengaruhi baik perkembangan maupun


aplikasi praktek pelaporan keuangan. Negara-negara dengan tingkat perkembangan ekonomi
yang rendah relatif akan memiliki kebutuhan yang lebih rendah untuk sistem akuntansi yang
lebih rumit daripada negara dengan tingkat perkembangan ekonomi yang tinggi.

Praktek Akuntansi Terkini

Klasifikasi praktek akuntansi menjadi kelompok-kelompok sudah diusahakan sejak tahun 1960.
Skema pengelompokan awal dikembangkan oleh Gerhard Mueller, yang mengklasifikasikan
praktek akuntansi negara berdasarkan dampak perbedaan lingkungan bisnis, adalah sebagai
berikut.

1. Amerika Serikat/ Kanada/ Belanda


2. Persemakmuran Inggris (kecuali Kanada)
3. Jerman/ Jepang
4. Eropa Daratan (kecuali Jerman, Belanda, dan Skandinavia)
5. Skandinavia
6. Israel/ Meksiko
7. Amerika Selatan
8. Negara-negara berkembang di Timur Dekat dan Timur Jauh
9. Afrika (kecuali Afrika Selatan)
10. Komunis
Kemudian, komite American Accounting Association menyatakan bahwa praktek akuntansi di
seluruh dunia dapat dikelompokkan menurut jangkauan pengaruhnya. Komite ini
mengindikasikan bahwa lima zona pengaruh tersebut adalah:

1. Inggris
2. Prancis-Spanyol-Portugis
3. Jerman-Belanda
4. Amerika Serikat
5. Komunis

Perjanjian terkini seperti EU, GATT, NAFTA, dan perubahan sistem ekonomi di Eropa Timur
telah memodifikasi jangkauan pengaruh dan menghasilkan pengelompokan berikut.

1. Amerika Serikat

Standar akuntansi keuangan untuk kelompok ini sudah berkembang terutama di sektor privat,
dan hasilnya menjadi set standar akuntansi yang relatif bersifat membatasi. Jangkauan pengaruh
di Amerika Serikat meliputi Kanada, Meksiko, Venezuela, dan Amerika Tengah. Perjanjian
dalam NAFTA secara tidak terbantahkan akan menghasilkan standardisasi prinsip akuntansi di
antara negara-negara ini.

2. Inggris/ Belanda

Kelompok ini hampir menyerupai kelompok AS; bagaimanapun juga, kelompok ini disifati oleh
standar akuntansi yang relatif sedikit restriktif. Di samping Inggris dan Belanda, kelompok ini
mencakup Irlandia, Israel, dan koloni lama Inggris di India, Selandia Baru, dan Amerika Selatan.

3. Eropa Daratan/ Jepang

Perusahaan-perusahaan dalam kelompok ini bergantung pada bank untuk menyuplai kebanyakan
kebutuhan modal mereka; Sebagai hasilnya, praktek akuntansi konservatif sudah berkembang.
Negara-negara dalam kelompok ini adalah kebanyakan negara-negara Eropa Barat dan Jepang.

4. Amerika Selatan

Kecuali Brazil, negara-negara di kawasan ini memiliki bahasa dan warisan budaya yang sama.
Sebagai tambahan, pelaporan akuntansi dalam kelompok ini umumnya memasukkan informasi
sebagai dampak inflasi. Seluruh negara Amerika Selatan kecuali Venezuela, yang mengikuti
GAAP AS, termasuk dalam kelompok ini.

5. Negara-Negara Dunia Ketiga

Kelompok negara-negara yang dianggap kecil ini berbagi kebutuhan untuk mengembangkan
standar akuntansi untuk ekonomi yang sedang berkembang. Banyak negara ini yang dahulunya
merupakan jajahan negara-negara Eropa dan sekarang sedang mengembangkan standar akuntansi
untuk memenuhi kebutuhan sitem ekonomi mereka. Negara-negara yang tergolong dalam
kelompok ini adalah kebanyakan negara-negara Afrika (kecuali Afrika Selatan) dan negara-
negara Timur Jauh.

6. Negara-Negara yang Mengalami Perubahan Ekonomi

Perubahan besar dari politik di Eropa Timur pada tahun 1980-an berdampak pada kebutuhan
untuk mengembangkan standar dan praktek akuntansi yang berbeda untuk memenuhi kebutuhan
sistem ekonomi yang turut berubah. Negara-negara ini mengubah praktek akuntansi mereka dari
ekonomi terpusat menjadi ekonomi pasar. Mereka adalah hampir seluruh negara Eropa Timur
yang dulunya berada di bawah jangkauan pengaruh Uni Soviet sebelum disintegrasi berdasarkan
Pakta Warsawa.

7. Komunis

Negara-negara komunis yang masih ada menggunakan sebuah sistem akuntansi yang didesain
untuk berperan dalam perencanaan sentral. Negara-negara dalam kelompok ini adalahChina,
Korea Utara dan Kuba.

Praktek-praktek akuntansi yang spesifik berbeda antarnegara sebagaimana antarkelompok. Tabel


3.2 mengilustrasikan beberapa area perbedaan di antara negara-negara tertentu.

Penyusunan Laporan Keuangan untuk Pengguna Asing

Sebuah perusahaan yang mengeluarkan laporan keuangan kepada pengguna di luar negeri bisa
memakai satu dari beberapa pendekatan untuk menyusun laporan keuangannya:

1. Laporan keuangan yang sama untuk semua pemakai laporan keuangan (domestik dan luar
negari).
2. Menerjemahkan bahasa yang digunakan dalam laporan keuangan yang dikirimkan ke pemakai
luar negeri, dalam bahasa yang digunakan di negara pemakai tersebut.
3. Melakukan translasi atas laporan keuangan yang dikirimkan ke pihak pemakai luar negeri, sesuai
dengan mata uang yang digunakan di negara pemakai laporan tersebut.
4. Mempersiapkan 2 laporan keuangan yang berbeda bahasa dan mata uangnya.
5. Menyiapkan Laporan keuangan berbasis prinsip-prinsip akuntansi yang disetujui kalangan dunia
luas.

Komite Standar Akuntansi Internasional (IASC)

Penyusunan laporan keuangan untuk pengguna di negara lain dengan menggunakan lima opsi
yang tersebut di atas semakin giat menyarankan pelaporan keuangan antarnegara. Komite
Standar Akuntansi Internasional (International Accounting Standards Committee/IASC)
dibentuk pada tahun 1973 untuk mengembangkan standar akuntansi yang diterima secara luas di
dunia. IASC adalah badan sektor privat independen, yang tujuannya adalah untuk mencapai
keseragaman prinsip akuntansi yang digunakan dalam pelaporan keuangan yang diterima
masyarakat dunia. Anggota asli Dewan IASC adalah badan-badan akuntansi dari sembilan
negara: Australia, Kanada, Prancis, Jepang, Meksiko, Belanda, Inggris, Amerika Serikat, dan
Jerman Barat. Sejak 1983, angota-anggota IASC memasukkan seluruh badan akuntansi
profesional yang menjadi anggota Federasi Akuntan Internasional. Badan ini terdiri dari 134
organisasi pendukung di 104 negara. Kebanyakan organisasi ini adalah asosiasi profesional
akuntan publik yang berlisensi; Sebagai hasilnya, keanggotaan IASC meliputi jangkauan
organisasi yang lebih sempit daripada FASB.

IASC Agreement and Constitution memberikan otoritas untuk menyebarluaskan standar-standar


untuk penyampaian laporan keuangan yang diaudit oleh anggota dari organisasi tersebut.
Konstitusi IASC juga membentuk peraturan untuk menyebarluaskan penerimaan seluruh dunia
terhadap standar-standar IASC. Persyaratan ini muncul karena banyak negara tidak mempunyai
program untuk mengembangkan standar akuntansi dan karena terdapat kebutuhan untuk
menyesuaikan perbedaan di antara standar tiap-tiap negara. Banyak pengamat menetapkan
penyesuaian yang diharapkan karena adanya kebutuhan untuk meningkatkan keandalan laporan
keuangan asing. Pembuatan keputusan yang telah dikembangkan akan terjadi karena tidak akan
terlalu penting lagi untuk menerjemahkan laporan keuangan asing dan karena perbandingan yang
akan dikembangkan.

Walaupun banyak perbedaan praktek pelaporan keuangan dunia bisa dijelaskan oleh perbedaan
lingkungan antarnegara, beberapa perbedaan tidak demikian. IASC berupaya untuk
menyesuaikan perbedaan-perbedaan yang tidak bisa dijelaskan oleh perbedaan lingkungan.
Tujuan IASC adalah untuk memformulasikan dan mengumumkan standar-standar akuntansi dan
untuk mempromosikan penerimaan dan pengamatan yang diterima luas. Anggota IASC setuju
untuk mendukung standar-standar tersebut dan mengeluarkan kemampuan terbaik mereka untuk
meyakinkan bahwa laporan keuangan yang dipublikasikan sesuai dengan standar tersebut, untuk
memastikan auditor menegakkan standar tersebut, dan untuk melakukan pendekatan dengan
pemerintah, bursa saham, dan badan-badan lain untuk mendukung standar tersebut.

