Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN TUMOR OTAK

DI RUANG IGD RUMAH SAKIT SARI MULIA


BANJARMASIN

Oleh:
M. Amin Qutbi
NIM : 14.IK.399

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN DAN PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SARI MULIA
BANJARMASIN
2018
TUMOR OTAK

A. PENGERTIAN
Tumor otak adalah pertumbuhan jaringan abnormal di dalam otak, tetapi
tidak ganas. tumor otak maligna adalah kanker di dalam otak yang berpotensi
menyusup dan menghancurkan jaringan di sebelahnya atau yang telah
menyebar (metastase) ke otak dari bagian tubuh lainnya melalui aliran darah.
Tumor ganas otak yang paling sering terjadi merupakan penyebaran
dari kanker yang berasal dari bagian tubuh yang lain. Kanker payudara dan
kanker paru-paru, melanoma maligna dan kanker sel darah (misalnya
leukemia dan limfoma) bisa menyebar ke otak. Penyebaran ini bisa terjadi
pada satu area atau beberapa bagian otak yang berbeda.
Tumor otak merupakan sebuah lesi yang terletak pada intracranial yang
menempati ruang di dalam tengkorak. Tumor-tumor selalu bertumbuh sebagai
sebuah massa yang berbentuk bola tetapi juga dapat tumbuh menyebar,
masuk ke dalam jaringan. Neoplasma terjadi akibat dari kompresi dan infiltrasi
jaringan. Akibat perubahan fisik bervariasi, yang menyebabkan beberapa atau
semua kejadian patofisiologis sebagao berikut :
 Peningkatan tekanan intracranial (TIK) dan edema serebral
 Aktivitas kejang dan tanda-tanda neurologist fokal
 Hidrosefalus
 Gangguan fungsi hipofisis
Tumor-tumor otak primer menunjukkan kira-kira 20% dari semua
penyebab kematian karena kanker, dimana sekitar 20% sampai 40% dari
semua kanker pasien mengalami metastase ke otak dari tempat-tempat lain.
Tumor-tumor otak jarang bermetastase keluar system saraf pusat tetapi jejas
metastase ke otak biasanya dari paru-paru, payudara, saluran gastrointestinal
bagian bawah, pancreas, ginjal dan kulit (melanoma).
Pada usia dewasa, tumor otak banyak dimulai dari sel glia (sel glia
membuat struktur dan mendukung system otak dan medulla spinalis) dan
merupakan supratentorial (terletak diatas penutup serebelum). Jejas
neoplastik didalam otak akhirnya menyebabkan kematian yang menganggu
fungsi vital seperti pernafasan atau adanya peningkatan tekanan intracranial.
B. TANDA DAN GEJALA
Tumor intra kranial menyebabkan gangguan fungsi fokal dan
peningkatan tekanan intra kranial (TIK). Manifestasi tumor tergantung dari
lokasi, displacement otak, danherniasi. Gejalaumum yang timbul antara lain:
sakit kepala, mual muntah, perubahan mental, papilledema, gangguan visual
(diplopia), kerusakan fungsi sensorik dan motorik, serta kejang.
1. Gejala peningkatan tekanan intrkranial
Disebabkan oleh tekanan yang berangsur-angsur terhadap otak akibat
pertumbuhan tumor. Gejala yang biasanya banyak terjadi adalah sakit
kepala, muntah, papiledema (“choken disc” atau edema saraf optic),
perubahan kepribadian dan adanya variasi penurunan fokal motorik,
sensorik dan disfungsi saraf cranial.
2. Sakit kepala
3. Mual muntah
4. Papilledema
5. Kejang
6. Pening dan vertigo
7. Gejala terlokalisasi
Lokasi gejala-gejala terjadi spesifik sesuai dengan gangguan daerah otak
yang terkena, menyebabkan tanda-tanda yang ditunjukkan local, seperti
pada ketidaknormalan sensori dan motorik, perubahan penglihatan dan
kejang.
Karena fungsi-fungsi otak berbeda-beda di setiap bagiannya maka untuk
mengindentifikasi lokasi tumor dapat ditentukan dari perubahan yang terjadi,
seperti :
1. Tumor korteks motorik memanifestasikan diri dengan menyebabkan
gerakan seperti kejang yang terletak pada satu sisi tubuh, yang disebut
kejang Jacksonian.
2. Tumor lobus oksipital menimbulkan manisfestasi visual, hemianopsia
homonimus kontralateral (hilangnya penglihatan pada setengah lapang
pandangan, pada sisi yang berlawanan dari tumor) dan halusinasi
penglihatan.
3. Tumor serebellum menyebabkan pusing, ataksia (kehilangan
keseimbangan) atau gaya berjalan sempoyongan dengan kecenderungan
jatuh ke sisi yang lesi, otot-otot tidak terkoordinasi dan nistagmus (gerakan
mata berirama tidak disengaja) biasanya menunjukkan gerakan horisontal.
4. Tumor lobus frontal sering menyebabkan gangguan kepribadian,
perubahan status emosional dan tingkah laku, dan disintegrasi perilaku
mental. Pasien sering menjadi ekstrem yang tidak teratur dan kurang
merawat diri dan menggunakan bahasa cabul.
5. Tumor sudut serebopontin biasanya diawali pada sarung saraf akustik dan
memberi rangkaian gejal yang timbul dengan semua karakteristik gejala
pada tumor otak.
 Pertama, tinnitus dan kelihatan vertigo, segera ikuti perkembangan
saraf-saraf yang mengarah terjadinya tuli (gangguan saraf cranial ke-
8).
 Berikutnya, kesemutan dan rasa gatal-gatal pada wajah dan lidah (b.d
saraf cranial ke-5).
 Selanjutnya, terjadi kelemahan atau paralysis (keterlibatan saraf cranial
ke-7).
 Akhirnya, karena pembesaran tumor menekan serebelum, mungkin
ada abnormalitas pada fungsi motorik.
6. Tumor intracranial dapat menghasilkan gangguan kepribadian, konfusi,
gangguan fungsi bicara dan gangguan gaya berjalan, terutama pada
pasien lansia. Tipe tumor yang paling sering adalah meningioma,
glioblastoma dan metastase serebral dari bagian lain.
Beberapa tumor tidak selalu mudah ditemukan lokasinya, karena tumor-
tumor tersebut berada pada daerah tersembunyi (silent areas) dari otak
(daerah yang di dalam fungsinya tidak dapat ditentukan dengan pasti).
Perkembangan tanda dan gejala adalah menentukan apakah tumor
berkembang atau menyebar.
Berdasarkan tipe tumor maka gejala dapat berupa:
a. Gliomas
 Terjadi pada hemisfer cerebral
 Sakit kepala
 Muntah
 Perubahan kepribadian ; peka rangsang, apatis
b. Neuroma Akustik
 Vertigo
 Ataksia
 Parestesia dan kelemahan wajah (Saraf cranial V, VII)
 Kehilangan refleks kornea
 Penurunan sensitivitas terhadap sentuhan (Saraf cranial V, XI)
 Kehilangan pendengaran unilateral
c. Meningioma
 Kejang
 Eksoftalmus unilateral
 Palsi otot ekstra okuler
 Gangguan pandangan
 Gangguan Olfaktorius
 Paresis
d. Adenoma Hipofisis
 Akromegali
 Hipopituitari
 Sindrom Cushing
 Wanita : Amenorea, sterilisasi
 Pria : kehilangan libido, impotensi
 Gangguan penglihatan
 DM
 Hipotiroidisme
 Hipoadrenalisme
 Diabetes Insipidus
 IADH

