37 2058 1 SM PDF
37 2058 1 SM PDF
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan kemampuan pemecahan
masalah pada mata pelajaran Matematika melalui penerapan model pembelajaran
Problem Based learnig (PBL). Subjek pada penelitian ini berjumlah 28 orang. Data yang
dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data tentang kemampuan pemecahan masalah
matematika dengan metode observasi dan tes. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa
penerapan model pembelajaran Problem Based learning (PBL) dapat meningkatkan
kemampuan pemecahan masalah yakni dari siklus I ke siklus II sebesar 16,42% dari
kriteria sedang menjadi tinggi. Hasil penelitian menunjukan bahwa model pembelajaran
Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah
pada mata pelajaran Matematika.
Abstract
The purpose of this study was to determine the increase in problem solving skills in the
subjects of Mathematics through the application of problem based learning model learnig
(PBL). Subjects in this study amounted to 28 people. The data collected in this study is
the data on the ability of solving mathematical problems with the method of observation
and tests. These results indicate that the application of problem based learning model
learning (PBL) can enhance the problem solving capabilities of the first cycle to the
second cycle of 16.42% of the criteria were to be high. The results showed that the
learning model of Problem Based Learning (PBL) can enhance problem-solving abilities
in the subjects of Mathematics.
Matematika sebagai ilmu yang statik ke model PBL untuk meningkatkan kemampuan
Matematika sebagai ilmu yang bersifat pemecahan masalah Matematika dalam
dinamik generatif. Jika dikaitkan dengan proses pembelajaran.
PBL, perubahan pandangan ini telah Dalam Kamus Umum Bahasa
berimplikasi pada berubahnya aspek Indonesia, Matematika adalah “ilmu tentang
pedagogis dalam pembelajaran yang lebih bilangan-bilangan, hubungan antara
menekankan pada Matematika sebagai bilangan, dan prosedur oprasional dalam
pemecahan masalah dan pengembangan penyelesaian masalah mengenai bilangan”
kemampuan berpikir Matematika pada (Poerwadarminta. W. J. S, 1984:637).
siswa. Siswa dapat lebih aktif, kreatif, dan Matematika menurut pandangan
inovatif pada proses pembelajaran. Riedesel, et all (1996:170) adalah sebagai
Berdasarkan hal tersebut, penerapan PBL berikut. 1). Matematika bukan sekedar
dalam pembelajaran sangat membantu aritmetika. Maksudnya, kurikulum
peningkatan kualitas pembelajaran dan mutu Matematika terutama untuk sekolah dasar
siswa. hanya dipandang sebagai kumpulan
Namun sayangnya, penerapan PBL keterampilan berhitung seperti penjumlahan,
dalam pembelajaran Matematika masih pengurangan, perkalian, dan pembagian
jarang dilakukan guru. Berdasarkan hasil bilangan. 2). Matematika merupakan
observasi pada tanggal 3 Oktober 2012 di problem posing dan problem solving. Dalam
kelas V SD No 2 Sepang secara umum kegiatan Matematika, pada dasarnya anak
proses pembelajaran Matematika di kelas akan berhadapan dengan dua hal yakni
tersebut dominan berpusat pada guru. Guru masalah-masalah apa yang mungkin muncul
selalu mengajar Matematika dengan metode atau diajikan dari sejumlah fakta yang
ceramah. Hal tersebut menyebabkan banyak dihadapi (problem posing) serta bagaimana
siswa yang pasif dalam mengikuti proses menyelesaikan masalah tersebut (problem
pembelajaran. Mereka lebih banyak diam, solving). 3). Matematika merupakan studi
mendengarkan penjelasan dan tidak mau tentang pola dan hubungan. Dalam aktifitas
bertanya apabila belum mengerti. Selain itu, ini tercakup kegiatan memahami,
siswa jarang diberikan soal-soal pemecahan membicarakan, membedakan,
masalah yang berkaitan dengan kehidupan mengelompokkan, serta menjelaskan pola
sehari-hari. Jika ada beberapa soal baik berupa bilangan atau fakta-fakta lain.
