Anda di halaman 1dari 25

BAB III

TINJAUAN KHUSUS

Pengambilan minyak yang dilakukan secara terus menerus dapat


mengurangi jumlah fluida di dalam sumur, sehingga perlu dilakukan pemantauan
ketinggian fluida di dalam sumur dengan menggunakan peralatan sonolog dan
mengukur kinerja pompa angguk yang digunakan serta masalah dibawah
permukaan dengan menggunakan peralatan dynamometer. Peralatan sonolog
merupakan peralatan yang menggunakan sistem gelombang akustik yang
ditembakkan ke dalam casing dan mengukur pantulan yang didapatkan saat
bertemu fluida. Sedangkan peralatan dynamometer merupakan peralatan pengukur
beban yang mengubah satuan berat menjadi resistensi listrik, dari sensor inilah
kemudian dikirim ke alat perekam yang kemudian dihubungkan dengan komputer
yang telah berisi program dynamometer. Hal ini dilakukan agar pompa penghisap
dapat disesuaikan dengan ketinggian minyak di dalam sumur, sehingga
penghisapan minyak dari dalam sumur dapat dilakukan secara optimal.

3.1. Jenis-Jenis Sonolog Test dan Dynamometer Test


Ada dua jenis sonolog yang digunakan dalam pekerjaan untuk mengetahui
ketinggian fluida yaitu sonolog manual dan sonolog digital.
1. Sonolog Manual
Sonolog jenis ini sudah jarang digunakan, karena data yang dihasilkan
tidak selengkap dan seakurat data yang dihasilkan oleh sonolog digital. Data yang
dihasilkan dengan menggunakan sonolog manual berupa kertas berisi chart hasil
pengukuran level fluida.
2. Sonolog Digital
Sonolog jenis ini memiliki komponen yang berbeda dengan komponen
sonolog manual, sonolog jenis digital melakukan penembakan rnelalui laptop atau
komputer. Data yang dihasilkan dengan menggunakan sonolog digital langsung
tercatat di laptop atau komputer.
Keunggulan dalam menggunakan sonolog digital yaitu sebagai berikut :
a. Data yang dihasilkan dengan menggunakan sonolog digital, lebih akurat
dibandingkan dengan menggunakan sonolog manual.

14
b. Sonolog digital dapat diprogram secara otomatis (program yang dimaksud
adalah urutan waktu penembakan dengan menggunakan sonolog manual
secara otomatis dapat berjalan sendiri setelah waktu yang diinginkan/
ditentukan).
Ada 3 jenis dynamometer yang digunakan dalam pekerjaan untuk
mengetahui kinerja pompa angguk yaitu dynamometer menggunakan Load Cell,
Horseshoe Load Cell dan Polished Rod Transducer (PRT).
1. Load Cell
Dynamometer jenis ini merupakan jenis yang sudah lama dan sudah tidak
digunakan karena peralatan yang lebih banyak serta pemasangan alat yang cukup
sulit.
2. Horseshoe Load Cell
Dynamometer jenis ini tidak digunakan di PT Pertamina EP Asset 1 Field
Ramba karena harganya lebih mahal daripada jenis Polished Rod Transducer
(PRT). Transducer pada Polished Rod Transducer (PRT) sangat akurat dan
menghasilkan nilai beban dengan tepat.
3. Polished Rod Transducer (PRT)
Dynamometer jenis ini lebih sederhana dan digunakan di PT Pertamina EP
Asset 1 Field Ramba karena lebih cepat dan mudah digunakan serta mendapatkan
data posisi dan beban yang cukup akurat.

3.2. Prinsip Kerja Sonolog Test dan Dynamometer Test


3.2.1. Prinsip Kerja Sonolog Test
Prinsip kerja survey akustik yaitu pada saat di permukaan, denyut akustik
dihasilkan dengan melepaskan gas bertekanan tinggi secara tiba-tiba ke dalam
annulus dari chamber remote fire gas gun. Selama denyut akustik merambat
turun melalui annulus, Perubahannya direfleksikan dengan sinyal akustik ke
mikrofon yang terpasang pada gas gun. Pantulan gelombang sinyal yang
kembali ke permukaan sumur dideteksi oleh mikrofon dan terbaca oleh
grafik chart khusus atau pada peralatan digital langsung terlihat pada layar
komputer. Refleksi yang kuat (down kick) akan mencatat waktu dan pada
kedalaman berapa puncak cairan ditemukan serta dapat mengetahui besar

15
tekanan casing. Dan data yang didapat, dapat dilihat apakah ada gangguan
yang terjadi di dalam sumur.
Sonolog juga merupakan kegiatan yang berfungsi untuk mengukur Static
Fluid Level (SFL) yaitu pengukuran pada sumur mati atau sumur tidak
berproduksi dan Dynamic Fluid Level (DFL) yaitu pengukuran pada sumur yang
masih berproduksi.

(Sumber : Setiabudi, D. 2014)


Gambar 3.1 Prinsip Kerja Sonolog Test

3.2.2. Prinsip Kerja Dynamometer Test


Prinsip kerja dynamometer test adalah dengan mengukur beban yang
diukur menggunakan Polished Rovd Transducer (PRT) yang dipasang diantara
Polished Rod Clamp dan Carier bar, Polished Rod Transducer (PRT) adalah
sensor pengukur beban yang mengubah satuan berat menjadi resistensi listrik.
Dari sensor inilah dikirim ke alat perekam yang kemudian dihubungkan dengan
komputer yang telah berisi program dynamometer. Dari komputer tersebut

16
dapat dilihat kurva sumbu x (load, lbs) & sumbu y (displacement, inch). Kurva
inilah yang disebut dengan dynograph yang dapat menentukan kondisi tubing
pump pada sumur tersebut.

(Sumber : Total Well Management.Ink)


Gambar 3.2 Prinsip Kerja Dynamometer Test

3.3. Peralatan Sonolog Test dan Dynamometer Test


3.3.1. Peralatan Sonolog Test
Sonolog digital memiliki bagian-bagian yang berbeda dengan sonolog
manual, seperti well analyzer, gas gun (microphone, pressure gauge, pressure
transient, gas chamber, selenoid valve, bleed valve), pressure transducer dan
kabel. Sonolog digital dapat diset agar bekerja secara otomatis dengan
melakukan penyetelan pada waktu yang diinginkan.
1. Well Analyzer dan Laptop
Well analyzer digunakan untuk mengolah data dari sensor agar dapat
diterima oleh komputer dan mengolah perintah dari komputer agar dapat diolah
dan diartikan oleh sensor.

17
(Sumber : Dokumentasi penulis)
Gambar 3.3 Well Analyzer dan Laptop

2. Catu Gas
Umumnya gas yang dipakai adalah gas yang tidak bereaksi dengan
hidrokarbon seperti N2 atau CO2. Pada pengukuran sonolog kali ini
menggunakan gas nitrogen. Tabung nitrogen sebagai sumber gas harus
dilengkapi dengan pressure regulator yang memadai.

(Sumber : Dokumentasi penulis)


Gambar 3.4 Tabung Gas Nitrogen

3. Gas Gun
Gas gun adalah alat yang digunakan untuk menghasilkan bunyi di
permukaan pada saat penembakan berlangsung. Gas gun berisi ruang volume

18
yang di isi dengan gas nitrogen yang di-compress untuk mengirimkan
gelombang akustik ke dalam sumur.

(Sumber : Dokumentasi penulis)


Gambar 3.5 Gas Gun

Gas gun dilengkapi dengan:


1) Microphone
Berfungsi untuk merekam gelombang suara yang dihasilkan dari
tembakan gas N2 yang berasal dari gas gun.

(Sumber : Dokumentasi Penulis)


Gambar 3.6 Microphone

2) Pressure Gage
Pressure gage merupakan peralatan yang berfungsi sebagai pengukur
tekanan di dalam gas chamber.

