Anda di halaman 1dari 32

KATA PENGANTAR

Ba’da salam dan bahagia. Semoga rahmat dan hidayah Allah S.W.T. senantiasa tercurah
kepada kita semua. Amin.
Indonesia menempatkan para lanjut usia (lansia) pada posisi yang dihormati, bukan saja
karena nilai-nilai budaya yang hidup dan berkembang di masyarakat, tetapi juga karena
lansia tergolongdalamkelompokyang rentan. Penghormatan tersebut dapat berupa
pemberian fasilitas dan pelayanan khusus dalamrangka perlindungan dan pemenuhan
hak-hak mereka sebagaimana diatur dalamPasal8 UU Nomor 39 Tahun 1999.Salah satu
wujudnyaadalah tersedianya fasilitas danpelayanan khusus di rumah sakitberupa kursi
roda, lift khusus, toilet, jalan/akses bagi lansia yang bertongkat, tangga, fasilitas lain, dan
layanan khusus berupa “Pelayanan Geriatri”.
Buku Panduan Pelayanan Geriatri RS Sentosa ini diharapkan dapat bermanfaat
dalamrangka perlindungan dan pemenuhan hak-hak para lansia.
Kami tidak mungkin lepas dari khilaf dan salah, untuk itu kritik dan saran sangat kami
harapkan untuk penyempurnaan buku ini.
Semoga upaya kita mendapatkan rahmat, hidayah, dan ridho dari Allah S.W.T. Amin.

Bogor, Februari 2018

Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................................... iv
DAFTAR ISI ................................................................................................................. v
BAB I. PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. LATAR BELAKANG ................................................................................... 1
B. TUJUAN ................................................................................................... 1
C. PENGERTIAN ........................................................................................... 2
BAB II. RUANG LINGKUP ..................................................................................... 4
BAB III. TATALAKSANA ........................................................................................ 5
A. PELAYANAN GERIATRI............................................................................. 4
1. Batasan Pelayanan .......................................................................... 4
2. Alur Pelayanan Geriatri ................................................................... 5
3. Pelayanan Geriatri di RS Sentosa
4. Jenis Pelayanan Geriatri .................................................................. 6
5. Assesment Geriatri.......................................................................... 9
6. Yang perlu Mendapatkan Pelayanan Geriatri ................................. 9
7. Prinsip-Prinsip Pelayanan Geriatri ................................................ 10
8. Kriteria Pelayanan Lansia .............................................................. 10
9. Tata Laksana Assesment Lansia .................................................... 10
10. Tujuan Assesment Usia Lanjut ...................................................... 10
11. Proses Assesment Usia Lanjut....................................................... 11
B. GERIATRIC GIANTS ................................................................................ 21
1. Sindroma Serebral......................................................................... 21
2. Konfusio dan Dimentia.................................................................. 22
3. Gangguan Otonom ........................................................................ 23
4. Inkontinensia................................................................................. 23
5. Jatuh (The True Geriatric Giant) .................................................... 23
6. Kelainan pada Tulang Belakang .................................................... 26
7. Dekubitus ...................................................................................... 26
BAB IV. DOKUMENTASI ..................................................................................... 30
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Indonesia menempatkan para lanjut usia (lansia) pada posisi yang dihormati, bukan saja
karena nilai-nilai budaya yang hidup dan berkembang di masyarakat, tetapi juga karena
lansia tergolongdalamkelompokyang rentan. Penghormatan tersebut dapat berupa
pemberian fasilitas dan pelayanan khusus dalamrangka perlindungan dan pemenuhan
hak-hak mereka sebagaimana diatur dalamPasal8 UU Nomor 39 Tahun 1999.Salah satu
wujudnyaadalah tersedianya fasilitas danpelayanan khusus di rumah sakitberupa kursi
roda, lift khusus, toilet, jalan/akses bagi lansia yang bertongkat, tangga, fasilitas lain, dan
layanan khusus berupa “Pelayanan Geriatri”.
Data menunjukkan, jumlah lansia di Indonesia, baik itu di pedesaan maupun di
perkotaanterus meningkat.Berdasarkan jenis kelaminnya, jumlah lansiaperempuan ± 9,5
juta lebih banyak dibanding lansia laki-laki ± 8,2 juta.Penyebabnya adalah angka harapan
hidup perempuan lebih tinggi jika dibanding dengan angka harapan hidup laki-laki.
Keberhasilan pembangunan di bidang kependudukan, pendidikan, kesehatan, dan
program-program terkait, berdampakpadamenurunnyaangkakelahiran dan
meningkatnya usia harapan hidup. Peningkatan usia lanjut sering disertaidengan
meningkatnya berbagai penyakit dan ketidakmampuan (disability), sehingga diperlukan
perawatan dan pengobatan dengan waktu yang cukup lama, sedangkan
fasilitasdanpelayanankesehatanbagilansia di rumah sakit masih sangat kurang.
B. TUJUAN
Panduan Pelayanan Geriatri disusun agar adastandar pelayanan kesehatan bagi lansia
yang populasinya sudah semakin meningkat, yaitu :
1. Mempertahankan derajat kesehatan para lansiapada taraf yang setinggi-tingginya,
sehingga terhindar dari penyakit atau gangguan kesehatan;
2. Memelihara kesehatan melalui aktivitas fisik dan mental;
3. Merangsang para petugas kesehatan (dokter, perawat) untuk dapat mengenal dan
menegakkan diagnosa yang tepat dan dini, bila dijumpai suatu kelainan;
4. Mencari upaya semaksimal mungkin, agar para lansia yang menderita penyakit atau
gangguan kesehatan, dapat mempertahankan kebebasan yang maksimal tanpa perlu
suatu pertolongan (memelihara kemandirian secara maksimal);
5. Bila para lansia sudah sampai stadium terminal/penyakit atau gangguan kesehatan
sudah tidak dapat disembuhkan, ilmu ini mengajarkan untuk tetap memberikan bantuan
yang simpatik dan perawatan dengan penuh pengertian, (dalam akhir hidupnya
memberikan bantuan moril dan perhatian yang maksimal, sehingga kematiannya
berlangsung dengan tenang);
6. Memberdayakan kemandirian penderita dalam waktu lama dan mencegah disabilitas-
handicap diwaktu mendatang. Sifat dari asesmen ini tidak sekedar multi-disiplin tetapi
juga interdisiplin dengan koordinasi serasi antar disiplin dan lintas pelayanan kesehatan.
C. PENGERTIAN
1. Gerontologi:cabang ilmu yang membahas/menangani tentang proses penuaan/masalah
yang timbul pada orang yang berusia lanjut.
2. Pasien Geriatri:orang tua berusia diatas 60 tahun yang memiliki penyakit lebih dari 2
(dua)/majemuk/multipatologi akibat gangguan fungsi jasmani dan rohani, dan atau
kondisi sosial yang bermasalah.
3. Konsep/pengertian secara bertingkat dari mundurnya kemandirian lansia yaitu :
a. Hambatan (impairment) adalah setiap kehilangan atau kelainan,baik
psikologik,fisiologik,maupun struktur atau fungsi anatomik;
b. Disabilitas adalah semua restriksi atau kekurangan dalam kemampuan untuk melakukan
kegiatan yang dianggap dapat dilakukan oleh orang normal.
c. Handicap adalah ketidakmampuan seseorang sebagai akibat impairment/disabilitas
sehingga membatasinya untuk melaksanakan peranan hidup secara normal
(berhubungan erat dengan usia,jenis kelamin, dan faktor-faktor sosial budaya);
4. Asesmen Geriatri adalah suatu proses pendekatan multidisiplin untuk menilai aspek
medik, fungsional, psikososial, dan ekonomi penderita usia lanjut dalam rangka
menyusun program pengobatan dan pemeliharaan kesehatan yang rasional.
5. Tim Geriatri adalah suatu tim multidisipliner yang bekerja secara multidisipliner,
interdisiplin untuk menangani masalah kesehatan usia lanjut.Tim ini minimal terdiri atas
dokter geriatris atau internis/dokter umum yang dilatih juga dokter spesialis
psikologis,perawat yang telah mendapatkan pelatihan geriatri, fisioterapi,nutrisionis dan
farmasi.
BAB II
RUANG LINGKUP

