Anda di halaman 1dari 7

1.

Tromboemboli
 Terdapat trombus di salah satu bagian jantung
 Trombus: plak
 Emboli: plak yang ruptur
2. Stratifikasi resiko stroke
 Pengelompokan resiko stroke
 Teknik yang digunakan untuk mengklasifikasikan resiko stroke
3. Iregularitas interval kompleks QRS
 Interval dr komplek QRS jaraknya tdk sama, umumnya 3 kotak kecil
Antara komplek QRS vsatu dengan yng lainnya lebarnya beda

STEP 7

1. Mengapa pasien jantungnya berdebar debar saat olahraga atau aktivitas sedang?

Perubahan Frekuensi Denyut Jantung


Ketika berlatih frekuensi denyut jantung akan meningkat. Kenaikan frekuensi denyut jantung akan
sesuai dengan intensitas latihan. Semakin tinggi intensitas (misal berlari/bersepeda/berenang semakin
cepat) makadenyut jantung akan terasa semakin cepat. Azas Conconi berbunyi ”hubunganantara
frekuensi denyut jantung dan intensitas latihan adalah linier”. Selain itu ada istilah titik defleksi
(deflektion point), atau ambang batas anaerobik (anaerobic threshold), yang mengatakan bahwa jika
intensitas latihan dinaikkan, maka frekuensi denyut jantung juga akan naik, begitu sebaliknya.
Perubahan Tekanan Darah
Meningkatnya hormon epinefrin saat latihan akan menyebabkan semakin kuatnya kontraksi otot
jantung. Meskipun demikian tekanan sistole tidak langsung membubung tinggi, karena pengaruh
epinefrin pada pembuluh darah dapat menyebabkan pelebaran (dilatasi). Pelebaran pembuluh darah
akan sangat tergantung kondisinya. Jika pembuluh sudah mengalami pengerakan (arteriosklerosis)
akan menjadi kaku, tidak elastis, sehingga pelebaran akan terbatas. Dengan demikian kenaikan
tekanan darah saat latihan akan dapat terjadi. Peningkatan pelebaran pembuluh darah saat latihan juga
disebabkan karena meningkatnya suhu tubuh. Banyaknya keringat yang keluar akan menyebabkan
plasma darah keluar, volume darah menurun, sehingga tekanan darah tidak naik berlebihan.
Selisih tekanan antara sistole dan diastole akan meningkat, hal demikian hubungannya erat dengan
volume darah sedenyutan yang keluar dari jantung. Tekanan darah baik sistole maupun diastole dapat
meningkat sangat tinggi ketika seorang atlet angkat besi mengangkat barbel. Tekanan sistole akan
dapat meningkat dari 120 mmHg sampai 180 mmHg. Hal demikian terjadi karena banyak otot rangka
yang berkontraksi sehingga mendesak pembuluh-pembuluh darah. Tekanan yang naik cukup tinggi
tersebut terjadi hanya sesaat, begitu angkatan dilepaskan akan turun kembali ke normal.
Fisiologi Latihan.pdf

2. Sistem konduktorium jantung?


3. pa hubungannya riwayat hipertensi dengan kasus di skenario?
4. Apa etiologi dari kasus tersebut?

Jantung tidak bekerja dengan baik, dan kondisi tersebut dapat disebabkan oleh banyak hal,
seperti:
- Penyalahgunaan narkoba
- Banyak mengkonsumsi alkohol atau kafein
- Obat-obatan
- Suplemen diet dan pengobatan herbal
- Stres
- Gangguan atau penyakit tertentu: jaringan parut pada jantung, kardiomiopati, arteri
koroner, tekanan darah tinggi, diabetes, hipertiroid, obesitas

aritmia-jantung.pdf

Etiologi aritmia jantung dalam garis besarnya dapat disebabkan oleh :


