Matriks Identitas
Matriks identitas yaitu matriks persegi yang nilai pada diagonal utamanya adalah satu dan selain itu elemen-elemennya bernilai nol.
Matriks Diagonal
Matriks diagonal adalah matriks persegi yang elemen-elemen selain diagonal utamanya bernilai nol.
Matriks Segitiga
Matriks segitiga ini masih dibagi menjadi 2 lagi, yaitu segitiga atas dan segitiga bawah.
Matriks Segitiga atas adalah matriks yang elemen-elemen dibawah diagonal utama bernilai nol.
Matriks Segitiga bawah adalah matriks yang elemen-elemen diatas diagonal utama bernilai nol.
Matriks Skalar
Matriks Skalar adalah matriks yang diagonal utamanya bernilai sama dan elemen lainnya bernilai nol.
Matriks Simetris
Matriks Simetris adalah matriks yang elemen-elemen dibawah dan diatas diagonal utama adalah simetris, artinya elemen pada sel mn sama
dengan elemen pada sel nm.
Nah itu lah materi kali ini mengenai Matriks Matematika Pengertian dan Jenis-Jenisnya, semoga bermanfaat bagi kalian. Untuk yang ingin
bertanya bisa meninggalkan komentar anda pada kolom yang sudah tersedia dibawah, dan jika ada yang ingin bertanya mengenai PR kalian,
bisa juga kalian tanyakan langsung.
Terima Kasih yang sudah berkunjung.
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- -----------------------------------------
B. PERKALIAN MATRIKS
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
C. PERKALIAN MATRIKS
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- ----------------------------
Penjelasan dari Rumus Penjumlahan Matriks dan Rumus Pengurangan Matriks ialah jika nilai Matriks A dapat dijumlahkan
atau dpt dikurangkan jika nilai dari dua Matriks Matematika tersebut berukuran atau bernilai sama. Lalu hasil dari penjumlahan
tersebut didapatkan dari sebuah matriks yg diperoleh dg cara menjumlahkan atau mengurangkan nilai elemen yg seletak.
Contohnya.
Nilai Matriks A bisa dikalikan dg Matriks B (AxB) jika banyak kolom A = banyak kolom dari B dan contoh soal matematika
Rumus Perkalian Dua Matriks seperti dibawah ini.
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- ---------------------------------
D. OPERASI MATRIKS
a. A + B;
b. A + C.
Penyelesaian :
a. A + B =
Jawaban :
Cara 1:
Karena B = maka
A B = A + (B) =
Cara 2:
AB=
3.
2 + a = 3
a=5
4+b=1
b=3
d1=4
d=5
c3=3
c=6
Sehingga
a + b + c + d = 5 3 + 6 + 5 = 3
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Penjumlahan Matriks
Penjumlahan matriks hanya dapat dilakukan terhadap matriks-matriks yang mempunyai ukuran (orde) yang sama. Jika
A=(aij) dan B=(bij) adalah matriks-matriks berukuran sama, maka A+B adalah suatu matriks C=(cij) dimana (cij) =
(aij)+(bij) atau [A]+[B] = [C] mempunyai ukuran yang sama dan elemennya (cij) = (aij) + (bij)
Contoh:
A+C tidak terdefinisi (tidak dapat dicari hasilnya) karena matriks A dan matriks B mempunyai ukuran yang berbeda
Pengurangan Matriks
Sama seperti pada penjumlahan matriks, pengurangan matriks hanya dapat dilakukan pada matriks-matriks yang
mempunyai ukuran yang sama. Jika ukurannya berbeda maka matriks hasil tidak terdefinisikan.
Contoh:
Jika k adalah suatu bilangan skalar dan A=(aij) maka matriks kA(kaij) yaitu suatu matriks kA yang diperoleh dengan
mengalikan semua elemen matriks A dengan k. Mengalikan matriks dengan skalar dapat dituliskan di depan atau
dibelakang matriks. Misalnya [C]=k[A]=[A]k dan (cij ) = (kaij )
Pada perkalian matriks dengan skalar berlaku hukum distributif dimana k(A+B)=kA+kB
Contoh:
Contoh
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Perkalian Skalar
Perkalian matriks dilakukan dengan cara tiap baris dikalikan dengan tiap kolom, selanjutnya dijumlahkan pada kolom yang
sama
dan
maka
contoh perhitungan :
Ordo suatu matriks merupakan bilangan yang menunjukan banyaknya baris (m) dan banyaknya kolom (n). Sebagai contoh
Matriks Identitas
Matriks Identitas adalah matriks yang anggota pada diagonal utamanya selalu 1
maka
maka
maka
2.
3. Contoh Perkalian matriks dengan variabel
4.
