Anda di halaman 1dari 20

BAB II

SKENARIO

SKENARIO TIMBANG TERIMA KEPERAWATAN

A. Strategi Pelaksanaan Timbang Terima Keperawatan


1. Pembagian Tugas : 1. Pungki Dwi Ambarwati (Kepala Ruangan)
2. Cita Widya (Ketua Tim)
3. Novita Yulia P (Perawat Pelaksana Sift Pagi)
4. Ma’rifatun Nuroniyah (Perawat Pelaksana Sift Sore)
5. Risalatul M (Keluarga Pasien)
2. Pre Konferens
Job Discription
Kepala Ruangan : Membuka dan fasilitator
Ketua tim : Membuka intervensi selanjutnya
Melakukan validasi data
Perawat pelaksana : Menjelaskan data pasien
Menjelaskan implementasi yang sudah dilakukan
Menjelaskan intervensi yang akan dilakukan’
Melakukan evaluasi (SOAP)
1) Nursing Station
Pungki: Assalamualaikum wr.wb, sebelum kita melakukan timbang
terima marilah kita ucapkan puji syukur atas kehadirat Allah
swt. Karena rahmat dan karunianyalah kita dapat berkumpul
disini tidak lupa kita kirimkan sholawat serta salam kepada
junjungan kita Nabi Muhammad saw yang telah membawa
kita dari jaman jahiliya ke jaman modern seperti saat ini,
pada pagi hari ini pada tanggal 11 Agustus 2018 akan
dilakukan kegiatan timbang terima yang rutin kita lakukan
setiap pergantian shif. Kepala perawat pelaksana yang dinas
malam dipersilahkan menjelaskan kondisi masing-masing
pasien saat ini keperawat pelaksana yang dinas pagi. Masing-
masing ketua tim saya persilahkan menvalidasi data yang
sudah ada untuk merencanakan tindakan keperawatan.
Novia (Pagi): Assalamualikum wr.wb, terima kasih untuk kesempatan
yang diberikan kepada saya untuk menjelaskan pasien
saat ini, jumlah pasien dari Tim 1 saat ini adalah 6 orang
dengan tingkat ketergantungan minimal 3 orang , parsial
3 orang, total tidak ada.
Identifikasi pasien yang 1 Nama Ny.A umur 29
tahun Diagnosa medis Diare dengan diagnosa
keperawatan kekurangan volume cairan, keadaan umum
pasien lemah, TTV klien yaitu TD: 100/80 mmhg Suhu:
37,5 C, Nadi: 90x/menit, RR 20x/ menit, E 4 V 5 M 6,
klien masih sulit untuk disuruh makan, keperawatan yang
ditemukan antara lain implementasi yang sudah
dilakukan, intervensi yang belum terlaksana evaluasi
(SOAP).
Pasien yang ke-2 Nama Nn.C umur 24 tahun,
tingkat ketegantungan diagnosa medis Gastritis dengan
diagnosa keperawatan nyeri, keadaan umum pasien
lemah, TTV TD: 120/80 mmHg, Suhu: 37,9ºC, Nadi:
88x/ menit, RR: 19x/ menit E 4 V 5 M 6, pasien
mengeluhkan nyeri ulu hati dan bagian abdomen kiri,
keperawatan yang ditemukan antara lain implementasi
yang sudah dilakukan intervensi yang belum terlaksana
evaluasi (SOAP).
Pasien yang ke-3 Nama Nn. E umur 17
Tahun,tingkat ketegantungan diagnosa medis
Gastroenteritis Akut dengan diagnose keperawatan
kekurangan volume cairan, keadaan umum pasien TTV
TD: 110/70 Suhu: 38ºC Nadi: 89X/menit RR: 19x/ menit
E 4 V 5 M 6, pasien mengeluhkan sangat dehidrasi
memungkinkan mengalami penurunan kesadaran,
ditemukan antara lain implementasi yang sudah
dilakukan. intervensi yang belum terlaksana evaluasi
(SOAP).
Pasien yang ke-4 Nama Ny G umur 40 tahun,
tingkat ketegantungan diagnosa medis Hipertermia
keadaan umum pasien TTV TD: 120/90 Suhu 38,5 ºC
Nadi 120x/ menit RR: 22x/ menit E 4 V 5 M 6, pasien
mengeluhkan dehidrasi akibat penurunan volume cairan