pemecahan masalah, mereka masih kurang 4). Matematika merupakan bahasa. Sebagai
paham menyelesaikan soal-soal tersebut. bahasa, Matematika menggunakan istilah
Akibatnya, kemampuan pemecahan serta simbol-simbol yang didefinisikan
masalahnya pun rendah. secara tepat dan berhati-hati. 5). Matematika
Berdasarkan hasil wawancara merupakan cara dan alat berpikir. Karena
dengan guru Matematika kelas V, beberapa cara berpikir yang dikembangkan dalam
upaya yang pernah dilakukan untuk Matematika menggunakan kaidah-kaidah
mengatasi permasalahan yang terjadi, penalaran yang konsisten dan akurat, maka
diantaranya adalah membimbing siswa Matematika dapat digunakan sebagai alat
dalam mengerjakan soal. Kelemahannya, berpikir yang sangat efektif untuk
tidak semua siswa dapat dibimbing karena memandang berbagai permasalahan
karakteristik siswa yang berbeda serta termasuk di luar Matematika sendiri. 6).
jumlah yang cukup banyak. Matematika merupakan pengetahuan yang
Berpijak dari hal tersebut, perlu adanya berkembang secara dinamik. Perubahan
perbaikan model ataupun metode yang pandangan ini telah berimplikasi pada
diterapkan dalam pembelajaran. Salah berubahnya aspek pedagogis dalam
satunya adalah dengan menerapkan model pembelajaran yang lebih menekankan pada
PBL. dengan model PBL ini dapat Matematika sebagai pemecahan masalah
membantu siswa menjadi lebih paham dan pengembangan kemampuan berfikir
terhadap materi ajar, mendorong untuk matematika.7). Matematika adalah aktifitas
mampu memecahkan masalah, dan dapat (doing matematics). Selain melalui aktifitas
memotivasi siswa dalam belajar. Maka darii yang dikembangkan dalam Matematika
itu dalam penelitian ini akan diterapkan sendiri, proses pengembangan Matematika
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)
baru tersebut dapat juga diawali dengan keterkaitan dengan apa yang dilakukan oleh
aktivitas di luar dunia Matematika yang akan siswa dalam kehidupannya, dan (6)
bisa meningkatkan kemampuan penalaran pengembangan dan pemahaman penalaran
adaptasi siswa khususnya. matematis, bagaimana siswa dilatih untuk
Berdasarkan pendapat di atas, mengembangkan cara berpikir yang terbuka
Matematika memiliki implikasi yang serta mampu mengeksplor pemikirannya.
signifikan terhadap pembelajaran. Dalam Tujuan pembelajaran Matematika di
pembelajaran Matematika, hendaknya suatu SD menurut Ali (2009:166) adalah sebagai
proses yang memerlukan waktu serta berikut. Anak dapat secara aktif terlibat
merefleksikan adanya sejumlah tahapan dalam proses belajar dan kesempatan untuk
dalam memahami konsep-konsep mengemukakan ide-ide mereka merupakan
Matematika di SD. Interaksi seperti itu hal yang sangat esensial dalam proses
memungkinkan guru dan siswa dapat tersebut, 2) Melatih karakteristik dan
berbagi dan memodifikasi cara berfikir tahapan berpikir yang teridentifikasi dan
masing-masing. Selain itu juga terdapat dapat dipastikan bahwa anak melalui
kemungkinan bagi sebagian siswa untuk tahapan-tahapan tersebut, 3) Belajar
menampilkan argumen serta bagi siswa bergerak dari tahapan yang bersifat konkrit
lainnya memperoleh kesempatan untuk ke tahapan yang lebih abstrak, 4) Mampu
