Anda di halaman 1dari 53

GANGGUAN MENTAL

ORGANIK
DYAS MODESTY – YARSI
ESTI PUJI LESTARI – YARSI
INDIRA KHAIRUNNISA EFFENDI - UIN

Pembimbing: dr. Ismoyowati putri, SP.KJ

Kepaniteraan ilmu kesehatan jiwa


Rumah sakit jiwa dr. soeharto heerdjan
2018
DEFINISI

“ Gangguan mental yang berkaitan dengan


penyakit/gangguan sistemik atau otak yang

dapat didiagnosis tersendiri

GANGGUAN MENTAL ORGANIK


Gambaran Utama

Gangguan fungsi kognitif

• Misal: daya ingat, daya pikir, daya belajar

Gangguan sensorium

• Gangguan kesadaran dan perhatian

Sindrom dengan manifestasi yg menonjol

• Persepsi (halusinasi)
• Isi pikir (waham)
• Suasana perasan dan emosi (depresi, gembira, cemas)
Gangguan Mental Organik
F00 Demensia pada penyakit Alzheimer
F01 Demensia Vaskular

F02 Demensia pada penyakit lain YDK

F03 Demensia YTT

Sindrom Amnesik Organik bukan akibat alkohol dan zat psikoaktif


F04
lainnya

F05 Delirium bukan akibat alkohol dan zat psikoaktif lainnya

F06
Gangguan mental lainnya akibat kerusakan dan disfungsi otak dan
penyakit fisik
Gangguan kepriadian dan perilaku akibat penyakit,
F07
kerusakan,kerusakan dan disfungsi otak
F09 Gangguan mental organik atau simtomatik YTT
Berdasarkan Revisi Diagnostic Statistical of Mental
Disorders edisi ke IV (DSM-IV-TR) istilah Gangguan Mental Organik
diubah menjadi Gangguan Kognitif (memori, bahasa, atau atensi)
yang merupakan gejala kardinal pada delirium,
demensia, dan gangguan amnesik.

01 DELIRIUM

02 DEMENSIA

03 GANGGUAN AMNESTIK
DELIRIUM

“ “
sindrom yang ditandai dengan adanya gangguan
kesadaran yang mengakibatkan
penurunan fungsi kognitif
Etiologi

Penyakit pada SSP Endocrine dysfunction


O Epilepsi, Trauma kepala, O Adrenal insufficiency,
Infeksi, Neoplasma, hiperthyroidism, hypothyroidism
metabolic encephalopathy

Penyakit sistemik Metabolic disorders


O Gagal jantung O Hepatic/uremic encephalopathy

Intoksikasi atau withdrawal


obat-obatan
O Amitryptiline, doxepin, imipramine,
thioridazine, chlorpromazine,
benzodiazepin, opioid, alcohol
Gambaran Klinis
Prodromal
• Lelah, cemas, iritabel, tidur terganggu

Gangguan Kesadaran
• Penurunan kejernihan kesadaran terhadap lingkungan

Kewaspadaan
• Hiperaktivitas atau hipoaktivitas

Gangguan Pemusatan Perhatian


• Kesulitan untuk mempertahankan, memusatkan dan
mengalihkan perhatian
Orientasi
• Ringan : Gangguan orientasi waktu
• Berat : Gangguan orientasi tempat dan orang
Gambaran Klinis
Bahasa dan Kognitif
• Abnormalitas bahasa dan inkoherensi
• Daya ingat dan fungsi kognitif umum terganggu

Persepsi
• Halusinasi visual dan auditorik sering ditemukan

Mood
• Marah, mengamuk, ketakutan tak beralasan

Gangguan Tidur- Bangun


• Agitasi pada malam hari (Sundowning)

Gejala Neurologi
• Difasia, tremor, asteriksis, inkoordinasi, inkontinensia urin
PEDOMAN DIAGNOSIS
DELIRIUM BUKAN AKIBAT ALKOHOL DAN ZAT PSIKOAKTIF
LAINNYA
Gangguan kesadaran dan perhatian
• Berkabut hingga koma
• Menurunnya kemampuan untuk mengarahkan, memusatkan,
mempertahankan, dan mengalihkan perhatian