Tujuan asli IASC adalah untuk menghindari detail kompleks dan berkonsentrasi pada standar
dasar. Proses penyusunan standar IASC sama dengan yang diikuti oleh FASB dan mencakup
enam tahap berikut:

1. Dewan menyiapkan Steering Committee


2. Steering committee mengidentifikasi dan meriview isu akuntansi yang terkait dengan topik yang
akan dibuatkan standarnya. Menghasilkan “point outline”
3. Komentar dewan atas point outline dan direviu kembali oleh Steering Committee menghasilkan
“Draft Statement of Principles”
4. Steering Committee mereviu komentar atas draft dan menyiapkan “Final Statement of
Principles”
5. Steering Committee membuat draft Exposure Draft dan meminta persetujuan dewan untuk
dipublikasikan sebagai Exposure Draft
6. Steering Committee meriviu komentar selama 6 bulan and menyiapkan dan mempublikasikan
International Accounting Standard setelah disetujui ¾ dewan.

Sangat kontras dengan standar yang dikeluarkan oleh FASB, Standar Akuntansi Internasional
(IASs) kadang-kadang mengizinkan dua perlakuan akuntansi untuk kejadian dan transaksi
akuntansi. Dalam beberapa kasus, perlakuan yang lebih disukai diistilahkan sebagai perlakuan
benchmark/standar, sementara yang lain disebut sebagai perlakuan alternatif. Aslinya, IASC
tidak menjelaskan perbedaan di antara dua jenis perlakuan ini; meskipun demikian, pada
Desember 1995 dikeluarkanlah IASC Insight, yang penjelasannya sebagai berikut.

“Dewan telah memutuskan bahwa seharusnya digunakan istilah BENCHMARK (standar)


daripada PREFERRED (lebih disukai) [yang diajukan dalam IAS No 32, p.2] dalam beberapa
kasus di mana hal ini berlanjut pada pembolehan pilihan perlakuan akuntansi untuk kejadian
dan transaksi. Istilah BENCHMARK merefleksikan tujuan Dewan untuk mengidentifikasikan titik
referensi ketika membuat pilihan di antara alternatif-alternatif tersebut.”

Walaupun penjelasan ini mengimplikasikan bahwa IASC bermaksud mengurangi pilihan-pilihan


yang tersedia dalam standar, mengeliminasi perlakuan alternatif akan mengurangi tingkat
komparasi dengan GAAP AS, dalam kasus ini misalnya ketika perlakuan alternatif tersebut
lebih mirip dengan GAAP AS.

Perbedaan tambahan dalam penyusunan standar oleh IASC yaitu tidak diterbitkannya
implementasi atas standar yang mereka susun, dan IASC melarang stafnya memberikan
pemaknaan dari standar tersebut karena keterbatasan sumber daya. IASC telah dikritik atas hal
tersebut, dan menyarankan regulator dan badan profesi untuk membuat prosedur dalam
penginterpretasian standar untuk memudahkan harmonisasi. IASC menetapkan sistem dalam
penerbitann interpretasi dengan mempelajari:

1. Lingkup prosedur dari interpretasi (tingkat emergensinya)


2. Sifat dari badan yang membuat interpretasi (apakah badan atau komite)
3. Proses dari penerbitan interpretasi mencakup pertanyaan: apakah atas isu yang beredar benar
membutuhkan interpretasi? Apakah interpretasi membutuhkan persetujuan IASC? Dan apakah
interpretasi itu harus retroactive?

Kemudian dibentuklah Standing Interpretations Committee (SIC) yang terdiri dari 12 anggota
dari beberapa negara, yang sampai saat ini telah menghasilkan lebih dari 20 interpretasi.

Penggunaan Standar Akuntansi Internasional

Standar akuntansi internasional digunakan dalam berbagai cara. IASC memperhatikan bahwa
standar-standarnya digunakan:

1. Sebagai persyaratan nasional


2. Sebagai dasar dari sebagian atau seluruh persyaratan nasional
3. Sebagai benchmark bagi negara-negara yang menetapkan sendiri persyaratan nasionalnya
4. Digunakan oleh pihak yang berwenang untuk mengatur perusahaan domestik dan perusahaan
asing
5. Digunakan oleh perusahaan-perusahaan itu sendiri

Sebagai tambahan, International Organization of Securities Commissions (IOSCO)


menginginkan IASB menyediakan IAS yang dapat digunakan dalam penawaran sekuritas
multinasional. Baru-baru ini, beberapa bursa saham di beberapa negara mensyaratkan atau
memperbolehkan perusahaan yang mengeluarkan saham untuk menyiapkan laporan keuangan
yang sesuai dengan IAS.
IASC tidak mempunyai kekuasaan memaksa dan harus berlandaskan pada ‘usaha terbaik’ dari
anggota-anggotanya. Bagaimanapun juga, pengaruh badan-badan akuntansi profesional dalam
pembentukan peraturan akuntansi bervariasi dari negara yang satu ke negara yang lain. Di
beberapa negara, seperti Prancis dan Jerman, kekuatan dan detil hukum perusahaan memberikan
ruang bagi pengaruh badan-badan akuntansi. Di negara lain, seperti Inggris, Kanada, dan
Australia, standar akuntansi diatur oleh badan profesional yang dimiliki IASC. Di AS, dua badan
yang secara langsung berkonsentrasi pada pengaturan standar, yaitu FASB dan SEC, bukanlah
anggota IASC.

Perjanjian dan tindakan IASC tidak mengakomodasi perbedaan nasional. Oleh karena itu, setiap
negara memiliki kelompok pengguna informasi keuangan sendiri (pemilik, kreditor, debitor,
pegawai, pemerintah, dan lain-lain), semua yang beroperasi di dalam lingkungan budaya, sosial,
hukum, politik, dan ekonomi. Pengguna-pengguna tersebut juga mungkin memiliki kepentingan
yang relatif berbeda dari negara ke negara, menciptakan variasi peran akuntansi keuangan dari
negara ke negara.

IASC mengeluarkan 41 standar dan IASB telah mengeluarkan 8 IFRS yang mencakup isu-isu
seperti pengungkapan kebijakan akuntansi, laporan arus kas, depresiasi, informasi yang harus di
ungkapkan, informasi perubahan posisi keuangan, unsusual item, prior period items dan
perubahan kebijakan akuntansi, penelitian dan pengembangan, pajak atas income, foreign
exchange, kombinasi bisnis, dan pengungkapan pihak-pihak yang terkait.

Isu Terbaru

Pada pertengahan 1990, IASC berpartner dengan IOSCO untuk bekerjasama dalam mendorong
transaksi saham di seluruh dunia agar menerima laporan keuangan yang disiapkan dengan
menggunakan standar dari IASB.Untuk meraih tujuan ini, IASB diminta untuk menyelesaikan
sebuah program kerja yang komprehensif dalam membuat atau memperbaiki IAS yang dapat
diterima oleh IOSCO. IOSCO mengindikasikan bahwa kesuksesan IASC dalam menyelesaikan
program tersebut dapat menyebabkan penyebarluasan suatu set inti standar yang komprehensif
untuk pendaftaran saham lintas batas. Hal itu juga dapat memungkinkan IOSCO untuk
mempertimbangkan penggunaan Standar Akuntansi Internasional untuk tujuan pendaftaran
saham di semua pasar modal global. IOSCO telah meresmikan penggunaan pernyataan IASC
mengenai arus kas dan mengindikasikan bahwa standar standar IASC yang lain sudah memadai,
hal ini membuktikan standar inti yang lain telah diselesaikan dengan sukses. Beberapa isu yang
dibahas dalam program kerja adalah instrumen keuangan, pajak penghasilan, aset tidak
berwujud, laporan per segmen, laba per lembar saham (earning per share), biaya keuntungan
pegawai (employee benefit cost), laporan interim, operasi yang tidak dilanjutkan (disontinued
operation), hal yang mungkin terjadi (contingency), dan lease. Awalnya program ini di targetkan
selesai pada Desember 1999, namun pada tahun 1996 direksi IASC memutuskan untuk
mempercepatnya menjadi Maret 1999.

Pada saat penyelesaian proyek, IOSC menelaah standar yang telah direvisi untuk menentukan
apakah akan merekomendasikan penggunaannya pada para anggota IOSC untuk tujuan pencarian
modal secara lintas batas. IOSCO mengidentifikasi beberapa standar yang masih berpotensial
untuk dikembangkan; sebagai hasilnya, IASC mengadakan Proyek Pengembangan untuk
mengurangi atau menghilangkan alternatif, peraturan yang berlebihan (redundancy), dan konflik
dengan standar yang telah ada dan untuk melakukan pengembangan lain pada standar.
Penyelesaian yang cepat dari proyek ini terlihat krusial ketika negara anggota Uni Eropa (EU)
mengadopsi standar internasional pada awal 2005.

