Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT, karena kami telah dapat
menyelesaikan makalah “Hewan dan Ekosistem”. Makalah ini disusun dan dibuat
bertujuan agar kita dapat mengetahui hubungan antara hewan dengan ekosistem.
Penyusun berharap kepada yang mempergunakan makalah ini, semoga makalah
yang disajikan penyusun dapat dipahami dan bermanfaat bagi yang
mempergunakannya. Penulis telah berusaha maksimal dalam menyusun makalah ini.
Namun, jika masih ditemukan kelemahan dan kekurangan, maka kami sangat
mengharapkan kritikan dan saran-saran dari pada pembaca untuk kesempurnaan
makalah ini.

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Makhluk hidup dengan lingkungannya memiliki hubungan yang sangat erat dan
saling ketergantungan. Makhluk hidup membutuhkan lingkungan untuk membantu
memenuhi kebutuhan hidupnya. Sebaliknya lingungan juga membutuhkan makhluk
hidup dalam kelangsungan hidupnya.
Ekosistem adalah kesatuan komunitas dengan lingkungannya yang membentuk
hubungan timbal balik. Ekosistem tersusun atas dua komponen utama, yaitu komponen
biotik dan komponen abiotik. Komponen biotik adalah komponen ekosistem yang hidup
yang terdiri dari makhluk hidup yang meliputi tumbuhan, hewan dan manusia.
Komponen abiotik adalah komponen ekosistem yang tak hidup yang meliputi tanah, air,
udara, cahaya matahari, suhu atau temperature, mineral dan gas.
Hubungan antara makhluk hidup dengan lingkungannya akan membentuk
ekosistem. Ekosistem merupakan tempat berlangsungnya hubungan antara makhluk
hidup dengan lingkungannya. Oleh karena itu, kita perlu memahami tentang hewan dan
ekosistem.

1.2 Tujuan
Tujuan dari makalah ini yaitu :
1. untuk mengetahui konsep ekosistem.
2. untuk mengetahui rantai dan jarring-jaring makanan.
3. untuk mengetahui proses aliran energi.
4. untuk mengetahui keterkaitan hewan sebagai bagian ekosistem.
5. untuk mengetahui keragaman hewan dan habitatnya.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Konsep Ekosistem


Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik
antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem bisa dikatakan juga suatu
tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup
yang saling mempengaruhi. Ekosistem merupakan penggabungan dari setiap unit
biosistem yang melibatkan interaksi timbal balik antara organisme dan lingkungan fisik
sehingga aliran energi menuju kepada suatu struktur biotik tertentu dan terjadi suatu
siklus materi antara organisme dan anorganisme. Matahari sebagai sumber dari semua
energi yang ada. Ilmu yang mempelajari ekosistem disebut ekologi. Ekologi berasal dari
dua kata dalam bahasa Yunani, yaitu oikos dan logos. Oikos artinya rumah atau tempat
tinggal, dan logos artinya ilmu. Istilah ekologi pertama kali dikemukakan oleh Ernst
Haeckel (1834 - 1914).
Ekosistem memiliki dua komponen penyusun, yaitu komponen abiotik (tak hidup)
dan komponenbiotik (hidup).
1. Komponen abiotik
Komponen abiotik suatu ekosistem adalah seluruh benda yang tak hidup, yang
menyangkut fenomena kebendaan dan fenomena kejadian, yang mempengaruhi
ekosistem tersebut.
Misalnya : Cahaya Matahatri, air, suhu, derajat keasaman (pH), kelembapan, kadar
garam, mineral, oksigen (O2), karbondioksida (CO2).
2. Komponen Biotik
Komponen atau faktor-faktor biotik suatu ekosistem terdiri atas semua makhluk hidup
(organisme), seperti manusia, hewan, tumbuhan, dan mikroorganisme yang hidup di
dalamnya. Berdasarkan fungsi atau peranannya dalam ekosistem, faktor-faktor biotik itu
dapat dikelompokan menjadi produsen dan konsumen.
2.2 Rantai dan Jaring-jaring Makanan

 Rantai Makanan
Rantai makanan adalah peristiwa makan dan dimakan antara makhluk hidup
dengan urutan tertentu. Dalam rantai makanan ada makhluk hidup yang berperan
sebagai produsen, konsumen, dan dekomposer. Pada rantai makanan tersebut terjadi
proses makan dan dimakan dalam urutan tertentu. Tiap tingkat dari rantai makanan
dalam suatu ekosistem disebut tingkat trofik. Pada tingkat trofik pertama adalah
organisme yang mampu menghasilkan zat makanan sendiri yaitu tumbuhan hijau atau
organisme autotrof dengan kata lain sering disebut produsen. Organisme yang
menduduki tingkat tropik kedua disebut konsumen primer (konsumen I).
Konsumen I biasanya diduduki oleh hewan herbivora. Organisme yang
menduduki tingkat tropik ketiga disebut konsumen sekunder (Konsumen II), diduduki
oleh hewan pemakan daging (carnivora) dan seterusnya. Organisme yang menduduki
tingkat tropik tertinggi disebut konsumen puncak.
Para ilmuwan ekologi mengenal tiga macam rantai pokok, yaitu rantai pemangsa,
rantai parasit, dan rantai saprofit.
1. Rantai Pemangsa
Rantai pemangsa landasan utamanya adalah tumbuhan hijau sebagai produsen. Rantai
pemangsa dimulai dari hewan yang bersifat herbivora sebagai konsumen I, dilanjutkan
dengan hewan karnivora yang memangsa herbivora sebagai konsumen ke-2 dan
berakhir pada hewan pemangsa karnivora maupun herbivora sebagai konsumen ke-3.
2. Rantai Parasit
Rantai parasit dimulai dari organisme besar hingga organisme yang hidup sebagai
parasit. Contoh organisme parasit antara lain cacing, bakteri, dan benalu.
3. Rantai Saprofit
Rantai saprofit dimulai dari organisme mati ke jasad pengurai. Misalnya jamur dan
bakteri. Rantai-rantai di atas tidak berdiri sendiri tapi saling berkaitan satu dengan
lainnya sehingga membentuk jaring-jaring makanan.
Contoh rantai makanan
Keterangan :
1. Tumbuhan menggunakan sinar matahari untuk menghasilkan makanan dalam bentuk
gula, dan disimpan dalam dalam biji, batang, buah, dan bagian lainnya.
2. Tikus sebagai konsumen tingkat I {hewan herbivora/pemakan tumbuhan} memakan
tumbuhan. Kemudian tubuh tikus mengubah sejumlah makanan menjadi energi untuk
lari, makan, dan bereproduksi.
3. Ular sebagai konsumen tingkat II {hewan karnivora/pemakan daging} memakan tikus.
Tikus merupakan sumber energi untuk ular agar tetap hidup.
4. Burung Elang sebagai konsumen III/konsumen puncak (karnivora) memakan ular.
Tubuh elang menggunakan energi yang tersedia dari ular untuk melangsungkan proses
kehidupan.
5. Jika elang mati, maka akan diuraikan oleh bakteri, cacing, dan lainnya yang berperan
sebagai dekomposer untuk diubah menjadi zat hara yang akan dimanfaatkan oleh
tumbuhan untuk tumbuh dan berkembang.
 Jaring-jaring Makanan
Kumpulan dari rantai makanan akan menjadi sebuah jaring, yang sering disebut
dengan jaring-jaring makanan. Pada ekosistem, setiap organisme mempunyai suatu
peranan, ada yang berperan sebagai produsen, konsumen ataupun dekomposer.
Produsen adalah penghasil makanan untuk makhluk hidup sedangkan konsumen adalah
pemakan produsen. Produsen terdiri dari organisme-organisme berklorofil (autotrof)
yang mampu memproduksi zat-zat organik dari zat-zat anorganik (melalui fotosintesis).
Zat-zat organik ini kemudian dimanfaatkan oleh organisme-organisme heterotrof
(manusia dan hewan) yang berperan sebagai konsumen.
Contoh jaring-jaring makanan
Pada jaring-jaring makanan tersebut terdapat beberapa rantai makanan di
antaranya adalah sebagai berikut.
1) Padi → tikus → elang → pengurai
2) Padi → tikus → musang → elang → pengurai
3) Padi → burung → musang → elang → pengurai
4) Padi → burung → elang → pengurai
Pada gambar terlihat bahwa semua aktivitas makan memakan diakhiri oleh
pengurai. Hal ini menunjukkan peran bakteri pengurai dalam ekosistem sangatlah
penting yang berfungsi menguraikan dan menghancurkan zat penyusun tubuh menjadi
hara yang selanjutnya zat hara ini kembali ke tanah. Dengan demikian pengurai
merupakan penghubung antara konsumen dan produsen. Dengan adanya pengurai, akan
menjamin ketersediaan zat hara sehingga kebutuhan tumbuhan akan zat hara tetap
terpenuhi.

Contoh jaring-jaring makanan :


Keterangan :
1. Pada tingkat trofik pertama adalah organisme yang mampu menghasilkan zat makanan
sendiri yaitu tumbuhan hijau atau organisme autotrof yang sering disebut produsen.
Terlihat pada gambar bahwa yang bertindak sebagai produsen adalah bunga dan sawi.
2. Organisme yang menduduki tingkat tropik kedua disebut konsumen primer
(konsumen I). Konsumen I biasanya diduduki oleh hewan herbivora. Terlihat pada
gambar bahwa yang berperan sebagai konsumen I (Herbivora) adalah ulat, belalang, dan
tikus.
3. Organisme yang menduduki tingkat tropik ketiga disebut konsumen sekunder
(Konsumen II), diduduki oleh hewan pemakan daging (karnivora). Terlihat pada gambar
bahwa yang bertindak sebagai konsumen II (karnivora) adalah burung pipit dan katak.
4. Organisme yang menduduki tingkat tropik tertinggi disebut konsumen puncak.
Terlihat pada gambar bahwa burung elang bertindak sebagai konsumen III/konsumen
puncak (karnivora).

2.3 Aliran Energi


Aliran Energi dalam Ekosistem adalah proses berpindahnya energi dari suatu
tingkat trofik ke tingkat trofik berikutnya yang dapat digambarkan dengan rantai
makanan atau dengan piramida biomasa. Ekosistem mempertahankan diri dengan siklus
energi dan nutrisi yang diperoleh dari sumber eksternal. Pada tingkat trofik pertama,
produsen primer (tumbuhan, alga, dan beberapa bakteri) menggunakan energi matahari
untuk menghasilkan bahan tanaman organik melalui fotosintesis. Hewan Herbivora
yang makan hanya pada tanaman membuat tingkat trofik kedua. Predator yang
memakan herbivora terdiri dari tingkat trofik ketiga, jika predator yang lebih besar
hadir, mereka mewakili tingkat trofik lebih tinggi lagi. Organisme yang makanan pada
beberapa tingkat trofik (misalnya, beruang grizzly yang memakan buah dan salmon)
diklasifikasikan pada tertinggi tingkat trofik di mana mereka makan. Dekomposer, yang
meliputi bakteri, jamur, jamur, cacing, dan serangga, memecah limbah dan organisme
mati dan kembali nutrisi ke dalam tanah.

Proses Aliran Energi dalam Ekosistem


Aliran energi dalam ekosistem mengalami tahapan proses sebagai berikut:
1. Energi masuk ke dalam ekosistem berupa energi matahari, tetapi tidak semuanya dapat
digunakan oleh tumbuhan dalam proses fotosintesis. Hanya sekitar setengahnya dari
rata-rata sinar matahari yang sampai pada tumbuhan diabsorpsi oleh mekanisme
fotosintesis, dan juga hanya sebagian kecil, sekitar 1-5 %, yang diubah menjadi
makanan (energi kimia). Sisanya keluar dari sistem berupa panas, dan energi yang
diubah menjadi makanan oleh tumbuhan dipakai lagi untuk proses respirasi yang juga
sebagai keluaran dari sistem.
2. Energi yang disimpan berupa materi tumbuhan mungkin dilakukan melalui rantai
makanan dan jaring-jaring makanan melalui herbivora dan detrivora. Seperti telah
diungkapkan sebelumnya, terjadinya kehilangan sejumlah energi diantara tingkatan
trofik, maka aliran energi berkurang atau menurun ke arah tahapan berikutnya dari
rantai makanan. Biasanya herbivora menyimpan sekitar 10 % energi yang dikandung
tumbuhan, demikian pula karnivora menyimpan sekitar 10 % energi yang dikandung
mangsanya.
3. Apabila materi tumbuhan tidak dikonsumsi, maka akan disimpan dalam sistem,
diteruskan ke pengurai, atau diekspor dari sistem sebagai materi organik.
4. Organisme-organisme pada setiap tingkat konsumen dan juga pada setiap tingkat
pengurai memanfaatkan sebagian energi untuk pernafasannya, sehingga terlepaskan
sejumlah panas keluar dari sistem.
5. Dikarenakan ekosistem adalah suatu sistem terbuka, maka beberapa materi organik
mungkin dikeluarkan menyeberang batas dari sistem. Misalnya akibat pergerakan
sejumlah hewan ke wilayah, ekosistem lain, atau akibat aliran air sejumlah gulma air
keluar dari sistem terbawa arus.
2.4 Hewan sebagai Bagian Ekosistem
Hewan dapat dikatakan sebagai bagian ekosistem karena hewan tergolong
komponen biotik yang mana komponen biotik tersebut merupakan penyusun suatu
ekosistem. Ekosistem dapat seimbang jika ada komponen abiotik dan komponen biotic
yang saling mempengaruhi satu sama lain. Hewan juga tergolong heterotrof yaitu
organisme yang memanfaatkan bahan-bahan organik sebagai makanannya dan bahan
tersebut disediakan oleh organisme lain. Komponen heterotrof terdiri dari organisme
yang memanfaatkan bahan-bahan organik yang disediakan oleh organisme lain sebagai
makanannya . Komponen heterotrof disebut juga konsumen makro (fagotrof) karena
makanan yang dimakan berukuran lebih kecil. Yang tergolong heterotrof adalah
manusia, hewan, jamur, dan mikroba.

2.5 Keragaman Hewan dan Habitatnya


1. Darat
1) Hutan Hujan Tropis
Daerah-daerah yang dicirikan dengan daerah yang lebat, hangat, curah hujan yang
tinggi. Namun penampilannya yang subur cukup menipu, karena sebenarnya tanah dari
hutan hujan tropis tidak subur.
2) Gurun
Daerah yang memiliki temperatur cukup tinggi pada siang hari dan dingin pada malam
hari. Gurun memiliki curah hujan yang kecil dan dihuni sedikit tumbuhan. Pada gurun
juga sering ditemukan bebatuan-bebatuan. Contoh hewan : rodentia, ular, kadal, katak,
dan kalajengking
3) Chaparral
Daerah yang memiliki musim panas yang kering dan lama, serta musim dingin berhujan
dengan temperatur sedang. Vegetasinya hanya berupa tumbuhan kecil dan sesemakan.
Hewan-hewan yang ditemukan umumnya berukuran kecil dengan warna yang tidak
menonjol.
4) Savana
Daerah padang rumput pada wilayah tropis. Daerah ini dicirikan dengan daerah yang
memiliki hujan musiman dan cahaya yang cukup.
5) Padang Rumput Temperat
Daerah luas dengan iklim sedang yang dicirikan kekurangan air pada sebagian besar
waktu dalam satu tahun. Dominasi vegetasinya berupa rerumputan, semak, dan
sejumlah tumbuhan satu musim. Hewan-hewan pengerat kecil hidup berdampingan
dengan karnivora besar. Karnivora ini bergantung pada mamalia yang hidup dengan
ukuran lebih kecil darinya.
6) Taiga
Daerah berhutan lebat di kawasan utara yang memiliki tumbuhan besar yang selalu
hijau dan memiliki runjung. Hewan-hewan di daerah taiga mencangkup hewan kecil
seperti tikus, terwelu, shrew dan lain-lain. Sedangkan hewan berukuran lebih besar
seperti beruang, moose, elk, rusa, dan lain-lain. Terdapat salju nyaris sepanjang
tahunnya.
7) Tundra
Daerah padang rumput yang termodifikasi di kawasan utara atas. Sedemikian dinginnya
sehingga terdapat tanah beku permanen dibawahnya. Musim tumbuh yang pendek di
musim panas pada daerah atas yang memungkinkan beberapa vegetasi rerumputan
bertahan hidup. Hewan pada tundra mencangkup burung, lemming, rubah.