dan peningkatan eritrosit keperawatan yang ditemukan
antara lain implementasi yang sudah dilakukan intervensi
yang belum terlaksana evaluasi (SOAP)
Pungki: Terima kasih untuk perawat pelaksana yang telah
menyampaikan kondisi pasien saat ini, mungkin ada yang
perlu ditambahkan dari masing-masing ketua Tim untuk
menvalidasi data. Kalau tidak ada tambahan mari kita
langsung saja menuju keruangan pasien.
3. Konferens Saat Berada Diruangan Pasien
Pungki: Assalamualaikum Wr.Wb, bagaimana keadaan ibu saat ini?
Seperti biasa ibu, kita disini akan melakukan kegiatan timbang
terima yang rutin setiap pergantian sift, tujuan dari timbang
terima ini adalah mengkomunikasikan keadaan ibu sekarang
dan menyampaikan informasi keadaan ibu yang penting antara
sift jaga. Perkenalkan pada perawat pelaksana sift sore ada
mbak Nia yang akan bertugas menggantikan perawat pelaksana
pagi ini. Masing-masing perawat pelaksana yang dinas sore
melakukan validasi langsung ke pasien.
Nia (Sore): Bagaimana keadaan Nn.C hari ini, Ibunya Nn.c saat ini apakah
Nn.C sudah ada perkembangan yang lebih baik dari
sebelumnya?
Risa (Kx) : Iya suster, anak saya masih lemas dan masih sakit pada ulu hati
Nia (Sore) : Iya ibu, lemas dan sakit pada bagian ulu hati yang dirasakan
merupakan gejala proses penyakit, namun ibu jangan terlalu
cemas karena sudah ada terapi obat pereda nyeri analgesik
yang diberikan dokter untuk mengatasi masalah yang diderita
anak ibu saat ini, (pasien memberikan posisi senyaman
mungkin pada pasien) baik ya ibu, tidak perlu sungkan bila
memerlukan bantuan, kami akan selalu siap memberikan
pelayanan yang terbaik. Demikian perawat pelaksana shif sore
menanyakan secara bergantian keluhan dari semua pasien yang
ada dikamar perawatan untuk menvalidasi data yang dilaporkan
oleh perawat pelaksana shif pagi.
Pungki : Sebulum saya akhiri mungkin ada tambahan atau koreksi yang
perlu didiskusikan kembali ? jika tidak ada mari kita kembali
ke nurse station.
Post Konferrenc
Pungki : Kita tadi sudah bersama-sama melakukan kegiatan timbang
terima. Saya berharap dengan adanya kegiatan ini proses
pendelegasian tugas antara shif bisa jelas dan terstruktur.
Mungkin dari pasien yang tadi ada yang harus di diskusikan
lagi?
Perawat pelaksana dinas sore mengklasifikasikan hasil validasi kepada karu,
katim, serta perawat pelaksana yang dinas pagi.
Nia (sore) : iya ada tambahan, dari pasien diruang perawatan 2 atas nama
Nn.E dengan diagnose Gastroenteritis yang telah MRS, dan
keluarga menitip salam kepada perawat dan terima kasih sudah
merawat anaknya sampai sembuh
Novita ( pagi) : Baik, terima kasih.
Cita : Untuk selajutnya orangtua atau wali dari pasien yang akan
rencana MRS dibimbing untuk menyelesaikan administrasi
Rumah sakit.
Pungki : Terima kasih atas kerjasamanya dari ketua tim beserta perawat
pelaksana yang telah bekerja dengan baik. Demikian tadi
timbang trima ini semoga apa yang telah kita lakukan hari ini
bernilai ibadah dihadapan Tuhan Yang Maha Esa, dan kita
diberikan kelancaran dalam melaksanakan tugas masing-
masing. Tetap semangat dan tunjukkan sikap profesionalisme
kita sebagai perawat. Demikian saya akhiri wasalamu alaikum
wr.wb ( sambil berjabat tangan dengan semua anggota timbang
terima)