1. Misalnya terdapat matriks yang berordo 22 dalam menentukan determinan dari matrikas A yang biasa
ditulis |A| adalah
2. Metode Sarrus
Misalnya terdapat maka untuk menentukan nilai determinan dari matriks A tersebut
Ubah matriks dalam bentuk seperti diatas selanjutnya perhitungannya dengan cara menambahkan elemen dari kiri atas
kekanan bawah (mulai dari a e i, b f g, dan c d h) kemudian dikurangi dengan elemen dari kanan atas kekiri
bawah (mulai dari c e g, a f h, dan b d i) maka akan menjadi
Sebagai contohnya
maka tentukan
Matriks Singular
Matriks Singular yaitu matriks yang nilai determinannya 0.
Sebagai contoh
vs
Invers Matriks
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
E. DETERMINAN MATRIKS
Metode Sarrus
Misalkan Misalkan A=adgbehcfi, tuliskan kembali elemen kolom pertama dan kedua di sebelah kanan matrix A seperti berikut
Kalikan elemennya secara diagonal, pertama kalikan searah sejajar dengan diagonal utama. Ada tiga hasil perkaliannya yaitu aei, dfg,
dan cdh, ketiga hasil perkalian elemen matriks ini bertanda positif.
Kedua, kalikan searah dengan sejajar diagonal samping. Ada tiga hasil perkaliannya yaitu gec, hfa, dan idb, ketiga hasil perkalian elemen
matriks ini bertanda negatif.
Metode ini menggunakan bantuan determinan matriks 22 yang terbentuk dari pencoretan baris ke idan kolom ke j. Kita dapat memilih
akan mengekspansi ke arah mana yang kita mau, bisa searah baris ke i maupun searah kolom ke j. Contohnya dengan matriks A yang
sama dengan contoh di atas dan kita ekspansi searah dengan baris 1.
Yang dicoret adalah baris 1 dan kolom 1, maka didapatkan sebuah bilangan baru dengan tanda positif dengan cara mengalikan elemen
pada baris 1 dan kolom 1 dengan determinan matriks sisa pencoretan yaitu
aehfi
Yang dicoret adalah baris 1 dan kolom 2, maka didapatkan sebuah bilangan baru dengan tanda negatif dengan cara mengalikan elemen
pada baris 1 dan kolom 2 dengan determinan matriks sisa pencoretan yaitu
bdgfi
Yang dicoret adalah baris 1 dan kolom 3, maka didapatkan sebuah bilangan baru dengan tanda positif dengan cara mengalikan elemen
pada baris 1 dan kolom 3 dengan determinan matriks sisa pencoretan yaitu
cdgeh
Selesai. Untuk menghitung nilai determinannya tinggal menjumlahkan ketiga bilangan tersebut yaitu
detA=aehfibdgfi+cdgeh
Solusi:
53244=54=20
71234=72=14
31334=35=15
detB=20+14+15=49
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- ----------------------
F. INVERS
Matriks Kofaktor adalah matriks yang unsurnya diganti dengan nilai determinan yang unsurnya tidak sebaris dan
tidak sekolom dengan unsur asal. Untuk tandanya digunakan tanda positif negatif saling bergantian.
Adjoin adalah matriks kofaktor yang di Transposkan ( baris jadi kolom , kolom jadi baris )
Langkah pertama maka kita harus mencari kofaktor dari A , dengan cara sbb:
Langkah kedua, Setelah hasil dari Kofaktor A ditemukan , maka kita mencari ADJOIN nya =
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Kelebihan dan Kekurangan
Metode ini digunakan dalam analisis numerik untuk meminimalkan mengisi selama eliminasi, dengan beberapa tahap
Keuntungan :
menentukan apakah sistem konsisten
menghilangkan kebutuhan untuk menulis ulang variabel setiap langka
ebih mudah untuk memecahkan
kelemahan :
memiliki masalah akurasi saat pembulatan desimal
Contoh Soal :
Diketahui persamaan linear
x + 2y + z = 6
x + 3y + 2z = 9
2x + y + 2z = 12
Tentukan Nilai x, y dan z
Jawab:
Bentuk persamaan tersebut ke dalam matriks:
1 2 1 6
1 3 2 9
2 1 2 12
Operasikan Matriks nya:
1 2 1 6
0 1 1 3
2 1 2 1 Baris ke-2 dikurangi baris ke-1
1 2 1 6
0 1 1 3
0 -3 0 0 Baris
ke-3 dikurangi 2 kali baris ke-1
1 1 1 6
0 1 1 3
0 0 3 9 Baris
ke-3 ditambah 3 kali baris ke-2
1 2 1 6
0 1 1 3
0 0 1 3 Baris
ke-3 dibagi dengan 3
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Contoh soal:
1. Diketahui persamaan linear
x + 2y + 3z = 3
2x + 3y + 2z = 3
2x + y + 2z = 5
Tentukan Nilai x, y dan z
Jawab:
Bentuk persamaan tersebut ke dalam matriks:
Baris ke 2 dikurangi 2 kali baris ke 1
1 2 3 3
0 -1 -4 -3
0 -3 -4 -1 Baris ke-3 dikurangi 2 kali baris ke-1
1 2 3 3
0 -1 -4 -4
0 0 8 8 Baris ke-3 dikurangi 3 kali baris ke-2
1 2 3 3
0 1 4 3
0 0 1 1 Baris ke-3 dibagi 8 dan baris ke-2 dibagi -1
1 2 3 3
0 1 0 -1
0 0 1 1 Baris ke-2 dikurangi 4 kali baris ke-3
1 2 0 0
0 1 0 -1
0 0 1 1 Baris ke-1 dikurangi 3 kali baris ke-3
1 0 0 2
0 1 0 -1
0 0 1 1
Baris ke 1 dikurangi 2 kali baris ke
Maka didapatkan nilai dari x = 2 , y = 1 ,dan z = 1
2. A = 3 1
5 2 Tentukan Nilai dari A-1?
