Anda di halaman 1dari 7

literatur pembahasan modul 6

Kromatografi merupakan teknik pemisahan dan indentifikasi senyawa dalam suatu campuran dengan
memanfaatkan sifat adsorbsi pada suatu permukaan atau kelarutan suatu senyawa dalam suatu pelarut.
Metode ini tak hanya populer digunakan di laboraturium tetapi juga banyak digunakan dalam skala
industri khususnya dalam pemisahan produk sintesis senyawa.

Jenis dan Prinsip Dasar Kromatografi

Semua metode kromatografi menggunakan satu fasa statis (stationary phase) dan satu fasa mobile
(mobile phase). Kemudian metode ini akan melibatkan beberapa fenomena, yaitu: adsorpsi, partitisi,
pertukaran ion, ataupun eksklusi molekul.

https://mystupidtheory.com/kromatografi-pengertian-dan-prinsip/

Kromatografi adalah metode pemisahan secara fisika yang mana komponen-komponen yang akan
dipisahkan terbagi di antara 2 fase, yaitu fase diam dan fase gerak yang bergerak pada arah tertentu
(IUPAC, 1993)

PRINSIP DASAR

• Kesetimbangan konsentrasi komponen-komponen yang dituju antara 2 fase yang tidak saling campur
yaitu fase diam dan fase gerak

• Perbedaan migrasi senyawa-senyawa berperan pada pemisahannya sehingga kedua fase dibuat
mempunyai kelarutan atau afinitas yang berbeda

farmasi.fkunissula.ac.id>Default>files

Faktor Retardasi (Rf), merupakan parameter kromatografi kromotogon kertas dan kromatografi lapis
tipis. Harga Rf merupakan ukuran kecepatan migrasi suatu komponen pada kromatografi dan pada
kondisi tetap merupakan peranan karakteristik dan produksibel. Dengan Am dan As masing-masing
adalah luas wilayah fase bergerak dan luas wilayah fase diam. Rf adalah perbandingan jarak yang
ditempuh zat terlarut terhadap jarak yang ditempuh pelarut (Yaxid, 2005)

http://ceengineermu.weebly.com/kromato-grafi.html

http://unityofscience.org/kromatografi-lapis-tipis/
Ada beberapa faktor yang menentukan harga Rf yaitu:

a. Pelarut

Disebabkan pentingnya koefisien partisi, sehinga perubahan dalam komposisi pelarut dapat
menyebabkan perubahan harga Rf .

b. Suhu Perubahan dalam suhu merubah koefisien partisi dan juga kecepatan aliran. c. ukuran dari
bejana

Volume dari bejana mempengaruhi homogenitas dari atmosfer jadi mempengaruhi kecepatan
penguapan dari komponen-komponen pelarut dari kertas.

d. Kertas Pengaruh utama kertas pada harga Rf timbul dari perubahan ion dan serapan, yang berbeda
untuk macam-macam kertas. Kertas mempengaruhi kecepatan aliran, dan juga mempengaruhi pada
keseimbangan partisi.

e. Sifat dari campuran

Berbagai senyawa mengalami partisi diantara volumme-voleme yang sama dari fase tetap dan bergerak
( Hardjono Sastrohamidjoyo.1991 ).

http://digilib.unimus.ac.id/download.php?id=2961

Sebelum dilakukan pengembangan kromatografi dilakukan penjenuhan eluen terlebih dahulu dalam
chamber. Penjenuhan eluen berfungsi untuk meratakan tekanan uap eluen dalam chamber sehingga
pengelusian dapat serapan kecepatannya dan untuk mengotimalkan proses pengembangan fase gerak.
Penjenuhan chamber dilakukan dengan menambahkan pada fasa gerak methanol dan etil asetat yyang
ada dalam chamber dengan cara meletakkan kertas saring pada chamber. Penambahan kertas saring
berfungsi agar penguapan yyang terjadi dalam chamber merata sehingga udara di dalam schamber tetap
jenuh dakan pelarut. Selama proses penjenuhan chamber harus ditutup dengan rapat kemudian
dididamkan beberapa lama dan dijaga agar tidak mengalami pergeseran untuk mencegah terjadinya
ketidakjenuhan pelarut. Kondisis jenuh dalam chamber dengan uap pelarut mencegah penguapan
pelarut. Waktu penjenuhan chamber harus diperhatikan agar chamber tidak lewat jenuh ang dapat
memperlambat proses elusi dan menghasilkan pemisahan yang kurang baik.