19
(Sumber : Dokumentasi penulis)
Gambar 3.7 Pressure Gage

3) Pressure Transient
Pressure transient merupakan komponen peralatan yang terdapat di
dalam remotely fired gas gun yang berfungsi untuk mendeteksi tekanan
yang ada di dalam sumur.
4) Gas Chamber
Gas chamber merupakan suatu media tempat penyimpanan gas N2
yang akan digunakan sebagai sumber bunyi pada kegiatan sonolog. Dalam
hal ini, Nitrogen yang digunakan berwujud gas dan gas nitrogen tersebut
dimampatkan ke dalam gas chamber sebesar 200 psi diatas tekanan casing.

(Sumber : Dokumentasi penulis)


Gambar 3.8 Gas Chamber

20
5) Selenoid Valve
Untuk mengaktifkan gun, digunakan solenoid valve sebagai pemicu
untuk menembakkan gas secara elektrik yang dioperasikan melalui well
analyzer.

(Sumber : Dokumentasi penulis)


Gambar 3.9 Selenoid Valve

6) Bleed Vavle
Bleed valve merupakan suatu alat yang berfungsi untuk mengeluarkan
tekanan atau gas nitrogen yang masih ada di dalam saluran ke atmosfer
sebelum melepas instrumen gas gun.

(Sumber : Dokumentasi penulis)


Gambar 3.10 Bleed Valve

21
7) Pressure Exhaust
Pressure exhaust merupakan lubang tempat keluarnya tekanan atau
gas nitrogen yang masih ada di dalam saluran ke atmosfer sebelum melepas
instrumen gas gun.

(Sumber : Dokumentasi penulis)


Gambar 3.11 Pressure Exhaust

8) Pressure Transducer
Pressure transducer merupakan suatu alat yang berfungsi sebagai
penerjemah tekanan yang direkam oleh alat agar dapat terbaca pada TWM
unit.

(Sumber : Dokumentasi penulis)


Gambar 3.12 Pressure Transducer

22
9) Kabel
Terdiri dari kabel yang terhubung dengan transducer, selenoid valve
dan microfon yang dihubungkan ke main input pada well analyzer.

(Sumber : Dokumentasi Penulis)


Gambar 3.13 Kabel

3.3.2. Peralatan Dynamometer Test


1. Well Analyzer dan Laptop
Well analyzer digunakan untuk mengolah data dari sensor agar dapat
diterima oleh komputer dan mengolah perintah dari komputer agar dapat diolah
dan diartikan oleh sensor.

(Sumber : Dokumentasi penulis)


Gambar 3.14 Well Analyzer dan Laptop

23
2. Polished Rod Transducer (PRT)
Polished Rod Transducer (PRT) adalah suatu alat berupa sensor beban
yang berisi strain gauge di dalamnya dan dipasang adjusting knob, sehingga
benar-benar terjepit. Untuk pemasangannya memerlukan keahlian khusus dan
pengalaman.

(Sumber : Dokumentasi Penulis)


Gambar 3.15 Polished Rod Transducer (PRT)

3. Kabel Lurus atau Kabel Y


Kabel lurus atau kabel Y adalah kabel lurus dengan panjang 7,5 meter
yang digunakan untuk menyambungkan polished rod transducer (PRT) ke
main input dari well analyzer.

(Sumber : Dokumentasi Penulis)


Gambar 3.16 Kabel Lurus atau Kabel Y

24
4. Kabel Spiral
Kabel spiral adalah kabel yang digunakan untuk memperpanjang kabel y
agar lebih mudah digunakan pada saat pengukuran dynamometer.

