Anda di halaman 1dari 2

OBAT HIGH ALERT

No. Dokumen: No Revisi: Halaman


/ /XII/2015 00 1/2

RSUD LANDAK

Terbit Tanggal: Ditetapkan


Direktur RSUD Landak
STANDAR 05 Desember 2015
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Pius Edwin Wiwin
NIP. 19741107 200604 1003

Definisi Obat High Alert (obat yang memerlukan kewaspadaan tinggi) adalah obat
Operasional yang memiliki risiko tinggi menyebabkan bahaya bermakna pada pasien
bila obat yg digunakan secara salah.
Tujuan Untuk pasien safety
Kebijakan 1. Daftar obat high alert ditentukan oleh instalasi farmasi (daftar
terlampir) termasuk didalamnya :
- Elektrolit pekat
- Narkotika
- Sitotatika
- Obat Look Alike Sound Alike (LASA)
2. Instalasi farmasi bersama dengan komite medic membuat panduan
penanganan obat high alert
3. Setiap Depo Farmasi, ruang rawat, poliklinik harus memiliki daftar
high alert dan panduan penanganan obat high alert
4. Setiap tenaga kesehatan harus mengetahui penanganan khusus untuk
obat high alert
5. Obat high alert harus disimpan terpisah dan akses terbatas
Prosedur A. Peresepan
1. Dokter meresepkan obat high alert secara tertulis
(manual/elektronik), kecuali pada kondisi emergensi dapat
dilakukan secara verbal/lisan
2. Dokter memastikan bahwa peresepan sudah lengkap dan benar
dalam hal indikasi, ketepatan dosis, dosis, rute pemberian
B. Penyimpanan
1. Pisahkan obat-obat yang termasuk obat high alert sesuai dengan
daftar obat high alert
2. Tempelkan stiker merah pada sekeliling bertuliskan “High Alert”
pada setiap obat high alert
3. Berikan selotip merah pada sekeliling tempat penyimpanan obat
high alert yang terpisah dari obat lainnya
4. Simpan obat sitostatika secara terpisah dari obat high alert lainnya
dengan label mengikuti SPO Label Khusus Perbekalan Farmasi
Tertentu
5. Simpan obat narkotika sesuai dengan SPO penyimpanan obat
narkotika
C. Penyiapan
1. Apoteker/asisten apoteker menverifikasi resep obat high alert
sesuai Buku Panduan Penanganan High Alert
2. Beti tanda setiap obat high alert pada lembar resep dengan diparaf
diakhir penulisan obat high alert
3. Jika apoteker tidak ada ditempat, maka penanganan obat high alert
dapat didelegasikan pada asisten apoteker yang sudah ditentukan
4. Dilakukan pemeriksaan kedua oleh petugas farmasi yang berbeda
PENANGANAN RESEP YANG TIDAK TERBACA
No Revisi: Halaman
01/SPO.MPO-4/9/2017
00 2/2
Terbit Tanggal: Ditetapkan
Direktur RSUD Landak
30 September 2017
RSUD LANDAK

STANDAR
PROSEDUR dr. Pius Edwin Wiwin
OPERASIONAL NIP. 19741107 200604 1003

sebelum obat diserahkan ke petugas kesehatan lain/ pasien (untuk


obat tertentu) dan keduanya menuliskan inisial nama pada lembar
resep
5. Apoteker/ asisten apoteker menyerahkan obat high alert kepada
petugas kesehatan lain/ pasien (untuk obat tertentu) dengan
memberikan kejelasan yang memadai atau meminta mereka untuk
membaca teliti panduan penanganan obat high alert
D. Pemberian
1. Sebelum perawat memberikan obat high alert kepada pasien maka
perawat lain harus melakukan pemeriksaan kembali secara
independen yang terdiri dari:
a. Kesesuaian antar obat dengan rekam medic? Instruksi dokter
dan dengan kardeks
b. Ketepatan perhitungan dosis obat
c. Identitas pasien
2. Perawat yang memberikan obat high alert secara infuse harus
memastikan:
a. Ketepatan kecepatan tetesan infuse
b. Jika obat lebih dari satu, maka tempelkan label nama obat pada
syringe pump dan setiap ujung jalur selang
3. Setiap kali pasien pindah ruang rawat, perawat pengantar
menjelaskan kepada perawat penerima pasien bahwa pasien
mendapatkan obat high alert
Dokumen Terkait 1. Resep
2. Kartu Instruksi pemberian Obat (KIPO)
3. Rekam medic
Unit Terkait 1. Dokter
2. Perawat
3. Apoteker / asisten apoteker

Anda mungkin juga menyukai