2.3.2 Menara
Pemilihan bentuk menara sangat dipengaruhi oleh konfigurasi kabel, estetika, dan kebutuhan
perencanaan serta pertimbangan biaya, Bentuk-bentuk menara dapat berupa rangka portal trapezoidal,
menara kembar, menara A, atau menara tunggal. Selain bentuk menara yang telah disebutkan, masih
banyak bentuk menara lain namun jarang digunakan seperti menara Y, menara V, dan lain sebagainya.
Menurut Podolny (1976), tinggi menara ditentukan dari beberapa hal seperti tipe sistem kabel, jumlah
kabel dan perbandingan estetika dalam tinggi menara dan panjang bentang. Untuk itu direkomendasikan
perbandingan antara bentang terpanjang dan tinggi menara antara 0,19-0,25.
2.3.3 Gelagar
Bentuk gelagar jembatan cable stayed sangat beragam namun yang paling sering digunakan ada dua
yaitu stiffening truss dan solid web (Podolny dan Scalzi, 1976). Stiffening truss digunakan untuk struktur
baja dan solid web digunakan untuk struktur baja atau beton baik beton bertulang maupun beton
prategang.
Pada awal perkembangan jembatan cable stayed modern, stiffening truss banyak digunakan tetapi
sekarang sudah mulai ditinggalkan dan jarang digunakan dalam desain, karena mempunyai banyak
kekuranagan. Kekurangannya adalah membutuhkan fabrikasi yang besar, perawatan yang relatif sulit,
dan kurang menarik dari segi estetika. Meskipun demikian dapat digunakan sebagai gelagar dengan
alasan memiliki sifat aerodinamik yang baik. Dalam keadaan jembatan jalan raya disatukan dengan
jembatan jalan rel dan biasanya menggunakan dek ganda yang bertingkat, truss dapat dipertimbangkan
sebagai elemen utama dek.
Gelagar yang tersusun dari solid web yang terbuat dari baja atau beton cenderung terbagi atas dua tipe
yaitu:
a. Gelagar plat (plat girder), dapat terdiri atas dua atau banyak gelagar.
b. Gelagar box (box girder) dapat terdiri atas satu atau susunan box yang dapat berbentuk persegi
panjang atau trapezium.
Susunan dek yang tersusun dari gelagar plat tidak memiliki kekakuan torsi yang besar sehingga tidak
dapat digunakan untuk jembatan yang bentangnya panjang dan lebar atau jembatan yang direncanakan
hanya menggunakan satu bidang kabel penggantung. Dek jembatan yang menggunakan satu atau
susunan box akan memiliki kekakuan torsi yang sangat besar sehingga cocok untuk jembatan yang
memiliki kekauan torsi yang sangat besar.
Solid web yang terbuat dari beton precast mempunyai banyak keuntungan (Zarkasia dan
Roliansjah,1995) antara lain:
a. Struktur dek cenderung untuk tidak bergetar dan dapat berbentuk aerodinamis yang menguntungkan.
b. Komponen gaya horizontal pada kabel akan mengaktifkan gaya tekan pada system dek dimana beton
sangat cocok untuk menahan gaya desak.
c. Beton mempunyai berat yang sangat besar sehingga perbandingan beban hidup dan beban mati
menjadi kecil, sehingga perbandingan lendutan akibat beban hidup dan beban mati tidak besar.
d. Pemasangan bangunan atas dan kabel yang realtif mudah dengan teknik prestressing masa kini,
prefabrikasi, segmental,dan mempunyai kandungan local yang tinggi.
e. Pemeliharaan yang lebih mudah karena beton tidak berkarat seperti pada baja.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Jembatan gantung adalah jembatan yang berfungsi sebagai pemikul langsung beban lalu lintas yang
melewati jembatan tersebut, terdiri dari lantai jembatan, gelagar pengaku, batang penggantung, kabel
pemikul dan pagar pengaman.Seluruh beban lalu lintas dan gaya-gaya yang bekerja dipikul oleh
sepasang kabel pemikul yang menumpu di atas 2 pasang menara dan 2 pasang blok angkur (Surat
Edaran Menteri PU, 2010).
Jembatan cable stayed merupakan tipe jembatan bentang panjang yang estetis dan sering digunakan
sebagai prasarana transportasi yang penting. Struktur jembatan ini terdiri dari gabungan berbagai
komponen struktural seperti pilar, kabel dan dek Jembatan. Dek jembatan digantung dengan kabel
prategang yang diangkur pada pilar. Dengan demikian, semua gaya-gaya gravitasi maupun lateral yang
bekerja pada dek jembatan akan ditransfer ke tanah melalui kabel dan pilar. Kabel akan menerima gaya
tarik sedangkan pilar memikul gaya tekan yang sangat besar disamping efek lentur lainnya (Yuskar dan
Andi,2005).
Jembatan gantung sudah banyak jumlahnya dan sering ditemui disekitar lingkungan masyarakat.
Jembatan gantung maupun jembatan cable stayed sangat mendukung lalu lintas perjalanan kendaraan.
Jembatan ini menghubungkan dari tempat ke tempat yang terpisah oleh jurang, sungai atau selat dan
lainnya. Selama ini masih dikembangkan teknologi baru untuk jembatan gantung dan jembatan cable
stayed kedepannya kedua jembatan ini menjadi lebih sempurna lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Anggraeni I.,2008. Studi Parameter Desain Dimensi Elemen Struktur Gantung Pejalan Kaki dengan
Bentang 120 m. Jurnal Teknik Sipil, Institut Teknologi Nasional Bandung, Bandung.
Ariestadi, Dian. Teknik Struktur Bangunan Jilid 2 untuk SMK. Jakarta: Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, h. 429 – 462.
Departemen Pekerjaan Umum, 2008. Pedoman Perencanaan dan Pelaksanaan Jembatan Gantung
Pejalan Kaki, “Pd X-XXXXXX-B,“. Departemen PU, Jakarta.
Podolny & Scalzi, 1976. Construction and Design of Cable Stayed Bridges. New York: Wiley & Sons Inc.
Schodeck, 1991. Struktur (Alih Bahasa : Suryoatmojo).Jakarta: PT. Eresco.
Steiveman, D.B.,1953. A Practical Treatise on Suspension Bridges. New York: Wiley & Sons Inc.
Supriyadi, B. & Muntohar, A.S.,2007. Jembatan. Yogyakarta: Beta Offset.
Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum, 2010. Pemberlakuan Pedoman Perencanaan dan Pelaksanaan
Konstruksi Jembatan Gantung untuk Pejalan Kaki. Kementerian Pekerjaan Umum, Jakarta.
Walther, R.,1988. Cable Stayed Bridges. London: Thomas Telford.
Yuskar, L. & Andi, I.,2005. Kajian Sambungan antara Pilar dan Kabel
pada Jembatan Cable Stayed. Jurnal Teknologi, Departemen Teknik Sipil Universitas Indonesia.
Zarkast I., & Roliansjah,S.,1995. Perkembangan Akhir Jembatan Cable Stayed. Makalah pada
Konferensi Regional Teknik Jalan (KRTJ) IV, Padang.
Diposting oleh Feri Efendi di 22.33
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
17,827
About
About Me