(Sumber : Dokumentasi Penulis)


Gambar 3.17 Kabel Spiral

3.4. Bentuk Dynamometer Card


Dynamometer adalah peralatan untuk mengukur beban dari sucker rod string
dan beban lainnya dan akan memberikan pencatatan continue semua gaya
sepanjang polished rod pada segala waktu dari pumping cycle. Informasi yang
langsung didapat dari dynamometer card adalah beban sebenarnya pada segala
titik cycle pompanya (Marietta, 2005).
Gambar 3.18. sampai dengan gambar 3.28. memperlihatkan perkembangan
teoritis dari suatu dynamometer dimana pada sumbu horizontal diberikan
displacement rod dan sumbu vertical digambarkan bebannya (Lindh, 2015).

(a) (b)
Gambar 3.18 Gross displacement pompa: a. Tubing yang dengan anchored,
b. Tubing tanpa anchored (Chevron O&M certification)

25
Pada gambar di bawah ini menunjukkan pembacaan kartu dynograph
dimana kondisi pompa mengalami masalah pada travelling valve. Kondisi ini juga
dapat menggambarkan slippage pada plunger. Hal ini menyebabkan pengambilan
cairan tertunda dari A ke B dan terlalu cepat mengalirnya cairan dari C ke D.

(a) (b)
Gambar 3.19 Traveling Valve Bocor (a) Tubing anchored,
(b) Tubing tanpa anchored (Chevron O&M certification)

Sedangkan pada gambar 3.19 dynamometer card menunjukkan bahwa ada


masalah kebocoran pada standing valve. Kebocoran pada standing valve
menyebabkan pengambilan cairan terlalu cepat dari A ke B, dan tertundanya
pengaliran cairan dari C ke D.

(a) (b)
Gambar 3.20 Standing valve bocor (Chevron O&M certification)

Pada sumur produksi, tidak selamanya bekerja efektif 100%. Hal ini
disebabkan banyak faktor yang mempengaruhi pada waktu pemompaan. Ini yang
dinamakan dengan istilah fluid pound atau pump off. Sumur produksi yang masih
bekerja 60-80% masih dalam kategori efektif, tetapi apabila dibawah index
tersebut, maka sumur sudah dikatakan tidak efektif lagi. Bahkan ada fluid pound
yang parah yang berproduksi hanya dibawah 25% saja.

26
(a) (b)
Gambar 3.21 Fluid pound (a) Anchored tubing,
(b) Unanchored tubing (Chevron O&M certification)

Ada juga kondisi yang dinamakan gas pound. Ketika pompa bergerak ke
atas (upstroke) fluida akan mengisi barrel dan tidak menyentuh bagian bawah
plunger, akan terdapat ruangan kosong dan akan diisi oleh gas/steam ketika
pompa kembali bergerak (downstroke), gas akan terkompresi.

(a) (b)
Gambar 3.22 Gas Pound (a) Tubing anchored,
(b) Unanchored tubing (Chevron O&M certification)

Jika pompa tidak diberi jarak (spacing) yang dengan benar, maka akan
terjadi tubrukan ke dasar pompa. Kondisi ini akan menyebabkan kehilangan
beban pada sesaat pada akhir langkah downstroke.

(a) (b)
Gambar 3.23 (a) Pompa membentur standing valve pada saat downstroke &
(b) pompa membentur pada saat upstroke (Chevron O&M certification)

27
Gambar 3.24 Pompa mengalami fatigue (Chevron O&M certification)

Gambar 3.25 Traveling Valve tidak menutup dengan baik


(Chevron O&M certification)

Gambar 3.26 Tubing anchore tidak berfungsi (Chevron O&M certification)

Gambar-gambar di atas adalah beberapa jenis kartu dyno test, dan ada dua
kondisi spesial yaitu kondisi gas locked pump dan flumping well.
Gas locked pump adalah keadaan dimana kedua valve dalam kondisi
tertutup disebabkan tekanan statik tubing (Pt) lebih besar dari tekanan discharge
pompa (Pd) dan juga lebih besar dari tekanan intake pump (Pint). Pada umunya
rasio kompresi pada pompa sucker rod kecil sekali, akibatnya tidak ada valve
yang terbuka sampai clearance space antara valve pengisian dengan kebocoran
cairan melalui plunger, atau fluid level dinaikkan sehingga rasio kompresi
menjadi lebih kecil agar gas dari pompa masuk ke tubing.

