Mix Design
Mix Design
A. PENDAHULUAN
Tujuan utama mempelajari sifat-sifat dari beton adalah untuk
perencanaan dari campuran (mix design), yaitu pemilihan dari bahan-bahan
beton yang memadai serta menentukan kuantitas masing-masing bahan untuk
menghasilkan beton yang seekonomis mungkin. Apabila tidak tersedia cukup
data yang menunjukkan bahwa suatu campuran beton tertentu yang
diharapkan dapat menghasilkan mutu beton yang disyaratkan dan atau
bahwa Deviasi Standart Rencana yang diusulkan benar-benar akan tercapai
dalam pelaksanaan yang sesungguhnya, maka harus diadakan percobaan
pendahuluan. Sebagai persiapannya dianjurkan untuk mengadakan dulu
percobaan-percobaan di laboratorium.
Perencanaan campuran merupakan bagian yang terpenting dari suatu
pelaksanaan struktur beton. Sebelum diadakan perencanaan campuran, semua
bahan dasar dari semen, pasir, kerikil, atau batu pecah dan air harus diperiksa
terlebih dahulu mutunya.
Suatu campuran beton harus direncanakan sedemikian rupa sehingga
memenuhi syarat-syarat berikut:
a. Campuran yang seekonomis mungkin
Masalah ekonomi berkaitan dengan suatu pelaksanaan pembuatan
campuran beton. Dalam pembuatan campuran beton diharapkan
mempunyai ruang pori adukan yang minimum, karena makin minimum
ruang porinya makin sedikit pasta yang dipergunakan, sehingga kebutuhan
juga berkurang. Oleh karena itu yang paling menentukan perencanaan
campuran beton adalah bahan atau material.
Dengan melihat harga semen yang lebih mahal dari pada harga
agregat maka dengan mengurangi kadar semen suatu faktor penting dalam
menurunkan biaya pembuatan beton. Hal ini dilakukan dengan cara
memakai slump yang rendah sesuai dengan batas yang diizinkan,
memakai ukuran butir maksimum agregat dan bila perlu dipakai bahan
admixture. Keuntungan yang diperoleh dengan menggunakan nilai slump
yang rendah yaitu dapat mengurangi terjadinya penyusutan beton dan
panas hidrasi rendah. Tetapi apabila kadar semen terlalu rendah akan dapat
menurunkan kekuatan awal beton.
Tabel 1.2 Kuat tekan rata-rata perlu jika data tidak tersedia untuk
menetapkan deviasi standar
Persyaratan kuat tekan Kuat tekan rata-rata perlu
f 'c (MPa) f 'cr (MPa)
'
Kurang dari 21 f c +7,0
21 sampai dengan 35 f 'c +8,5
'
lebih dari 35 f c +10,0
SNI 05-2847-2002
Karena produksi beton tidak memiliki catatan hasil uji, dan diketahui
f 'c = 30 MPa. Maka, f 'cr = 30 + 8,5= 38,5 MPa
2. Jenis Semen
Menurut SII 003-81 semen Portland dibagi menjadi lima jenis:
38,5
0,42
Untuk f’cr = 38,5 MPa dan Umur 28 hari dan jenis semen Tipe
I maka faktor air semen didapat sebesar 0,42
Cara Kedua
Tentukan nilai kuat tekan pada umur 28 hari dengan
menggunakan Tabel 1.3, sesuai dengan semen dan agregat yang
akan dipakai.
Lihat Grafik 1.2 untuk benda uji berbentuk silinder.
Tarik garis tegak lurus ke atas melalui faktor air semen 0,5
sampai memotong kurva kuat tekan yang ditentukan pada sub butir
2 di atas didapat patokan lengkung 28 hari.
Tarik garis mendatar melalui nilai kuat tekan yang ditargetkan
sampai memotong kurva yang ditentukan pada sub butir 3 di atas.
Tarik garis tegak lurus ke bawah melalui titik potong tersebut
untuk mendapatkan faktor air semen yang diperlukan.