SKENARIO SUPERVISI

PRA SUPERVISI

Karu menyampaikan kepada Perawat primer terkait jadwal supervisi yang


akan dilakukan kepada Perawat Asosiatif 1 dan perawat Asosiatif 2. Karu
selanjutnya mendelegasikan kepada Perawat primer untuk mensupervisi PA 1 dan
PA 2.

Sesuai jadwal yang ada, pada pagi ini Hari Jum’at 10 Agustus 2018 pukul
08.00 WIB akan dilakukan supervisi dari PA 1 (Windi), PA 2 (Ayu), Kepala Jaga
(Nadia), dan akan di laporkan pada Kepala ruangan (Cicik) mengenai proses
tindakan pemasangan NGT kepada Ny.Novita dengan kasus CVA Bledding.
Keluarga pasien (Fadilah)

SUPERVISI

Sebelum melakukan tindakan pemasangan NGT, perawat pelaksana


menyiapkan peralatan yang diperlukan untuk tindakan. PP pengawasi PA dalam
proses persiapan alat, dan mengecek kembali peralatan yang sudah dipersiapkan
oleh PA. Karu menyaksikan jalannya supervisi yang sudah didelegasikan kepada
PP dari kejauhan.

Persiapan Alat :
1. Selang NGT
2. Baki instrument sebagai
tempat alat
3. Plester
4. Gunting plester
5. Sarung tangan
6. Stetoskop
7. Spuit 50 cc
8. Pengalas+perlak
9. Bengkok sebagai tempat
sampah
10. Handuk
11. Tissue
12. Cucing
Windi : Selamat pagi Bu, saya Ners Windi, disini saya ditemanin oleh Ners Ayu,
yang bertugas pada hari ini, dengan bapak siapa namanya? (sambil melihat
gelang pasien untuk memastikan identitas pasien)

Fadilah : Dengan Ny.Novita Ners,

Windi : Selamat pagi Ny.Novita, bagaimana kabarnya hari ini??

Novita : (Menganggukkan kepala dan tersenyum)

Windi : Alhamdulillah Ny.Novita sepertinya sudah lebih membaik ya, sesuai dengan
jadwal, hari ini ibu akan dilakukan pemasangan NGT untuk memenuhi
kebutuhan nutrisi ibu. Bagaimana bu, apakah ibu bersedia ?

Fadilah : Iya Ners kami mau, silahkan Ners

Novita : (Menganguukan kepala)

Ayu : Baik bu kami cuci tangan dahulu

Windi & Ayu : (Mendekatkan peralatan ke samping pasien).

Ayu : Permisi ya bu saya pasang handuk dulu (di dada)

Windi : Untuk menghilangkan ketegangan tarik nafas ya bu agar ibu lebih rileks

Ayu : Sebelum selang NGT saya pasang saya ukur dulu ya bu mulai dari mulut
sampai umbilicus, saya beri tanda disini.

(Pemasangan NGT di lakukan oleh PP 2 di bantu PP1, PP 2 memakai handscoon)

Ayu : Buk disini saya akan memasukkan selang NGT dari hidung sampai
lambung ibu, apabila selang ini sudah saya masukkan ibu menelan ya bu dan
jangan di muntahkan, bagaimana bu apakah ibu sudah menegerti ?

Novita : (Menganggukkan kepala)


Windi : Saya bantu mengatur posisi ya bu (Kepala di ekstensikan)

(Ayu Mengoleskan jel pada selang NGT, dan mulai memasukkan selang NGT)

Windi : Buk telan ya bu.. iya bagus bu telan lagi ya bu

Ayu : Saya cek dulu ya bu, apakah selang NGT sudah masuk ke

lambung apa belum.

(Ayu memasang stetoskop dan mengisi spuid 10cc yang berisi udara dan
mendengarkan suara udara apakah sudah masuk ke lambung apa belom)

Ayu : Baik bu sudah masuk ke dalam lambung

Windi : Baik bu pemasangan NGT sudah selesai, saya bereskan dulu ya

bu alatnya

Ayu : Bagaimana bu perasaannya setelah di pasang NGT?, apakah

ibu merasa sakit? (sambil mengamati ekspresi pasien)

Novita : (menggelengkan Kepala)

Windi : Kalau begitu kami permisi dulu ya bu,

Selamat pagi.

Fadilah : Iya Ners, selamat pagi

Setelah dari pasien, perawat kembali keruangan dan melakukan dokumantasi


setelah pemasangan NGT pada Ny. K.