Percobaan kali ini bertujuan untuk memahami metode penetapan kadar zat aktif pada sediaan
parasetamol secara kuantitatif dengan KLT-Spektrofotometer. Kromatografi lapis tipis merupakan suatu
metode pemisahan campuran analit dengan mengelusinya melalui fasa diam yang datar pada plat
penyangga. Suatu campuran zat dapat dipisahkan dengan teknik KLT berdasarkan perbedaan afinitas
masing-masing komponen terhadap fase gerak dan fase diamnya. Komponen yang telah terpisah besar
serapannya dapat ditentukan dari perbandingan antara serapan sampel dan bakunya. Instrumentasi
pada TLC scanner terdiri dari sumber cahaya, alat seleksi lamdha, system kondensor dan focus, system
optic, detector fotosinsitisasi, mekanisme menggerakkan lempeng ke bawah berkas cahaya terfokus.
Dalam percobaan ini fase diam yang digunakan adalah silica gel berukuran 7 x 10 cm. sedangkan fase
geraknya berupa methanol dan etil asetat dengan perbandingan 3 : 1. Methanol merupakan senyawa
semipolar karena memiliki gugus –OH yang bersifat polar dan gugus –CH3 yang bersifat non polar. Oleh
sebab itu methanol digunakan sebagai fase gerak untuk pemisahan senyawa yang menggunakan silica
gel yang bersifat polar sebagai fase diam. Selain itu pula sampel yang digunakan dalam percobaan ini
adalah parasetamol yyyang dilarutkan dalam etanol. Penggunaan pelarut etanol yang bersifat semi polar
diharapkan agar proses pengelusian tidak berlangsung cepat ataupun tidak berlangsung lambat. Proses
pengelusian yang terlalu cepat ataupun lambat juga tidak baik untuk hasil pemisahan nantinya.

http://www.kimia.clas.web.id/2015/01/kimia-kromatografi-1-percobaan-5.html?m=1

Hasil pemisahan di antaranya dipengaruhi oleh pemilihan terhadap bahwa fase yang digunakan. Fase
diam (adsorbsi) harus berukuran partikel seragam, bersifat inert terhadap zat uji dan cukup aktif.
Sehingga memungkinkan perambatan zat uji. Adanya zat pengukur dapat menyebabkan adsorbsi tidak
reversibel atau talling pada senyawa yang akan dipisahkan. Pemisahan yang lebih baik akan diperoleh
dengan mengolah terlebih dahulu adorben dengan suatu senyawa yang dapat teradsorbsi kuat sebagai
dasar digunakan adorben yang polaritasnya dengan zat uji.

Teknik pemisahan kromatografi kolam partisi sangat mirip dengan kromatografi kolom adsorbsi.
Perbedaan utamanya terletak pada sifat dari penyerap yang digunakan. Pada kromatografi kolom partisi
penyerapannya berupa muatan padat berpori seperti hieselguler. Selulosa atau silika gel yang
permukaannya dilapisi dengan zat cair (Biasanya air). Dalam hal ini zat padat hanya berperan sebagai
penyangga (penyokong) dan zat cair sebagai fase diamnya (Sastrohomidjojo, 1985)

Fase diam zat cair umumnya adsorbsikan pada penyangga padat yang sejauh mungkin inert terhadap
senyawa-senyawa yang akan dipisahkan. Zat padat yang digunakan sebagai penyokong harus menyerap
dan menahan fase diam, serta harus membuat permukaannya seluas mungkin untuk mengalirnya fase
bergerak. Dalam kromatografi partisi fase bergeraknya dapat berupa zat cair atau zat gas yang mengalir
membawa kmponen-komponen campuran sepanjang kolom. Jika fase bergeraknya dari zat cair, akan
diperoleh kromatografi partisi cair-cair

http://ceengineermu.weebly.com/kromato-grafi.html
http://unityofscience.org/kromatografi-lapis-tipis/

Kromatografi kertas merupakan kromatografi dasar terbaku yang merupakan salah satu alat analisis yang
sering digunakan untuk memisahkan dan meneliti komponen dalam suatu campuran. Kromatografi
kertas hanya menggunakan satu jenis fasa diam yaitu selulosa yang bersifat polar.