Ruang Linkup Pelayanan Geriatri di Rumah Sakit Sentosa meliputi :


1. Dokter Spesialis Penyakit Dalam
2. Dokter Spesialis Penyakit Bedah
3. Dokter Spesialis penyakit Mata
4. Dokter Spesialis Penyakit Syaraf
5. Dokter Spesialis Penyakit THT
6. Dokter Spesialis Penyakit Mata
7. Dokter Spesialis Penyakit Kulit
8. Dokter Spesialis Obsgyn
9. Ruang Rawat Inap
10. Instalasi Rawat Jalan
11. Instalasi Gawat Darurat (IGD)
12. Unit Pendaftaran/Admisi
13. Instalasi Bedah Sentral (IBS)
14. Fisioterapi
BAB III
TATALAKSANA

A. PELAYANAN GERIATRI
1. Batasan Pelayanan
Pelayanan Geriatri adalah pelayanan kesehatan usia lanjut dengan pendekatan
interdisiplin yang mencakup aspek medik promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif
serta aspek sosial dan psikologik pada pasien usia lanjut.
a. Pelayanan Geriatri Sederhana adalah suatu bentuk pelayanan geriatri yang mempunyai
kegiatan hanya berupa pelayanan poliklinik. Pelayanan tersebut diberikan oleh Tim
Geriatri yang minimal terdiri dari :
- Dokter Umum yang telah mendapat pelatihan geriatri;
- Perawat yang telah mendapat pelatihan geriatri;
- Tim Rehabilitasi Medik, minimal fisioterapis.
b. Pelayanan Geriatri Sedang adalah suatu bentuk pelayanan geriatri yang mempunyai
kegiatan poliklinik, day hospital sesuai dengan kemampuan rumah sakit. Pelayanan
tersebut diberikan oleh Tim Geriatri yang minimal terdiri dari :
- Dokter Spsesialis Penyakit Dalam yang telah mendapat pelatihan geriatri;
- Tim Rehabilitasi Medik yang ada.
c. Pelayanan Geriatri Lengkap adalah suatu bentuk pelayanan geriatri yang mempunyai
kegiatan pelayanan poliklinik, day hospital, ruang geriatri akut dan pelatihan-pelatihan.
Pelayanan tersebut diberikan oleh :
- Konsultan geriatri/dokter spesialis kesehatan usia lanjut;
- Tim Rehabilitasi Medik, yaitu dokter spesialis rehabilitasi medik/dokter umum yang
dilatih rehabilitasi medik, fisoterapis, okupasi terapis, ortotisprostetis, terapi wicara,
psikologi dan pekerja sosial;
- Perawat yang telah mendapat pelatihan geriatri;
- Nutrisionis;
- Asisten farmasi;
- Disyaratkan pula harus memiliki akses ke Instalasi Rehabilitasi Medik yang lengkap di
rumah sakit yang sama;
d. Pelayanan Geriatri Sangat Lengkap atau Paripurna adalah suatu bentuk pelayanan
geriatri yang memberikan pelayanan poliklinik, day hospital, ruang geriatri akut dan
kronis, pendidikan, serta penelitian dan pengembangan;
Tenaga Tim Geriatri Paripurna sama dengan Tim Geriatri Lengkap, akan tetapi ditambah
tenaga untuk penelitan, pengembangan, dan konsultasi hukum.
Seperti pada Pelayanan Geriatri Lengkap, pada Pelayanan Geriatri Paripurna disyaratkan
pula untuk mempunyai akses ke Instalasi Rehabilitasi Medik yang lengkap.
Yang diwajibkan untuk melakukan penelitian adalah tingkat pelayanan sangat lengkap
saja, sedangkan tujuan penelitian adalah untuik pengembangan ilmu geriatri. Tingkat
pelayanan dibawahnya boleh dilaksanakan penelitian yang lebih sederhana.
2. Alur Pelayanan Geriatri
a. Bagan Alur Pelayanan Geriatri di Rumah Sakit Kelas B;

IGD POLIKLINIK DOKTER PRAKTEK

IRJ POLI GERIATRI PUSKESMAS

POPULASI USILA PANTI


b. Bagan Alur Pelayanan Geriatri di RS Sentosa.

DOKTER
IGD POLIKLINIK UMUM
PRAKTEK

PSIKIATRI / POLIKLINIK REHABILITASI

PSIKOLOG PENYAKIT DALAM MEDIK

DINAS SOSIAL /
PUSKESMAS
PANTI JOMPO
3. Pelayanan Pasien Geriatri di RS Sentosa
a. Apabila pasien masuk dengan usia ≥ 60 tahun dan saat masuk pasien hanya didapatkan
1 (satu) diagnosa, maka pasien tersebut dirawat sesuai dengan DPJP nya.
b. Setelah dirawat dan didapatkan diagnosa lebih dari 2 (dua), maka pasien
dikonsultasikan/diraberkan kepada Tim Geriatri sesuai dengan permasalahan
(diagnosanya) dan dilakukan pengisian asesmen geriatri oleh salah satu dari Tim Geriatri
sesuai dengan jadwal atau sesuai yang ditunjuk oleh DPJP Utama.
4. Jenis Pelayanan Geriatri
a. Poliklinik Geriatri;
Tempat ini memberikan jasa pengadaan asesmen,tindakan kuratif sederhana dan
konsultasi bagi penderita rawat jalan,baik dari masyarakat,puskesmas,maupun antar
poliklinik.Tenaga minimal yang dibutuhkan adalah dokter umum/internis yang telah
mendapat kursus geriatri atau dokter spesialis geriatri/geriatrism, seorang perawat, dan
seorang petugas sosial medik.
b. Bangsal Geriatri Akut;
Bangsal Geriatri merawat pasien usia lanjut yang menderita penyakit akut atau semi
akut, antara lain : stroke akut,pneumonia,asidosis,penyakit jantung kongestif, dan lain-
lain.Pasien lansia dilakukan asesment,tindakan kuratif dan rehabilitasi oleh Tim Geriatri.
Ketenagaan di bangsal ini tergantung dari jumlah tempat tidur dan kompleknya
pelayanan yang diberikan,minimal ada tenaga geriatris atau internis yang mendapat
kursus geristri,perawat1 (satu) TT minimal 1 (satu) perawat,tenaga rehabilitasi
(FT,OT,TW,PSM). Bisa ditambahkan ke dalam tim tersebut psikolog,nutrision,tenaga
farmasi, dan tenaga lain sesuai kebutuhan rumah sakit.
Tenaga di bangsal akut ini melayani konsultasi dari bangsal lain yang membutuhkan.
c. Rehabilitasi Medik;
Rehabilitasi medik adalah pelayanan terpadu dengan pendekatan
medik,psikososial,edukasional, dan vokasional untuk mencapai kemampun fungsional
semaksimal mungkin.
Penyakit pada usia lanjut mempunyai kecenderungan terjadi kecacatan,sehingga oleh
WHO selalu diharapkan penegakan diagnosis pasien usia lanjut dalam aspek
impairment,disabilitas dan handikap,sehingga rehabilitasi medik merupakan aspek
penting dalam pelayanan lansia dan harus dilaksanakan secepat mugkin sejakpasien
masuk sampai pulang sesuai kebutuhannya.
Untuk memulai program rehabilitasi medik pada lansia,tenaga profesional harus
mengetahui kondisi lansia saat itu juga,baik penyakit yang menyertai maupun
kemampuan fungsional yang mampu dilakukan.Banyak instrument untuk menilai
kemampuan seorang lansia,salah satu diantaranya adalah Index Katz yang cukup
sederhana dan mudah diterapkan untuk menilai kemampuan fungsional AKS (Aktivitas
Kehidupan Sehari-hari) dan juga untuk meramalkan prognosis dari berbagai macam
penyakit pada golongan lansia.
Adapun aktivitas yang dinilai adalah :
1) Bathing
- Mandiri : memerlukan bantuan hanya pada satu bagian tubuh atau dapat melakukan
sendiri secara menyeluruh.
- Tergantung : memerlukan bantuan mandi lebih dari satu bagian tubuh atau tidak dapat
mandi sendiri.
2) Dressing
- Mandiri:menaruh,mengambil,memakai dan menanggalkan pakaian sendiri serta
menalikan sepatu sendiri.
- Tergantung : tidak dapat berpakaian sebagian.
3) Toiletting
- Mandiri : pergi ke toilet,duduk sendiri di kloset,memakai pakaian dalam,membersihkan
kotoran.
- Tergantung : mendapat bantuan orang lain.
4) Transfering
- Mandiri : berpindah dari dan ke tempat tidur,dari dan ke tempat duduk (memakai/tidak
memakai alat bantu).
- Tergantung : tidak dapat melakukan sendiri/dengan bantuan.
5) Continence
- Mandiri : dapat mengontrol buang air besar dan kecil.
- Tergantung : tidak dapat mengontrol sebagian atau seluruhnya dengan bantuan manual
atau kateter.
6) Feeding
- Mandiri : mengambil makanan dari piring atau yang lainnya dan memasukkan ke dalam
mulut (tidak termasuk kemampuan memotong daging daging dan menyiapkan makanan
seperti mengoleskan mentega pada roti).
- Tergantung : memerlukan bantuan untuk makan atau tidak dapat makan sendiri secara
parenteral.
Dari kemampuan melaksanakan 6 (enam) aktivitas dasar tersebut di atas,kemudian
diklasifikasikan menjadi 7 (tujuh) tahapan yangdisebut sesuai dengan aktivitas yang
dikerjakan sendiri,atau disebut juga Index Katzyang secara berurutan adalah sebagai
berikut :
1) Index Katz A: mandiri untuk 6 (enam) aktivitas;
2) Index Katz B: mandiri untuk 5 (lima) aktivitas;
3) Index Katz C: mandiri,kecuali “bathing” dan 1 (satu) fungsi lain;
4) Index Katz D : mandiri,kecuali “bathing,dressing” dan 1 (satu) fungsi lain;
5) Index Katz E : mandiri,kecuali “bathing,dressing,toileting” dan 1 (satu) fungsi lain;
6) Index Katz F : mandiri,kecuali “bathing,dressing,toileting,transfering”, dan 1 (satu) fungsi
lain;
7) Index Katz G : tergantung pada orang lain untuk 6 enam) aktivitas.
d. Bangsal Geriatri Kronis;
Bangsal ini diperlukan untuk merawat pasien usia lanjut dengan penyakitkronis yang
memerlukan rawat inap dalam jangka waktu lama dan memerlukan biaya sangat tinggi
mengingat turn over ratenya yang sangat rendah (sementara ini rumah sakit
memfasilitasi di bangsal internis).
e. Pendidikan dan Riset.
Hal ini merupakan suatu bagian inplisit dari suatu pemberian pelayanan geriatri, antara
lain : dilaksanakan untuk pendidikan tenaga paramedis,medis,terapis rehabilitasi, dan
berbagai riset yang diperlukan untuk meningkatkan pelayanan dan pengembangan ilmu
geriatri.
5. Assesment Geriatri;
Assesment Geriatri adalah suatu proses pendekatan multidisiplin untuk menilai aspek
medik,fungsional,psikososial dan ekonomi penderita usia lanjut dalam rangka menyusun
program pengobatan dan pemeliharaan kesehatan yang rasional. Asesmen ini bersifat
tidak sekedar multi-disiplin tetapi juga interdisiplin dengan koordinasi serasi antar
disiplin dan lintas pelayanan kesehatan.
6. Yang perlu Mendapatkan Pelayanan Geriatri :
- Menderita lebih dari satu penyakit kronis atau degeneratif dengan atau tanpadisertai
penyakit akut;
- Menghadapi kesulitan untuk berjalan (instability), mengalami jatuh (falls), atau
imobilisasi (bedridden);
- Menghadapi masalah untuk merawat diri sendiri (self care). seperti kesulitan makan
atau berpakaian;
- Mengalami penurunan daya ingat (memory) dini atau gangguan tingkah laku (behavior)
dini;
- Masalah kesehatan lain seperti osteoporosis, penyakit parkinson, arthritis, gangguan
berkemih (inkontinensia urine), atau gangguan buang air besar.
7. Prinsip-Prinsip Pelayanan Geriatri adalah sebagai berikut :
- Pendekatan menyeluruh (biopsikososialspiritual);
- Orientasi terhadap kebutuhan klien;
- Diagnosis secara terpadu;
- Team work (koordinasi);
- Melibatkan keluarga dalam pelaksanaannya.
8. Kriteria Pelayanan Lansia;
- Komprehensif: adanya dukungan finansial yang adekuat, perawatan sehari-hari,
pelayanan kesehatan yang memadai, pendidikan kesehatan, perawatan keluarga,
kebutuhan rekreasi dan aktifitas fisik dan pelayanan transportas;
- Adanya kerjasama/terkoordinasi lintas program/sektoral;
- Mudah dijangkau;
- Memperhatikan kualitas pelayanan.
9. Tata Laksana Assesment Lansia;
Assesment Lansia adalah suatu rangkaian kegiatan proses keperawatan yang:
- Ditujukan kepada usia lanjut;
- Meliputi kegiatan pengkajian, dengan memperhatikan kebutuhan fisik, psikologis, sosial
dan spiritual;
- Menganalisis masalah dan merumuskan diagnosis keperawatan;
- Membuat perencanaan;
- Melaksanakan implementasi dan melakukan evaluasi.
10. Tujuan Assesment Usia Lanjut;
a. Menegakkan :
- Diagnosis kelainan fisik/psikis yang bersifat fisiologik;
- Diagnosis kelainan fisik/psikis yang bersifat patologik;
- Dan melakukan terapi atas kelainan tersebut.
b. Menegakkan adanya gangguan organ/sistem (impairment),ketidakmampuan (disabilitas)
dan ketidakmampuan sosial (handicap) untuk dapat dilakukan terapi dan/atau
rehabilitasi.
c. Untuk mengetahui sumber daya sosial ekonomi dan lingkungan yang dapat digunakan
untuk penatalaksanaan penderita tersebut.
11. Proses Assesment Usia Lanjut;
a. Pengkajian
Nama :
Alamat :
Jenis kelamin :
Umur : th
Status : (1) Menikah(2)Tidak menikah(3)Janda
(4) Duda
Agama : (1) Islam(2) Protentas(3) Hindu(4) Katolik
(5) Budha
Suku : (1)Jawa(2)Madura(3)lain-lain,sebutkan....
Tingkat pendidikan : (1) Tidak tamat SD(2) Tamat SD(3) SMP
(4)SMU(5) PT(6)Buta huruf
Sumber pendapatan : (1) PNS(2) Wiraswasta(3)Lain-lain.............

Keluarga yang dapat dihubungi :


Jumlah Anak Pekerjaan Tempat Tinggal
1.
2.

Kondisi Lingkungan/Rumah :
 Lantai licin/tidak;
 Penerangan cukup/tidak;
 Jarak kamar mandi dengan kamar pasien.
Riwayat Pekerjaan : ……………………………………………
b. Riwayat Kesehatan
Keluhan yang dirasakan saat ini :
(1) Nyeri dada(2) Pusing(3) Batuk(4) Panas(5) Sesak(6) Gatal(7) Diare (8) Jantung
berdebar(9) Nyeri sendi(10)Penglihatan kabur(11) Lain-
lain....................................................
Apa keluhan yang anda rasakan tiga bulan terakhir :
(1) Nyeri dada (2) Pusin (3) Batuk (4) Panas (5) Sesak (6) Gatal(7) Diare (8) Jantung
berdebar (9) Nyeri sendi (10) Penglihatan kabur
Penyakit saat ini :
(1) Sesak nafas/PPOM(2) Nyeri Sendi/Rematik(3)Diare
(4)Penyakit kulit(5) Jantung (6) Mata (7) DM (8) Hipertensi
(9)Lain-lain......................................
Kejadian Penyakit 3 bulan terakhir :
(1) Sesak nafas/PPOM(2) Nyeri Sendi/Rematik(3) Diare
(4) Penyakit kulit(5) Jantung (6) Mata (7) DM (8) Hipertensi
(9) Lain-lain ..................................
Status Gizi :
- Sehari makan berapa kali.....
- Habis berapa porsi.....
- Makan sendiri/dengan bantuan.....
c. Status Fisiologis
Postur Tulang Belakang Lansia :
(1) Tegap (2) Membungkuk (3) Kifosis(4) Skoliosis(5) Lordosis
Tanda-tanda vital
(1) Suhu(2) Tekanan darah(3) Nadi(4) Respirasi(5) Berat badan
(6) Tinggi badan (7) IMT
Status Gizi :
- Sehari makan berapa kali.....
- Habis berapa porsi.....
- Makan sendiri/dengan bantuan.....
d. Pengkajian Head To Toe
1) Kepala
Kebersihan : kotor/bersih
Kerontokan rambut : ya/tidak
Keluhan : ya/tidak
Jika ya, jelaskan : ……………………………………..
2) Mata
Konjungtiva : anemis/tidak
Sklera : ikterik/tidak
Strabismus : ya/tidak
Penglihatan : Kabur/tidak
Peradangan : Ya/tidak
Riwayat katarak : ya/tidak
Keluhan : ya/tidak
Jika ya, jelaskan : ………………………………………
Penggunaan kacamata : ya/tidak
3) Hidung
Bentuk : simetris/tidak
Peradangan : ya/tidak
Penciuman : terganggu/tidak
Jika ya, jelaskan : ……………………………………….
4) Mulut dan Tenggorokan
Kebersihan : baik/tidak
Mukosa : kering/lembab
Peradangan/stomatitis : ya/tidak
Gigi geligi : karies/tidak,ompong/tidak
Radang gusi : ya/tidak
Kesulitan mengunyah : ya/tidak
Kesulitan menelan : ya/tidak
5) Telinga
Kebersihan : bersih/tidak
Peradangan : ya/tidak
Pendengaran : terganggu/tidak
Jika terganggu, jelaskan : ……………………………………..
Keluhan lain : ya/tidak
Jika ya, jelaskan : ……………………………………….
6) Leher
Pembesaran kelenjar thyroid : ya/tidak
JVD : ya/tidak
Kaku kuduk : ya/tidak
7) Dada
ada : normal chest/barrel chest/pigeon
chest/lainnya
Retraksi : ya/tidak
Wheezing : ya/tidak
Ronchi : ya/tidak
Suara jantung tambahan : ada/tidak
Ictus cordis : …………………
8) Abdomen
Bentuk : distend/flat/lainnya
Nyeri tekan : ya/tidak
Kembung : ya/tidak
Supel : ya/tidak
Bising usus : ada/tidak, frekwensi : ….. kali/menit
Massa : ya/tidak, regio
9) Genetalia
Kebersihan : baik/tidak
Haemoroid : ya/tidak
Hernia : ya/tidak
10) Ekstremitas
Kekuatan otot : (skala 1 – 5 )
0 : lumpuh
1 : ada kontraksi
2 : Melawan grafitasi dengan sokongan
3 : Melawan grafitasi tapi tidak ada tahanan
4 : Melawan grafitasi dengan tahanan sedikit
5 : Melawan grafitasi dengan kekuatan penuh
Rentang gerak : maksimal/terbatas
Deformitas : ya/tidak, jelaskan …………………………......
Tremor : ya/tidak
Edema kaki : ya/tidak, pitting edema/tidak
Alat bantu : ya/tidak,jenis : ………………………………

No. Aspek Penilaian Keterangan Nilai


1. Berdiri dengan postur normal
2. Berdiri dengan postur normal
(mata tertutup)
3. Berdiri dengan saru kaki Kanan :
Kiri :
4. Berdiri, fleksi trunk, dan berdiri
ke posisi netral
5. Berdiri, lateral dan fleksi trunk
6. Berjalan, tempatkan salah satu
tumit didepanjari kaki yang lain
7. Berjalan sepanjang garis lurus
8. Berjalan mengikuti tanda
gambar pada lantai
9. Berjalan mundur
10. Berjalan mengikuti lingkaran
11. Berjalan dengan tumit
12. Berjalan dengan ujung kaki
Jumlah
Keterangan :
Refleks + : normal
Refleks - : menurun/meningkat
11) Integumen
Kebersihan : baik/tidak
Warna : pucat/tidak
Kelembaban : Kering/lembab
Gangguan pada kulit : ya/tidak, jelaskan ……………………….
12) Test Koordinasi / Keseimbangan
Intepretasi : ……………
Kriteria Penilaian : Keterangan :
4 : Melakukan aktifitas dengan
a 42-54 : Melakukan aktifitas
lengkap dengan lengkap
3 : Sedikit bantuan a(untuk
28-41 : Sedikit bantuan (untuk
keseimbangan) keseimbangan)
2 : Dengan bantuan sedang
a 14-27
s/d : Dengan bantuan sedang
maksimal s/d maksimal
1 : Tidak mampu melakukan
a < 14 : Tidak mampu melakukan
aktifitas aktifitas

13) FrekwensiKunjungan Keluarga :


1 kali/bulan;2 kali/bulan; Tidak pernah
14) Pengkajian Masalah Emosional
Pertanyaan Tahap I : - Apakah klien mengalami susah tidur ?
- Ada masalah atau banyak pikiran ?
- Apakah klien murung atau menangis sendiri ?
- Apakah klien sering was-was ?
Lanjutkan Pertanyaan Tahap IIjika jawaban “ya” 1 atau lebih;
Pertanyaan Tahap II : - Keluhan lebih dari 3 bulan ?
- Lebih dari 1 bulan ?
- 1 kali dalam satu bulan ?
- Ada masalah atau banyak pikiran ?
- Ada gangguan/masalah dengan orang lain?
- Menggunakan obat tidur atau penenang atas
anjuran dokter ?
- Cenderung mengurung diri ?
Jika jawaban ”ya” lebih dari 1 atau sama dengan 1, maka masalah emosional ada atau
ada gangguan emosional.
Kesimpulan : ……………………………………………………....
15) Identifikasi Aspek Kognitif
Dengan menggunakan MMSE (Mini Mental Status Exam)
Interpretasi hasil :
24-30 : tidak ada gangguan kognitif
18-23 : gangguan kognitif sedang
0-17 : gangguan kognitif berat
Kesimpulan : ……………………………………………………....
16) Pengkajian Perilaku Terhadap Kesehatan
Kebiasaan Merokok : >3 batang sehari
< 3 batang sehari
Tidak merokok
Kebiasaan Minum Alkohol :(1) Tidak pernah(2) Sering
Minum Kopi : (1) Tidak(2) Ya : 1 gelas/hari
2 gelas/ hari
lebih 3 gelas/hari
17) Pengetahuan Tentang Kesehatan Usia Lanjut
Apakah anda sudah mengerti tentang makanan yang sehat :
- Sudah tahu dan jelas
- Sudah tahu tapi kurang jelas
- Belum tahu
Anda sudah mengerti tentang penyakit yang anda derita :
- Sudah tahu dan jelas
- Tahu tapi kurang jelas
- Belum tahu
Apakah anda sudah mengerti tentang pencegahan penyakit-penyakit pada usia lanjut :
- Sudah tahu dan jelas
- Sudah tahu tapi kurang jelas
- Belum tahu
Apakah anda sudah mengerti tentang latihan-latihan fisik untuk usia lanjut :
- Sudah tahu dan jelas
- Sudah tahu tapi kurang jelas
- Tidak tahu
18) Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-Hari :
Pola Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi
Frekwensi makan : 1 kali sehari
2 kali sehari
3 kali sehari
Tidak teratur
Jumlah makanan yang dihabiskan : 1 porsi dihabiskan
½ porsi yang dihabiskan
< ½ porsi yang dihabiskan
Makanan tambahan : - Dihabiskan
- Tidak dihabiskan
- Kadang-kadang dihabiskan
Pola Pemenuhan Cairan
Frekwensi minum : < 3 gelas sehari
> 3 gelang sehari
Jika jawaban < 3 gelas sehari, alasan :
-Takut kencing malang hari
-Tidak haus
-Persediaan air minum terbatas
-Kebiasaan minum sedikit
Jenis Minuman : - Air putih
- Teh
- Kopi
- Susu
- Lainnya, ……………..
Pola Kebiasaan Tidur
Jumlah Waktu Tidur : < 4 jam
4-6 jam
> 6 jam
Gangguan Tidur berupa : - Insomnia
- Sering terbangun
- Sulit mengawali
- Tidak ada gangguan
Penggunaan waktu luang ketika tidak tidur :
- Santai
- Diam Saja
- Ketrampilan
- Kegiatan Keagamaan
Pola Eliminasi BAB
Frekwensi BAB : 1 kali sehari
2 kali sehari
Lainnya, ………………….
Konsisitensi : - Encer
- Keras
- Lembek
Gangguan BAB : - Inkontinensia alvi
- Konstipasi
- Diare
- Tidak ada
Pola BAK
Frekwensi BAK : 1-3 kali sehari
4-6 kali sehari
> 6 kali sehari
Warna Urine : - Kuning
- Jernih
- Putih Jernih
- Kuning Keruh
Gangguan BAK : - Inkontinensia Urine
- Retensi Urine
Pola Aktifitas
Kegiatan Produktif Lansia yang sering dilakukan :
- Membantu kegiatan dapur
- Berkebun
- Pekerjaan rumah tangga
- Ketrampilan tangan
Pola Pemenuhan Kebersihan Diri
Mandi : 1 kali sehari
2 kali sehari
3 kali sehari
< 1 kali sehari
Memakai Sabun:(1) ya(2) tidak
Sikat Gigi : 1 kali sehari
2 kali sehari
Tidak pernah, alasan …………………………
Menggunakan pasta gigi:(1) ya(2) tidak
Kebiasaan berganti pakaian bersih : 1 kali sehari
> 1 kali sehari
Tidak ganti
Tingkat kemandirian dalam kehidupan sehari-hari(Indeks Barthel)
Skor
Dengan
Mandir yang Keteranga
No. Kriteria Bantua
i Didapa n
n
t
1. Makan 5 10 Frekuensi
Jumlah
Jenis
2. Minum 5 10 Frekuensi
Jumlah
Jenis
3. Berpindah dari kursi 5-10 15
roda ke tempat
tidur, atau
sebaliknya
Skor
Dengan
Mandir yang Keteranga
No. Kriteria Bantua
i Didapa n
n
t
4. Personal toilet (cuci 0 5 Frekuensi
muka, menyisir
rambut, gosok gigi)
5. Keluar masuk toilet 5 10
(mencuci pakaian,
menyeka tubuh,
menyiram)
6. Mandi 5 15 Frekuensi
7. Jalan di permukaan 0 5
datar
8. Naik turun tangga 5 10
9. Mengenakan 5 10
pakaian
10. Kontrol bowel (BAB) 5 10 Frekuensi:
Konsistens
i:
11. Kontrol Bladder 5 10 Frekuensi :
(BAK) Warna :
12. Olah raga/latihan 5 10 Jenis :
Frekuensi :
13. Rekreasi/pemanfaat 5 10 Jenis :
an waktu luang Frekuensi :
Jumlah :
Interpretasi :
: Ketergantungan Total
65-125 : Ketergantungan Sebagian
130 : Mandiri
Kesimpulan : ……………………………………………………
B. GERIATRIC GIANTS
Penampilan suatu penyakit pada usia lanjut sering berbeda dengan usia muda. Harus
dapat dibedakan, apakah kelainan yang terjadi berkenaan dengan bertambahnya usia
atau memang ada suatu proses patologi sebagai penyebabnya. Beberapa problema
klinik dari penyakit pada lansia yang sering dijumpai disebut “GERIATRIC GIANTS”, yang
terdiri dari :
1. Sindroma Serebral;
Dengan adanya kelainan anatomis pembuluh darah arteri pada usia lanjut, dapat
dimengerti bahwa sirkulasi otak pada orang tua sangat rentan terhadap perubahan-
perubahan, baik perubahan posisi tubuh maupun faktor lain, misalnya yang berkaitan
dengan tekanan darah seperti fungsi jantung, bahkan fungsi otak yang berkaitan dengan
pengaturan tekanan darah (sistem otonom).
2. Konfusio dan Dimentia
Konfusio akut adalah suatu akibat gangguan menyeluruh fungsi kognitif yang ditandai
oleh memburuknya secara mendadak derajat kesadaran dan kewaspadaan dan
terganggunya proses berfikir yang berakibat terjadinya disorientasi.
Gambaran klasik penderita konfusio yaitu :
a. Derajat kesadaran menurun,misalnya sulit untuk tetap bangun saat diperiksa;
b. Gangguan persepsi,antara lain ilusi,delusi,halusinasi, dan mis intrepretasi;
c. Terganggunya siklus bangun tidur dengan terjadinya insomnia, tetapi siang hari tertidur;
d. Aktivitas spikomotor meningkat atau menurun;
e. Disorientasi waktu,tempat, dan orang;
f. Gangguan memori.
Dimentia adalah suatu sindroma klinik yang meliputi hilangnya fungsi intelektual dan
ingatan/memori sedemikian berat sehingga menyebabkan disfungsi hidup sehari-hari.
Secara garis besar, dementia pada usia lanjut dapat dikategorikan dalam 4 (empat)
golongan,yaitu :
a. Dementia degeneratif primer 50-60%;
b. Dementia multi-infark 10-20%;
c. Dementia yang reversibel atau sebagian reversibel 20-30%;
d. Gangguan lain (terutama neurologik) 5-10%.
Pemeriksaan Portabel untuk Status Mental (PPSM=MMSE= Mini Mental State
Examination)
Daftar Pertanyaan Penilaian
1. Tanggal berapakah hari ini ? (bulan, 0 – 2 kesalahan = baik
tahun); 3 – 4 kesalahan = gangguan intelek
2. Hari apakah hari ini? ringan
3. Apakah nama tempat ini? 5 – 7 kesalahan = gangguan intelek
4. Berapa nomor telepon Bapak/Ibu? (bila sedang
tidak ada telepon, jalan apakah rumah
8 – 10 kesalahan = gangguan intelektual
Bapak/Ibu?) berat
Daftar Pertanyaan Penilaian
5. Berapa umur Bapak/Ibu?
6. Kapan Bapak/Ibu lahir? (tanggal, bulan
tahun)
7. Siapakah nama gubernur kita? Bila penderita tidak pernah
(walikota/lurah/camat) sekolah, nilai kesalahan
8. Siapakah nama gubernur sebelum ini? diperbolehkan + 1 dari nilai di atas.
(walikota/lurah/camat) Bila penderita sekolah lebih dari
9. Siapakah nama gadis Ibu anda? SMA kesalahan yang diperbolehkan
10. Hitung mundur 3-3, dimulai dari 20 -1 dari atas.
Dari : Folstein,1990
3. Gangguan Otonom
Beberapa hal yang dikatakan sebagai penyebab seringnya gangguan syaraf otonom pada
usia lanjut adalah :
- Dengan meningkatnya usia, terdapat beberapa perubahan pada neurotransmisi pada
ganglion otonom, berupa penurunan asetil kolin terutama disebabkan oleh penurunan
enzim utama, yaitu kolin asetilase.Hal ini cenderung menurunkan fungsi otonom.
4. Inkontinensia
Inkontinensia urine merupakan salah satu keluhan utama pada penderita
lansia.Inkontinensia adalah pengeluaran urine (atau feses) tanpa disadari, dalam jumlah
dan frekwensi yang cukup sehingga mengakibatkan masalah gangguan kesehatan atau
sosial.
Inkontinensia dapat disebabkan oleh “DRIP”.
D = Delirium;
R = Retriksi mobilitas, retensi;
I = Infeksi, inflamasi, impaks feses;
P = Pharmasi (obat-obatan), poliuri.
5. Jatuh (The True Geriatric Giant)
Jatuh adalah suatu kejadian yang dilaporkan penderita atau saksi mata yang melihat
kejadian seseorang mendadak terbaring/terduduk di lantai/tempat yang lebih rendah
dengan atau tanpa kehilangan kesadaran atau luka.
Faktor-faktor yang mempengaruhi jatuh pada lansia :
a. Faktor Intrinsik;
- Kondisi fisik dan neuropsikiatrik;
- Penurunan visus dan pendengaran;
- Perubahan neuro muskuler, gaya berjalan, dan reflek postural karena proses menua.
b. Faktor Ekstrinsik
- Obat-obatan yang diminum;
- Alat-alat bantu berjalan;
- Lingkungan yang tidak mendukung (berbahaya).
Penyebab-penyebab jatuh pada lansia :
a. Kecelakaan : merupakan penyebab jatuh yang utama;
b. Nyeri kepala dan atau vertigo;
c. Hipotensi orthostatic;
d. Obat-obatan;
e. Proses penyakit yang spesifik;
f. Idiopatik;
g. Sinkope.
Faktor-faktor lingkungan yang sering dihubungkan dengan kecelakaan pada lansia :
a. Alat-alat atau perlengkapan rumah tangga yang sudah tua,tidak stabil, atau tergeletak di
bawah;
b. Tempat tidur atau WC yang rendah/jongkok;
c. Tempat berpegangan yang tidak kuat/tidak mudah dipegang;
- Lantai yang tidak datar, baik ada trapnya atau menurun;
- Karpet yang tidak dilem dengan baik,keset yang tebal/menekuk pinggirnya,dan benda-
benda alas lantai yang licin atau mudah tergeser;
- Lantai yang licin atau basah;
- Penerangan yang tidak baik (kurang atau menyilaukan);
- Alat bantu jalan yang tidak tepat ukuran,berat,maupun cara penggunaannya.
Faktor-faktor situasional yang mungkin mempresipitasi jatuh antara lain :
a. Aktivitas;
- Sebagian besar jatuh terjadi pada saat lansia melakukan aktivitas biasa seperti berjalan,
naik atau turun tangga, dan mengganti posisi.
b. Lingkungan;
- Sekitar 70% lansia jatuh di rumah, 10% terjadi di tangga, dengan kejadian jatuh saat
turun tangga lebih banyak dibandingkan saat naik tangga.
c. Penyakit Akut.
Pencegahan Jatuh :
Ada 3 usaha pokok untuk pencegahan ini,antara lain :
a. Identifikasi Faktor Risiko;
Perlu dilakukan asesmen keadaan sensorik,neurologik,muskuloskeletal dan penyakit
sistemik yang sering mendasari/menyebabkan jatuh, juga keadaan lingkungan,obat-
obatan dan alat bantu jalan.
b. Penilaian keseimbangan gaya berjalan;
Setiap lansia harus dievaluasi keseimbangan badannya dalam melakukan gerakan
pindah tempat,pindah posisi,juga gaya berjalan dan kekuatan otot ekremitas bawah
lansia.
c. Mengatur/mengatasi faktor situasional.
Faktor situasional yang bersifat serangan akut dapat dicegah dengan pemeriksaan rutin
kesehatan lansia,bahaya lingkungan dapat dicegah dengan perbaikan lingkungan.
Aaktivitas fisik dapat dibatasi sesuai kondisi kesehatan lansia.
6. Kelainan pada Tulang Belakang
Penyakit tulang dan patah tulang merupakan salah satu dari sindroma geriatrik. Dengan
bertambahnya usia terdapat peningkatan hilang tulang secara linear. Hilang tulang ini
lebih nyata pada wanita dibanding pria.
7. Dekubitus
Dekubitus adalah kerusakan/kematian kulit sampai jaringan di bawah kulit, bahkan
menembus otot sampai mengenai tulangakibat adanya penekanan pada suatu area
secara terus menerus, sehingga mengakibatkan gangguan sirkulasi darah setempat.
Area yang biasa terjadi dekubitus adalah tempat di atas tonjolan tulang dan tidak
dilindungi cukup dengan lemak subkutan, misalnya : daerah sakrum, daerah trokanter
mayor dan spina ischiadica superior anterior, daerah tumit dan siku.
Karakteristik penampilan klinis dari dekubitus dapat dibagi sebagai berikut:
 Derajat I : Reaksi peradangan masih terbatas pada epidermis,kemerahan/eritema
indurasi atau lecet;
 Derajat II : Reaksi yang lebih mencapai seluruh dermis hingga lapisan lemak
subkutan.Tampak sebagai ulkus yang dangkal,dengan tepi yang jelas dan perubahan
warna pigmen kulit;
 Derajat III : Ulkus menjadi lebih dalam,meliputi jaringan lemak subkutan dan
menggaung,berbatasan dengan fascia dari oto-otot.Sudah mulai didapat infeksi dengan
jaringan nekrotik yang berbau.
 Derajat IV : Perluasan ulkus menembus otot,sehingga tampak tulang di daerah ulkus
yang dapat mengakibatkan infeksi pada tulang atau sendi.

Faktor-faktor penyebab dekubitus :


a. Faktor Intrinsik (dari tubuh sendiri);
- Status gizi;
- Anemia;
- Hipoalbuminemia;
- Penyakit-penyakit neurologik;
- Keadaan hidrasi/cairan tubuh perlu dinilai dengan cermat.
b. Faktor Ekstrinsik.
- Kebersihan tempat tidur;
- Alat-alat tenun yang kusut dan kotor;
- Peralatan medik yang menyebabkan penderita terfiksasi pada suatu sikap tertentu.
Pengelolaan Dekubitus :
a. Dekubitus Derajat I;
Dengan reaksi peradangan masih terbatas pada epidermis : kulit yang kemerahan
dibersihkan hati-hati dengan air hangat dan sabun, diberi lotion, kemudian dimassage 2-
3 kali/hari.
b. Dekubitus Derajat II;
Terjadi ulkus yang dangkal : perawatan luka harus memperhatikan syarat-syarat aseptik
dan antiseptik. Daerah bersangkutan digesek dengan es dan dihembus dengan udara
hangat bergantian untuk merangsang sirkulasi. Dapat diberikan salep topikal, mungkin
juga merangsang tumbuhnya jaringan muda/granulasi. Pergantian balut dan salep ini
jangan terlalu sering karena malah dapat merusakkan pertumbuhan jaringan yang
diharapkan.
c. Dekubitus Derajat III;
Usahakan luka selalu bersih dan eksudat, diusahakan dapat mengalir keluar.Balut jangan
terlalu tebal dan sebaiknya transparan sehingga permeabel untuk masuknya
udara/oksigen dan penguapan.
d. Dekubitus Derajat IV.
Semua langkah-langkah di atas tetap dikerjakan dan jaringan nekrotik yang ada harus
dibersihkan,sebab akan menghalangi pertumbuhan jaringan/epitelisasi.Beberapa
preparat enzim coba diberikan untuk usaha ini,dengan tujuan mengurangi
perdarahan.Setelah jaringan nekrotik dibuang dan luka bersih,penyembuhan luka secara
alami dapat diharapkan.
Beberapa usaha mempercepat antara lain dengan memberikan oksigenasi pada daerah
luka,tindakan dengan ultrasono untuk membuka sumbatan-sumbatan pembuluh darah
dan sampai transplantasi kulit setempat.
Skor Norton untuk mengukur resiko dekubitus
Tanggal
Nama Penderita Skor
Kondisi Fisik Umum : Aaaaaaa Aaaaaaa Aaaaaaa
- Baik 4
- Lumayan 3
- Buruk 2
- Sangat Buruk 1
Kesadaran :
- Komposmentis 4
- Apatis 3
- Konfus/soporus 2
- Stupor/koma 1
Aktivitas :
- Ambulan 4
- Ambulan dengan bantuan 3
- Hanya bisa duduk 2
- Tiduran 1
Mobilitas :
- Bergerak Bebas 4
- Sedikit Terbatas 3
- Sangat Terbatas 2
- Tidak Bis Bergerak 1
Inkontinensia :
- Tidak 4
- Kadang-kadang 3
- Sering Inkontinensia Urine 2
- Inkontinensia Alvi dan Urine 1
Skor Total
Skor Total ≤ 14
BAB IV
DOKUMENTASI

1. Asesmen Medis Geriatri


2. SPO Pelayanan Pasien Geriatri
DAFTAR PUSTAKA

Allender, J.A., & Spradley. B.W.(2005). Community health nursing promoting and protecting the public
health. (6 th ed), Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins
Anderson, E.T., & Mc. Farland, J. (2000). Community as partner teory and practice in nursing. (3 th ed).
Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins
Ervin, N.F. (2002). Advance community health nursing practice: population focused care. New Jersey:
Prentice Hall
Stanhoppe, M. & Lancaster. (2005). Community and public health nursing. ( 5rd ed.) St. Louis: Mosby-Year
Book Inc.
Darmojo R.Boedhi dan Martono. (2004).Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut).(edisi ke 3).Jakarta:Balai
Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

Anda mungkin juga menyukai