IT 1 - Pengantar Blok 20 - SHA
IT 1 - Pengantar Blok 20 - SHA
Universitas Padjadjaran.
Palembang.
PPDGJ III :
Pedoman penggolongan dan diagnosis gangguan jiwa di Indonesia, edisi ke III,
1993.
Diterbitkan oleh Direktorat Kesehatan Jiwa, Direktorat Jenderal Pelayanan
Medik, Departemen Kesehatan RI.
Isinya meliputi : perkembangan PPDGJ, perbandingan penggolongan diagnosis,
struktur klasifikasi PPDGJ III, beberapa konsep dasar yang berkaitan dengan
diagnosis gangguan jiwa dan penggolongannya, kategori diagnosis dan diagnosis
gangguan jiwa dengan mengacu pada diagnostik-nya, serta dilampirkan pula
silsilah penegakan diagnosis banding dan table konversi PPDGJ I – II – III.
Tujuan PPDGJ :
1. Bidang pelayanan kesehatan ( service and clinical use )
- kodifikasi penyakit / gangguan untuk statistik kesehatan
- keseragaman diagnosis klinis untuk tatalaksana terapi.
2. Bidang kedokteran pendidikan ( educational use )
- kesamaan konsep diagnosis gangguan jiwa untuk komunikasi akademik.
3. Bidang penelitian kesehatan ( research use )
- memberikan batasan dan kriteria operasional diagnosis gangguan jiwa,
yang memungkinkan perbandingan data dan analisis ilmiah ( diagnostic
criteria for research ).
PPDGJ I :
Edisi pertama diterbitkan pada tahun 1973.
Nomor kode dan diagnosis gangguan jiwa merujuk ke ICD – 8 ( the
International Classification of Disease, Eight Edition, 1965 ), yang diterbitkan
oleh WHO.
Diagnosis monoaksial.
PPDGJ II :
Edisi kedua ditebitkan pada tahun 1983.
Nomor kode dan diagnosis gangguan jiwa merujuk ke ICD – 9 ( the
ternational Classification of Disease, Ninth Edition, 1977 ).
Diagnosis multiaksial menurut DSM – III.
PPDGJ III :
Edisi ketiga diterbitkan pada tahun 1993.
Nomor kode dan diagnosis gangguan jiwa merujuk ke ICD – 10 (the
International Classification of Disease and Related health Problems, Tenth
Edition, 1992 ).
Konsep klasifikasi dengan hierarki blok diagnosis, dan memakai “pedoman
diagnosis” merujuk ke ICD-10.
Sindrom terkait budaya terintegrasi kedalam berbagai diagnosis yang ada,
sesuai dengan gejala klinisnya, misalnya “amok” = F 68.8
Diagnosis multiaksial menurut DSM – IV.
Konsep gangguan jiwa :
- Istilah yang digunakan dalam PPDGJ gangguan jiwa atau gangguan mental
(mental disorder).
- Tidak mengenal istilah “penyakit jiwa” (mental disease/mental illness).
Diagnosis aksis I - V
Catatan :
Antara aksis I, II, III tidak selalu harus ada hubungan etiologik atau
patogenesis.
Hubungan antara aksis I, II, III dan aksis IV dapat timbal balik saling
mempengaruhi.
AKSIS II
F60 = Ggn kepribadian khas
F60.0 = Ggn kepribadian paranoid
F60.1 = Ggn kepribadian skizoid
F60.2 = Ggn kepribadian dissosial
F60.3 = Ggn kepribadian emosional tidak stabil
F60.4 = Ggn kepribadian histrionik
F60.5 = Ggn kepribadian anankastik
F60.6 = Ggn kepribadian cemas (menghindar)
F60.7 = Ggn kepribadian dependen
F60.8 = Ggn kepribadian khas lainnya
F60.9 = Ggn kepribadian YTT
F61 = Ggn kepribadian campuran dan lainnya
F61.0 = Ggn kepribadian campuran
F61.1 = Perubahan kepribadian yang bermasalah
F70-F79 = Retardasi mental
Z03.2 = Tidak ada diagnosis aksis II
R46.8 = Diagnosis aksis II tertunda
AKSIS III
AKSIS IV
Masalah dengan “primary support group” (keluarga)
Masalah berkaitan dengan lingkungan social
Masalah pendidikan
Masalah pekerjaan
Masalah perumahan
Masalah ekonomi
Masalah akses kepelayanan kesehatan
Masalah berkaitan interaksi dg hukum/kriminal
Masalah psikososial & lingkungan lain.
AKSIS V
Global Assessment of Functioning (GAF) Scale
100-91 = Gejala tidak ada, berfungsi maksimal, tidak ada masalah yang tak
tertanggulangi.
90-81 = Gejala minimal, berfungsi baik,cukup puas, tidak lebih dari maslah harian
yang biasa.
80-71 = Gejala sementara & dapat diatasi, disabilitas ringan dalam social,
pekerjaan, sekolah, dll.
70-61 = Beberapa gejala ringan & menetap, disbilitas ringan dalam fungsi, secara
umum masih baik
60-51 = Gejala sedang (moderate), disabilitas sedang
50-41 = Gejala berat (serious), disabilitas berat.
40-31 = Beberapa disabilitas dalam hubungan dgn realita & komunikasi,
disabilitas
berat dlm beberapa fungsi.
30-21 = Disabilitas berat dlm komunikasi & daya nilai, tidak mampu berfungsi
hampir semua bidang
20-11 = Bahaya mencederai diri/org lain, disabilitas sangat berat dalam komunikasi
& mengurus diri.
10-01 = Seperti diatas persisten & lebih serius
0 = Informasi tidak adekuat.