C. PATOFISIOLOGI
Tumor otak primer dianggap berasal dari sel atau koloni stem sel tunggal
dengan DNA abnormal. DNA abnormal menyebabkan pembelahan mitosis sel
yang tidak terkontrol. Sistem imun tidak mampu membatasi dan menghentikan
aberrant, pertumbuhan sel baru. Pada saat tumor meluas, kompresi dan
infiltrsi menyebabkan kematian jaringan otak. Tumor otak tidak hanya
menyebabkan lesi pada otak, tetapi juga menyebabkan edema otak.
Tengkorak bersifat rigid dan hanya memiliki sedikit tempat untuk ekspansi
isinya. Jika perawatan tidak berhasil, tumor otak akan menyebabkan
peningkatan tekanan intra kranial secara progresif yang akan menyebabkan
displacement struktur stem otak (herniasi). Tekanan pada stem otak
menyebabkan kerusakan pusat vital signs kritis yang mengontrol tekanan
darah, nadi, dan respirasi, yang akan memicu kematian.
Glioma merupakan tipe tumor yang paling banyak, menginfiltrasi
beberapa bagian otak. Glikoma malignan neoplasma otak yang paling banyak
terjadi, kurang lebih 45 % dari seluruh tumor otak. Glioma dibagi dalam
beberapa derajad I hingga IV, mengindikasikan derajad malignansi. Derajad
tergantung pada densisitas seluler, mitosis sel, dan penampakan. Biasanya
tumor menyebar dengan menginfiltrasi sekitar jaringan saraf sehingga sulit
diangkat secara total tanpa menimbulkan kerusakan pada struktur vital.
Astrositomas merupakan tipe glikoma yang paling banyak.

