PENDAHULUAN
Angka kematian ibu dan angka kematian perinatal dapat digunakan sebagai parameter
angka kematian bayi di Indonesia tahun 2004 35 per 1000 kelahiran hidup yaitu hampir 5
kali lipat dibandingkan dengan Thailand dan 1,3 kali dibandingkan dengan Filipina. Sasaran
Millenium Development Goals (MDGs) yaitu Angka Kematian Bayi (AKB) menjadi 23 per
1.000 kelahiran hidup pada tahun 2015, perlu upaya percepatan yang lebih besar dan kerja
keras karena kondisi saat ini, AKB menjadi 26 per 1.000 kelahiran hidup (Depkes,
infeksi 24 - 30%, prematuritas atau Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) 15 - 20%,
Menurut Wiknjosastro (2005), bahwa sebagian besar bayi yang meninggal dalam
minggu pertama ialah bayi prematur. Menurut Surasmi dkk (2003), Prematuritas adalah
bayi dengan masa kehamilan atau berat badan terletak antara persentil ke-10 sampai
persentil ke-90 pada kurva pertumbuhan intra uterin. Etiologi kelahiran prematur
diantaranya faktor ibu meliputi gizi ibu saat hamil yang kurang, umur ibu kurang dari 20
tahun atau diatas 35 tahun, jarak hamil dan bersalin terlalu dekat, faktor pekerja terlalu
komplikasi hamil seperti pre eklampsia, eklampsia, ketuban pecah dini. Faktor janin
meliputi cacat bawaan, infeksi dalam rahim dan faktor lain yang masih belum diketahui
(Manuaba, 2008).
Maturasi fungsi system organ merupakan syarat bagi bayi untuk mampu beradaptasi
dengan lingkungan di luar rahim. Bayi prematur fungsi sistem organnya belum matur
sehingga dapat kesulitan untuk beradaptasi dengan lingkungan. Oleh karena itu
Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang penulis lakukan di Rumah Sakit Umum
Daerah Dr. Moewardi dari bulan Januari – Desember 2011 terdapat 1462 kelahiran hidup,
dari keseluruhan jumlah tersebut bayi lahir normal 1169 (79,96%), bayi lahir dengan
asfiksia 100 (6,84%), bayi lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR) 80 (5,47%), bayi
lahir dengan prematur 73 (4,99%) dan bayi lahir dengan kelainan 40 (2,74%).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1) Bayi baru lahir juga disebut neonatal yaitu bayi yang sehat dan
normal yang akan segera menarik nafas dan menangis, menggerakkan
tangan dan kakinya (Mochtar, 2002).
2) Bayi baru lahir adalah kelahiran bayi umur 0-28 hari (Winkjosastro,
2005).
b. Klasifikasi bayi baru lahir
a) Preterm infant atau bayi prematur, yaitu bayi yang lahir pada
umur kehamilan tidak mencapai 37 minggu.
b) Term infant atau bayi cukup bualan (mature aterm) yaitu bayi
yang lahir pada umur kehamilan lebih dari 37-42 minggu.
c) Post term infant atau bayi lebih bulan (posterm postmature) yaitu
bayi yang lahir pada umur kehamilan sesudah 42 minggu (Surasmi
dkk, 2003).
c. Karakteristik bayi baru lahir
BBLR adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 2500
gram tanpa memandang kehamilan (Wiknjosastro, 2005).
2) Asfiksia
Asfiksia adalah keadaan dimana bayi baru lahir tidak dapat bernapas
secara spontan dan teratur. Bayi dengan riwayat gawat janin
sebelum lahir, umumnya akan mengalami asfiksia pada saat
dilahirkan. Masalah ini erat hubungannya dengan gangguan
kesehatan ibu hamil, kelainan tali pusat, atau masalah yang
mempengaruhi kesejahteraan bayi selama atau sesudah persalinan
(Asuhan Persalinan Normal, 2007).
3) Sindrom gangguan pernafasan
Hipotermi yaitu suhu tubuh bayi dibawah 360C serta kadua tangan
dan kaki teraba dingin, sedang suhu normal adalah 36,50C – 37,50C
(Muslihatun, 2010).