Kromatografi kertas dapat diubah polaritasnya dengan cara inpregnasi atau pembaceman antara lain
dengan asetilasi, fosforilasi, fomilasi atau dengan senyawa yang bersifat lififilik seperti paraffin, vaselin,
undekan dengan cara tersebut kromatografi kertas dapat digunakan sebagai kromatografi fase terbalik.
Fase diam yang berupa kertas merupakan selulosa yang banyak mempunyai gugus OH sehingga bersifat
polar. Pemisahan dapat terjadi secara adsorbs bila tanpa air. Tetapi bilaa ada air dan digunakan pelarut
organic sebagai eluen terjadi peristiwa partisi pada pemisahannya dengan demikian kromatografi kertas
dapat digunakan untuk memisahkan senyawa polar.

Selain kertas whatman dalam tehnik kromatografi dapat pula digunakan kertas selulosa murni. Kertas
selulosa yang dimodifikasi dan kertas serat kaca. Untuk memilih kertas yang menjadi pertimbangan
adalah tingkat dan kesempurnaan pemisahan, difusivitas pembentukan spot, efek tailing, pembentukan
komet serta laju pergerakan pelarut terutama untuk teknik descending dan juga kertas seharusnya
menolak air. Seringkali nilai Rf berbeda dari satu kertas dengan kertas lainnya. Pengotor-pengotor yang
terdapat pada kertas saring adalah ion-ion Ca+. Mg2+, Fe3+, Cu2+

Kromatografi kertas ini dipakai untuk memisahkan zat warna dasar tinta, karena diketahui warna tinta
terdiri dari beberapa komponen warna penyusun. Kromatografi juga mempunyai arti teknik pemisahan
suatu zat yang didasarkan pada perbedaan migrasi, komponen-komponen yang dipisahkan antara dua
fase.

Pemisahan dengan cara kromatografi dibedakan dalam dua fase yaitu fase diam dan fase gerak. Sehingga
dapat dikatakan bahwa kromatografi ialah teknik pemisahan yang didasarkan pada perbedaan kecepatan
migrasi komponen-komponen yang dibedakan atas dua fase yaitu fase gerak dan fase diam. Apabila dua
fase tersebut tidak ada maka proses kromatografi tidak akan berjalan. Oleh karena itu pada kromatografi
selalu ada fase yaitu:

 Zat yang dianalisis merupakan fase mobile (bergerak)


 Fase stationer (diam) tempat dimana zat (sampel) bergerak.

Polaritas dalam kromatografi memegang peranan sangat penting karena dalam kromatografi sifat
polaritas khususnya digunakan sebagai petunjuk sifat zat terlarut, adsorben, dan senyawa yang akan
dipisahkan. Air yang termasuk zat pelarut konfigurasi elektronnya dan geometri molekulnya dapat
menghasilkan dipol permanen yang sangat kuat. Oleh karena itu air dianggap memilki polaritas yang
sangat kuat. Senyawa lain yang memiliki atom oksigen seperti alcohol, keton, eter, dan ester memilki
dipol yang lemah dari pada air, oleh karena itu polaritasnya juga kecil. Oleh karena itu pula air lebih cepat
terserap oleh kertas saring daripada isopropyl alcohol sehingga pembentukan spot-spot noda lebih cepat
terbentuk pada fase gerak yang menggunakan air.

Akuades menghasilkan dipol permanen yang sangat kuat karena memilki polaritas yang sangat kuat
sehingga apabila dicelupkan tinta spidol biasa kedalamnya warna akan menghasilkan variasi warna noda.
Hal ini dikarenakan tinta spidol bersifat polar juga. Warna yang terbentuk dari hasil kromatografi kertas
dengan tinta hitam adalah ungu pudar, ungu tua, ungu violet, oranye, hijau tua, kuning, dan biru. Tinta
hitam tersusun oleh berbagai warna. Proses terbentuknya warna tersebut dimulai dari persiapan
membuat fase pendukung yang berupa kertas saring dengan ukuran 10x2 cm. pada ujung atas dan
bawah diberi jarak 1 cm dan ditandai dengan pensil. Harus digunakan pensil karena pensil tidak akan ikut
terelusi sehingga tidak mengkontaminasi zat yang sedang diteliti. Setelah itu ditotolkan tinta yang akan
diteliti pada garis tepi bawah lalu celupkan pada akuades dan biarkan hingga terjadi elusi. Perhatikan
juga bahwa keadaan kertas saring harus lurus agar proses terjadi elusi tidak terganggu dan juga totolan
tinta jangan sampai tercelup ke dalam pelarut atau fase gerak, apabila sampai tercelup maka terjadinya
elusi akan dua arah, yatu ke atas dank e bawaj juga. Serta akan tercampur dengan pelarut, sehingga
terjadi kontaminasi dan praktek akan gagal.