menangkap pola pikir siswa lainnya. Hal untuk menggunakan simbol serta
tersebut dapat menjembatani siswa pada representasi formal serta alamiah
proses belajar yang lebih tinggi. berkembang dari tahapan yang lebih konkrit,
Vygotsky (dalam Ali, 2009:164) 5) Membentuk sikap logis, kritis, kreatif,
menyatakan “pembelajaran Matematika cermat dan disiplin
merupakan proses pemberian pengalaman Berdasarkan pendapat di atas,
belajar kepada siswa melalui serangkaian Matematika memiliki implikasi yang
kegiatan yang terencana sehingga siswa signifikan terhadap pembelajaran. Dalam
memperoleh kompetensi tentang bahan pembelajaran Matematika, hendaknya suatu
Matematika yang dipelajari”. Salah satu proses yang memerlukan waktu serta
komponen yang menentukan ketercapaian merefleksikan adanya sejumlah tahapan
kompetensi adalah penggunaan strategi dalam memahami konsep-konsep
Matematika yang sesuai. Hal tersebut Matematika di SD. Interaksi seperti itu
sejalan dengan pendapat Ali (2009:163) “1) memungkinkan guru dan siswa dapat
topik yang sedang dibicarakan, 2) tingkat berbagi dan memodifikasi cara berfikir
perkembangan intlektual siswa, 3) prinsip masing-masing. Selain itu juga terdapat
dan teori belajar, 4) keterlibatan siswa kemungkinan bagi sebagian siswa untuk
secara aktif, 5) keterkaitan dengan menampilkan argumen serta bagi siswa
kehidupan sehari-hari, dan 6) lainnya memperoleh kesempatan untuk
pengembangan dan pemahaman penalaran menangkap pola pikir siswa lainnya. Hal
matematis. Maksud pendapat ini adalah: (1) tersebut dapat menjembatani siswa pada
topik yang sedang dibicarakan, artinya proses belajar yang lebih tinggi.
mengacu pada prinsip dan metode Secara umum proses pembelajaran
pembelajaran, (2) tingkat perkembangan Matematika di kelas tersebut dominan
intelektual siswa, artinya penerapan model berpusat pada guru. Guru selalu mengajar
pembelajaran disesuaikan dengan Matematika dengan metode ceramah. Hal
karakteristik siswa yang beragam, (3) prinsip tersebut menyebabkan banyak siswa yang
dan teori belajar, dengan memadukan kedua pasif dalam mengikuti proses pembelajaran.
hal tersebut akan lebih menambah Mereka lebih banyak diam, mendengarkan
pemahaman siswa terhadap materi penjelasan dan tidak mau bertanya apabila
pelajaran matematika, (4) keterlibatan siswa belum mengerti. tersebut. Akibatnya,
secara aktif, artinya menuntut siswa kemampuan pemecahan masalahnya pun
berperan secara aktif dalam kegiatan rendah.
pembelajaran, (5) keterkaitan dengan Menurut Polya (dalam Amir, 2009:45)
kehidupan sehari-hari, artinya dalam kemampuan pemecahan masalah adalah
penerapan proses pembelajaran harus ada “proses yang ditempuh oleh seseorang
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)
Persentase Kriteria
90-100 Sangat tinggi
80-89 Tinggi
70-79 Sedang
60-69 Rendah
50-59 Sangat Rendah
(dimodifikasi dari Agung, 2005)
tahap siklus. Tahap siklus yang dilakukan seterusnya sampai keadaan mulai tertib.
selama penelitian adalah dua siklus yaitu Hampir semua siswa sudah tampak begitu
siklus I dan siklus II antusias berdiskusi dan tekun mengerjakan.