28
Gambar 3.27 Gas Locked Pump (Chevron O&M certification)

Flumping well adalah keadaan dimana kedua valve dalam kondisi terbuka
karena tekanan static tubing (Pt) lebih kecil dari tekanan discharge pump (Pd) dan
juga lebih kecil dari tekanan intake pump (Pint), atau kondisi ini juga dapat berarti
bahwa rod lepas (putus). Tetapi dengan memeriksa valve ini dapat didiagnosa
dengan cepat.

Gambar 3.28 Flumping well (not Pumping) (Chevron O&M certification)

Karena sucker rod tidak benar-benar padat atau tidak flexible, maka akan
ada time lag atau keterlambatan pada beban yang ditransfer dari plunger pompa
ke polished rod. Hal ini mempengaruhi gambar dynamometer adalah vibrasi, efek
dinamik, friksi, aksi gerak pompa, Jika semuanya ini effisiensinya mencapai
100% maka bisa dihasilkan gambar 3.28.
Pada titik A permulaan upstroke, travelling valve akan menutup dan dari A
ke B beban akan ditransfer ke rod. Dari B ke C beban konstan dan C adalah
puncak upstroke pada saat mana travelling valve terbuka dan standing valve
menutup D sehingga beban akan ditahan oleh tubing. Lalu pada akhir downstroke
sampai kembali ke A, maka travelling valve akan menutup dan beban ditahan
kembali oleh rod tersebut.
Walaupun material sucker rod adalah baja, tetapi masih mempunyai tingkat
elastisitas walaupun kecil (modulus young tinggi), maka akan terjadi stretch
(perpanjangan) kalau terjadi pembebanan dan mengkerut kalau beban hilang,
Gambar 4.3 (b) juga dapat menggambarkan suatu card dimana rod-nya elastik.
Perubahan yang terlambat dikarenakan rod memanjang (stretch) dan mengkerut
(contraction), card ini masih termasuk “ideal” dan tidak akan didapat di lapangan.

29
Pada keadaan sebenarnya, efek dinamika akan mempunyai efek besar pada
bentuk card tersebut. Sebagian karena time lag tersebut dan transmisi impulse dari
plunger ke polished rod. Juga gerakan polished rod akan bergerak sebagian waktu
downstroke sebelum travelling valve terbuka dan sebagian upstroke sebelum
travelling valve tertutup. Vibrasi alamiah rod juga berpengaruh.

3.5. Kegiatan Sonolog dan Dynamometer Test Pada Sumur #KL-23


3.5.1. Kegiatan Sonolog Test Pada Sumur #KL-23
Sumur #KL-23 adalah sumur yang beroperasi menggunakan pompa SRP.
Kegiatan sonolog pada Sumur #KL-23 dilakukan dengan tujuan untuk
mengetahui dynamic fluid level pada sumur tersebut. Pelaksanaan kegiatan
sonolog pada Sumur #KL-23 dilakukan ketika sumur masih aktif berproduksi.
Sebelum melaksanakan kegiatan sonolog perlu dilakukannya input data untuk
menunjang kegiatan sonolog tersebut. Jenis sonolog yang digunakan pada
Sumur #KL-23 adalah sonolog digital. Pelaksanaan sonolog pada Sumur #KL-
23 dilakukan dalam beberapa tahapan, yaitu :
1. Persiapan Pengukuran
1) Lokasi sumur, dalam melakukan persiapan pengukuran, hal yang utama
pada kegiatan sonolog ialah mengetahui sumur mana yang akan
dilakukan sonolog. Dalam hal ini bisa saja pengukuran dilakukan sesuai
job yang telah diperintahkan oleh Petroleum Engineering (PE) atau
sesuai dari program sendiri.
2) Peralatan kerja, meliputi pengecekan peralatan yang akan digunakan baik
dari segi kelayakan dan kesiapan peralatan untuk dipakai.
3) Keselamatan operator, memperhatikan apakah pekerja yang akan
melakukan pekerjaan sonolog tersebut dalam keadaan sehat dan safety,
pekerja harus bekerja sesuai SOP.
2. Pelaksanaan Pengukuran
1) Persiapan, mengecek kembali apakah semua persiapan sudah lengkap
baik pekerja maupun peralatan.
2) Pemasangan, dalam melakukan pemasangan hal yang harus dilakukan
pertama kali ialah mengisikan gas N2 ke dalam gas gun. Agar pembacaan
akurat dalam sekali tembakan pastikan pressure gas harus lebih besar