POST SUPERVISI

Saat semua tindakan telah dilakukan, PP dan PA menemui kepala jaga untuk
dilakukan evaluasi proses pemasangan NGT pada Ny. K
Nadia : Selamat pagi Ners. Kita akan melakukan evaluasi tindakan

pagi hari ini. Saya akan menjabarkan hasil supervisi atau penilaian yang telah
saya buat tentang proses tindakan oleh ners windi, ayu dan nadia. Bagaimana
Ners pada saat tindakan pemasangan NGT apakah ada yang kurang atau
belum dilakukan? Mulai dari identifikasi pasien hingga pendokumentasian
pemasangan NGT?

Windi : Saya rasa tidak ada bu

Nadia : Saya boleh memberikan pendapat ataupun pertanyaan ?

Ayu : Iya silahkan bu

Nadia : Bagaimana untuk prinsip pemasangan NGT tadi ? Saat

sebelum ke pasien apakah Ners Ayu telah melakukan proses

identifikasi pasien dan menyampaikan maksud dari tindakan?

Ayu : Menurut saya sudah benar prinsip yang saya gunakan tadi,

dengan sebelumnya mencuci tangan dan memakai sarung tangan

baru menyentuh pasien untuk pemasangan NGT.

Saya juga telah memastikan bahwa pasien ini benar yang akan

dilakukan pemasangan NGT dengan melakukan proses

identifikasi pasien terlebih dahulu dan sudah menyampaikan

maksud dilakukan pemasangan NGT.

Nadia : Baiklah Ners, semua tindakan yang kalian lakukan

tadi sudah baik dan benar, mulai dari awal mempersiapkan alat,

identifikasi pasien serta obat, komunikasi yang baik, saat proses

tindakan sudah benar sesuai SOP, serta mendokumentasikannya dalam


catatan integrasi keperawatan (RM08) sudah dilakukan dengan baik dan
lengkap, anda juga sudah menuliskan semua tindakan dalam form SOAP.
Selamat, semoga kalian dapat mempertahankan kinerja baiknya ini
kedepannya

Windi : Iya, baik bu, terimaksih atas penilaiannya hari ini dan

pujiannya.

Nadia : Baiklah, kegiatan supervisi ini nantinya akan dilakukan secara

berkala kepada perawat-perawat diruangan ini. Agar perawat

lainnya juga bisa menyiapkan dan melaksanaakan dengan baik.

Windi & Ayu : Iya Ners

Nadia : Baiklah, sekarang kalian bisa kembali ke ruangan untuk

bertugas. Selamat pagi.

Windi & Ayu : Baik, sama-sama bu. selamat pagi.

Kepala Jaga dan Kepala Ruangan sedang berdiskusi perihal hasil evalusi pagi.

Nadia : Selamat pagi bu

Cicik : Selamat pagi Ners Nadia, silahkan duduk.

Nadia : Baik bu, terima kasih.

Cicik : Bagaimana hasil evaluasi hari ini Ners Nadia?

Nadia : Hari ini saya melakukan observasi mengenai proses identifikasi

hingga pendokumentasian keperawatan tindakan pemasangan

NGT yang dilakukan oleh perawat yang menjaga shift pagi ini bersama saya,
dan untuk hasilnya mereka sudah melaksanakan semua tindakan dengan benar
dan sesuai SOP yang ada.

Cicik :Alhamdulillah jika hasilnya seperti itu, sepertinya kita harus


memberikan sesuatu yang baik atas capaian yang telah dilakukan Ners yang
menjaga pagi ini. Kita perlu melakukan supervisi kepada perawat yang
menjaga shift selanjutnya, untuk mengetahui keterampilan mereka sehingga
dapat meningkatkan kualitas pelayanan di ruang Sriwijaya.

Nadia : Benar sekali bu, saya setuju dengan pendapat ibu

Cicik : Baiklah, Ners Nadia, sekarang bisa kembali ke ruangan untuk

melanjutkan tugasnya. Sekali lagi saya ucapkan terimakasih atas

kerjasamanya. Selamat pagi..