Pada tanggal 17 Desember 2003, IASB mempublikasikan 13 Standar Akuntansi Internasional


(IAS) yang telah direvisi, menerbitkan 2 standar baru, mengumumkan pemberitahuan mengenai
penarikan standarnya pada akuntansi level-harga (price-level accounting). Revisi dan standar
baru yang diterbitkan menandakan bahwa Proyek Pengembangan yang dilakukan oleh IASB
tersebut hampir selesai.Proyek tersebut membahas kecemasan, pertanyaan, dan kritik yang
berasal dari otoritas pengatur sekuritas dan pihak lain yang tertarik dengan IAS yang telah ada.

Proyek Pengembangan merupakan elemen utama dari strategi IASB untuk meningkatkan
kualitas dan konsistensi dari laporan keuangan secara umum dan IAS yang telah ada. Minat atas
pelaporan yang lebih baik melalui konvergensi membuat proyek tersebut menarik praktik terbaik
dari seluruh dunia. Proyek tersebut telah menghilangkan beberapa pilihan yang ada dalam IAS
yang keberadaannya menyebabkan ketidakpastian dan penurunan tingkat komparabilitas. Proyek
ini diuntungkan dari masukan yang berasal dari pelaku pasar secara luas, termasuk pembuat
peraturan melalui Organisasi Internasional untuk Komisi Sekuritas, pembuat standar nasional,
Dewan Penasihat Standar IASB, dan pihak lain. IASB juga menerbitkan 5 IFRS. Standar baru ini
dan amandemen terhadap berbagai IAS akan didiskusikan pada bab yang berhubungan dengan
masing-masing isu. Kemudian, pada tahun 2005, Komite Tekhnik IASCO menegaskan kembali
dukungannya terhadap pengembangan dan penggunaan IFRS sebagai standar internasional
berkualitas dalam pendaftaran dan penawaran lintas batas. IASCO merekomendasikan
anggotanya untuk memperbolehkan para penerbit multinasional (multinational issuers)
menggunakan IFRS dalam penawaran dan pendaftaran lintas batas, sebagaimana ditambahkan
dalam rekonsiliasi, pengungkapan, dan intepretasi bila dipandang perlu untuk membahas isu
dasar yang luar biasa pada tingkat nasional atau regional.

Sesuai keputusan yang dibuat oleh berbagai negara dan organisasi untuk mengadopsi IFRS, lebih
dari 19 negara akan mengharuskan atau mengijinkan penggunaan penggunaan IFRS dalam
beberapa tahun mendatang. Sebagai contoh, seperti dibahas diatas, sejak Januari 2005, semua
perusahaan EU yang terdaftar dalam pasar EU diharuskan menggunakan IFRS sebagai dasar
penyusunan pelaporan keuangannya. Sebagai tambahan, banyak negara yang bukan anggota EU,
seperti Australia, Cina, Israel, dan Selandia Baru, mengkonvergensi standar nasionalnya baik
sebagian maupun seluruhnya dengan IFRS. Pada Januari 2006, Dewan Standar Akuntansi
Kanada meratifikasi rencana selama 5 tahun untuk mengkonvergensi PABU Kanada dengan
IFRS, dan Cina juga mengumumkan rencana konvergensi, banyak perusahaan di seluruh dunia
akan mengadakan peralihan dalam laporan keuangan dengan mengubah praktik akuntansi
nasional menuju penggunaan standar akuntansi yang dikeluarkan oleh IASB.

Untuk membantu proses implementasi, pada tahun 2006 IASB mengumumkan bahwa IASB
tidak mewajibkan penerapan IFRS yang sedang dikembangkan atau yang sebagian besarnya
sedang diamandemen ke dalam IFRS yang telah berlaku sebelum tanggal 1 Januari 2009.
Penundaan standar baru hingga 2009 akan memberikan waktu selama 4 tahun untuk stablitas
bagi perusahaan yang mengadopsi IFRS di tahun 2005. Sebagai tambahan, penetapan tanggal 1
Januari 2009 sebagai standar baru akan memberikan target yang jelas bagi negara yang akan
mengadopsi IFRS. Pada tahun 2009 juga diharapkan usaha bersama antara FASB dan IASB akan
meniadakan keharusan rekonsiliasi bagi perusahaan non-AS yang menggunakan IFRS dan
terdaftar di AS.

Untuk membantu perusahaan merubah standarnya ke IFRS, dan supaya pengguna laporan
keuangan perusahaan mengerti efek dari penerapan standar yang baru, IASB mengeluarkan IFRS
No. 1 “Adopsi Standar Pelaporan Keuangan Internasional untuk yang Pertama Kalinya “
(didiskusikan lebih lanjut di bab ini) yang menjelaskan apa yang harus dilakukan sebuah entitas
dalam masa transisi ketika merubah suatu basis akuntansi ke IFRS.

RESTRUKTURASI IASC

Pada tahun 1998 IASC mengarahkan upaya baru yang bertujuan untuk menempatkan standar.
Pada akhirnya, IASC Board membuat Strategy Working Party untuk mempertimbangkan apa
seharusnya strategi dan struktur IASC untuk menghadapi tantangan yang baru. Pada bulan
Desember 1998, kelompok ini menerbitkan Discussion Paper yang berjudul “Shaping the IASB
for the Future”, yang merupakan proposal untuk perubahan struktur IASC. Selama awal 1999,
tanggapan terhadap proposal diterima dan laporan final diterbitkan. Pada Maret 2000, IASB
Board menyetujui konstitusi baru untuk merestrukturisasi IASB. Berikut ini adalah rangkuman
dari poin-poin yang ditulis dalam dokumen tersebut.

Beberapa faktor yang telah memberi kontribusi pada kebutuhan terhadap pendekatan baru dalam
penetapan standar internasional :

1. Pertumbuhan pasar modal internasional yang cepat, dikombinasikan dengan peningkatan dalam
pendataan dan investasi lintas batas. Isu ini telah mengarahkan kepada usaha-usaha badan
regulator sekuritas untuk mengembangkan ’passport’ biasa untuk pendataan sekuritas lintas
batas dan untuk mencapai komparabilitas yang lebih besar dalam pelaporan keuangan.
2. Upaya organisasi global (seperti WTO) dan badan regional (seperti EU, NAFTA, MERCOSUR [
pasar bagi negara Argentina, Brazil, Paraguay, dan Uruguay], dan APEC) untuk membuka
hambatan perdagangan internasional.
3. Tren ke arah internasionalisasi regulasi bisnis.
4. Peningkatan pengaruh standar akuntansi internasional terhadap kebutuhan dan praktek
akuntansi nasional.
5. Percepatan inovasi dalam transaksi bisnis.
6. Peningkatan permintaan penggwuna akan jenis informasi keuangan dan kinerja lainnya yang
baru.
7. Perkembangan baru dalam distribusi elektronik informasi keuangan dan kinerja lainnya.
8. Pertumbuhan kebutuhan akan informasi keuangan dan kinerja lainnya yang relevan dan dapat
diandalkan, baik dalam negara yang dalam transisi dari ekonomi terencana ke ekonomi pasar
maupun dalam pengembangan industrialisasi ekonomi yang baru.

Sebagai hasilnya, permintaan terhadap standar akuntansi global yang berkualitas tinggi dan
menyediakan transparansi dan komparabilitas semakin meningkat. Dalam tahun-tahun
pertamanya IASC terutama bertindak sebagai penyelaras—badan yang memilih perlakuan
akuntansi yang telah ada pada tingkat nasional di beberapa negara dan meminta dukungan global
dari perlakuan tersebut, mungkin dengan beberapa perubahan. Kemudian IASC mulai
menggabungkan peran tersebut dengan peran sebagai katalisator—koordinator prakarsa nasional
dan pemrakarsa usaha baru tingkat nasional. Ke depannya, peran IASC sebagai katalisator dan
inisiator harus lebih menonjol dan penting bagi IASC untuk memfokuskan tujuan dengan tepat,
sebagaimana berikut :

1. Mengembangkan standar akuntansi internasional yang menghendaki informasi yang berkualitas


tinggi, transparan, dan dapat dibandingkan yang akan membantu pelaku pasar modal dan
lainnya untuk membuat keputusan ekonomi.
2. Meningkatkan penggunaan standar akuntansi internasional dengan bekerja bersama para
pembuat standar nasional.

IASC, bekerja sama dengan pembuat standar nasional, harus melakukan setiap usaha untuk
mempercepat konvergensi antara standar akuntansi nasional dan internasional. Sasaran
konvergensi bagi tiap negara di dunia untuk melaporkan informasi yang berkualitas tinggi,
transparan, dan dapat dibandingkan yang akan membantu pelaku pasar modal dan lainnya untuk
membuat keputusan ekonomi. Sampai tahap akhir ini, IASC harus terus menggunakan kerangka
konseptual yang telah disetujui (Kerangka Persiapan dan Penyajian Laporan Keuangan
didiskusikan di bagian berikutnya). Tujuan jangka pendek IASC adalah untuk membuat
konvergensi standar akuntansi nasional dan internasional dengan solusi berkualitas tinggi.
Sedangkan tujuan jangka panjangnya adalah keseragaman global, yaitu perangkat tunggal
standar akuntansi berkualitas tinggi untuk semua perusahaan bisnis terdaftar dan yang signifikan
secara ekonomis lainnya di seluruh dunia.