30
dibandingkan pressure sumur biasanya 200 psi diatas tekanan casing
sumur. Kemudian, pasangkan gas gun pada well head. Pasang kabel
pressure transducer pada gas gun. Pastikan kabel tranducer sudah
terhubung ke komputer dan well analyzer. Buka wing valve tempat gas
gun terpasang, kemudian tutup wing valve yang menuju ke flare, guna
agar gas yang ditembakkan masuk kedalam annulus dan tidak mengalir
ke flare.

(Sumber : Dokumentasi penulis)


Gambar 3.29 Instalasi Peralatan Sonolog Pada Sumur

3) Pembongkaran, setelah pelaksanaan kegiatan sonolog berakhir, maka


dilakukan pembongkaran peralatan sonolog. Untuk membongkar
rangkaian peralatan pastikan well analyzer sudah dimatikan, kemudian
cabut kabel rangkaian yang terpasang pada gas gun yang terhubung pada
well analyzer, lalu tutup wing valve pada gas gun dan buka wing valve
yang mengarah ke flare. Hal ini dilakukan agar Sumur #KL-23 dapat
kembali bekerja secara normal setelah dilakukannya kegiatan sonolog,
terakhir lepaskan gas gun yang terpasang pada well head.
3. Interpretasi Hasil Pengukuran
Sebelum dilakukannya kegiatan sonolog, ada beberapa data yang harus
diinput pada TWM unit, antara lain data kedalaman, panjang rangkaian pompa,
kedalaman perforasi, karena kalau data-data tersebut tidak diinput pada TWM
unit maka pekerjaan sonolog tidak dapat dilakukan.

31
(Sumber : Dokumentasi penulis)
Gambar 3.30 Chart Gelombang Suara

Gambar di atas merupakan hasil rekaman pantulan gelombang suara yang


ditangkap oleh mikrofon. Ketika gas ditembakkan dari gas gun ke lubang
sumur, gas tersebut akan menghasilkan gelombang suara yang nantinya dapat
dibaca pada Total Well Management (TWM). Dari Total Well Management
(TWM) akan terlihat bahwa pantulan awal dari gelombang suara yang
terbentuk masih cukup besar, semakin dalam lubang sumur yang dilalui oleh
gelombang suara maka semakin kecil pembacaan gelombang yang terlihat
pada monitor, sampai pada saat gelombang suara mencapai permukaan cairan,
gelombang suara tersebut akan kembali menuju ke permukaan.

32
4. Hasil Akhir Kegiatan Sonolog

(Sumber : Dokumentasi penulis)


Gambar 3.31 Data TWM Sumur KL#23

Dari pelaksanaan kegiatan sonolog pada Sumur #KL-23 dapat diketahui


bahwa level cairan berada pada kedalaman 699,62 m, kedalaman pompa yang
terendam 32 m, casing pressure 0 psig, pump intake depth 736,36 m, pump
intake pressure 36,7 psig, dan production bottom hole pressure 47,3 psig.
Dari data tersebut dapat diketahui bahwa penggunaan pompa masih
support/baik untuk digunakan karena level cairannya tergolong dalam batas
wajar. Sehingga penggunaan pompa SRP pada Sumur #KL-23 masih bisa
dipertahankan untuk memproduksi fluida.