1. Peradangan jantung, misalnya demam reumatik, peradangan miokard (miokarditis karena
infeksi)
2. Gangguan sirkulasi koroner (aterosklerosis koroner atau spasme arteri koroner), misalnya
iskemia miokard, infark miokard.
3. Karena obat (intoksikasi) antara lain oleh digitalis, quinidin dan obat-obat anti aritmia lainnya
4. Gangguan keseimbangan elektrolit (hiperkalemia, hipokalemia)
5. Gangguan pada pengaturan susunan saraf autonom yang mempengaruhi kerja dan irama
jantung
6. Ganggguan psikoneurotik dan susunan saraf pusat.
7. Gangguan metabolik (asidosis, alkalosis)
8. Gangguan endokrin (hipertiroidisme, hipotiroidisme)
9. Gangguan irama jantung karena kardiomiopati atau tumor jantung
10. Gangguan irama jantung karena penyakit degenerasi (fibrosis sistem konduksi jantung)
http://www.healthyenthusiast.com/aritmia.html

Jelaskan gejala klinis pada skenario?

Ada beberapa tanda dan gejala Aritmia, yaitu


a. Perubahan TD ( hipertensi atau hipotensi ); nadi mungkin tidak teratur; defisit nadi; bunyi
jantung irama tak teratur, bunyi ekstra, denyut menurun; kulit pucat, sianosis, berkeringat;
edema; haluaran urin menurun bila curah jantung menurun berat.
b. Sinkop, pusing, berdenyut, sakit kepala, disorientasi, bingung, letargi, perubahan pupil.
c. Nyeri dada ringan sampai berat, dapat hilang atau tidak dengan obat antiangina, gelisah
d. Nafas pendek, batuk, perubahan kecepatan/kedalaman pernafasan; bunyi nafas tambahan
(krekels, ronki, mengi) mungkin ada menunjukkan komplikasi pernafasan seperti pada gagal
jantung kiri (edema paru) atau fenomena tromboembolitik pulmonal; hemoptisis.
e. Demam; kemerahan kulit (reaksi obat); inflamasi, eritema, edema (trombosis siperfisial);
kehilangan tonus otot/kekuatan
f. Palpitasi
g. Pingsan
h. Rasa tidak nyaman di dada
i. Lemah atau keletihan (perasaan
j. Detak jantung cepat (tachycardia)
k. Detak jantung lambat (bradycardia)
http://www.healthyenthusiast.com/aritmia.html

5. Faktor resiko dari kasus tersebut?

Faktor-faktor tertentu dapat meningkatkan resiko terkena aritmia jantung atau kelainan irama
jantung. Beberapa faktor tersebut diantaranya adalah:

1. Penyakit Arteri Koroner


Penyempitan arteri jantung, serangan jantung, katup jantung abnormal, kardiomiopati, dan
kerusakan jantung lainnya adalah faktor resiko untuk hampir semua jenis aritmia jantung.
2. Tekanan Darah Tinggi
Tekanan darah tinggi dapat meningkatkan resiko terkena penyakit arteri koroner. Hal ini juga
menyebabkan dinding ventrikel kiri menjadi kaku dan tebal, yang dapat mengubah jalur
impuls elektrik di jantung.
3. Penyakit Jantung Bawaan
Terlahir dengan kelainan jantung dapat memengaruhi irama jantung.
4. Masalah pada Tiroid
Metabolisme tubuh dipercepat ketika kelenjar tiroid melepaskan hormon tiroid terlalu banyak.
Hal ini dapat menyebabkan denyut jantung menjadi cepat dan tidak teratur sehingga
menyebabkan fibrilasi atrium (atrial fibrillation).
Sebaliknya, metabolisme melambat ketika kelenjar tiroid tidak cukup melepaskan hormon
tiroid, yang dapat menyebabkan bradikardi (bradycardia).
5. Obat dan Suplemen
Obat batuk dan flu serta obat lain yang mengandung pseudoephedrine dapat berkontribusi
pada terjadinya aritmia.
6. Obesitas
Selain menjadi faktor resiko untuk penyakit jantung koroner, obesitas dapat meningkatkan
resiko terkena aritmia jantung.
7. Diabetes
Resiko terkena penyakit jantung koroner dan tekanan darah tinggi akan meningkat akibat
diabetes yang tidak terkontrol. Selain itu, gula darah rendah (hypoglycemia) juga dapat
memicu terjadinya aritmia.
8. Obstructive Sleep Apnea
Obstructive sleep apnea disebut juga gangguan pernapasan saat tidur. Napas yang terganggu,
misalnya mengalami henti napas saat tidur dapat memicu aritmia jantung dan fibrilasi atrium.
9. Ketidakseimbangan Elektrolit
Zat dalam darah seperti kalium, natrium, dan magnesium (disebut elektrolit), membantu
memicu dan mengatur impuls elektrik pada jantung.
Tingkat elektrolit yang terlalu tinggi atau terlalu rendah dapat memengaruhi impuls elektrik
pada jantung dan memberikan kontribusi terhadap terjadinya aritmia jantung.
10. Terlalu Banyak Minum Alkohol
Terlalu banyak minum alkohol dapat memengaruhi impuls elektrik di dalam jantung serta
dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya fibrilasi atrium (atrial fibrillation).
Penyalahgunaan alkohol kronis dapat menyebabkan jantung berdetak kurang efektif dan dapat
menyebabkan cardiomyopathy (kematian otot jantung).
11. Konsumsi Kafein atau Nikotin
Kafein, nikotin, dan stimulan lain dapat menyebabkan jantung berdetak lebih cepat dan dapat
berkontribusi terhadap resiko aritmia jantung yang lebih serius.
Obat-obatan ilegal, seperti amfetamin dan kokain dapat memengaruhi jantung dan
mengakibatkan beberapa jenis aritmia atau kematian mendadak akibat fibrilasi ventrikel
(ventricular fibrillation).