Data hasil belajar siklus yang Sebagian besar siswa sudah mengerjakan
terkumpul, selanjutnya dianalisis dengan dengan benar meskipun ada beberapa
menggunakan analisis data deskriptif. Data siswa yang mengerjakan tetapi masih
yang terlebih dahulu dianalisis adalah kurang lengkap dan kurang teliti dalam
menentukan rata-rata (M) skor hasil belajar pengerjaan soal.
siswa pada siklus Setelah rata-rata (M) skor Guru akhirnya menunjuk 2 kelompok
hasil belajar siswa pada siklus diketahui, dan memberikan sedikit motivasi agar
selanjutnya analisis data yang dilakukan mereka berani tampil ke depan, yaitu
adalah menentukan tingkat persentase hasil kelompok Aditya Laksana Putra (Kel.4) dan
belajar siswa dengan cara membandingkan kelompok Agung Arianto (Kel 2). Selama
persentase rata-rata (M%) dengan kriteria presentasi, keenam anggota kelompok
PAP skala 5. Aditya Laksana Putra (Kel.4) aktif
Proses penelitian ini dilakukan dalam mempresentasikan hasil kerja kelompoknya.
dua siklus yang masing-masing siklus terdiri Guru dan peneliti mengawasi jalannya
dari 4 tahapan, yaitu: (1) perencanaan presentasi sambil berkeliling dan membuka
tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) kegiatan diskusi/tanya jawab bagi siswa atau
observasi dan evaluasi, dan (4) refleksi kelompok lain yang ingin memberikan
tindakan. Kegiatan perencanaan tindakan masukan terhadap kelompok penyaji
siklus I dilaksanakan pada hari Senin Sebelum menutup pembelajaran,
tanggal 3 Juni 2013 di ruang guru SD No 2 siswa diminta mengumpulkan lembar
Sepang. Guru bersama peneliti jawaban yang sudah selesai dikerjakan.
mendiskusikan rancangan tindakan yang Guru membuat kesimpulan dari materi yang
akan dilakukan dalam penelitian ini. sudah diajarkan kemudian menutup
Pelaksanaan tindakan I dilaksanakan pembelajaran dengan salam.
dalam 3 kali pertemuan, seperti yang telah Hasil dari pelaksanaan siklus I
direncanakan, yaitu tanggal 4, 5, dan 7 Juni menunjukan adanya peningkatan
2013 di ruang kelas V SD No 2 Sepang. kemampuan pemecahan masalah dengan
Pertemuan dilaksanakan dengan alokasi model PBL, hal ini terbukti dengan keaktifan
waktu 2 jam pelajaran (2 x 35 menit) sesuai siswa dalam mengerjakan permasalahan
dengan skenario pembelajaran dan RPP. yang ditemukan dengan anggota kelompok.
Materi pada pelaksanaan tindakan I ini Meskipun demikian masih ada beberapa
adalah penjumlahan pecahan dengan siswa yang masih ragu dan belum mampu
berpenyebut sama dan tidak sama untuk menyelesaikan pemecahan masalah
Pada pertemuan ini, guru yang mereka temukan.
mendemonstrasikan materi secara jelas dan Pelaksanaan tindakan siklus II
membentuk kelompok belajar. Siswa diminta hampir sama dengan pelaksanaan tindakan
untuk kerja kelompok mengerjakan soal siklus I, hanya pada pelaksanaan tindakan II
latihan yang telah dirancang, kemudian ini terdapat perbaikan yang masih diperlukan
presentasi hasil kerja kelompok setelah soal dari tindakan I. Materi yang disampaikan
latihan selesai dikerjakan dengan waktu pada pelaksanaan tindakan II hampir sama
yang telah ditentukan. Pelaksanaan tindakan dengan pelaksanaan tindakan I, yaitu
petemuan ini dilaksanakan pada tanggal 4 melakukan penjumlahan dan pengurangan
dan 5 juni 2013. pecahan namun pada siklus II dikhususkan
Siswa bergabung dengan anggota melakukan penjumlahan dan pengurangan
kelompoknya untuk mengerjakan tugas berbagai bentuk pecahan.
mengidentifikasi permasalahan untuk Pelaksanaan tindakan I dilaksanakan
Diskusi berlangsung lancar meskipun dalam 3 kali pertemuan, seperti yang telah
awalnya masih banyak yang ramai dan direncanakan, yaitu pada hari selasa 11 juni,
hanya beberapa siswa yang mengerjakan. kamis 13 juni, dan jumat 14 juni 2013.