Gangguan kognitif secara umum


• Distorsi persepsi, ilusi dan halusinasi
• Hendaya daya pikir dan pengertian abstrak, dengan atau tanpa
waham yang bersifat sementara, tetapi sangart khas
• Hendaya daya ingat segera dan jangka pendek, namun daya
ingat jangka panjang relatif utuh
• Disorientasi waktu, pada kasus yang berat dapat terjadi
disorientasi tempat dan orang
DELIRIUM BUKAN AKIBAT ALKOHOL DAN ZAT
PSIKOAKTIF LAINNYA

Gangguan psikomotor
• Hipo atau hiper aktivitas dan pengalihan aktivitas yang tidak
terduga dari satu ke yang lain
• Waktu bereaksi yang lebih panjang
• Arus pembicaraan yang bertambah atau berkurang
• Reaksi terpanjat meningkat

Gangguan siklus tidur-bangun


• Insomsia atau, pada kasus yang berat, tidak dapat tidur sama sekali
atau terbaliknya tidur siklus bangun; mengantuk pada siang hari
• Gejala yang memburuk pada malam hari
• Mimpi yang menggangu atau mimpi buruk, yang dapat berlanjut
menjadi halusinasi setelah bangun tidur
DELIRIUM BUKAN AKIBAT ALKOHOL DAN ZAT
PSIKOAKTIF LAINNYA

Gangguan emosional
• Misalnya depresi, anxietas atau takut, lekas marah, euforia,
apatis, atau rasa kehilangan akal

Onset biasanya cepat, perjalanan penyakitnya hilang timbul


sepanjang hari, dan keadaan itu berlangsung kurang dari 6
bulan
DELIRIUM vs DEMENSIA

DELIRIUM DEMENSIA
HISTORY Akut Kronis
ONSET Cepat Insidious
DURASI Hari - minggu Bulan - tahun
PERJALANAN Fluktuatif Kronik progresif
PENYAKIT
TINGKAT Fluktuatif Normal
KESADARAN
DELIRIUM DEMENSIA
ORIENTASI Terganggu Cukup baik

AFEKTIF Iritabel Labil

PROSES PIKIR Sering terganggu Ada penurunan

GANGGUAN Terganggu -
PERSEPSI
PSIKOMOTOR Terganggu Normal

TIDUR Terganggu sekali Terganggu

ATENSI Terganggu sekali Kurang


REVERSIBEL Sering Tidak
FARMAKOTERAPI

2 gejala utama yang memerlukan pengobatan:

•Psikosis : Haloperidol 2 – 10 mg I.M, bila pasien sudah tenang


berikan per oral 1/3 dosis saat pagi hari dan 2/3 dosis saat tidur.
Dosis efektif kisaran 5 – 50 mg.

•Insomnia : Golongan benzodiazepine yang punya waktu paruh


pendek atau menengah seperti Lorazepam 1 – 2 mg sebelum tidur.
Etimologi:
Bahasa latin: De  dari atau keluar dari
Mens  ingatan atau akal
Definisi :
(WHO)
“sindrom neurodegeneratif yang timbul karena adanya kelainan yang bersifat kronis dan
progesifitas disertai dengan gangguan fungsi luhur multiple seperti kalkulasi, kapasitas
belajar, bahasa, dan mengambil keputusan. Kesadaran pada demensia tidak terganggu.
Gangguan fungsi kognitif biasanya disertai dengan perburukan kontrol emosi, perilaku,
dan motivasi”