D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan neurologis
2. CT scan
3. MRI
4. Biopsy
5. Cerebral angiography
6. EEG
7. Pemeriksaan sitologi menggunakan CSF

E. KOMPLIKASI
1. Herniasi
2. PeningkatanTekananDarah
3. Kejang
4. Defisitneurorogis
5. Peningkatan TIK
6. Perubahan fungsi pernafasan
7. Perubahan dalam kesadaran
8. Perubahan kepribadian

F. PENATALAKSANAAN MEDIS
1. Operasi pengangkatan atau menghancurkan tumor tanpa menimbulkan
defisit neuroligis yang mungkin terjadi.
Operasi konvensional dengan craniotomy
2. Terapi radiasi stereotaktik
Terapi radiasi termasuk Gamma Knife atau terapi sinar proton, mungkin
dilakukan pada kasus tumor yang tidak mungkin dioperasi atau tidak
mungkin direseksi atau jika tumor menunjukan transformasi maligna.
Focus radiasi mungkin akan sangat membantu pada tumor kecil yang
terdapat dasar tengkorak.
3. Terapi modalitas termasuk kemoterapi konvensional terapi radiasi
eksternal beam
a. Kemoterapikonvensional
b. Brachyteraphy
c. Transplantasi sumsum tulang belakang autologous intra venus
d. Corticosteroid
e. Terapi transfer gen

G. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG LAZIM MUNCUL


Sebelum operasi
1. Nyeri akut
2. Self care deficit
3. Kerusakan perfusi jaringan serebral
4. Anxiety
5. Resiko injuri
6. Hopeless
7. Koping individu inefektif
8. Gangguan persepsi sensori
9. Pk : kejang
Setelah operasi
1. Kerusakan perfusi jaringan serebral
2. Kebersihan jalan nafas tidak efekti
3. Nyeri
4. Resiko defisit volume carian
5. Nutrisi kurang dari kebutuhan
6. Anxiety dan fear
7. Kurang Pengetahuan
8. Kerusakan komunikasi verbal
9. Resiko kontraktur
10. Defisit perawatan diri
11. Resiko injuri
12. Kerusakan proses pikir
No DiagnosaKeperawatan Tujuan Dan KriteriaHasil Intervensi

1 Perfusi jaringan NOC : NIC :


serebral tidak efektif Circulation status
Intrakranial Pressure (ICP) Monitoring (Monitor
b/d edema Tissue Prefusion : cerebral
tekananintrakranial)
serebral/penyumbatan
aliran darah KriteriaHasil :  Berikan informasi kepada keluarga
1. mendemonstrasikan status sirkulasi yang  Set alarm
ditandai dengan :  Monitor tekanan perfusi serebral
 Tekanan systole dan diastole dalam  Catat respon pasien terhadap stimuli
rentang yang diharapkan  Monitor tekanan intracranial pasien dan respon
 Tidak ada ortostatik hipertensi neurology terhadap aktivitas
 Tidak ada tanda-tanda peningkatan  Monitor jumlah drainage cairan serebrospinal
tekanan intrakranial (tidak lebih dari 15  Monitor intake dan output cairan
mmHg)  Restrain pasien jika perlu
2. Mendemonstrasikan kemampuan kognitif  Monitor suhu dan angka WBC
yang ditandai dengan:  Kolaborasi pemberian antibiotik
 Berkomunikasi dengan jelas dan sesuai  Posisikan pasien pada posisi semifowler
dengan kemampuan  Minimalkan stimuli dari lingkungan
 Menunjukkan perhatian, konsentrasi Peripheral Sensation Management (Manajemen
dan orientasi sensasi perifer)
 Memproses informasi
 Membuat keputusan dengan benar  Monitor adanya daerah tertentu yang hanya peka
terhadap panas/dingin/tajam/tumpul
3. Menunjukkan fungsi sensori motori cranial
yang utuh : tingkat kesadaran mambaik,  Monitor adanya paretese
tidak ada gerakan gerakan involunter  Instruksikan keluarga untuk mengobservasi kulit jika
ada lesi atau laserasi
 Gunakan sarung tangan untuk proteksi
 Batasi gerakanp ada kepala, leher dan punggung
 Monitor kemampuan BAB
 Kolaborasi pemberian analgetik
 Monitor adanya tromboplebitis
 Diskusikan mengenai penyebab perubahan sensasi
Defisit perawatan diri Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama Self Care Assistence
b.d kelemahan 2x24 jam, klien mampu melakukan perawatan diri 1. Bantu ADL klien selagi klien belum mampu mandiri
mandiri. 2. Pahami semua kebutuhan ADL klien
Definisi : Self Care : Activities Daily Living (ADL) 3. Pahami bahasa-bahasa atau pengungkapan non
Gangguan Kriteria : verbal klien akan kebutuhan ADL
kemampuan 1. Makan : 5 4. Libatkan klien dalam pemenuhan ADLnya
melakukan aktivitas 2. Berpakaian : 5 5. Libatkan orang yang berarti dan layanan pendukung
perawatan diri sehari- 3. Toileting : 5 bila dibutuhkan
hari 4. Mandi : 5 6. Gunakan sumber-sumber atau fasilitas yang ada
5. Berhias : 5 untuk mendukung self care
6. Higiene : 5 7. Ajari klien untuk melakukan self care secara
7. Kebersihan mulut : 5 bertahap
8. Ambulasi : kursi roda : 5 8. Ajarkan penggunaan modalitas terapi dan bantuan
9. Ambulasi : berjalan : 5 mobilisasi secara aman (lakukan supervisi agar
10. Berpindah : 5 keamnanannya terjamin)
9. Evaluasi kemampuan klien untuk melakukan self
Keterangan : care di RS
1 : Tergentung, tidak ada partisipasi 10. Beri reinforcement atas upaya dan keberhasilan
2 : Memerlukan bantuan orang dan alat dalam melakukan self care
3 : Memerlukan bantuan orang
4 : Tidak tergantung, dengan bantuan alat
5 : Tidak tergantung sempurna/mandiri
DAFTAR PUSTAKA

Brunner, Suddarth. 2010. Buku Ajar keperawtanmedikalbedah, edisi 8 vol.3.EGC.


Jakarta
Bulechek, G. Butcher, H. K. Dochterman, J. M. 2008. Nursing Intervention
Classification (NIC) Fifth Edition. Mosby: Elsevier Inc.
Herdman, T. H. (Ed.). 2012. NANDA International Nursing Diagnoses: Definition &
Classification 2012-2014. Oxford: Wiley-Blackwell
Kozier and Erb’s, 2008. Fundamental of Nursing Concepts, Process and Practice
8thed. New Jersey: Pearson Prentice Hall.
Moorhead, S. Johnson, M. Maas. M. L. Swanson, E. 2008. Nursing Outcomes
Classification (NOC) Second Edition. Mosby: Elsevier Inc.

Anda mungkin juga menyukai