Perubahan-perubahan di dalam lingkungan IASC bermakna bahwa perubahan struktural juga


dibutuhkan sehingga IASC dapat mengantisipasi tantangan-tantangan baru yang menghadang
dan mengatasinya secara efektif. Berikut ini diidentifikasikan sebagai isu yang perlu
diperhatikan:

1. Kerja sama dengan pembuat standar akuntansi nasional. IASC harus bekerja sama dengan
pembuat standar nasional sehingga IASC dapat bersinergi dengan badan tersebut untuk
mempercepat konvergensi antara standar akuntansi nasional dan internasional yang solusinya
membutuhkan informasi yang berkualitas tinggi, transparan, dan dapat diperbandingkan
sehingga dapat membantu partisipan di pasar modal dan pihak-pihak lain dalam membuat
keputusan ekonomi.
2. Partisipasi yang lebih luas dalam IASC Kelompok Negara dan organisasi yang lebih besar harus
mengambil peran dalam IASC Board tanpa mendilusi kualitas kerja IASC.
3. Penunjukan (appointment). Proses penunjukan IASC Board dan pedoman IASC Committee harus
menjadi tanggung jawab anggota yang beragam, sementara memastikan penunjukan itu
kompeten, independen, dan objektif.

Untuk memenuhi isu-isu tersebut, perubahan-perubahan berikut diajukan:

1. Steering Committee seharusnya digantikan oleh Standards Development Committee, di mana


pembuat standar nasional akan memainkan peranan besar dalam pengembangan standar
akuntansi internasional untuk disetujui IASC Komite ini juga bertanggung jawab untuk
menyetujui penerbitan Interpretasi SIC final yang dibuat oleh Standing Interpretations
Committee.
2. Standards Development Committee seharusnya didukung oleh Standards Development Advisory
Committee, yang bertindak sebagai saluran komunikasi dengan pembuat standar nasional
tersebut yang dapat berpartisipasi langsung dalam Standards Development Committee karena
keterbatasan lingkupnya.
3. IASC Board seharusnya diperluas dari 16 menjadi 25 negara dan organisasi, tanpa menurunkan
kualitas kerjanya.
4. Advisory Council yang sekarang seharusnya digantikan oleh 12 trustees (tiga ditunjuk oleh
International Federation of Accountant, tiga oleh organisasi internasional lain, dan enam oleh
trustees untuk merepresentasikan dunia secara luas). Trustees akan menunjuk anggota
Standards Development Committee, Board, dan Standing Interpretations Committee, serta
bertanggung jawab untuk memantau efektifitas IASC dan membiayai kegiatan IASC.

FASB Reaction

The Financial Accounting Foundation (FAF) dan The Financial Accounting Standard Board
(FASB) dikelilingi oleh organisasi yang menerima undangan IASC untuk berkomentar pada
Discussion Paper. Posisi mereka agak kritis dan termasuk dalam poin-poin berikut ini.

Karena posisi IASC sekarang adalah sebagai organisasi pengatur standar international,
kebutuhan restrukturisasi proses dan struktur pengaturan standar akuntansi international
memberikan peluang kepada IASC untuk mendirikan pengatur standar akuntansi international
yang berkualitas yang akan sukses dalam jangka panjang. FAF dan FASB percaya proses
restrukturisasi semestinya menghasilkan proses dan struktur pengaturan standar yang
mewujudkan delapan (8) fungsi dan lima (5) karakter. Delapan fungsi inti dari standar
international yang berkualitas yaitu leadership, innovation, relevance, responsiveness,
objectivity, acceptability and credibility, undertandability, dan accountability. Dan lima karakter
inti pengatur standar akuntansi internasional adalah badan pengambil keputusan yang
independen, proses yang memadai, memadai, staf yang qualified secara teknis, pendanaan yang
independen, pengawasan yang independen.

Struktur IASC yang ada belum memadai dalam mewujudkan hal tersebut diatas dalam mencapai
tujuan, terdapat beberapa are yang menjadi perhatian di dalam Discussion Paper yang seharusnya
diperkuat dan di modifikasi yaitu:

1. The Standards Development Committee (SDC) haruslah menjadi badan otonom yang dan
mengambil keputusan secara independen.
2. Dewan IASC seharusnya menerapkan strong avisory role dalam proses penyusunan standar.
3. Dewan trustees harus bertanggung jawab atas (1) penunjukan (appointing) SDC dan anggota
dewan IASC, meriviu dan mengesahkan penunjukan dan memperbarui perwakilan dalam IASC.
(2) melatih, mengawasi dan mengevaluasi SDC dan dewan IASC (3) meningkatkan pendanaan.
4. Staf IASC seharusnya dilengkapi dengan staf dari organisasi level nasional.

Sebagai tambahan, are yang harus di perbaiki dan diperkuat adalah:

1. Proses persetujuan standar


2. Aturan dan tanggung jawab dari dewan trustees
3. Pendanaan dan sumber daya yang lain
4. Issu lainnya seperti, komposisi dan area dari keanggotaan SDC dan IASC, rotasi anggota dan kursi
permanen dari SDC, IASC Board, dan dewan trustee dan koordinasi antar anggota dari negara-
negara dalam proses kerja IASC

Dalam menangani area ini, FASB mengindikasikan IASC harus mengemukaan dengan jelas
rencana jangka panjang dalam pencapaian struktur dan proses penyusunan standar akuntansi
internasional yang ideal. IASC harus mengakui bahwa proposalnya merupakan langkah awal
dalam evolusi akuntansi internasional. Isu ini disampaikan lebih lanjut oleh FASB dalam
Position papernya “International Accounting Standards: a vision for the future”.

Pengaruh Standar Akuntansi Internasional versus PABU AS

Pada Februari 2000, SEC meminta perusahaan AS untuk berkomentar tentang apakah
perusahaan asing dapat diperbolehkan untuk mendaftarkan sahamnya di pasar modal AS dengan
menggunakan standar akuntansi internasional. Sekarang, perusahaan asing yang ingin mendaftar
di pasar modal AS harus merubah pernyataan keuangannya sehingga merefleksikan PABU yang
berlaku. Rekonsiliasi ini dilakukan dengan mengisi Formulir 20-F dari SEC dalam jangka waktu
enam bulan sejak akhir tahun fiskal perusahaan. Pada saat ini, hanya sekitar 1000 perusahaan
asing yang terdaftar di pasar modal AS karena dibutuhkan biaya yang tinggi untuk merubah
pernyataan keuangannya ke dalam PABU AS. Saat ini, SEC secara konsisten mengambil posisi
bahwa memperbolehkan perusahaan asing untuk mendaftar menggunakan standar selain PABU
AS menyebabkan hilangnya perlindungan investor dan terjadinya sistem pengungkapan ganda,
satu untuk pendaftar domestik, satu lagi untuk pendaftar asing. Sejauh ini, hanya terdapat sedikit
bukti empiris untuk mengevaluasi posisi SEC. Suatu penelitian menemukan bukti campuran
bahwa rekonsiliasi Formulir 20-F ditemukan mempunya nilai relevansi dan jumlah laba dibawah
IAS dan PABU AS dinilai secara berbeda oleh pasar. Bagaimanapun juga, penelitian ini tidak
menemukan perbedaan penilaian pasar terhadap laba per lembar saham.

Halaman Web buku ini untuk bab 3 berisi bagian dari rekonsiliasi Formulir 20-F untuk Cadbury
Schweppes. Perusahaan tersebut merupakan perusahaan domestik di pasar Inggris yang
memasarkan dan memproduksi permen, minuman ringan, dan produk lainnya untuk dijual
diseluruh dunia. Produknya antara lain Dr Pepper, Schweppes, Canada Dry, A&W, dan Squirt
Internationally, dan Seven Up, dan minuman ringan Mott’s yang hanya dijual di pasar Amerika
Serikat. Cadbury Schweppes ingin menjual sekuritasnya di pasar Modal AS; konsekuensinya,
Cadbury Schweppes harus menyiapkan rekonsiliasi Formulir 20-F yang menyesuaikan
pernyataan keuangannya agar sesuai dengan PABU AS.

Catatan kaki 40 dari pernyataan keuangan Cadbury Schweppes tahun fiskal 2006,
mengungkapkan Formulir 20-F perusahaan, berisi penjelasan mengenai efek terhadap laba dari
perbedaan PABU Inggris dan PABU AS. Penjelasan ini mengemukakan bahwa laba tahun 2006
yang dilaporkan menggunakan PABU AS sebesar £1,034 juta atau £131 juta lebih kecil dari
yang dilaporkan dengan menggunakan PABU Inggris; laba tahun fiskal 2005 2006 yang
dilaporkan menggunakan PABU AS sebesar £585 juta atau £191 juta lebih kecil dari yang
dilaporkan dengan menggunakan PABU Inggris.
SEC berada dibawah tekanan yang meningkat untuk menerima peraturan akuntansi internasional
karena investor diseluruh dunia membutuhkan bantuan dalam mengartikan pernyataan keuangan
dari berbagai perusahaan yang menggunakan aturan akuntansi yang berbeda. Rekonsiliasi
Formulir 20-F untuk Cadbury Schweppes mengilustrasikan masalah ini. Juga telah dilaporkan
bahwa perusahaan Jerman, Daimler-Benz AG, membutuhkan bertahun-tahun untuk
mengkonversikan pembukuannya ke PABU AS untuk menyelesaikan proses merger dengan
Chrysaler. Pasar modal New York, yang akan diuntungkan dengan tambahan pendaftar asing,
mendukung usaha internasional. Penelitian terakhir mengenai delapan perusahaan multinasional
menemukan bahwa menggunakan aturan internasional mengungkapkan esensi yang sama dengan
menggunakan PABU AS.

Bagaimanapun juga, SEC sepertinya tidak akan mengijinkan penggunaan standar internasional
dalam waktu dekat. Mantan Sekretaris Bendahara Robert Rubin dan mantan Pemimpin Federal
Reserve Alan Greenspan mengkritik aturan akuntansi internasional yang sekarang sebagai
akuntansi yang buruk, dan mereka mengindikasikan bahwa kesulitan keuangan yang dialami
Brasil dan Rusia pada akhir 1990 sebagian disebabkan oleh kebijakan pengungkapan akuntansi
yang buruk. Juga sulit untuk meramalkan bahwa perusahaan AS, akan mengijinkan aturan yang
tidak begitu ketat untuk perusahaan asing dalam berkompetisi untuk mendapatkan sumber
modal yang tersedia di AS. Terakhir, aturan akuntansi internasional tidak memiliki mekanisme
penegakan standar seperti SEC, dan investor akan lebih tersesat. Isu ini masih terus berkembang
sebagaimana dibuktikan oleh Proyek Peta Jalan IASB-FASB.

Kerangka Kerja untuk Persiapan dan Penyajian Laporan Keuangan

Pada tahun 1989, IASC menerbitkan kerangka kerja konseptual berjudul “Framework for the
Preparation and Presentation of Financial Statements.” IASC mengindikasikan bahwa
penerbitan kerangka kerja ini adalah untuk menetapkan konsep-konsep yang mendasari
penyusunan dan penyajian laporan keuangan untuk pengguna eksternal dengan:

1. Membantu IASC dalam mengembangkan standar di masa depan.


2. Mempromosikan harmonisasi standar akuntansi.
3. Membantu pembentuk standar nasional.
4. Membantu pembuat dalam menerapkan standar internasional.
5. Membantu auditor dalam mengeluarkan opini tentang apakah laporan keuangan sesuai dengan
standar internasional.
6. Membantu pengguna dalam mengintepretasikan laporan keuangan yang disiapkan sesuai
dengan standar internasional.
7. Menyediakan informasi mengenai pendekatan IASCuntuk pembentukan standar akuntansi
internasional kepada pihak yang berkepentingan.

Kerangka kerja ini menentukan:

1. Tujuan dari laporan keuangan.


2. Karakteristik kualitatif yang menentukan manfaat informasi dalam laporan keuangan.
3. Definisi, pengakuan, dan pengukuran unsur-unsur dari yang laporan keuangan yang dibangun.
4. Konsep modal dan pemeliharaan modal.

Kerangka kerja ini menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan mempersiapkan tujuan umum


laporan keuangan yang diarahkan terhadap kebutuhan informasi dari berbagai pengguna
termasuk investor, karyawan, pemberi pinjaman, pemasok dan perdagangan lainnya, kreditur,
pelanggan, pemerintah dan badan mereka, serta masyarakat umum.Kerangka kerja ini juga
menunjukkan bahwa, meskipun kebutuhan informasi dari pengguna tidak dapat dipenuhi hanya
oleh penyajian laporan keuangan, ada suatu kebutuhan yang umum dibutuhkan semua pengguna.
Selain itu, karena investor adalah penanggung risiko modal bagi perusahaan, penyusunan laporan
keuangan yang memenuhi kebutuhan investor juga akan memenuhi sebagian besar kebutuhan
pengguna lainnya.

Tujuan Laporan Keuangan

Kerangka kerja IASC menunjukkan bahwa tujuan laporan keuangan adalah untuk memberikan
informasi tentang posisi keuangan, kinerja, dan perubahan posisi keuangan suatu perusahaan
yang berguna untuk berbagai pengguna untuk membuat keputusan ekonomi. Hal ini juga
menunjukkan bahwa laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini akan memenuhi sebagian
besar kebutuhan pengguna, tetapi kerangka kerja tersebut tidak menyediakan semua informasi
yang mungkin diperlukan untuk membuat keputusan ekonomi karena laporan keuangan sebagian
besar menggambarkan informasi masa lalu dan tidak memberikan informasi non finansial.

Dalam diskusi mengenai tujuan umum laporan keuangan, kerangka kerja tersebut
mengindikasikan hal berikut:

1. Pengguna memerlukan suatu evaluasi dari kemampuan perusahaan menghasilkan kas serta saat
dan kepastian dari kas yang dihasilkan.
2. Posisi keuangan perusahaan dipengaruhi oleh sumber daya ekonomi yang dikendalikan, struktur
keuangan, likuiditas dan solvabilitas, dan kapasitasnya untuk beradaptasi dengan perubahan
lingkungannya.
3. Informasi tentang profitabilitas diperlukan untuk menilai perubahan dalam sumber daya
ekonomi yang dikendalikan perusahaan dimasa depan.
4. Informasi mengenai posisi keuangan dari suatu perusahaan berguna untuk mengetahui nilai
investasi perusahaan, pembiayaan, dan aktivitas operasi.
5. Informasi mengenai posisi keuangan yang terkandung dalam neraca, dan informasi mengenai
kinerja yang terkandung dalam laporan laba rugi.

Kerangka kerja ini juga menunjukkan bahwa dua asumsi mendasar untuk penyusunan laporan
keuangan adalah dasar akrual (accrual basis) dankelangsungan usaha (going concern).

Karakteristik Kualitatif

Kerangka kerja ini menggambarkan karakteristik kualitatif sebagai atribut yang membuat
informasi yang diberikan dalam laporan keuangan berguna.Empat karakter kualitatif tersebut
didefinisikan sebagai berikut.
Understandability

Informasi harus disediakan sehingga individu dengan pengetahuan yang cukup tentang bisnis
dan kegiatan ekonomi dan akuntansi dan bersedia mempelajari informasi tersebut dapat
menggunakannya.Namun demikian, informasi yang komlpeks tidak boleh dipotong hanya karena
itu terlalu sulit bagi beberapa pengguna untuk memahaminya.

Relevance

Informasi akan relevan ketika informasi tersebut mempengaruhi keputusan ekonomi dari
pengguna dengan membantu pengguna mengevaluasi masa lalu, masa sekarang, atau kejadian
masa depan atau dengan mengkonfirmasi atau mengkoreksi evaluasi masa lalu mereka.
Relevansi juga dipengaruhi oleh materialitas.

Reliability

Informasi dapat diandalkan ketika bebas dari kesalahan material dan bias dan ketika pengguna
dapat bergantung pada informasi tersebut dengan yakin. Sebagai konsekuensinya, setiap
peristiwa harus dicatat dan disajikan sesuai dengan substansi dan realitas ekonomi, bukan hanya
bentuk hukumnya.

Comparability

Pengguna harus dapat membandingkan kinerja suatu perusahaan dari waktu ke waktu dan
membuat perbandingan dengan kinerja perusahaan lain.

Kerangka kerja ini juga mengakui bahwa ketepatan waktu dan keseimbangan antara manfaat dan
biaya adalah kendala pada penyediaan informasi yang relevan dan dapat diandalkan.

Unsur Laporan Keuangan

Kerangka kerja IASC menyatakan bahwa laporan keuangan menggambarkan dampak keuangan
dari transaksi dan peristiwa lainnya dengan mengelompokkan mereka ke dalam kelas-kelas yang
sesuai dengan karakteristik ekonominya.Karakteristik ini merupakan unsur dari laporan
keuangan.Hal ini menunjukkan bahwa unsur-unsur yang terkait langsung dengan pengukuran
posisi keuangan dalam neraca adalah aset, liabilitas, dan ekuitas. Unsur-unsur tersebut
didefinisikan sebagai berikut:

 Aset: Sumber daya yang dikendalikan oleh perusahaan sebagai hasil dari peristiwa di masa lalu
yang diharapkan keuntungan ekonomi di masa depan akan mengalir ke perusahaan.
 Liabilitas: Suatu kewajiban saat ini dalam perusahaan yang timbul dari peristiwa di masa lalu,
penyelesaian yang diharapkan menghasilkan arus sumber daya keluar (outflow) dari perusahaan
untuk memperoleh manfaat ekonomi.
 Ekuitas: Nilai sisa pada aset perusahaan setelah menguranginya dengan semua liabilitasnya.
Unsur-unsur yang terkait langsung dengan pengukuran kinerja dalamlaporan laba rugi
adalahpendapatan dan beban. Unsur-unsur tersebut didefinisikansebagai berikut:

 Pendapatan: Peningkatan manfaat ekonomi selama periode akuntansi dalambentuk arus masuk
atau peningkatan aset atau penurunan liabilitasyang mengakibatkan kenaikan ekuitas, selain
yang berkaitan dengan kontribusidari peserta ekuitas.
 Beban: Penurunan manfaat ekonomi selama periode akuntansi dalam bentuk arus keluar atau
penurunan aset atau timbulnya liabilitasyang mengakibatkan penurunan ekuitas, selain yang
berkaitan dengan kontribusi daripeserta ekuitas.

Kerangka kerja iniselanjutnya juga menunjukkan bahwa pengakuan adalah proses memasukkan
suatu item dalam laporan keuangan yang memenuhi definisi elemen dan memenuhi kriteria
pengakuan berikut: (a) Besar kemungkinan bahwa setiap manfaat ekonomi di masa depan yang
berhubungan dengan item tersebut akan mengalir kedalam atau keluar perusahaan, dan (b) item
tersebut memiliki biaya atau nilai yang dapat diukur dengan keandalan (reliability).

Terakhir, sehubungan dengan pengakuan, kerangka kerja IASC mendefinisikan pengukuran


sebagai proses penentuan jumlah moneter dimana elemen dari laporan keuangan harus diakui
dan dicatat. Hal itujuga menunjukkan bahwa berbagai macam basis pengukuran berlaku dalam
laporan keuangan, termasuk biaya perolehan, biaya saat ini, nilai realisasi, dan nilai sekarang.

Konsep Modal dan Pemeliharaan Modal (Capital Maintenance)

Isu terakhir yang dibahas dalam kerangka kerja IASC adalah konsep modal.Didalam konsep
keuangan dari modal, modal didefinisikan sebagai sinonim dengan aset bersih atau ekuitas
perusahaan.Berdasarkan konsep fisik dari modal, modal dianggap sebagai kapasitas produksi
suatu perusahaan. Kerangka inimenunjukkan bahwa pemilihan konsep modal yang sesuai oleh
perusahaan harus didasarkan pada kebutuhan pengguna akanlaporan keuangan. Akibatnya,
konsep keuangan modal harus diadopsi jika pengguna memperhatikan pemeliharaan dari
nominal modal yang diinvestasikan atau dayabeli dari modal yang diinvestasikan.Namun, jika
perhatian utama pengguna adalah kapasitas operasi dari perusahaan, konsep fisik modal harus
digunakan. Hasilnya, konsep modal berikut dapat digunakan:

 Pemeliharaan modal keuangan. Laba diperoleh hanya jika jumlah keuangan (atau uang) dari
aset bersih pada akhir periode melebihi aset bersih pada awal periode,tidak termasuk distribusi
kepada atau kontribusi dari pemilik
 Pemeliharaan modal fisik. Laba diperoleh hanya jika kapasitas produkifitas fisik (atau kapasitas
operasi) dari perusahaan melebihi kapasitas produkifitas fisik pada awal periode.

Terakhir, kerangka kerja IASC menekankan bahwa pemilihan basis pengukuran dan konsep
pemeliharaan modal akan menentukan model akuntansi yang digunakan dalam
penyusunanlaporan keuangan. Juga, karena perbedaan model akuntansi berbeda memiliki
relevansi dan keandalan yang berlainan, manajemen harus mencari keseimbangan antara
karakteristik kualitatifnya. Saat ini, IASC tidak menetapkan model tertentu kecuali dalam
keadaan tertentu, seperti pelaporan dalam mata uang dalam keadaan hiperinflasi ekonomi
(hyperinflationary economy).
IAS No 1

Dalam IAS No 1, “Presentation of Financial Statements,” IASCmembahas pertimbangan berikut


untukpenyusunan laporan keuangan:

1. Penyajian yang wajar dan sesuai dengan standar IASC


2. Kebijakan akuntansi
3. Keberlangsungan (going concern)
4. Akrual dasar akuntansi
5. Konsistensi penyajian
6. Materialitas dan agregasi
7. Offsetting
8. Perbandingan informasi

Pedoman untuk menerapkan pertimbangan ini agak kurang rincidari yang disediakan oleh GAAP
Amerika Serikat: namun, secara umum hal itu menghasilkan persyaratan yang mirip.

Dalam penilaiannya terhadap IAS No 1, staf FASB mencatat bahwa salah satu kemungkinan area
dariperbedaan tersebut adalah dalam penerapan konsep penyajian secara wajar.
Meskipunkeduatubuh penetapan-standar memungkinkan untuk beralih dari standar ketika dalam
pengaplikasiannya akan menghasilkan laporan keuangan yang menyesatkan, pendekatan
IASCdipandang sebagai yang memungkinkan lebih banyak fleksibilitas dalam peralihan dari
standar. FASB selanjutnya mencatat bahwa peralihan tersebut hampir tidak ada di
AmerikaSerikat, sedangkan mereka lebih umum di negara lain. Dengan demikian
adakemungkinanlebih besardalam perbedaan penafsiran kriteria penyajian secara wajar untuk
pelaporan perusahaan secara IASC daripada pelaporan perusahaansecara GAAP.

Conceptual Framework For Financial Reporting 2010

Kerangka kerja konseptual IASC tahun 1989, dalam perkembangannya diadopsi oleh IASB
menjadi kerangka kerja dari IFRS. Berikut sejarah dari kerangka kerja tersebut:

 April 1989;IASC menyetujui the Preparation and Presentation of Financial Statements (the
Framework)
 Juli 1989;Kerangka kerjadipublikasikan
 April 2001;Kerangka kerja diadopsi IASB.
 September2010; Conceptual Framework for Financial Reporting 2010 (the IFRSFramework)
disetujui oleh IASB

Dalam Conceptual Framework for Financial Reporting, selanjutnya disebut kerangka IFRS,
menyebutkan mengenai tujuan dari kerangka kerja ini yaitu:

“Kerangka IFRS menjelaskan konsep-konsep dasar yang mendasari persiapan dan penyajian
laporan keuangan untuk pengguna eksternal. Kerangka IFRS berfungsi sebagai panduan untuk
Dewan SAK (the Board) dalam mengembangkan IFRS di masa depan dan sebagai panduan
untuk menyelesaikan isu-isu akuntansi yang tidak dijelaskan langsung dalam International
Accounting Standard atau International Financial Reporting Standard atau Interpretasi.”
Ruang lingkup dari kerangka IFRS adalah sebagai berikut:

1. Tujuan pelaporan keuangan


2. Karakteristik kualitatif informasi keuangan yang berguna
3. Entitas pelaporan
4. Definisi, pengakuan dan pengukuran unsur-unsur dari laporan keuangan yang dibangun
5. Konsep modal dan pemeliharaan modal

Dalam kerangka IFRS, ditambahkan dua karakter kualitatif informasi keuangan yang berguna:

Verifiability

Verfikasi membantu untuk meyakinkan pengguna bahwa informasi menggambarkan dengan


tepat merupakan fenomena ekonomi yang dimaksud.Kemampuan verifikasi berarti bahwa
pengetahuan berbeda dan pengamat independen bisa mencapai konsensus, meskipun tidak selalu
sampai pada kesepakatan, bahwa penggambaran tertentu merupakan representasi yang tepat.

Timeliness

Ketepatan waktu berarti bahwa informasi tersedia bagi pengambil keputusan di waktu yang tepat
sehingga mampu mempengaruhi keputusan mereka.

Pengaturan Standar Akuntansi Internasional:Sebuah Visi untuk Masa Depan

Pada tahun 1998, FASB mengeluarkan laporan berjudul International Accounting Standard
Setting: A Vision for the Future. Pengantar laporan ini mencatat bahwa evolusi dari masyarakat
secara globaldisertai dengan banyak implikasi bahwa di masa lalutelah dipertimbangkan area
otoritas nasional atau tanggung jawab. Laporan keuangan dan penetapan standar berada di antara
implikasi. Laporan tersebut selanjutnyamembahas bagaimana peran FASB ini dapat terus
berkembang dan bagaimana struktur dan prosesnya dapat berubah dari waktu ke waktu sebagai
responterhadap kebutuhan dalam perubahan lingkungan internasional dalam konteks tujuan
FASB tersebut. Termasuk dalam laporan ini adalah (1) diskusi tentang tujuan FASB
dantujuanyang terkait, (2) visi FASB mengenai sistem akuntansi internasionalmasa depan, (3)
pembahasan tentang karakteristik dari standar akuntansi yang berkualitas tinggi, dan (4) diskusi
tentang fluktuasi minimum dan karakteristik dari kualitas pembentuk standar akuntansi
internasional.