http://www.healthyenthusiast.com/aritmia.html

6. Apa DD dari penyakit diskenario?

Diagnosis aritmia
Gelombang P dan komplek QRS harus
dianalisis berdasarkan 5 parameter dasar :
1. Kecepatan gelombang P dan kecepatan QRS, keduanya harus
sesuai.
2. Keteraturan gelombang P dan komplek QRS
3. Interval : PR dan QRS
4. Hubungan antara gelombang P dan komplek QRS – setiap P
diikuti oleh QRS
5. Adanya aktifitas ektopik

6. Apakah denyut nadi > 100 X permenit atau < 60 Xpermenit


7. Apakah komplek QRS lebar ( 120 ms atau 3 kotak
kecil di EKG ) atau sempit ( < 120 ms atau kurang dari
8. kotak kecil di EKG )
9. Apakah iramanya teratur atau tidak teratur

2010.07.06.2.3.4.Medan.Malay.Hardiono.pdf

7. Klasifikasi dari kasus tersebut?


Gangguan irama jantung dapat di bagi dua:
1. Gangguan irama fibrilasi(tidak kuncup)pada serambi beresiko stroke
2. Gangguan irama fibrilasi (tidak kuncup) pada bilik jantung berakibat langsung fatal.

Ada beberapa tipe-tipe aritmia

o Premature atrial contractions. Ada denyut tambahan di awal yg berasal dari atrium (ruang
jantung bagian atas). Ini tidak berbahaya dan tidak memerlukan terapi.
o Premature venticular contractions (PVCs). Ini merupakan aritmia yang paling umum dan
terjadi pd orang dengan atau tanpa penyakit jantung. Ini merupakan denyut jantung
lompatan yang kita semua kadang2 mengalami. Pada beberapa orang, ini bisa berkaitan
dengan stres, terlalu banyak kafein atau nikotin, atau terlalu banyak latihan. Tetapi kadang-
kadang, PVCs dpt disebabkan oleh penyakit jantung atau ketidakseimbangan elektrolit.
Orang yang sering mengalami PVCs dan/atau gejala2 yg berkaitan dgnya sebaiknya
dievaluasi oleh seorang dokter jantung. Namun, pada kebanyakan orang, PVC biasanya
tidak berbahaya dan jarang memerlukan terapi.
o Atrial fibrilasi (AF). Ini merupakan irama jantung tidak teratur yang sering menyebabkan
atrium, ruang atas jantung, berkontraksi secara abnormal.
o Atrial flutter. Ini merupakan aritmia yang disebabkan oleh satu atau lebih sirkuit yang
cepat di atrium. Atrial flutter biasanya lebih terorganisir dan teratur dibandingkan dengan
atrial fibrilasi. Aritmia ini terjadi paling sering pada orang dengan penyakit jantung, dan
selama minggu pertama setelah bedah jantung. Aritmia ini sering berubah menjadi atrial
fibrilasi.
o Paroxysmal supraventricular tachycardia (PSVT). Suatu HR yang cepat, biasanya
dengan irama yang teratur, berasal dari atas ventrikel. PSVT mulai dan berakhir dg tiba2.
Terdapat dua tipe utama : accessory path tachycardia dan AV nodal reentrant tachycardia
(lihat bawah).