Guru dan peneliti berkeliling untuk Pelaksanaan tindakan petemuan ini
mengawasi jalannya kerja kelompok. Begitu dilaksanakan pada tanggal 11 dan 13 juni
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)
2013. Pada pertemuan siklus II guru Guru dan peneliti membagikan soal
menjelaskan dan mendemonstrasikan cara untuk evaluasi akhir berupa soal essay dan
melakukan penjumlahan dan pengurangan meminta agar siswa dalam mengerjakan
berbagai bentuk pecahan. dengan jelas dan tidak saling bekerja sama. Guru dan peneliti
dibuka kesempatan tanya jawab, kemudian mengawasi dengan baik agar hasil dari
siswa mengerjakan soal secara evaluasi dapat mencerminkan kemampuan
berkelompok. Diskusi berlangsung lancar, mereka dan memberikan kesempatan
tidak terjadi keributan, keadaan lebih tertib kepada siswa untuk mengerjakan soal
dan terkendali. Guru dan peneliti berkeliling dengan tertib dan tenang.
untuk mengawasi jalannya kerja kelompok Sebelum menutup pembelajaran,
dan memberikan bantuan secara langsung siswa diminta mengumpulkan lembar
kepada kelompok yang mengalami jawaban yang sudah selesai dikerjakan.
kesulitan. Guru dan peneliti juga memberi Guru membuat kesimpulan dari materi yang
motivasi kepada kelompok yang belum bisa sudah diajarkan kemudian menutup
bekerja sama atau masih berbicara sendiri pembelajaran dengan salam.
satu sama lain. Pertemuan ketiga siklus II dilanjutkan
Semua siswa sudah tampak begitu dengan pemberian tes akhir siklus II untuk
antusias berdiskusi dan tekun mengerjakan. mengetahui hasil belajar siswa.
Terdapat beberapa kelompok yang sangat Pelaksanaan tes akhir siklus I diadakan
antusias ingin mempresentasikan hasil pada hari Jumat tanggal 14 Juni 2013, yang
pekerjaannya karena dalam pembelajaran terdiri dari 5 butir soal essay dengan alokasi
pada siklus I mereka sudah memahami cara waktu 35 menit. Kegiatan tes berlangsung
presentasi dan lebih berani memaparkan lancar tidak ada lagi siswa yang ribut dalam
jawaban di depan kelas. mengerjakan soal.
Kesempatan presentasi diberikan Hasil dari evaluasi siklus II
pada dua kelompok saja agar lebih efektif menunjukan adanya peningkatan
dan tiap kelompok diminta mengerjakan soal kemampuan pemecahan masalah dengan
penjumlahan dan pengurangan berbagai penerapan model pembelajaran PBL. hal ini
bentuk pecahan. dan diberi waktu 15 menit. ditunjukan dengan meningkatnya
Guru dan peneliti mengawasi jalannya kemampuan siswa dalam mengikuti
presentasi sambil berkeliling dan membuka pembelajaran dengan aktif dan antusias dari
kegiatan diskusi/tanya jawab bagi siswa atau semua siswa.
kelompok lain yang ingin memberi masukan Secara ringkas, hasil penelitian di
atau menyanggah kelompok presenter. atas disajikan pada table 3 siklus I dan siklus
II berikut.
Tabel 3. Ringkasan hasil penelitian pada siklus I dan siklus II
Perbandingan peningkatan
kemampuaan pemecahan masalah di
atas, disajikan ke dalam grafik seperti
pada gambar 1 berikut.
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)
DAFTAR RUJUKAN