5) Tetanus Neonatorum
d) Gunakan penghangat
Tabel 2.1
Nilai apgar (NA)
Skor 0 1 2 NA
Seluruh tubuh
Apperance Badan merah
pucat kemerah-
(warna kulit) Ekstremitas biru
merahan
Pulse rate
Tidak ada Kurang dari 100 Lebih dari 100
(frekuensi nadi)
Grimace (reaksi Sedikit gerakan
Tidak ada Batuk/ bersin
rangsangan) mimic (grimace)
Ekstrimitas dalam
Activity (tonus otot) Tidak ada Gerakan aktif
sedikit fleksi
Lemah/ tidak
Respiration Tidak ada Baik/ menangis
teratur
Jumlah
Sumber: Varney (2007)
g. Pemeriksaan Reflek
2) Faktor kehamilan
b) Hamil ganda
c) Perdarahan antepartum
3) Faktor janin
a) Cacat bawaan
Alat tubuh yang prematur belum berfungsi seperti bayi matur. Oleh
karena itu ia mengalami banyak kesulitan hidup untuk di luar uterus
ibunya bersangkutan dengan kerja sempurna alat-alat dalam tubuhnya
maka mudah timbul komplikasi, diantaranya :
1) Suhu tubuh
2) Pernafasan
Etiologi :
Faktor ibu BBLR
Faktor kehamilan
Faktor janin
Faktor yangbelum Diagnosa Bayi Lahir Prematur
diketahui
Dismatur
Penanganan :
1) Jaga suhu tubuh
Bayi sembuh :
2) Cegah infeksi
3) Pengawasan nutrisi 1) Kenaikan BB
4) Penimbangan 2) KU membaik
5) Kolaborasi dokter 3) Bayi dibawa pulang
Gambar 2.1 Patofisiologi Bayi Baru Lahir dengan Prematur (modifikasi)
Sumber : Manuaba, 2008
d. Karakteristik bayi prematur
12) Alat kelamin pada laki-laki, pigmenasi dan rugae pada skrotum
kurang. Testis belum turun kedalam skrotum. Untuk bayi perempuan
klitoris menonjol. Labia minora belum tertutup oleh labia miyora.
13) Tonus otot lemah, sehingga bayi kurang aktif dan pergerakannya
lemah.
14) Fungsi saraf belum atau kurang matang maengakibatakan refleks
hisap dan menelan serta batuk masih lemah atau tidak efektif dan
tangisannya lemah.
15) Jaringan kelenjar mammae masih kurang akibat pertumbuhan otot
dan jaringan lemak masih kurang
16) Verniks caseosa tidak ada atau sedikit (Surasmi dkk, 2003)
e) Kamar bayi cukup sinar matahari pintu dan jendela dalam keadaan
tertutup untuk mencegah hilangnya panas secara radiasi dan
konveksi.
2) Pemberian makanan
Komplikasi :
Tidak ada Bayi sianosis/ sukar
Sukar bernafas
bernafas (frekuensi < 30/
Kesukaran
pemberian minum 1) Rooming in
Ikterus 2) Dorongan ibu untuk
Infeksi Penatalaksanaan :
mulai menyusui
satu jam pertama Beri O2 lewat kateter
3) Cegah infeksi
4) Pengawasan nutrisi
5) Menjaga suhu
Penatalaksanaan :
1) Beri O2 lewat kateter hidung/
Nasal prong
2) Beri minuman melalui NGT
menggunakan pipet Berat badan bayi
3) Menjemur bayi di pagi hari
normal
4) Berikan gentamisin, 4 mg/ kg BB
IM benzil penisillin
5) Bungkus bayi dan hangatkan
membranhialin.
1. Pengertian
Data subyektif adalah data yang didapat dari pasien sebagai suatu
pendapatan terhadap suatu situasi dari kajadian (Nursalam, 2003)
meliputi :
1) Identitas / biodata antara lain :
ras.
i) Agama : Untuk mengetahui motivasi kepada
2) Keluhan utama
Berisi hari pertama haid terakhir (HPHT), hari perkiraan lahir (HPL),
frekuensi pemeriksaan ante natal (ANC), yang memeriksa, keluhan,
imunisasi, golongan darah ibu dan ayah, ibu hamil beberapa dan
keadaan sekarang bagaimana (Wiknjosastro, 2005). Pada kasus bayi
premature disebabkan karena hamil dengan hidramnion, hamil ganda
dan perdarahan antepartum (Manuaba, 2008).
4) Riwayat penyakit kehamilan
2) Pemeriksaan umum
(1) Suhu
4) Pemeriksaan reflek
a) Reflek moro
Data Subjektif :
13) Alat kelamin pada laki-laki, pigmentasi dan rugae pada skrotum
kurang. Testis belum turun kedalam skrotum. Untuk bayi
perempuan klitoris menonjol. Labia minora belum tertutup oleh
labia mayora.
14) Tonus otot lemah, sehingga bayi kurang aktif dan
pergerakannya lemah.
15) Verniks caseosa tidak ada atau sedikit
16) Apgar score
17) Reflek hisap masih lemah
2. Masalah
Langkah ini bila ada kegawatan maka bidan harus bertindak segera
menentukan bentuk kolaborasi yang paling tepat untuk keselamatan pasien
(Varney, 2007). Pada bayi prematur biasanya dirawat di dalam incubator
dengan suhu 350C, bungkus bayi dan memasang lampu di dekat tempat tidur
bayi ( Saifuddin, 2003).
Langkah 5 : Perencanaan Asuhan
5. Mandikan bayi tiap beberapa hari sekali dan kaji reflek hisap
(Surasmi, 2003).
Langkah 6 : Implementasi
yaitu :
6. Memandikan bayi tiap beberapa hari sekali dan kaji reflek hisap
(Surasmi, 2003).
Langkah 7 : Evaluasi
c. Nutrisi terpenuhi
e. BB meningkat
DAFTAR PUSTAKA
Alimul, H. A. 2004. Kebutuhan Dasar Manusia. Buku Saku Praktikum. Jakarta :
EGC.
Arif, ZR, dkk. 2009. Neonatus dan Asuhan Keperawatan Anak. Yogyakarta :
Nuha Offset.
Depkes RI. 2004. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini
Tumbuh Kembang Anak.