DEMENSIA
KLASIFIKASI DEMENSIA BERDASARKAN ETIOLOGI

• Demensia tipe Alzheimer


• Demensia Vakular
• Demensia pada penyakit lain:
- penyakit pick
- penyakit Creutzfeldt-Jakob
- penyakit huntington
- penyakit parkinson
- HIV
- DLL ( Trauma kepala, tumor, obat2/toksin, gangguan
metabolik, gangguan nutrisi, gangguan inflamasi kronik)
Faktor Risiko
• Demensia tipe Alzheimer:
- lebih banyak pada perempuan
- riwayat keluarga menderita demensia tipe Alzheimer
- Kelainan neurotransmitter
• Demensia vaskular paling umum pada:
- usia 60 – 70 tahun
- lebih banyak pada laki-laki
- terdapat riwayat hipertensi
Gambaran Klinis
• Penurunan fungsi intelektual
• Gangguan Daya Ingat
• Orientasi
• Gangguan Bahasa
• Perubahan Kepribadian
• Psikosis
• Gangguan lain: psikiatrik dan neurologis
• Gangguan daya ingat :
– Gangguan daya ingat merupakan ciri awal dan menonjol pada demensia
yang mengenai korteks, seperti demensia tipe Alzheimer
– mula2 ringan & untuk peristiwa yg baru terjadi
– Progresivitas semakin buruk, hanya informasi awal yang masih tersisa

• Orientasi:
– Karena daya ingat penting untuk orientasi (orang, tempat & waktu)
sehingga dapat mengalami hendaya pula
• Gangguan bahasa:
– Proses demensia pada korteks mempengaruhi
kemampuan berbahasa.
– Ditandai oleh cara berkata yang samar, tidak cermat,
stereotip, sirkumstansial, pasien juga sulit menyebut
nama objek atau benda

• Perubahan kepribadian:
– Sifat kepribadian yang sudah ada sebelumnya menjadi
semakin kuat
– Pasien demensia bisa juga menjadi introvert dan kurang
peduli dengan orang lain
– Pasien dengan gangguan pada frontal & temporal
menjadi iritabel & eksplosif (mudah marah)
• Psikosis :
– Sekitar 20-30% pasien demensia mengalami halusinasi dan 3
0-40% mempunyai delusi terutama paranoid atau tuduhan
dan bersifat tidak sistematis
– Agresifitas bersifat fisik & bentuk kekerasan lain juga dialami
pd pasien demensia
• Gangguan lain
– Psikiatrik : depresi dan gangguan cemas adalah gejala utama
pada 40 – 50% pasien demensia. Dapat juga menunjukan
tertawa atau menangis yang patologis, yaitu emosi yang
ekstrim tanpa adanya provokasi
– Neurologis: afasia, apraksia, agnosia, kejang, refleks primitive
( refleks genggam, menghisap, kaki tonik, palmomental), nyeri
kepala, pusing, tanda neurologis fokal, dan lain lain.
Diagnosis Demensia
Menurut PPDGJ III :
•Adanya penurunan kemampuan daya ingat dan daya pikir, yang
sampai mengganggu kegiatan harian seseorang seperti : mandi,
berpakaian, makan, kebersihan diri, buang air besar dan kecil
•Tidak ada gangguan kesadaran
•Gejala dan disabilitas sudah nyata paling sedikit 6 bulan
F00 Demensia pada penyakit
alzheimer
Kriteria diagnostik demensia pada penyait alzheimer:
-Terdapat gejala demensia
-Onset yang tersembunyi dengan deteriorasi lambat
-Tidak adanya bukti klinis, atau temuan dari penyelidikan khusus, yang menyatakan ba
hwa otak atau sistemik lain yang dapat menimbulkan demensia (cth: hipertiroid, hiperk
alsemia, hematoma subdural dll)
-Tidak adanya serangan apoplektik mendadak, atau gejala neurologis kerusakan. otak
fokal seperti: hemiparesis, hilangnya daya sensorik, defek lapangan pandang mata, dll
) hemiparesis, hilangnya daya sensorik, defek lapangan pandang mata dan inkoordina
si dalam masa dini dari gangguan itu (walau fenomena ini dikemudian hari dapat bertu
mpang tindih)
Demensia pada penyakit Alzheimer
• Penyakit degeneratif otak primer
• Etiologi belum diketahui
• Gambaran neuropatologis dan neurokimia yang
khas
• Biasanya onset dan berkembang secara lambat
dalam beberapa tahun ( 2 atau 3 tahun)
Onset dini F00.0
•Onset sebelum usia 65 tahun
•Perkembangan gejala cepat dan progresif
•Riwayat keluarga alzheimer