Nadia : Baik bu, sama-sama. Saya permisi kembali ke ruangan, selamat

pagi

Perawat primer kembali ke nurse station

SKENARIO ROLE PLAY RONDE KEPERAWATAN

Narator & Pasien : Nadia Rosalina

Kepala Ruangan : Risalatul Mu’awamah

Ketua Tim A (PA) : Ma’rifatun Nuroniyah

Ketua Tim B (PP) : Fadilah Nur Afiyah

Dokter Peny. Saraf : Pungki Dwi Ambarwati

Konselor Luka : Cicik Khorun Nisa’

Konselor Gizi : Novita Yulia Puspitasari

Keluarga Pasien : Cita Widya Romadhona

Sinopsis
Pada hari Rabu, 10 Agustus 2018 di ruang penyakit dalam RSUD PPNI
MOJOKERTO akan dilakukan ronde keperawatan. Dimana ronde keperawatan ini terdapat
dua tim. Tim A dengan pasien atas nama Ny. X dengan keluhan lemas, sering pingsan, dan
diagnose medis yang ditemukan adalah Ulkus Diabetikum. Ulkus Diabetikum yang terjadi
pada klien merupakan dampak lanjut dari Diabetes Mellitus yang diderita klien. Klien telah
dirawat selama 10 hari dan sudah diberikan tindakan keperawatan dan tindakan medis seperti
Debridement Ulkus Diabetikum tetapi kondisi Luka yang dialami Ny. X sudah membaik dan
tinggal mengontrol kadar gula darah pasien.

Tim B dengan pasien atas nama Ny. Nadia memiliki penyakit Stroke dan klien juga
mengalami penurunan kesadaran karena perdarahan klien sudah meluas. Ada luka dekubitus
pada bagian punggung dan bokong klien. Klien sudah dirawat selama 14 hari di RS. Hasil
CT-Scan menunjukkan adanya perdarahan pada hemisfer sinistra anterior dengan luas
perdarahan 5-6 cm dengan diagnosa medis CVA Bleeding. Klien sudah dilakukan operasi
pembedahan Kraniotomi sejak 6 hari yang lalu. Kondsi klien bertambah buruk saat klien
mengalami PTIK dengan tekanan darah 280/160 mmHg. RR 25x/mnt. SPO2 = 94%. Klien
berumur 40 tahun memiliki 1 orang anak usia 9 tahun. Suami klien sangat depresi atas
masalah yang dialaminya.

Di ruang penyakit dalam RSUD PPNI MOJOKERTO yang sudah menerapkan model
praktik keperawatan professional, akan dilakukan ronde keperawatan.

PRA RONDE KEPERAWATAN

Perawat assosiet 1 dan ketua tim A mendatangi kantor kepala ruangan untuk
konsultasi masalah pasien kelas 1.

Nia & Fadilah : Assalamu alaikum, permisi ners.

Risalatul : Waalaikum salam, silahkan masuk dan silahkan duduk.

Nia & Fadilah : Terima kasih ners.

Nia : Kami menghadap ingin mengkonsultasikan masalah pasien kami,


kami berencana untuk melakukan ronde keperawatan dan kami
meminta saran serta persetujuan dari ibu.

Risalatul : Ya silahkan, apakah ada masalah dengan pasien tersebut.

Nia : Ya ners, pasien saya atas nama Ny. X datang dengan lemas,

sering pingsan, dan lukanya yang bertambah buruk dan diagnose


medis yang ditemukan adalah Ulkus Diabetikum. Setelah dirawat
selama 10 hari dan sudah diberikan tindakan keperawatan dan
tindakan medis seperti Debridement Ulkus Diabetikum. Kondisi Luka
yang dialami Ny. X sudah membaik.

Risalatul : Terus bagaimana dengan pasien ners Fadilah?

Fadilah : Pasien saya atas nama nama Ny. Nadia memiliki penyakit Stroke dan

klien juga mengalami penurunan kesadaran karena perdarahan klien


sudah meluas. Ada luka dekubitus pada bagian punggung dan bokong
klien. Klien sudah dirawat selama 14 hari di RS. Hasil CT-Scan
menunjukkan adanya perdarahan pada hemisfer sinistra anterior
dengan luas perdarahan 8-11 cm dengan diagnosa medis CVA
Bleeding. Klien sudah dilakukan operasi pembedahan Kraniotomi
sejak 6 hari yang lalu. Kondsi klien bertambah buruk saat klien
mengalami PTIK dengan tekanan darah 280/160 mmHg. RR 25x/mnt.
SPO2 = 94%. Selain itu, klien juga mengeluh kurang nafsu makan
dengan IMT 16. Keadaan luka pada punggung dan bokong bagian
dextra basah, terdapat push, mudah berdarah dan berbau. Pemeriksaan
laboratorum belum normal. Leukosit 16 106/mm3, fungsi hati
meningkat (SGOT 56 u/L, SGPT 48 u/L), Hb 8 g/dL. Klien berumur
40 tahun memiliki 1 orang anak usia 9 tahun. Suami klien sangat
depresi atas masalah yang dialaminya.

Risalatul : Setelah saya mendengar laporan dari ketua tim A dan ketua tim B,
kita pilih satu kasus untuk kita laksanankan ronde keperawatan yaitu
kasus Ny. Nadia.

Nia & Fadilah : Baik ners.

Risalatul : Lalu apakah kalian sudah menyiapkan tim ronde dan siapakah yang

akan kalian ajak untuk menjadi tim ronde keperawatan serta kapan
pelaksanaanya?

Fadilah : Sudah ners, rencananya besok akan dilakukan ronde keperawatan

kemudian kami mengajak ners Cicik sebagai konselor perawat luka,


Ibu Novita sebagai konselor gizi dan dr. Pungki sebagai spesialis
penyakit dalam.

Risalatul : Baiklah kalau memang sudah siap silahkan kalian lanjutkan dan

persiapkan yang perlu di persiapkan.

Nia & Fadilah : Terima kasih ners, kami permisi dulu.

Setelah masalah persetujuan sudah selesai, kemudian PP mengunjungi ke kamar pasien


Ny. Nadia untuk melakukan inform concent dan meminta persetujuan untuk dilakukan
ronde keperawatan.

Fadilah : Assalamualaikum. Permisi bu.

Cita : Wa’alaikumsalam. Mari silahkan masuk suster.

Fadilah : Bagaimana kondisi ibu hari ini?.

Cita : Seperti biasa masih gelisah. Kadang sadar kadang tidak. Tetapi

alhamdulillah sus, 2 hari terakhir ini anak saya tidak terlalu gelisah.
Jadi agak bisa kalau diajak interaksi meski sangat-sangat terbatas.

Nadia : Hmmmm.....Hhmmmm.... Sus...sus...(Hanya menggerang dan


memanggil nama perawat sambil mengedipkan mata tanda
mengiyakan keluhan yang disampaikan oleh Ibunya).

Fadilah : Begini bu, saya mau minta persetujuan bu Nadia dan keluarga (bu
cita)

Cita : Persetujuan apa sus?

Fadilah : Begini ya bu, untuk menindak lanjuti masalah penyakit yang masih

dirasakan ibu Nadia maka saya berencana untuk mengadakan ronde


keperawatan. Ronde keperawatan ini adalah suatu pemecahan
masalah keperawatan yang belum terselesaikan yang nantinya
pemasalahan ini akan diberikan solusi oleh ahlinya. Tujuan tindakan
ronde keperawatan ini adalah untuk menyelesaikan permasalah yang
masih dirasakan ibu saat ini. Untuk itu saya meminta izin kepada ibu
untuk mengadakan ronde keperawatan besok pagi dan mohon ibu
untuk mengisi formulir persetujuan tindakan ronde keperawatan.

Cita : Oh, iya sus. Yang penting ibu saya bisa cepat sembuh.

Fadilah : Bagaimana dengan ibu Nadia?

Nadia : iya... (mengganggukan kepala) hilangkan sakit kepala saya yang luar

biasa ini.

Cita : Iya suster, lakukan perawatan yang terbaik untuk anak saya.

Fadilah : Baiklah terima kasih atas persetujuan ibu dan saya permisi dahulu.

RONDE

KARU, PP dan tim ronde keperawatan berkumpul di ners station.


Risalatul : Assalamualaikum, terima kasih atas kehadirannya dan hari ini kita
akan mengadakan ronde keperawatan. Silahkan kepada ners Fadilah
untuk memperkenalkan tim ronde dan menyampaikan permasalahan
pada pasien masing-masing.

Fadilah :Terima kasih atas kesempatan yang diberikan, disini saya akan
memperkenalkan tim ronde keperawatan yaitu Ketua Tim B adalah
saya sendiri ners Fadilah, perawat associate ada ners Nia, konselor
perawat luka adalah ners Cicik, konselor gizi adalah ibu Novita Yulia
dan spesialis penyakit dalam adalah dr. Pungki.

Risalatul : Mungkin selanjutnya ners Fadilah bisa menjelaskan secara singkat


kasus yang akan didiskusikan.

Fadilah : Pasien atas nama Ny Nadia, permasalahannya yaitu Ny. Nadia sudah
dirawat selama 14 hari dengan diagnosa CVA bleeding dan Ulkus
Dekubitus dan keluhan yang masih dirasakan pasien adalah rasa nyeri
kepala akibat PTIK yang masih ada meskipun sudah dilakukan
tindakan Kraniotomi dan tindakan keperawatan. Maka dari itu kami
mengadakan ronde keperawatan yang bertujuan untuk meminta saran
kepada semuanya untuk menyelesaikan masalah Ny. Nadia.

Risalatul : Baiklah, kita akan ke ruangan pasien untuk memvalidasi data yang
sudah ada.

PP bersama PA, kepala ruangan dan konselor mendatangi pasien untuk validasi data di
kamar pasien.

Nia : Assalamualaikum, permisi bu kami dari tim ronde keperawatan


bermaksud untuk menanyakan perihal yang masih dirasakan ibu saat
ini.

Nadia : Walaikum salam, silahkan…

Fadilah : Iya, seperti yang saya bilang kemarin. Tapi, sebelumnya saya akan
memperkenalkan diri terlebih dahulu. Saya Ners Fadilah sebagai ketua
Tim yang akan merawat ibu dan ini ners Nia sebagai perawat pelaksana
yang akan membantu ibu. Di sini juga ada juga ners Cicik sebagai
konselor perawat luka, ibu Novita sebagai konselor gizi dan spesialis
penyakit dalam adalah dr. Pungki. Kami akan bekerja sama untuk
membantu dalam mengatasi permasalahan yang ibu hadapi.

Nia : Bagaimana kondisi ibu saat ini apakah masih sangat nyeri atau ada
keluhan tambahan.

Nadia : Alhamdulillah pusing yang sangat hebat sudah agak berkurang. Tadi
malam kata perawat Nia tekanan darah saya 219/180 mmHg

Risalatul : Selanjutnya, bisa dilakukan pemeriksaan kepada pasien Ny. Nadia

Nia dan Cicik :(Melakukan pemeriksaan fisik dan menanyakan segala hal yang
diperlukan untuk menunjang data yang sudah ada).

Nia : (Memeriksa TTV).

Cita : Bagaimana hasilnya sus?

Nia : TD: 209/140 mmHg, Nadi: 124 x/mnt, RR: 30 x/mnt, dan suhunya

masih tinggi 38oC

Cicik : Permisi bu Nadia, saya perawat luka. Boleh saya lihat lukanya bu?

(Melihat kondisi lukanya)

Nadia : Silahkan sust. Tapi agak lemah tubuh saya. Saya tidak bisa miring

sendiri.

Fadilah & Nia : Saya bersama ns. Fadilah dan ns. Nia akan memberikan perawatan

luka yg lebih baik lagi bu.

Cita : Terima kasih sust.


Pungki : Permisi bu, saya dokter penyakit dalam yang akan membantu

mengatasi masalah yg ibu hadapi. Sekarang saya lakukan


pemerikasaan dulu bu ya.. (sambil melakukan pemeriksaan pada
thoraks dengan menggunakan stetoskop).

Cita : Bagaimana hasilnya dok?

Pungki : Nyeri kepala yang dialami oleh ibu Nadia ini karena ada peningkatan
tekanan intrakranial karena stroke yang dialami oleh ibu Nadia. Nanti kami akan berunding
untuk mengatasi keluhan nyeri kepala yg ibu rasakan. Dan merawat luka dekubitus ibu
Nadia.

Cita : Lakukan yang terbaik dok. Terima kasih dok

Novita : Perkenalkan bu Nadia, saya dari ahli gizi. Bagaimana makannya bu?

Cita : Anak saya ini susah makan, tidak ada nafsu makan. Kalau makan

hanya 3 sendok. Selain itu, dia biasa juga mual-mual.

Novita : Baiklah bu. Kami selanjutnya akan berunding tentang program gizi

ibu Nadia nantinya.

Risalatul : Baiklah, karena semua sudah melakukan pemeriksaan, selanjutnya

kita kembali ke ruangan untuk berdiskusi. Permisi ibu Nadia.

Nadia : Iya sust. Terima kasih sebelumnya.

Setelah validasi data dari pasien, tim ronde kembali ke ners station untuk menindak
lanjuti dan membahas masalah yang ada.

Risalatul : Setelah dilakukan validasi data pada pasien saya persilahkan kepada

Ketua tim dan Perawat pelaksana dan konselor untuk memberikan


solusi atau intervensi lanjutan yang akan diberikan kepada Ny. Nadia.
Nia : Setelah kami validasi data kepada pasien langsung, kami

mendapatkan bahwasannya nyeri kepala pasien sudah agak


berkurang. Menurut dokter Pungki bagaimana mengatasi nyeri kepala
pasien?

Pungki : Sebenarnya penyakit dasar Ny. Nadia adalah Stroke jadi Nyeri
kepala ini merupakan dampak dari tekanan intrakranial akibat
perdarahan pada pembuluh darah otak atau stroke ibu Nadia yang
meningkat yang sehingga meskipun dilakukan tindakan medis
pembedahan tempurung otak (kraniotomi) berulang kali tetap akan
timbul nyeri kepala yang hebat akibat tekanan intrakranial maka dari
itu dilakukan Endoskopi dengan tuntunan stereotaktik dan
ultrasonografi, harapannya cairan dan hematoma dapat dievakuasi
dengan baik.

Fadilah : Lalu apakah nyeri kepala akibat Endoskopi dan luka dekubitus tidak
akan mengakibatkan efek lainnya?

Pungki : Endoskopi dengan tuntunan stereotaktik dan ultrasonografi adalah


cara untuk mengevakuasi hematoma memberikan hasil yang
memuaskan dengan evakuasi lebih sedikit (volume < 30 ml) namun
teknik ini belum banyak diaplikasikan karena tidak banyak dokter
spesialis saraf yang mampu melakukannya. Dan untuk luka dekubitus
ini adalah dampak dari kelalaian perawat yang tidak dengan serius
untuk melakukan perubahan posisi pasien seperti miring kanan
maupun miring kiri, bisa diganjal bantal apabila pasien mengalami
kelemahan otot.

Nia : Lalu bagaimana untuk mengatasi agar sesaknya dapat berkurang?

Pungki : Sebenarnya Ny. Nadia sudah membaik tetapi yang harus dilakukan
adalah melatih keluarga pasien untuk melakukan miring kanan dan
kiri pada Ny. Nadia, melakukan mobilsasi bertahap dan kontrol
pasien pulang adalah poli penyakit saraf.
Fadilah : Terima kasih Dok atas sarannya. Selanjutnya tentang penanganan
luka dekubitus pada punggung dan bokong klien. Bagaimana ners
Cicik?

Cicik : Sebelumnya, saya ingin bertanya terlebih dahulu kepada ners


Fadilah dan ners Nia. Teknik perawatan luka apa yang selama ini
digunakan untuk merawat luka Ny. Nadia?

Nia : Selama ini kami merawat luka Ny. Nadia dengan convensional
dressing dengan balutan jelly dan menggunakan metronidazole.

Cicik : Sebenarnya penggunaan jelly dan metronidazole kurang tepat


digunakan pada luka dekubitus sebab hal tersebut akan
mempermudah terjadinya perdarahan. Sebaiknya saya sarankan
menggunakan modern dressing (sambil menjelaskan cara perawatan
luka dengan moderen dressing)

Nia : Baiklah, kita akan berkolaborasi cara perawatan luka pada Ny. Nadia

Fadilah : Bagaimana dengan permasalahan gizi pasien? Mungkin dari ahli


gizi, ibu Novita bisa memberikan solusinya.

Novita : Untuk saran saya, melihat kondisi pasien yang nafsu makannya
kurang. (sambil menjelaskan tentang program gizi yang baik untuk
ny. Nadia)

Risalatul : Baiklah saya rasa sudah cukup pelaksanaan ronde keperawatan ini
dan terima kasih atas partisipasinya, Semoga masalah pasien kita
dapat segera teratasi dan saya ucapkan terima kasih. Wassalamu
alaikum.

Akhirnya ronde keperawatan telah selesai dilakukan, perawat assosiet mulai


menjalankan tugasnya..

Anda mungkin juga menyukai