Oleh:
M. Amin Qutbi
NIM : 14.IK.399
A. PENGERTIAN
Tumor otak adalah pertumbuhan jaringan abnormal di dalam otak, tetapi
tidak ganas. tumor otak maligna adalah kanker di dalam otak yang berpotensi
menyusup dan menghancurkan jaringan di sebelahnya atau yang telah
menyebar (metastase) ke otak dari bagian tubuh lainnya melalui aliran darah.
Tumor ganas otak yang paling sering terjadi merupakan penyebaran
dari kanker yang berasal dari bagian tubuh yang lain. Kanker payudara dan
kanker paru-paru, melanoma maligna dan kanker sel darah (misalnya
leukemia dan limfoma) bisa menyebar ke otak. Penyebaran ini bisa terjadi
pada satu area atau beberapa bagian otak yang berbeda.
Tumor otak merupakan sebuah lesi yang terletak pada intracranial yang
menempati ruang di dalam tengkorak. Tumor-tumor selalu bertumbuh sebagai
sebuah massa yang berbentuk bola tetapi juga dapat tumbuh menyebar,
masuk ke dalam jaringan. Neoplasma terjadi akibat dari kompresi dan infiltrasi
jaringan. Akibat perubahan fisik bervariasi, yang menyebabkan beberapa atau
semua kejadian patofisiologis sebagao berikut :
Peningkatan tekanan intracranial (TIK) dan edema serebral
Aktivitas kejang dan tanda-tanda neurologist fokal
Hidrosefalus
Gangguan fungsi hipofisis
Tumor-tumor otak primer menunjukkan kira-kira 20% dari semua
penyebab kematian karena kanker, dimana sekitar 20% sampai 40% dari
semua kanker pasien mengalami metastase ke otak dari tempat-tempat lain.
Tumor-tumor otak jarang bermetastase keluar system saraf pusat tetapi jejas
metastase ke otak biasanya dari paru-paru, payudara, saluran gastrointestinal
bagian bawah, pancreas, ginjal dan kulit (melanoma).
Pada usia dewasa, tumor otak banyak dimulai dari sel glia (sel glia
membuat struktur dan mendukung system otak dan medulla spinalis) dan
merupakan supratentorial (terletak diatas penutup serebelum). Jejas
neoplastik didalam otak akhirnya menyebabkan kematian yang menganggu
fungsi vital seperti pernafasan atau adanya peningkatan tekanan intracranial.
B. TANDA DAN GEJALA
Tumor intra kranial menyebabkan gangguan fungsi fokal dan
peningkatan tekanan intra kranial (TIK). Manifestasi tumor tergantung dari
lokasi, displacement otak, danherniasi. Gejalaumum yang timbul antara lain:
sakit kepala, mual muntah, perubahan mental, papilledema, gangguan visual
(diplopia), kerusakan fungsi sensorik dan motorik, serta kejang.
1. Gejala peningkatan tekanan intrkranial
Disebabkan oleh tekanan yang berangsur-angsur terhadap otak akibat
pertumbuhan tumor. Gejala yang biasanya banyak terjadi adalah sakit
kepala, muntah, papiledema (“choken disc” atau edema saraf optic),
perubahan kepribadian dan adanya variasi penurunan fokal motorik,
sensorik dan disfungsi saraf cranial.
2. Sakit kepala
3. Mual muntah
4. Papilledema
5. Kejang
6. Pening dan vertigo
7. Gejala terlokalisasi
Lokasi gejala-gejala terjadi spesifik sesuai dengan gangguan daerah otak
yang terkena, menyebabkan tanda-tanda yang ditunjukkan local, seperti
pada ketidaknormalan sensori dan motorik, perubahan penglihatan dan
kejang.
Karena fungsi-fungsi otak berbeda-beda di setiap bagiannya maka untuk
mengindentifikasi lokasi tumor dapat ditentukan dari perubahan yang terjadi,
seperti :
1. Tumor korteks motorik memanifestasikan diri dengan menyebabkan
gerakan seperti kejang yang terletak pada satu sisi tubuh, yang disebut
kejang Jacksonian.
2. Tumor lobus oksipital menimbulkan manisfestasi visual, hemianopsia
homonimus kontralateral (hilangnya penglihatan pada setengah lapang
pandangan, pada sisi yang berlawanan dari tumor) dan halusinasi
penglihatan.
3. Tumor serebellum menyebabkan pusing, ataksia (kehilangan
keseimbangan) atau gaya berjalan sempoyongan dengan kecenderungan
jatuh ke sisi yang lesi, otot-otot tidak terkoordinasi dan nistagmus (gerakan
mata berirama tidak disengaja) biasanya menunjukkan gerakan horisontal.
4. Tumor lobus frontal sering menyebabkan gangguan kepribadian,
perubahan status emosional dan tingkah laku, dan disintegrasi perilaku
mental. Pasien sering menjadi ekstrem yang tidak teratur dan kurang
merawat diri dan menggunakan bahasa cabul.
5. Tumor sudut serebopontin biasanya diawali pada sarung saraf akustik dan
memberi rangkaian gejal yang timbul dengan semua karakteristik gejala
pada tumor otak.