3.5.2. Kegiatan Dynamometer Test Pada Sumur KL#23


Kegiatan dynamometer pada Sumur #KL-23 dilakukan dengan tujuan
untuk mengetahui masalah pada sumur tersebut. Pelaksanaan kegiatan
dynamometer pada Sumur #KL-23 dilakukan ketika sumur masih aktif
berproduksi. Sebelum melaksanakan kegiatan dynamometer perlu
dilakukannya input data untuk menunjang kegiatan dynamometer tersebut.
Jenis dynamometer yang digunakan pada Sumur #KL-23 adalah dynamometer

33
menggunakan polished rod transducer (PRT). Pelaksanaan dynamoemeter
pada Sumur #KL-23 dilakukan dalam beberapa tahapan, yaitu :
1. Persiapan Pengukuran
1) Lokasi sumur, dalam melakukan persiapan pengukuran, hal yang utama
pada kegiatan dynamometer ialah mengetahui sumur mana yang akan
dilakukan dynamometer. Dalam hal ini bisa saja pengukuran dilakukan
sesuai job yang telah diperintahkan oleh Petroleum Engineering (PE)
atau sesuai dari program sendiri.
2) Peralatan kerja, meliputi pengecekan peralatan yang akan digunakan baik
dari segi kelayakan dan kesiapan peralatan untuk dipakai.
3) Keselamatan operator, memperhatikan apakah pekerja yang akan
melakukan pekerjaan dynamometer tersebut dalam keadaan sehat dan
safety, pekerja harus bekerja sesuai SOP.
2. Pelaksanaan Pengukuran
1) Persiapan, mengecek kembali apakah semua persiapan sudah lengkap
baik pekerja maupun peralatan.
2) Pemasangan, dalam melakukan pemasangan hal yang harus dilakukan
pertama kali ialah mematikan pumping unit dengan cara mematikan
listrik dan mengunci rem agar aman pada saat pemasangan Polished Rod
Transducer (PRT). Selanjtnya memasang kabel spiral ke Polished Rod
Transducer (PRT), sambungkan kabel spiral ke kabel lurus atau kabel Y
dan sambungkan ke main input pada well analyzer. Kemudian pasang
Polished Rod Transducer (PRT) pada polished rod, Polished Rod
Transducer (PRT) dipasang 15 cm dari clamp yang terbebani agar pada
saat downstroke Polished Rod Transducer (PRT) tidak menghantam
stuffing box. Kemudian hidupkan well analyzer, tunggu sampai lampu
hijau menyala. Hidupkan laptop dan jalankan Total Well Management
(TWM) software.

34
(Sumber : Dokumentasi penulis)
Gambar 3.32 Instalasi Peralatan Sonolog Pada Sumur

3) Pembongkaran, setelah pelaksanaan kegiatan dynamometer berakhir,


maka dilakukan pembongkaran peralatan dynamometer. Untuk
membongkar rangkaian peralatan pastikan well analyzer sudah
dimatikan, kemudian cabut kabel rangkaian yang terpasang pada polished
rod transducer (PRT) yang terhubung pada well analyzer, lalu lepaskan
rem dan hidupkan kembali pumping unit. Hal ini dilakukan agar Sumur
KL#23 dapat kembali bekerja secara normal setelah dilakukannya
kegiatan dynamometer.
3. Interpretasi Hasil Pengukuran
Sama seperti kegiatan sonolog sebelum dilakukannya kegiatan
dynamometer, ada beberapa data yang harus diinput pada TWM unit, antara
lain data profil sumur, metode produksi, karena kalau data-data tersebut tidak
diinput pada TWM unit maka pekerjaan dynamometer tidak dapat dilakukan.

35
(Sumber : Dokumentasi penulis)
Gambar 3.33 Pengukuran Rod Loading

Gambar di atas merupakan hasil pengambilan data pengukuran dalam


kurun waktu tertentu. Ketika TWM unit dijalankan maka polished rod
transducer (PRT) akan merekam beban yang ada pada polished rod. Pada
gambar diatas memperlihatkan pengukuran dynamometer yang dilakukan
selama 65 detik dan sebanyak 7 kali upstroke dan 8 kali downstroke.