Jawab:
A-1 = 1 2 -1
(3)(2) (5)(1) -5 3
= 1 2 -1
65 -5 3
= 1 2 -1
1 -5 3
= 2 -1
-5 3
1. Metode Eliminasi
Cara menggunakan metode eliminasi ini dengan cara menghilangkan salah satu variabel.
Contoh :
Carilah nilai x dan y dari persamaan berikut dengan cara eliminasi
4x + 3y = 34
5x + y = 37
Jawab :
Pertama, kita akan mencari nilai variabel x. Untuk mengeliminasi variabel x, maka persamaan nomer 1 (atas) dikalikan
dengan 1 dan persamaan nomor dua (bawah) kita kalikan dengan 3. Kedua persamaan dikurangkan agar variabel y
hilang.
4x + 3y = 34 | X1 4x + 3y = 34
5x + y = 37 | X3 15x + 3y = 111
______________ -
-11x = -77
x = 7
Setelah kita mendapat nilai variabel x, kita akan mencari variabel y dengan cara yang tak jauh beda.
2. Metode Substitusi
Untuk mencari dengan meunggunakan metode ini, kita akan menggantikan salah satu variabel ke persamaan lain.
Contoh :
Tentukan nilai c dan d dari persamaan dibawah ini dengan metode substitusi
4c + 3d = 31
c + d = 11
Jawab
Dari soal tersebut kita ketahui bahwa persamaan kedua lebih sederhana dari pada persamaan pertama. Jadi kita akan
mengubah persamaan kedua menjadi d = 11 - c. Kita harus memasukkan persamaan kedua ke persamaan pertama,
perhatikan!
4c + 3(11 - c) = 31
4c + 33 - 3c = 31
c = 31 - 33
c = -2
Setelah kita dapat nilai c, kita akan mencari nilai d dengan memasukkan nilai variabel c kedalam persamaan paling
sederhana. Kita ambil persamaan kedua.
c + d = 11
(-2) + d = 11
d = 11 + 2
d = 13
Jadi kita dapat bahwa nilai c = -2 dan d = 13
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Dengan melakukan operasi baris dasar pada matriks[AI] sampai A menjadi matriks identitas, maka didapatkan hasil akhir:
Eliminasi Gauss-Jordan
Thomas (1984:93-94) mengatakan bahwa setiap matriks memiliki bentuk eselon baris tereduksi yang unik, artinya kita akan memperoleh
bentuk eselon baris tereduksi yang sama untuk matriks tertentu bagaimanapun variasi operasi baris yang dilakukan.
Langkah-langkah operasi baris yang dikemukakan oleh Gauss dan disempurnakan oleh Jordan sehingga dikenal dengan Eliminasi Gauss-
Jordan, sebagai berikut:
1.Jika suatu baris tidak seluruhnya dari nol, maka bilangan tak nol pertama pada baris itu adalah 1. Bilangan ini disebut 1 utama (leading
1).
2.Jika terdapat baris yang seluruhnya terdiri dari nol, maka baris-baris ini akan dikelompokkan bersama pada bagian paling bawah dari
matriks.
3.Jika terdapat dua baris berurutan yang tidak seluruhnya dari nol, maka 1 utama pada baris yang lebih rendah terdapat pada kolom yang
lebih kanan dari 1 utama pada baris yang lebih tinggi.
4.Setiap kolom memiliki 1 utama memiliki nol pada tempat lain.
Misal kita punya matriks berikut:
Langkah 2. Jika perlu, pertukarkan baris paling atas dengan baris lain untuk menempatkan entri taknol pada puncak kolom yang kita
peroleh pada langkah 1.
baris kedua dari matriks dikalikan dengan dengan -1/2 untuk memperoleh 1 utama
-5 kali baris kedua ditambahkan pada baris ketiga untuk memperoleh nol di bawah 1 utama.