Pertama, tinnitus dan kelihatan vertigo, segera ikuti perkembangan
saraf-saraf yang mengarah terjadinya tuli (gangguan saraf cranial ke-
8).
Berikutnya, kesemutan dan rasa gatal-gatal pada wajah dan lidah (b.d
saraf cranial ke-5).
Selanjutnya, terjadi kelemahan atau paralysis (keterlibatan saraf cranial
ke-7).
Akhirnya, karena pembesaran tumor menekan serebelum, mungkin
ada abnormalitas pada fungsi motorik.
6. Tumor intracranial dapat menghasilkan gangguan kepribadian, konfusi,
gangguan fungsi bicara dan gangguan gaya berjalan, terutama pada
pasien lansia. Tipe tumor yang paling sering adalah meningioma,
glioblastoma dan metastase serebral dari bagian lain.
Beberapa tumor tidak selalu mudah ditemukan lokasinya, karena tumor-
tumor tersebut berada pada daerah tersembunyi (silent areas) dari otak
(daerah yang di dalam fungsinya tidak dapat ditentukan dengan pasti).
Perkembangan tanda dan gejala adalah menentukan apakah tumor
berkembang atau menyebar.
Berdasarkan tipe tumor maka gejala dapat berupa:
a. Gliomas
Terjadi pada hemisfer cerebral
Sakit kepala
Muntah
Perubahan kepribadian ; peka rangsang, apatis
b. Neuroma Akustik
Vertigo
Ataksia
Parestesia dan kelemahan wajah (Saraf cranial V, VII)
Kehilangan refleks kornea
Penurunan sensitivitas terhadap sentuhan (Saraf cranial V, XI)
Kehilangan pendengaran unilateral
c. Meningioma
Kejang
Eksoftalmus unilateral
Palsi otot ekstra okuler
Gangguan pandangan
Gangguan Olfaktorius
Paresis
d. Adenoma Hipofisis
Akromegali
Hipopituitari
Sindrom Cushing
Wanita : Amenorea, sterilisasi
Pria : kehilangan libido, impotensi
Gangguan penglihatan
DM
Hipotiroidisme
Hipoadrenalisme
Diabetes Insipidus
IADH
C. PATOFISIOLOGI
Tumor otak primer dianggap berasal dari sel atau koloni stem sel tunggal
dengan DNA abnormal. DNA abnormal menyebabkan pembelahan mitosis sel
yang tidak terkontrol. Sistem imun tidak mampu membatasi dan menghentikan
aberrant, pertumbuhan sel baru. Pada saat tumor meluas, kompresi dan
infiltrsi menyebabkan kematian jaringan otak. Tumor otak tidak hanya
menyebabkan lesi pada otak, tetapi juga menyebabkan edema otak.
Tengkorak bersifat rigid dan hanya memiliki sedikit tempat untuk ekspansi
isinya. Jika perawatan tidak berhasil, tumor otak akan menyebabkan
peningkatan tekanan intra kranial secara progresif yang akan menyebabkan
displacement struktur stem otak (herniasi). Tekanan pada stem otak
menyebabkan kerusakan pusat vital signs kritis yang mengontrol tekanan
darah, nadi, dan respirasi, yang akan memicu kematian.
Glioma merupakan tipe tumor yang paling banyak, menginfiltrasi
beberapa bagian otak. Glikoma malignan neoplasma otak yang paling banyak
terjadi, kurang lebih 45 % dari seluruh tumor otak. Glioma dibagi dalam
beberapa derajad I hingga IV, mengindikasikan derajad malignansi. Derajad
tergantung pada densisitas seluler, mitosis sel, dan penampakan. Biasanya
tumor menyebar dengan menginfiltrasi sekitar jaringan saraf sehingga sulit
diangkat secara total tanpa menimbulkan kerusakan pada struktur vital.
Astrositomas merupakan tipe glikoma yang paling banyak.
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan neurologis
2. CT scan
3. MRI
4. Biopsy
5. Cerebral angiography
6. EEG
7. Pemeriksaan sitologi menggunakan CSF
E. KOMPLIKASI
1. Herniasi
2. PeningkatanTekananDarah
3. Kejang
4. Defisitneurorogis
5. Peningkatan TIK
6. Perubahan fungsi pernafasan
7. Perubahan dalam kesadaran
8. Perubahan kepribadian
F. PENATALAKSANAAN MEDIS
1. Operasi pengangkatan atau menghancurkan tumor tanpa menimbulkan
defisit neuroligis yang mungkin terjadi.
Operasi konvensional dengan craniotomy
2. Terapi radiasi stereotaktik
Terapi radiasi termasuk Gamma Knife atau terapi sinar proton, mungkin
dilakukan pada kasus tumor yang tidak mungkin dioperasi atau tidak
mungkin direseksi atau jika tumor menunjukan transformasi maligna.
Focus radiasi mungkin akan sangat membantu pada tumor kecil yang
terdapat dasar tengkorak.
3. Terapi modalitas termasuk kemoterapi konvensional terapi radiasi
eksternal beam
a. Kemoterapikonvensional
b. Brachyteraphy
c. Transplantasi sumsum tulang belakang autologous intra venus
d. Corticosteroid
e. Terapi transfer gen