o Accessory pathway tachicardia. HR yang cepat disebabkan oleh jalur atau hubungan extra
yang abnormal antara atrium dan ventrikel. Impuls berjalan melewati jalur ekstra selain juga
melewati rute biasa. Ini membuat impuls berjalan di jantung dg sangat cepat menyebabkan
jantung berdenyut dg cepat.
o AV nodal reentrant tachycardia. HR yang cepat disebabkan lebih dari satu jalur melewati
AV node. Ini dapat menyebabkan palpitasi (jantung berdebar), pingsan atau gagal jantung.
Pada banyak kasus, ini dapat disembuhkan dg menggunakan suatu manuver sederhana yang
dilakukan oleh seorang profesional medis yang terlatih, dg obat2an atau dengan suatu
pacemaker.
o Ventricular tachycardia (V-tach). HR yang cepat yang berasal dari ruang bawah jantung
(ventrikel). Denyut yang cepat mencegah jantung terisi cukup darah, oleh karena itu, hanya
sedikit darah yang terpompa ke seluruh tubuh. Ini dapat mrp aritmia yang serius, khususnya
pd orang dengan penyakit jantung dan mkn berhubungan dg lebih banyak gejala. Seorang
dokter jantung sebaiknya mengevaluasi aritmia ini.
o Ventricular fibrilasi. Letupan impuls yang tidak teratur dan tidak terorganisir yang berasal
dari ventrikel. Ventrikel gemetar dan tidak mampu berkontraksi atau memompa darah ke
tubuh. Ini merupakan kondisi emergensi yang harus diterapi dg CPR dan defibrilasi sesegera
mungkin.
o Long QT syndrome. Interval QT adalah area pd ECG yang merepresentasikan waktu yang
diperlukan otot jantung untuk berkontraksi dan kemudian relaksasi, atau yang diperlukan
impuls listrik utk meletupkan impuls dan kmd recharge. Jika interval QT memanjang, ini
meningkatkan resiko terjadinya “torsade de pointes”, suatu bentuk ventricular tachicardia
yang mengancam hidup. Long QT syndrome merupakan suatu kondisi yang diturunkan yang
dapat menyebabkan kematian mendadak pada orang muda. Ini dapat diterapi dengan obat2
antiaritmia, pacemaker, electrical cardioversion, defibrilasi, defibrilator/cardioverter implant
atau terapi ablasi.
o Bradiaritmia. Ini merupakan irama jantung yang pelan yang dapat muncul dari kelainan
pada sistem konduksi listrik jantung. Contohnya adalah sinus node dysfunction dan blok
jantung.
o Sinus node dysfunction. HR yang lambat yang disebabkan oleh SA node yang abnormal.
Diterapi dengan pacemaker.
o Blok jantung. Suatu penundaan (delay) atau blok total impuls listrik ketika berjalan dari
sinus node ke ventrikel. Blok atau delay dapat terjadi pada AV node atau sistem HIS
purkinje. Jantung berdenyut ireguler dan sering lebih lambat. Jika serius blok jantung perlu
diterapi dengan pacemaker.