36
4. Hasil Akhir Kegiatan Dynamometer Test

(Sumber : Dokumentasi penulis)


Gambar 3.34 Hasil Akhir Pengukuran Dynamometer

Dari data dynamometer card yang didapatkan dan hasil interpretasi


penulis dapat diketahui bahwa pompa mempunyai masalah gas pound. Gas
pound adalah masalah ketika pompa bergerak ke atas (upstroke) fluida akan
mengisi barrel dan tidak menyentuh bagian bawah plunger, akan terdapat
ruangan kosong dan akan diisi oleh gas/steam ketika pompa kembali bergerak
(downstroke), gas akan terkompresi. Hal ini juga sesuai dengan hasil sonolog
yang memperlihatkan level cairan yang rendah. Dengan dikombinasikan
dengan hasil sonolog test maka diketahui bahwa level cairan yang rendah
inilah yang membuat pompa tidak bekerja efektif pada SPM saat ini.

3.6. Permasalahan Umum yang Terjadi pada Pelaksanaan Sonolog Test dan
Dynamometer Test
Permasalahan yang terjadi pada kegiatan sonolog test pada umumnya adalah
tidak terdeteksinya pantulan gelombang suara. Hal ini disebabkan oleh :
1. Sumber suara lemah. Hal ini menyebabkan amplitudo suara sudah sangat
lemah dan pantulan hilang. Hal ini bisa dihindari dengan menambah tekanan
pada N2 Chamber pada gas gun.

37
2. Background suara berisik atau noise. Hal ini dapat disebabkan karena
pemasangan peralatan sonolog pada wing valve tidak kencang/rapat sehingga
menyebabkan terdapatnya celah antara kondisi di dalam sumur dan kondisi di
luar sumur yang dapat menyebabkan terjadinya kebisingan di area sekitar
peralatan sonolog.
3. Kerusakan pada peralatan misalnya pressure transducer akan menyebabkan
tidak terbacanya hasil dari sonolog karena data tekanan tidak diterjemah oleh
pressure transducer. Cara untuk mengatasi ini adalah dengan mengganti
presure transducer yang digunakan dan memperbaiki pressure transducer
yang rusak.
4. Kotornya pada peralatan misalnya microfon akan mengganggu kualitas
penerimaan dan pantulan tidak terdeteksi. Hal ini bisa diatasi dengan
membersihkan microfon.
5. Adanya sumbatan pada lubang annulus, hal ini dapat mengakibatkan
terhambatnya pantulan gelombang suara. Pada kejadian ini kegiatan sonolog
tidak bisa dilakukan dan harus diperbaiki terlebih dahulu.
Pengkukuran level cairan pada Sumur KL#23 dilakukan ketika pompa
beroperasi, sehingga dalam kondisi seperti ini yang diukur adalah dynamic fluid
level-nya (DFL). Pada saat pelaksanaan kegiatan sonolog pada Sumur KL#23
tidak ada permasalahan yang terjadi.
Sedangkan permasalahan yang terjadi pada kegiatan dynamometer test pada
umumnya adalah:
1. Tidak terdapatnya rem pada pumping unit sehingga operator harus memasang
peralatan pada kondisi pumping unit beroperasi. Kondisi ini berbahaya bagi
operator karena harus memasang PRT sambil melihat laptop.
2. Kerusakan pada peralatan misalnya polished rod transducer (PRT) biasanya
pada bagian strain gages akan menyebabkan tidak terbacanya hasil dari
dynamometer. Hal ini bisa dicegah dengan merawat peralatan secara berkala.
3. Pemasangan polished rod transducer (PRT) yang terlalu rendah sehingga
menyebabkan polished rod transducer (PRT) menghantam stuffing box. Hal
ini bisa dicegah dengan memasang polished rod transducer (PRT) pada
kondisi pumping unit berhenti dan pada kondisi downstroke.

38

Anda mungkin juga menyukai