FASB menggambarkan standar internasional sebagai satu set standar akuntansiyang diakui
secara internasional yang dapat diterima melalui, misalnya, dukungan dari otoritas pasar modal
yang relevan dari tiap negaradan melalui penerimaan oleh pengguna laporan keuangan. FASB
telah menyimpulkan bahwa apa pun fungsi utama dari standar internasional, penggunaannya
akan mempengaruhi pelaporan keuangan di Amerika Serikat, dan, oleh karena itu,FASB harus
berpartisipasi dalam proses yang mengarah pada perkembangan mereka. Partisipasi FASB yang
berarti dalam pengembangan standar internasional diperlukan untuk memastikan bahwa standar
internasional masa depan memiliki kualitas yang cukup untuk dapat diterima di Amerika Serikat.
Selain itu,FASB percaya bahwa, untuk jangka panjang, jika sistem akuntansi internasional masa
depan akan berhasil dan, akhirnya, mengakibatkan penggunaan dari satu set standar akuntansi
berkualitas tinggidi seluruh dunia baik untuk domestik maupun pelaporan keuangan antar negara,
pendirian pembuatstandar akuntansi internasional yang berkualitas untuk mengkoordinasikan
dan mengarahkan proses adalah kuncinya.

Untuk tujuan ini, FASB telah menetapkan dua tujuan terkait:

1. Untuk memastikan bahwa standar akuntansi internasional berada dalamkualitas tertinggi,


laporan keuangan berkualitas tinggi adalah laporan keuangan yang menyediakaninformasi yang
berguna bagi investor luar, kreditur, dan pengguna lainnya yang membuatkeputusan yang sama
tentang alokasi sumber daya dalam perekonomian. FASB telah melakukan konsensus bahwa
satu set standar internasional berkualitas tinggi diinginkan karena penggunaannya akan
meningkatkan komparabilitas internasional; mengurangi biaya kepada pengguna laporan
keuangan, pembuatnya, auditor,dan pengguna lainnya, dan, akhirnya, mengoptimalkan efisiensi
pasar modal.
2. Untuk mempercepat konvergensi standar akuntansi yang digunakan di negara-negara yang
berbeda. Konvergensi adalah sebuah tujuan dan proses. FASBmenjelaskan tujuan
darikonvergensi sebagai pembuat standar yang berbeda sampaipada standar nasional atau
internasional berkualitas tinggi pada topik yang sama semirip mungkin.

FASB percaya bahwa mengorbankan kualitas untuk konvergensi atau fokus pada konsensus dan
bukan pada solusi terbaik dalam situasinya akan merugikan konsumen laporan keuangan,
yaitupengguna laporan keuangan, dan merongrong kredibilitas dan efisiensidunia pasar modal.
Meskipun sulit untuk mendefinisikan “kualitas tinggi,”FASB percaya bahwa sejumlah atribut
standar akuntansi berkualitas tinggi dapat diidentifikasi. Satu set lengkap akuntansi yang tidak
bias berisistandar yang membutuhkan informasi relevan, dapat dipercaya yang berguna bagi
investor luar, kreditur, dan lain-lain yang membuat keputusan serupa akan membentuk satu set
standar akuntansi berkualitas tinggi. Setiap standar akuntansi ini harus:

1. Konsisten dengan panduan yang diberikan oleh kerangka konseptual yang mendasari.
2. Menghindari atau meminimalkan prosedur akuntansi alternatif, eksplisit atau implisit,karena
komparatif dan konsistensi meningkatkan kegunaan informasi.
3. Jelas dan dipahami sehingga standar dapat dimengerti oleh pembuat dan auditor yang harus
menerapkan standar, olehotoritas yang harus menegakkan standar, dan oleh pengguna yang
harus berurusandengan informasi yang dihasilkan oleh standar.
4. Mampu menginterpretasikan dan mengaplikasikansecara ketat agar peristiwa dan transaksi
yang samadiperlakukan sama di seluruh periode waktudan di antara perusahaan.

Secara keseluruhan, laporan keuangan di bawah standar tersebut harus menghasilkan informasi
yang transparan. Informasi yang transparan yaitu cukup dalam isi danmudah dipahami sehingga
dapat memberikan dasar yang berarti bagi pengambilan keputusan ekonomioleh pengguna
laporan keuangan. Informasi yang transparan tidak memberikan informasi tidak jelas (obscure
information) yang relevan untuk pengambilan keputusan ekonomi. Dalam konteks tersebut, satu
set standar akuntansi berkualitas tinggi akan menghasilkan informasi akuntansiyang tidak
relevan. Informasi yang relevan mampu membuat perbedaan dalam sebuah keputusan dengan
membantu pengguna untuk membentukpenilaian tentang hasilperistiwa masa lalu, sekarang dan
masa depan atau untuk mengkonfirmasi atau mengoreksi ekspektasi sebelumnya.Informasi
tersebut juga harus dapat diandalkan, netral, sebanding, dan konsistenseperti yang didefinisikan
oleh FASB.

Reliable: Informasi yang dapat dipercaya (reliable) mewakilidengan tepat tujuan apa yang ingin
disampaikan, dan bahwa kualitas keyakinan representasional dapat diverifikasi menggunakan
ukuranindependen.

Netral: Informasi yang netral tidak bias terhadap hasil yang telah ditentukan.

Komparabel: Informasi yang komparabel dapat dibandingkandengan informasi serupa tentang


perusahaan lain. Informasi dapat dibandingkan jika transaksi dan peristiwa yang sama
diperlakukan sama, dan peristiwa dan transaksi yang berbedadicatat secara berbeda pula.

Konsisten: Informasi yang konsisiten dapat dibandingkan denganinformasi yang sama tentang
perusahaan yang sama untuk beberapa periode atau beberapatitik waktulain.

Dampak Pengembangan IAS pada Pasar Sekuritas Amerika Serikat

Pengembangan IAS juga akan berdampak padapasar sekuritas Amerika Serikat. Pada Februari
2000, Securities andExchange Commission memilih untuk meminta perusahaan-perusahaan AS
untukmengomentari Apakah mereka harus mengijinkan perusahaan asing
yangmendaftarkansekuritas mereka di bursa saham AS berdasarkan aturan akuntansi
internasional. Saat itu, perusahaan asing yang terdaftar di bursa saham AS harus menyusun
kembali laporan keuangan mereka sesuai dengan GAAP. Rekonsiliasi ini dibuat dengan mengisi
Formulir20-F dengan SEC dalam waktu enam bulan setelah akhir tahun fiskal perusahaan.
Padasaat itu, hanya sekitar 1000 perusahaan asingyangterdaftar di bursa saham AS yang
membuat kembali laporan keuangan sesuai GAAP AS karena biaya yang tinggi. Sampai saat ini,
SEC telah secara konsisten mengambil posisi bahwa mengijinkan perusahaan asing terdaftar
menggunakan selain GAAP AS akan mengakibatkan kerugian terhadap perlindungan investor
dan mengakibatkan sistem pengungkapan dua tingkat, satu untukpendaftar domestik dan satu
lagi untuk pendaftar asing. Sejauh ini, terdapatsedikit bukti empiris untuk mengevaluasi posisi
SEC. Suatupenelitian menemukan bukti bahwa dalam Form Rekonsiliasi20-F ditemukan nilai
yang relevan dalampendapatan IAS dan GAAP AS dinilai secara berbeda oleh pasar. Namun,
studi ini tidak menunjukkan bahwa pasar menilai laba per saham berbeda.

SEC berada di bawah tekanan untuk menerima aturan akuntansi internasionalkarena investor di
seluruh dunia memerlukan bantuan dalam menguraikan keuanganlaporan berbagai perusahaan
menggunakan aturan akuntansi yang berbeda di tiap negara.The New York Stock Exchange, yang
memperoleh keuntungan dari tambahan listing perusahaan asing, mendukung usaha
internasional. Sebuah penelitian terbaru dari delapan perusahaan multinasional menemukan
bahwa menggunakan pengungkapan sesuai aturan internasional pada dasarnya akan
menghasilkan hasil keuangan yang sama seperti diungkapkan oleh penggunaan GAAP AS.
Namun demikian, SEC tidak mungkin untuk menyetujui penggunaan standar internasionaldalam
waktu dekat. Kedua mantan Sekretaris Keuangan Robert Rubindan Ketua Federal Reserve Alan
Greenspan mengkritik saat iniaturan akuntansi internasional adalah akuntansi yang buruk, dan
mereka telah menunjukkan bahwakesulitan keuangan yang dialami di Brazil dan Rusia di akhir
1990an sebagian disebabkan oleh kebijakan pengungkapan akuntansi yang buruk.

IFRS di Amerika Serikat

Selama tahun 2007-2009, SEC telah mengambil beberapa langkah untuk mengakui IFRS sebagai
satu set standar pelaporan keuanganberkualitas tinggi. Langkah-langkah ini termasuk
penghapusan rekonsiliasi dengan GAAP AS oleh penerbit swasta asing yang menggunakan IFRS
dan penerbitan sebuah “roadmap” yang diusulkan untuk penggunaan IFRS oleh pendaftar
domestik AS. Selain itu, SEC telah mendukung upaya konvergensi dari Standar Akuntansi
Keuangan (FASB) dan IASB.

Pada bulan November 2007, SEC memilih untuk memungkinkan emiten swasta asing untuk
menggunakan IFRS dalam penyusunan laporan keuangan mereka tanpa
merekonsiliasikannyadengan GAAP AS. Aturan ini berlaku efektif pada tanggal 4 Maret 2008,
untuk tahun fiskal yang berakhir setelah November 15, 2007. Oleh karena itu, kalender-akhir
tahun emiten swasta asing tidak harus membuat rekonsiliasi pada laporan keuangan tahun 2007
mereka. SEC menyatakan bahwa, dengan satu pengecualian, laporan keuangan sebuah emiten
swasta asing sepenuhnya harus mematuhi versi IASB dari IFRS.