Onset Lambat F00.1


•Onset sesudah usia 65 tahun
•Perkembangan penyakit lambat
•Gangguan daya ingat sebagai gambaran utama
•Riwayat keluarga alzheimer

Tipe tak khas/ campuran F00.2


•Yang tidak sesuai dengan F00.1 dan F00.2
•Merupakan demensia alzheimer + vaskular
F01 DEMENSIA VASKULAR
• Kriteria diagnostik demensia pada penyakit vaskular:
a. terdapat gejala demensia
b. hendaya fungsi kognitif biasanya tidak merata, jadi mungkin dapat
hilangnya daya ingat, hendaya intelek, dan tanda neurologis fokal
a. Daya tilik diri (insight) dan daya nilai (judgment) secara relatif tetap baik
b. Suatu onset yang mendadak atau kemunduran yang lambat laun serta terda
patnya tanda/gejala neurologis fokal
c. Adanya gambaran penyerta: hipertensi, labilitas emosional dengan
depresif sementara, tangis dan tawa yang meledak dan episode ke
sadaran berkabut
- Yang khas adanya riwayat iskemia sepintas (TIA)
dengan gangguan kesadaran sepintas
- Paresis yang sejenak atau hilangnya penglihatan
- Hendaya daya ingat dan daya pikir menjadi nyata
- Dapat mendadak, biasa pada usia lanjut sesudah
satu episode iskemik yang jelas
- Etiologi: infark otak karena penyakit vaskular
termasuk penyakit hipertensi serebrovaskular
- Infark kecil  efek kumulatif
• Pedoman diagnostik
- gejala demensia
- Hendaya fungsi kognitif biasanya tidak merata
- insight dan judgment atau deteriorasi
bertahap, terdapat tanda dan gejala neurologis
fokal
- pada beberapa kasus  penetapan hanya
dengan CT Scan atau pemeriksaan
neuropatologis
PEMERIKSAAN DEMENSIA
MMSE (Mini Mental Status Examination) adal
ah salah satu metode test yang paling sering
digunakan untuk mendiagnosa demensia

HVLT : Hopkins Verbal Learning Test


Pengobatan
• Pengobatan Famakologis
benzodiazepine untuk insomnia dan kecemasan
antidepresan untuk depresi
antipsikotik untuk waham dan halusinasi
• Faktor psikodinamik
• Terapi lain meliputi nutrisi yg baik, latihan fisik yg sesuai, rekreasi dan terapi
aktifitas.
• Perhatian terhadap masalah penglihatan, pendengaran dan terapi yg terkait
kondisi medik spt infeksi sal.kencing, infeksi kulit, disfungsi kardiopulmoner
• Perhatikan faktor risiko cerebrovaskular (hipertensi, DM, obesitas, hiperlipide
mi, peny.jantung dan ketergantungan alkohol); pasien yang merokok disaran
kan berhenti.
F04. sindrom amnestik organik, bukan akibat
alkohol dan zat psikoaktif lainnya
F04. sindrom amnestik organik, bukan akibat
alkohol dan zat psikoaktif lainnya
• gangguan amnestik ditandai terutama oleh gejala tunggal
suatu gangguan daya ingat yang menyebabkan gangguan
bermakna dalam fungsi sosial atau pekerjaan.

diagnosis gangguan amnestik tidak dapat dibuat


jika mempunyai tanda lain dari gangguan
kognitif, atau jika mempunyai gangguan
perhatian (attention) atau kesadaran. diagnosis
dibuat apabila pasien tidak mempunyai tanda
lain dari gangguan kognitif.
F04. sindrom amnestik organik, bukan akibat
alkohol dan zat psikoaktif lainnya
ETIOLOGI:
struktur neuroanatomis yang paling terlibat: struktur diensefalon (nuklei dorsomedial &
mediana talamus) dan struktur lobus midtemporal (hipokampus, amigdala)

keterlibatan lobus frontal  gejala konfabulasi dan apatis

kondisi yang mendasari:


• kondisi medis sistemik
• defisiensi tiamin, hipoglikemia
• kondisi otak primer (kejang, trauma kepala, tumor serebral, penyakit serbrovaskul
ar, prosedur bedah pada otak, ensefalitis, hipoksia, amnesia global transien, terapi
elektrokonvulsif, multipel sklerosis).
• penggunaan obat golongan benzodiazepine (triazolam)  amnesia anterograd
F04. sindrom amnestik organik, bukan akibat
alkohol dan zat psikoaktif lainnya

KRITERIA DIAGNOSTIK (PPDGJ-III):

• adanya hendaya daya ingat, berupa berkurangnya daya ingat jangka pendek (lemahnya kemam
puan belajar materi baru; amnesia anterograd dan retrograd, dan menurunnya kemampuan untu
k mengingat dan mengungkapkan pengalaman telah lalu dalam urutan terbalik menurut kejadian
nya

• riwayat atau bukti nyata adanya cedera, atau penyakit pada otak (terutama bila mengenai strukt
ur diensefalon dan temporal medial secara bilateral)

• tidak berkurangnya daya ingat segera (immediate recall), tidak ada gangguan atensi dan kesada
ran, dan tidak ada hendaya intelektual secara umum
F04. sindrom amnestik organik, bukan akibat
alkohol dan zat psikoaktif lainnya

DIAGNOSIS BANDING:

• sindrom organik lain dengan hendaya daya ingat yang menonjol (f00-f03, f0
5)
• amnesia disosiatif (f44.0)  biasanya mengenai kejadian penting yang baru
terjadi (selektif)
• hendaya daya ingat akibat gangguna depresif (f30-f39)
• berpura-pura dengan menampilkan keluhan hilangnya daya ingat (z76.5)
• sindrom amnestik akibat alkohol (korsakov) (f10.6)
F04. sindrom amnestik organik, bukan akibat
alkohol dan zat psikoaktif lainnya

PENGOBATAN:

• Pendekatan utama adalah mengobati penyebab dasar dari gangguan amn


estik. Setelah resolusi episode amnestik, suatu jenis psikoterapi dapat me
mbantu pasien menerima pengalaman ke dalam kehidupannya.
• Intervensi psikodinamika mungkin mempunyai nilai yang baik bagi pasien
yang menderita gangguan amnestik yang disebabkan oleh kerusakan pad
a otak.
F04. sindrom amnestik organik, bukan akibat
alkohol dan zat psikoaktif lainnya

Fase
Fase
Fase pemulihan pemulihan
pemulihan
pertama ketiga
kedua
(integratif)

pasien tidak mampu


memproses apa yang terjadi realisasi tentang kejadian Kesedihan terhadap ingatan
karena pertahanan ego yang cedera timbul, pasien yang hilang merupakan ciri
sangat besar, membuat mungkin menjadi marah. penting fase ini.
klinisi menjelaskan kepada
pasien tentang apa yang
terjadi
F06. GANGGUAN MENTAL LAINNYA AKIBAT
KERUSAKAN DAN DISFUNGSI OTAK DAN
PENYAKIT LAIN
F06. gangguan mental lainnya akibat kerusakan
dan disfungsi otak dan penyakit fisik

PEDOMAN DIAGNOSTIK (PPDGJ-III)

• Adanya penyakit, kerusakan atau disfungsi otak, atau penyakit fisik sistemik yang diketahui berhubun
gan dengan salah satu sindrom mental yang tercantum

• Adanya hubungan waktu (dalam beberapa minggu atau bulan) Antara perkembangan penyakit yang
mendasari dengan timbulnya sindrom mental

• Kesembuhan dari gangguan mental setelah perbaikan atau dihilangkannya penyebab yang mendasar
inya

• Tidak adanya bukti yang mengarah pada penyebab alternatif dari seindrom mental ini (faktor keluarga
/pencetus)
Gangguan Mental Organik
F06. 0 Halusis organik
F06. 1 Gangguan katatonik organik
F06. 2 Gangguan waham organik
F06. 3 Gangguan mood (afektif) organik

F06. 4 Gangguan anxietas organik

F06. 5 Gangguan disosiatif organik


F06. 6 Gangguan astenik organik
F06. 7 Gangguan kognitif ringan
F06. 8 Gangguan mental YDT akibat kerusakan dan disfungsi otak dan
penyakit fisik
F06. 9
Gangguan mental YTT akibat kerusakan dan disfungsi otak dan
penyakit fisik
F06.1 HALUSIS ORGANIK