Tabel 1.3 Perkiraan Kuat Tekan Beton (MPa) dengan FAS 0,5
Dengan faktor air semen 0,42 untuk umur 28 hari , jenis semen Tipe I,
agregat kasar batu pecah dan kuat tekan 37 Mpa dibuat patokan lengkung 28 hari.
Dengan kuat tekan rata-rata perlu f’cr 38,5 Mpa diplot pada patokan lengkung 28
hari (lihat grafik 1.2) di dapat faktor air semen 0,565.
Grafik 1.2. Hubungan Antara Kekuatan Tekan Beton dan Faktor
AirSemen untuk umur 28 Hari dan f’cr = 30,5 Mpa
38,5 MPa
0,48
0,48
Dari grafik 1.2 untuk Umur 28 Hari dan Kuat tekan rata-rata
38,5 Mpa didapat faktor air semen sebesar 0,48
Cara Ketiga
FAS
Uraian
Maksimum.
Tabel 1.6 Faktor Air Semen untuk Beton Bertulang yang berhubungan
dengan Air tanah mengandung Sulfat
Slump (cm)
No Uraian
Maksimum Minimum
A = 0,67 Ah + 0,33 Ak
184,9
Kebutuhan Semen Rencana = = 440,23 liter
0, 42
42,5
Grafik 1.2 Proporsi pasir untuk nilai slump 7,5-15cm dan ukuran
maksimum agregat 40 mm
0,42,5
16. Berat Jenis Relatif Agregat Gabungan
2700
2600
BJ Beton dalam Keadaan Basah (kg/m3)
2500
2450
2400
2300
2200
2100
100 120 140 160 180 200 220 240 260
184,9
Kadar Air Bebas (kg/m3)
A h −A 1 1,1−0, 26
Pasir = 100 x B = 100 x 775,57
= 6,51 kg/m3
Kebutuhan pasir = 775,57 + 6,51 = 782,08kg/m3
A k −A 2 0,125−0,76
Batu Pecah = 100 x C = 100 x 1049,3
= 6,66 kg/m3
Kebutuhan Batu Pecah = 1049,3 - 6,66 = 1175,72 kg/m3
No
Ketentuan Non additive Satuan
.
1. Tegangan karakteristik : 30 MPa
2. Standart deviasi : 8,5 MPa
3. Rencana kuat tekan rata-rata : 38,5 MPa
4. Type semen : PCC Tiga Roda (Tipe I)
5. Type agregat kasar : Batu Pecah (Pelaihai)
6. Type agregat halus : Pasir Alami (Barito)
8. Faktor air semen maks. : 0,55
9. Faktor air semen rencana : 0,42
10. Slump : 2,5 - 9 cm
11. Ukuran agregat maks. : 40 mm
12. Kebutuhan air bebas : 184,9 liter
13. Kadar semen rencana : 440,23 kg/m3
14. Kadar semen minimum : 325 kg/m3
Berat jenis gabungan kondisi
15. :
SSD
16. Berat jenis beton basah : 2450 kg/m3
17. Grading agregat halus : Zona 2
18. Prosentase agregat halus : 42,5 %
19. Berat agregat halus : 775,57 kg/m3
20. Berat agregat kasar : 1049,3 kg/m3
21. Berat agregat total : kg/m3
KEBUTUHAN BAHAN RENCANA CAMPURAN
No Kebutuhan bahan-bahan
: Per-m3 Satuan
. campuran beton
1. Air : 184,9 liter
2. Semen : 440,23 kg
3 Agregat halus (pasir) : 775,57 kg
4. Agregat kasar (kerikil) : 1049,3 kg
TOTAL : 2450 kg
No Kebutuhan bahan-bahan
: Per-m3 Satuan
. campuran beton per-9 silinder
1. Air : 10,58 liter
Air Semen Ag.halus Ag.kasar (kg)
2. Semen
KOMPOSISI (liter) :
(kg) 25,19 (kg) kg
CAMPURAN 10,58 25,19 44,76 59,68
Benda3uji silinder
Agregat9halus
buah(pasir) 0,42 :
1
44,76
2,44
kg
3,18
4. Agregat kasar (kerikil) : 59,68 kg
TOTAL : 140,21 kg