Proses pada setiap praktikum sama, hanya diganti pelarut atau fase geraknya serta warna tintanya
sebagai perbandingan. Spot noda yang terbentuk dari tinta warna hitam dengan pelarut isopropyl
alcohol adalah biru muda dan ungu muda. Sedangkan untuk tinta warna merah dengan pelarut akuades
spot noda yang terbentuk berwarna ungu, merah muda dan kuning. Untuk tinta merah dengan pelarut
isopropyl alcohol spot noda yang terbentuk adalah merah muda dan ungu.

Dari hasil praktikum spot noda terbentuk kemudian diukur dari panjang masing-masing spot noda. Dan
Rf atau waktu tambat dapat diketahui. Faktor-faktor yang mempengaruhi harga Rf adalah jarak yang
ditempuh komponen dan jarak yang ditempuh pelarut. Faktor ini didapat dari rumus harga Rf yaitu:
panjang jarak fase diam/panjang jarak fase gerak.

Dari hasil percobaan didapat harga Rf untuk pelarut akuades dengan tinta hitam harga Rf berturut-turut
adalah 0,375; 0,2125; 0,125; 0,1125; 0,05; 0,05; 0,0875 dan dengan tinta merah Rf berturut 0,6; 0,3375;
0,0625. Harga Rf untuk pelarut isopropyl alcohol dengan tinta hitam Rf berturut-turut adalah 0,0375;
0,1375; dan dengan tinta merah harga Rf berturut-turut adalah 0,5125; 0,225.

Prinsip dari kromatografi kertas yaitu berdasarkan perbedaan koefisien dari zat-zat terhadap dua fase
tetapi sebagai pendukung disini adalah kertas saring yang sifatnya kapiler. Pelarut yang sering digunakan
ialah pelarut yang cepat menyerap sehingga akan naik lebih cepat. Metode kromatografi kertas ini
digunakan karena peralatan yang dipakai tidak perlu alat-alat yang teliti dan mahal. Dimana hasil-hasil
yang lain dapat diperoleh dengan peralatan dan materi-materi yang sangat sederhana. Jadi dengan
metode kromatografi kertas kita sudah dapat melakukan percobaan dengan hasil yang baik.,

http://www.kimia.clas.web.id/2014/12/praktikum-kimia-kromatografi-1_12.html?m=1

Harga Rf berubah sesuai dengan kondisi percobaan karena itu identifikasi sebaikanya di lakukan dengan
menggunakan baku pembanding yang sama dengan uji kromatogram yang sama. Jika zat uji yang di
identifikasi dan baku pembanding itu sama, terdapat kesesuaian dalam warna dan harga Rf pada semua
kromatogram dan kromatogram dari campuran menghasilkan harag Rf adalah 1,0.

Kromatografi kertas tergolong kromatografi cairn dengan kertas sebagai zat pendukung karena kertas
atau serat-serat selulosa merupakan adsorben lemah yang hidrofil, adsorbs zat oleh kertas tidak terlalu
kuat dan terdesak oleh air. Air atau bagian yang lebih polar dari cairan yang di pakai sebagai eluen akan
berlaku sebagai fase stasioner jadi kromatografi kertas dapat di golongkan sebagai jenis kromatografi
cairan-cairan dan mekanisme pemisahan yang dominan adalah partisi. Oleh gaya kapiler dari kertas, fase
mobil dapat bergerak naik, mendatar maupun menurun.

Eluen (pelarut, cairan pengelusi) pada kromatografi kertas biasanya merupakan campuran 2 komponen
atau lebih, yang berlaku sebagai fase mobil selanjutnya adalah bagian campuran yang kurang polar.
Nilai Rf pada percobaan ini berkisar 0,3-0,9. Nilai Rf tidak boleh lebih dari 1.

Hasil warna yang terbaca di kertas whatman ialah warna ungu terurai menjadi ungu muda dan pink,
warna biru terurai menjadi warna biru muda, biru tua, dan ungu, warna merah terurai menjadi warna
orange dan pink.

http://diahindahpratiwi.co.id/2014/01/kromatografi-kertas.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai