14.1 Pendahuluan
Di sekitar permukaan bumi, udara yang tidak terpengaruh oleh sumber polusi lokal
memiliki komposisi yang sangat konstan. Analisis udara biasanya dilakukan pada sampel dari
semua jejak uap air yang telah menguap. Komposisi udara bebas-kelembaban (udara kering)
adalah diberikan berdasarkan volume dan massa pada Tabel 14.1. , Sejauh ini Argon
membentuk fraksi terbesar dari gas monoatomik. Pada kenyataannya Nilai berat molekul yang
diberikan di bawah ini adalah untuk argon
Namun, ada gas lain yang hadir di atmosfer seperti uap air yang agak berbeda dengan
yang lain dimana konsentrasinya yang sangat bervariasi dari dari satu tempat ke tempat yang
lain dan dari satu waktu ke waktu yang lain. Ini karena tekanan dan suhu yang ada di dalam
selimut udara/atmosfer yang menyelimuti planet kita juga mengandug air dalam bentuk gas,
cair atau padat , sehingga munculnya awan, hujan, salju dan es. Penguapan air, terutama dari
lautan, ditambah dengan gerakan angin, menghasilkan dan mengangkut uap air melalui
atmosfer. Peningkatan tekanan atau penurunan suhu dapat mengakibatkan kondensasi uap air
membentuk awan yang nantinya dapat menghasilkan tetesan yang cukup besar untuk
diendapkan sebagai hujan, salju atau hujan es.
Di planet lain dengan atmosfer dan medan gravitasi yang sangat berbeda, perubahan
fasa yang serupa terjadi pada gas lain. Karena konsentrasi variabelnya di atmosfer bumi, air di
udara telah menjadi subjek studi khusus, yaitu disebut psikometri (kondisi udara/perubahan
fase udara).
Perubahan fase sangat penting dalam batas-batas lingkungan tertutup, termasuk sistem
ventilasi bawah permukaan. Perubahan fasa es hingga cair dan es menjadi uap terjadi di
tambang yang terletak di iklim dingin dan, khususnya, jika terletak di lapisan es di bawah tanah.
Namun, sebagian besar variasi kelembaban yang terjadi pada aliran udara bawah tanah
disebabkan oleh penguapan air dalam fase cair atau kondensasi uap air. Bab ini berkonsentrasi
pada perubahan fase antara air dalam fase cair dan uap air. Hampir semua tambang
menghasilkan air dari lapisan-lapisan batuan dan / atau teknik penekanan debu. Bahkan dengan
mineral higroskopis dari tambang evaporasi (kaya tambang garam), kandungan uap air pada
saluran/jalur udara kembali/udara keluar biasanya lebih tinggi dari pada udara masuk.
Kondisi lain, jika tidak ada air dalam fase cair, maka panas dari lapisan batuan itu akan
langsung masuk ke aliran udara, menyebabkan kenaikan suhu udara yang akan dirasakan oleh
termometer. Ini adalah peningkatan panas yang pada umumnya terjadi di udara.
Contoh-contoh ini menggambarkan bahwa jika kita memprediksi secara kuantitatif efek
dari panas lapisan batuan, aliran air, mesin atau pendingin udara, maka kita perlu memiliki
metode analisis yang memperhitungkan kelembaban.
Alasan kedua untuk mempelajari psychrometry adalah efek panas dan kelembaban dari
tubuh manusia. Ini diperiksa secara rinci dalam Bab 18. Namun, untuk saat ini, kami akan
berkonsentrasi pada pengembangan sarana untuk mengukur hubungan psychrometric yang
memungkinkan prediksi yang akan dibuat dari suhu dan variabel iklim lainnya di lingkungan.
Sebagian besar persamaan psikometri yang digunakan dalam praktik didasarkan pada
pernyataan bahwa udara adalah campuran gas-gas sempurna dan bahwa udara itu sendiri
berperilaku sebagai gas yang sempurna. Dalam rentang suhu dan tekanan yang masuk akal
untuk toleransi manusia, asumsi/pernyataan tersebut menghasilkan akurasi yang dapat
diterima. Mayoritas bab ini mengasumsikan hukum gas yang sempurna. Namun, di area
tertentu dari beberapa fasilitas bawah tanah, (termasuk kemungkinan skenario penambangan
di masa mendatang) atmosfer akan memerlukan kontrol, tetapi tidak harus dalam rentang yang
dapat diterima secara fisiologis. Untuk alasan ini, hubungan yang lebih akurat termasuk dalam
bab ini yang memperhitungkan penyimpangan dari hukum gas yang sempurna.
Di dalam campuran, molekul uap air (H2O) berada dan menempati volume yang sama,
seperti nitrogen, oksigen dan gas-gas lain yang membentuk udara. Kita dapat mengasumsikan,
bagaimanapun, dengan tidak adanya reaksi kimia atau penambahan gas lainnya, udara adalah
hanya konsentrasi uap air yang bervariasi, karena penguapan dan kondensasi. Aliran massa sisa
udara tetap konstan.
Ini adalah cara/pengertian yang mudah, meskipun agak buatan, untuk membagi udara
menjadi massa tetap "udara kering" dan asosiasinya serta variable massa uap. Untuk sebagian
besar tujuan, kita dapat mengatakan bahwa kadar air (kelembaban) adalah gram atau kilogram
uap air per (dibagi) kilogram "udara kering". Kadang-kadang, kita dapat menggunakan ukuran
alternatif gram atau kilogram uap per kilogram campuran nyata dari udara dan uap. Sepanjang
bab ini kita akan menggunakan istilah "udara" untuk mengartikan campuran sebenarnya dari
udara dan uap air, dan "udara kering" untuk fraksi yang tidak termasuk uap air. Oleh karena
itu, kadar air 0,02 kg / kg udara kering berarti bahwa dalam setiap 1,02 kg udara terdapat 0,02
kilogram adalah uap air dan 1 kilogram adalah "udara kering".
Untuk menghitung massa uap air yang terkait dengan setiap kilogram "udara kering",
marilah kita melakukan eksperimen imajiner
Misalkan kita memiliki bejana tertutup bervolume V (m3) yang mengandung 1 kg udara
kering sempurna pada tekanan (Pa) Pascal dan suhu T derajat (Kelvin). Jika kita memasukkan
X kg uap air pada suhu yang sama, tekanan di dalam bejana akan meningkat menjadi:
P = Pa + e (Pascal)
di mana e adalah tekanan parsial yang diberikan oleh uap air (hukum Dalton tentang tekanan
parsial untuk gas yang sempurna). Baik udara dan uap air menempati volume yang sama, V,
dan berada pada suhu yang sama, T.
Masalahnya adalah menentukan massa uap air, X, jika kita hanya dapat mengukur
tekanan awal dan akhir, Pa dan P.
Pa V = 1 x Ra T J (14.2)
Dilakukan subtitusi pada persamaan 14.1 dan 14.2 (V nya yang disubtitusi), hasilnya:
Namun, tekanan absolut (barometrik) dalam bejana itu
P = Pa + e
Sehingga:
Dimasukkan nilai konstanta gas yang sudah diberikan (Ra dan Rv), sehingga:
Ini menunjukkan bahwa kadar air dari bejana dalam kg per kg udara kering, asalkan
tekanan parsial uap air, e, dapat diketahui. Ini, tentu saja, hanya perbedaan antara tekanan
absolut awal dan akhir. Namun, e dapat ditentukan secara independen, seperti yang akan kita
lihat nanti di bab ini.