Macam-Macam Aritmia

a. Sinus Takikardi
Meningkatnya aktifitas nodus sinus, gambaran yang penting pada ECG adalah : laju
gelombang lebih dari 100 X per menit, irama teratur dan ada gelombang P tegak disandapan
I,II dan aVF.

b. Sinus bradikardi
Penurunan laju depolarisasi atrim. Gambaran yang terpenting pada ECG adalah laju kurang
dari 60 permenit, irama teratur, gelombang p tgak disandapan I,II dan aVF.

c. Komplek atrium prematur


Impul listrik yang berasal di atrium tetapi di luar nodus sinus menyebabkan kompleks atrium
prematur, timbulnya sebelu denyut sinus berikutnya. Gambaran ECG menunjukan irama tidak
teratur, terlihat gelombang P yang berbeda bentuknya dengan gelombang P berikutnya.

d. Takikardi Atrium
Suatu episode takikardi atrium biasanya diawali oleh suatu kompleks atrium prematur
sehingga terjadi reentri pada tingkat nodus AV.

e. Fluter atrium.
Kelainan ini karena reentri pada tingkat atrium. Depolarisasi atrium cept dan teratur, dan
gambarannya terlihat terbalik disandapan II,III dan atau aVF seperti gambaran gigi gergaji

f. Fibrilasi atrium
Fibrilasi atrium bisa tibul dari fokus ektopik ganda dan atau daerah reentri multipel. Aktifitas
atrium sangat cepat.sindrom sinus sakit

g. Komplek jungsional prematur


h. Irama jungsional
i. Takikardi ventrikuler
8. Bagaimana pemeriksaan penunjang untuk skenario tersebut

 EKG : menunjukkan pola cedera iskemik dan gangguan konduksi. Menyatakan


tipe/sumber disritmia dan efek ketidakseimbangan elektrolit dan obat jantung.
 Monitor Holter : Gambaran EKG (24 jam) mungkin diperlukan untuk menentukan
dimana disritmia disebabkan oleh gejala khusus bila pasien aktif (di rumah/kerja). Juga
dapat digunakan untuk mengevaluasi fungsi pacu jantung/efek obat antidisritmia.
 Foto dada : Dapat menunjukkanpembesaran bayangan jantung sehubungan dengan
disfungsi ventrikel atau katup
 Skan pencitraan miokardia : dapat menunjukkan aea iskemik/kerusakan miokard yang
dapat mempengaruhi konduksi normal atau mengganggu gerakan dinding dan
kemampuan pompa.
 Tes stres latihan : dapat dilakukan utnnuk mendemonstrasikan latihan yang
menyebabkan disritmia.
 Elektrolit : Peningkatan atau penurunan kalium, kalsium dan magnesium dapat
mnenyebabkan disritmia.
 Pemeriksaan obat : Dapat menyatakan toksisitas obat jantung, adanya obat jalanan atau
dugaan interaksi obat contoh digitalis, quinidin.
 Pemeriksaan tiroid : peningkatan atau penururnan kadar tiroid serum dapat
menyebabkan.meningkatkan disritmia.
 Laju sedimentasi : Penignggian dapat menunukkan proses inflamasi akut contoh
endokarditis sebagai faktor pencetus disritmia.
 GDA/nadi oksimetri : Hipoksemia dapat menyebabkan/mengeksaserbasi disritmia.
http://www.healthyenthusiast.com/aritmia.html

9. Bagaimana penatalaksanaan dari kasus diskenario?

Obat-obat abtiaritmia dapat dibagi berdasarkan penggunaan kliniknya dalam obat-obat untuk
aritmia supraventrikel (misal verapamil). Obat-obat untuk aritmia supraventrikel dan aritmia
ventrikel (misal disopiramid), dan obat-obat untuk aritmia ventrikel (misal lidokain).
a. Aritmia supraventrikel
Adenosin biasanya obat terpilih untuk menghentikan takikardia supraventrikel
paroksismal. Karena masa kerjanya pendek sekali (waktu paruhnya hanya 8-10 detik, tapi
memanjang juka diberikan bersama dipiradamol), kebanyakan efek sampingnya berlangsung
singkat. Berbeda dengan verapamil, adenosin dapat digunakan setelah beta-bloker. Pada
asma, lebih baik dipilih verapamil daripada beta-bloker.
Glikosida jantung oral merupakan obat terpilih untuk memperlambat respon ventrikel
pada kasus fibrilasi dan flutter atrium. Digoksin intravena, yang diinfus pelan-pelan, kadang-
kadang dibutuhkan bila kecepatan ventrikel perlu dikendalikan dengan cepat.
Verapamil biasanya efektif untuk takikardia ventrikel. Dosis intravena awal dapat diikuti
dengan dosis oral, hipotensi dapat terjadi dengan dosis yang lebih besar.
• Adenosin
• Verapamil, kodenya 7-208
• Glikosida jantung, kodenya 7-211
b. Aritmia Supraventrikel dan Ventrikel
Obat-obat untuk aritmia supraventrikel dan ventrikel misalnya amiodaron, beta-bloker,
disopiramid, flekainid, prokainamid, propafenon, dan klinidin.
• Amiodaron
• Beta-bloker, kodenya 7-208
• Disopiramid, kodenya 7-208
• Flekainid
• Prokainamid, kodenya 7-204
• Propafenon, kodenya 7-208
• Kinidin
c. Aritmia Ventrikel
Bretilium hanya digunakan sebagai obat antiaritmia pada resusutasi. Obat ini diberikan
itramaskuler dan intravena tapi dapat menyebabkan hipotensi berat, terutama setelah
pemberian intravena (mual dan muntah dapat terjadi).
Lidokain (lignokain) ralatif aman bila diberikan sebagai injeksi intravena lambat dan
harus menjadi pilihan utama dalam keadaan darurat.
Meksiletin diberikan sebagai injeksi intravena lambat bila lidokain tidak efektif, obat ini
memiliki kerja yang serupa.
Morasilin adalah obat untuk profilaksis dan pengobatan aritmia ventrikel yang serius dan
mengancam jiwa.

Fenitoin dulu dipakai untuk aritmia ventrikel, dengan injeksi intravena lambat terutama
yang disebabkan oleh glikosida jantung, tapi penggunaan ini sekarang sudah ditinggalkan.
Tokainid dulu digunakan untuk takiaritmia ventrikel yang mengancam jiwa dan disertai
dengan gangguan berat fungsi ventrikel kiri pada pasien yang tidak responsif dengan terapi
lain atau yang terapi lain merupakan kontraindikasi, sekarang obat ini tidak lagi tersedia.
• Bretilium, kodenya 7-250
• Lidokain, kodenya 6-851
• Meksiletin, kodenya 7-208
• Morasilin
• Fenitoin, kodenya 6-610
• Tokainid
10. Apa hubungan tromboemboli dengan kasus diskenario?

Tromboemboli (artery to artery embolus), terjadi akibat lepasnya plak


aterotrombolik yang disebut sebagai emboli, yaitu akan menyumbat arteri
disebelah distal dari arteri yang mengalami proses aterosklerotik.

Tromboemboli (Thromboemboli)

Tromboemboli adalah tersumbatnya pembuluh darah oleh emboli (= suatu partikel yang terlepas)
yang berasal dari trombus (= bekuan darah) yang terlepas dari tempat asal pembentukannya.

11. Bagaimana klasifikasi atrial fibrilasi

Paroxysmal fibrilasi atrium


Paroxysmal fibrilasi atrium (AF), sinyal-sinyal listrik yang abnormal dan detak jantung cepat mulai
tiba-tiba dan kemudian berhenti pada mereka sendiri. Gejala dapat ringan atau berat dan terakhir
untuk detik, menit, jam atau hari.

Gigih fibrilasi atrium


AF gigih adalah suatu kondisi di mana irama jantung normal berlanjut sampai berhenti dengan
perawatan.

Permanen fibrilasi atrium


AF yang permanen adalah suatu kondisi di mana irama hati normal tidak dapat dipulihkan dengan
perawatan biasa. Paroxysmal dan gigih fibrilasi atrium mungkin menjadi lebih sering dan akhirnya
mengakibatkan AF yang permanen.

12. Penyebab atrial fibrilasi

Fibrilasi atrium (AF) terjadi ketika sinyal-sinyal listrik yang bepergian melalui hati dilakukan normal
dan menjadi tidak terorganisir dan sangat cepat.

Ini adalah hasil dari kerusakan sistem listrik jantung. Kerusakan ini paling sering adalah hasil dari
kondisi lainnya, seperti penyakit arteri koroner atau tekanan darah tinggi, yang mempengaruhi
kesehatan jantung. Kadang-kadang, penyebab AF tidak diketahui.

Anda mungkin juga menyukai