8) Hutan Gugur Temperat


Daerah yang kaya akan tumbuhan yang menggugurkan daunnya pada saat musim
dingin, sesemakan yang diselingi rumput dan tumbuhan kriptogamik seperti lumut dan
paku. Musim dingin yang bergantian dengan musim panas yang hangat dan curah hujan
yang cukup. Hewan-hewan melimpah mulai dari tikus, tupai, rakun, sampai serigala dan
singa gunung.

2. Air Tawar
1) Danau
a. Daerah litoral, contoh hewan : siput dan remis, serangga, krustacea, ikan, amfibi,
reptilia air dan semi air seperti kura-kura dan ular, itik dan angsa.
b. Daerah limnetik, contoh hewan : Zooplankton yang sebagian besar termasuk Rotifera
dan udang-udangan.
c. Daerah profundal, contoh hewan : cacing dan mikroba.
d. Daerah bentik, contoh hewan : bentos dan sisa-sisa organisme mati.
2) Sungai, contoh hewan : ikan, mikroba, siput,

3. Air Laut
1) Laut, contoh hewan : ikan laut, paus, hiu, gurita, cumi-cumi dan lain-lain.
2) Pantai, contoh hewan : porifera, anemon laut, remis dan kerang, siput herbivora dan
karnivora, kepiting, landak laut, bintang laut, dan ikan-ikan kecil dan beragam hewan
invertebrata.
Estuari (muara), contoh hewan : cacing, kerang, kepiting, dan ikan.
Terumbu Karang, contoh hewan : berbagai invertebrata, mikro organisme, siput, landak
laut, bintang laut, dan ikan karnivora.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Ekosistem adalah kesatuan komunitas dengan lingkungannya yang membentuk
hubungan timbal balik. Ekosistem tersusun atas dua komponen utama, yaitu komponen
biotik dan komponen abiotik. Komponen biotik adalah komponen ekosistem yang hidup
yang terdiri dari makhluk hidup yang meliputi tumbuhan, hewan dan manusia.
Komponen abiotik adalah komponen ekosistem yang tak hidup yang meliputi tanah, air,
udara, cahaya matahari, suhu atau temperature, mineral dan gas.
Hubungan antara makhluk hidup dengan lingkungannya akan membentuk
ekosistem. Ekosistem merupakan tempat berlangsungnya hubungan antara makhluk
hidup dengan lingkungannya.

3.2 Saran
Penulis telah berusaha maksimal dalam menyusun makalah ini. Namun, jika
masih ditemukan kelemahan dan kekurangan, maka kami sangat mengharapkan kritikan
dan saran-saran dari pada pembaca untuk kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, Reece & Simon. 2007. Essential Biology. San Fransisco : Pearson.
Fried, George H & George J. Hademenos. 2005. Biologi Edisi Kedua. Jakarta :
Erlangga.
Kurniawan, Arif dkk. 2008. Biology Insight “Mengkaji Kehidupan, Memupuk
Keimanan”. Jawa Tengah : Hamudha Prima Media Publishing.
Pratomo, Suko dan Barlia, Lili. 2006. Basic Pendidikan Lingkungan. Bandung: UPI
PRESS.
http://id.wikipedia.org/wiki/Ekosistem (Diakses 20 Februari 2016).
http://id.wikipedia.org/wiki/Rantai_makanan (Diakses 20 Februari 2016).

Anda mungkin juga menyukai