• Kriteria umum tersebut diatas (F06)


• Adanya halusinasi dalam segala bentuk yang menetap atau berulang
• Kesadaran yang jernih ( tidak berkabut)
• Tidak ada penurunan fungsi intelek yang bermakna
• Tidak ada gangguan afektif yang menonjol
• Tidak jelas adanya waham

F06.2 GANGGUAN KATATONIK ORGANIK

• Kriteria umum tersebut diatas (F06)


• Disertai salah satu dibawah ini:
– Stupor (berkurang atau hilang sama sekali gerakan spontan dengan mutisme, n
egativism, dan posisi tubuh yang kaku)
– Gaduh gelisah (hipermotilitas yang kasar dengan atau tanpa kecenderungan unt
uk menyerang)
– Kedua-duanya (silih berganti secara cepat dan tak terduga)
F06.2 GANGGUAN WAHAM ORGANIK (LIR-SKIZOFRENIA)

• Kriteria umum tersebut diatas (F06)


• Disertai: waham yang menetap atau berulang (waham kejar, tubuh yang berubah, cem
buru, penyakit, atau kematian dirinya atau orang lain)
• Halusinasi, gangguan proses piker, atau fenomena katatonik tersendiri, mungkin ada
• Kesadaran dan daya ingat tidak terganggu

F06.3 GANGGUAN AFEKTIF ORGANIK

• Kriteria umum tersebut diatas (F06)


• Disertai kondisi yang sesuai dengan salah satu diagnosis dari gangguan yang tercant
um dalam F30-F33:
F06.30 gangguan manik organik
F06.31 gangguan bipolar organik
F06.32 gangguan depresif organik
F06.33 gangguan afektif organik campuran
F06.4 GANGGUAN CEMAS (ANXIETAS) ORGANIK

• Gangguan yang ditandai oleh gambaran utama dari gangguan cemas menyeluruh (F4
1.1), gangguan panic (F41.0) atau campuran dari keduanya, tetapi timbul sebagai akib
at gangguan organic yang dapat menyebabkan disfungsi otak (seperti epilepsi lobus t
emporalis, tirotoksikosis, atau feokromositoma)

F06.5 GANGGUAN DISOSIATIF ORGANIK

• Gangguan yang memenuhi persyaratan untuk salah satu gangguan dalam gangguan
disosiatif (F44.-) dan memenuhi kriteria umum untuk penyebab organik
F06.6 GANGGUAN ASTENIK ORGANIK

• Gangguan yang ditandai oleh labilitas atau tidak terkendalinya emosi yang nyata dan
menetap, kelelahan, atau berbagai sensasi fisik yang tidak nyaman (seperti pusing), d
an nyeri, sebagai akibat adanya gangguan organic (sering terjadi dalam hubungan de
ngan penyakit serebrovaskuler atau hipertensi)

F06.7 GANGGUAN KOGNITIF RINGAN

• Gambaran utamanya adalah turunnya penampilan kognitif (termasuk hendaya daya i


ngat, daya belajar, sulit berkonsentrasi, tidak sampai memenuhi diagnosis demensia (
F00-F03), sindroma amnestic organic (F04) maupun delirium (F05.-)
• Gangguan ini dapat mendahului, menyertai, atau mengikuti berbagai macam ganggu
an infeksi dan gangguan fisik, baik serebral maupun sistemik
F06.8 GANGGUAN MENTAL LAIN YDT AKIBAT KERUSAKAN DAN DIS
FUNGSI OTAK DAN PENYAKIT FISIK

• Contohnya ialah keadaan suasana perasaan (mood) abnormal yang terjadi ketika dal
am pengobatan dengan steroid atau obat anti fepresi
• termasuk: psikosis epileptik YTT

F06.9 GANGGUAN MENTAL YTT AKIBAT KERUSAKAN DAN DISFUNG


SI OTAK DAN PENYAKIT FISIK
F06. GANGGUAN KEPRIBADIAN DAN PERILAKU
AKIBAT PENYAKIT, KERUSAKAN DAN DISFUNGSI
OTAK
F 07 Gangguan kepribadian dan perilaku akibat penyakit,
kerusakan, dan disfungsi otak

• Harus didapatkan bukti objektif (PF, pemeriksaan neurologis, dan lab) dan/
atau riwayat penyakit, kerusakan dan disfungsi otak.

• Tidak ada kesadaran berkabut atau penurunan ingatan yang signifikan.

• Tidak ada cukup bukti untuk penyebab alternatif dari gangguan kepribadian
atau kebiasaan yang membenarkan penempatan gangguan kepribadian de
wasa dengan kategori kebiasaan lain.
F 07.0 Gangguan Kepribadian Organik
• Riwayat yang jelas atau hasil pemeriksaan yang menunjukkan adanya
penyakit, kerusakan, atau disfungsi otak

• Disertai, dua atau lebih gambaran berikut:

(a) Penurunan yang konsisten dalam kemampuan untuk mempertahankan


aktivitas yang bertujuan, terutama yang memakan waktu lebih lama dan
penundaan kepuasan

(b) Perubahan perilaku emosional, ditandai oleh labilitas emosional,


kegembiraan yang dangkal dan tak berlasan, mudah berubah dan menjadi
iritabilitas atau cetusan amarah dan agresi yang sejenak; pada beberapa
keadaan, apatis dapat merupakan gambaran yang menonjol
(c) Pengunngkapan kebutuhan dan keinginan tanpa mempertimbangkan
konsekuensi atau kelaziman sosial (pasien mungkin terlibat dalam keadaan
disosial seperti mencuri, bertindak melampaui batas kesopanan. Kurang
memperhatikan kebersihan dirinya)

(d) Gangguan proses pikir, dalam bentuk curiga atau pikiran paranoid,
dan/atau preokupasi berlebihan pada satu tema yang biasanya abstrak
(contoh: agama)

(e) Kecepatan dan arus pembicaraan berubah dengan nyata, seperti


sirkumstansial, bicara banyak (over-inclusiveness), alot (viscosity), dan
hipergrafia

(f) Perilaku seksual yang berubah


F 07.1 sindroma pasca-ensefalitis

• Sindrom ini mencakup perubahan perilaku sisa (residual) setelah kesembu


han dari seuatu ensefalitis virus atau bacterial

• Gejalanya tidak khas dan berbeda dari satu orang ke orang lain, dari satu
penyebab infeksi ke penyebab infeksi lainnya, dan yang pasti berkaitan de
ngan usia pasien saat terkena infeksi

• Sindrom ini terjadi sesudah trauma kepala (biasanya cukup hebat sampai
berakibat hilangnya kesadaran) dan termasuk beberapa gejala yang berag
am seperti nyeri kepala, pusing (tidak seperti gambaran vertigo), kelelahan
, iritabilitas, sulit berkonsentrasi dan melakukan suatu tugas mental, henda
ya daya ingat, insomnia, menurunnya toleransi terhadap stress, gejolak e
mosional, atau terlibat alkohol
F 07.1 sindroma pasca-ensefalitis

• Sindrom ini mencakup perubahan perilaku sisa (residual) setelah kesembu


han dari seuatu ensefalitis virus atau bacterial

• Gejalanya tidak khas dan berbeda dari satu orang ke orang lain, dari satu
penyebab infeksi ke penyebab infeksi lainnya, dan yang pasti berkaitan de
ngan usia pasien saat terkena infeksi

• Sindrom ini terjadi sesudah trauma kepala (biasanya cukup hebat sampai
berakibat hilangnya kesadaran) dan termasuk beberapa gejala yang berag
am seperti nyeri kepala, pusing (tidak seperti gambaran vertigo), kelelahan
, iritabilitas, sulit berkonsentrasi dan melakukan suatu tugas mental, henda
ya daya ingat, insomnia, menurunnya toleransi terhadap stress, gejolak e
mosional, atau terlibat alkohol
TERIMAKASIH 

Anda mungkin juga menyukai