Pada tanggal 14 November 2008, SEC mengeluarkan “roadmap” IFRS,sebuah tonggak


menguraikan bahwa, jika tercapai, dapat menyebabkan transisi wajib untuk IFRS dimulai pada
tahun fiskal yang berakhir pada atau setelah 15 Desember 2014. Roadmap ini juga berisi usulan
perubahan aturan yang akan memberikan emiten AS tertentu pilihan awal untuk menggunakan
IFRS dalam laporan keuangan untuk tahun fiskal yang berakhir pada atau setelah tanggal 15
Desember 2009. Surat komentar yang diterima dariproposal roadmap umumnya mendukung
tujuan SEC mengenai satuset standar akuntansiberkualitas tinggi yang diterima secara luas,
namun, terdapat pandangan berbeda tentang cara untuk mencapai tujuan ini. Beberapa responden
percaya bahwa penekanan lanjutan pada konvergensi adalah tindakan terbaik, sementara yang
lain telah meminta agarSEC menyediakan tanggal tertentu untuk mengadopsi IFRS.

Pada tanggal 11 September 2008, FASB dan IASB mengeluarkan perbaruannota kesepahaman
(MOU) yang menggambarkan prioritas dan tonggak terkait dengan penyelesaian proyek besar
bersama mereka pada tahun 2011. Meskipun kemajuan yang cukup besar dalam konvergensi dari
dua set standar sejak awal MOU dikeluarkan pada tahun 2006, kemajuan dewan pada banyak
proyek-proyek besar telah dibatasi karena perbedaan pandangan tentang (1) ukuran agenda dan
ruang lingkup proyek, (2) pendekatan yang paling sesuai, dan (3) apakah dan bagaimana isu-isu
serupa dalam proyek aktif harus diselesaikan secara konsisten. Pada pertemuan mereka di
Pittsburgh pada September 2009, pemimpin negara G20 menyerukan “badan akuntansi
internasional untuk kembali melipatgandakan usaha mereka untuk mencapai satu set berkualitas
tinggi, standar akuntansi global dalam konteks penetapan standar-proses independenmereka, dan
menyelesaikan proyek konvergensi mereka pada Juni 2011.”Menanggapi para pemimpin G20.,
FASB dan IASB menegaskan kembali komitmen mereka untuk meningkatkan standar masing-
masing dan mencapai konvergensi.

(dikutip dari: SEC Comment Letters on Foreign Private Issuers Using IFRSs, December 2009)

IFRS di Indonesia

Indonesia, sebagai suatu negara berkembang pun tidak ketinggalan dalam mengadopsiIFRS.
Adopsi PSAK ke IFRS pun semakin menggaung ketika IAI mencanangkan konvergensi
penuhIFRS ke PSAK pada tahun 2012. Diharapkan, dengan adanya konvergensi ini dapat
memudahanpemahaman terhadap laporan keuangan yang dikenal secara internasional serta dapat
meningkatkanarus investasi.

Proses konvergensi IFRS di Indonesia terbagi atas tiga tahap, yaitu:

1. Tahap adopsi (Tahun 2008-2010)


2. Tahap persiapan (Tahun 2011)
3. Tahap implementasi (2012)

Dalam tahap konvergensi ini terdapat beberapa kendala yang dihadapi seperti perlunya
penyesuaianstandar internasional terhadap aspek hukum di Indonesia, penyesuaian terhadap
aturan perpajakan,kesiapan sumber daya manusia yang belum matang, serta masalah keberadaan
lembaga standarakuntansi Indonesia yang belum independen.

Read Full Post »

https://aeyogy.wordpress.com/tag/isu-akuntansi-internasional-terbaru/

Ditekan

Bursa Saham Asia Berakhir Mixed

Gara-gara Anjloknya Ekspor Komoditas, Ekonomi RI Melemah


Kamis Dinihari Tarif Tol Jakarta - Cikampek Naik Sampai 50%

Subsidi Listrik Diusulkan Lebih Rendah Tahun Depan

Rupiah Gilas IHSG Jumat (20/06) Ditutup Melemah 0,037%

Home » Ekonomi» Industri

Inilah Tiga Isu Penting Perkembangan Sistem Keuangan Terkini


Senin, 06 Oktober 2014 | 15:23:28 WIB

Follow Us :
Chatib Basri (Foto: google)

KRONOSNEWS.COM - Empat kepala lembaga ekonomi Indonesia negara berkumpul


mengadakan agenda rapat rutin terkait masalah stabilitas keuangan pada hari Senin tanggal 6
Oktober 2014. Pertemuan tersebut dihadiri oleh Menteri Keuangan Chatib Basri, Ketua Dewan
Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman Hadad dan Gubernur Bank Indonesia (BI)
Agus Martowardojo dan Direktur Eksekutif Lembaga Penjaminan Simpanan (LPS) Salusra
Satria.

Menteri Keuangan Chatib Basri mengatakan, rapat tersebut merupakan rapat forum stabilitas
keuangan untuk triwulan ketiga pada tahun 2014.

Menurut Chatib, pertemuan tersebut setidaknya membahas tiga isu keuangan terkini, antara lain
pertama adalah potensi persoalan perlunya antisipasi kenaikan suku bunga acuan yang bisa cepat
dan lebih tinggi. Menurutnya, hal ini bisa menjadi tekanan dalam sektor keuangan dimana telah
terlihat efeknya dalam beberapa hari terakhir baik dalam lingkup pasar modal, pasar SUN
maupun nilai tukar.

Kedua, perkembangan ekonomi global dimana terjadi perlambatan ekonomi Tiongkok dan
penurunan harga komoditi yang mempengaruhi proyeksi masalah current account defisit.
“Dengan kondisi demikian, harus ada upaya reformasi struktural agar isu current account ini
dapat diantisipasi,” imbuhnya saat konferensi pers di Kementerian Keuangan, Jakarta, hari ini.

Sementara itu, yang ketiga adalah akibat dari pelemahan kurs dan juga perkembangan di dalam fiskal
perlu diantisipasi agar budget defisit dapat dijaga di dalam level yang aman. “Sejauh ini terkendali, perlu
dipastikan defisit dalam fiskal harus tetap dijaga pada target yang diajukan pemerintah di APBNP yang
lalu sekitar 2,4%,” pungkasnya.

Penulis : Agung Prabowo

Editor : Rimba Laut

http://kronosnews.com/berita/683-inilah_tiga_isu_penting_perkembangan_sistem_keuangan_terkini

http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/bisnis-global/14/12/31/nhfzqy-lima-isu-tantangan-
ekonomi-dunia-2015-3

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Perekonomian dunia memasuki 2015 sudah di persimpangan


jalan. Salah satu "lagu" yang terdengar adalah pemulihan ekonomi dunia sejak krisis keuangan
meletus pada 2007.

Harga minyak yang turun hingga ke level terendah mendorong belanja konsumen dan bisnis
investasi. Seluruh dunia mulai melakukan revitalisasi.

Berikut adalah lima isu yang bisa dinilai sebagai pendorong atau justru penghambat
perkembangan ekonomi dunia tahun depan, dilansir dari the Guardian, Rabu (31/12).

3. Cina

Cina memegang peranan penting dalam kinerja ekonomi global 2015, tergantung pada tolok ukur
yang digunakan. Cina sekarang menjadi ekonomi terbesar di dunia.

Kenneth Culkier dari majalah the Economist menilai Cina bisa bergabung dengan klub negara-
negara dengan mata uang cadangan.

Tapi, 2014 telah menjadi tahun penuh kegelisahan bagi Cina karena Beijing berusaha
membersihkan sisa krisis ekonominya pada 2008 lalu dengan menuntaskan ekses kredit yang
tersisa. Para pembuat kebijakan mengatakan kendala kredit sudah mulai mengigit Cina.
Pertumbuhan ekonomi negara tersebut akan lebih rendah pada 2015. Pertanyaannya, seberapa
rendahkah?

Perlambatan ekonomi Cina akan mempengaruhi seluruh sistem ekonomi global dalam dua cara.
Pertama, ekspor ke Cina akan semakin melemah. Hal ini akan mempengaruhi negara-negara,
seperti Jerman yang menjual alat-alat mesin yang dibutuhkan Cina untuk ekspansi kreditnya,
juga Australia yang menyediakan berbagai bahan baku untuk Cina.

Kedua, Cina juga akan mengekspor deflasi ke seluruh dunia. Harga barang di Cina akan terus
jatuh dan tren ini akan terus berlanjut. AS dan Eropa akan dibanjiri barang-barang murah Cina
dan menurunkan inflasi. Dalam kasus Zona Euro, hal ini justru menyebabkan deflasi.
Bank-bank sentral dihadapkan dengan inflasi jauh di bawah target. Mereka harus ekstra hati-hati
jika ingin menaikkan suku bunga, bahkan jika ekonomi mereka tumbuh sehat.

Anda mungkin juga menyukai