Anda di halaman 1dari 24

A.

JENIS JENIS MATRIKS

Matriks Mendatar dan Matriks Tegak


Matriks mendatar adalah matriks yang jumlah kolomnya lebih banyak dari pada jumlah barisnya.
Matriks tegak adalah matriks yang jumlah barinya lebih banyak dari pada jumlah kolomnya.

Jenis-Jenis Matriks Berdasarkan Pola


Matriks Nol
Matriks Nol yaitu Matriks yang dimana elemen-elemennya bernilai Nol. Contohnya:

Matriks Identitas
Matriks identitas yaitu matriks persegi yang nilai pada diagonal utamanya adalah satu dan selain itu elemen-elemennya bernilai nol.

Matriks Diagonal
Matriks diagonal adalah matriks persegi yang elemen-elemen selain diagonal utamanya bernilai nol.

Matriks Segitiga
Matriks segitiga ini masih dibagi menjadi 2 lagi, yaitu segitiga atas dan segitiga bawah.
Matriks Segitiga atas adalah matriks yang elemen-elemen dibawah diagonal utama bernilai nol.
Matriks Segitiga bawah adalah matriks yang elemen-elemen diatas diagonal utama bernilai nol.

Matriks Skalar
Matriks Skalar adalah matriks yang diagonal utamanya bernilai sama dan elemen lainnya bernilai nol.

Matriks Simetris
Matriks Simetris adalah matriks yang elemen-elemen dibawah dan diatas diagonal utama adalah simetris, artinya elemen pada sel mn sama
dengan elemen pada sel nm.

Nah itu lah materi kali ini mengenai Matriks Matematika Pengertian dan Jenis-Jenisnya, semoga bermanfaat bagi kalian. Untuk yang ingin
bertanya bisa meninggalkan komentar anda pada kolom yang sudah tersedia dibawah, dan jika ada yang ingin bertanya mengenai PR kalian,
bisa juga kalian tanyakan langsung.
Terima Kasih yang sudah berkunjung.
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- -----------------------------------------

B. PERKALIAN MATRIKS
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
C. PERKALIAN MATRIKS
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- ----------------------------

REFERENSI PERKALIAN PART2:

1. Rumus Penjumlahan dan Pengurangan Matriks

Penjelasan dari Rumus Penjumlahan Matriks dan Rumus Pengurangan Matriks ialah jika nilai Matriks A dapat dijumlahkan
atau dpt dikurangkan jika nilai dari dua Matriks Matematika tersebut berukuran atau bernilai sama. Lalu hasil dari penjumlahan
tersebut didapatkan dari sebuah matriks yg diperoleh dg cara menjumlahkan atau mengurangkan nilai elemen yg seletak.
Contohnya.

2. Rumus Perkalian Skalar Matriks


Penjelasan dari Cara Menghitung Rumus Perkalian Skalar Matriks ialah Skalar dikali dg Matrik maka akan memperoleh sebuah
nilai Matrik dg elemen elemennya merupakan perkalian skalar tersebut.

3. Rumus Perkalian Dua Matriks

Nilai Matriks A bisa dikalikan dg Matriks B (AxB) jika banyak kolom A = banyak kolom dari B dan contoh soal matematika
Rumus Perkalian Dua Matriks seperti dibawah ini.

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- ---------------------------------

D. OPERASI MATRIKS

A. Penjumlahan Dan Pengurangan Matriks


Dua buah matriks A dan B dapat dijumlah dan dikurang jika ordo keduanya sama hasil penjumlahan dan pengurangan
matriks A dan B didapat dengan cara menjumlahkan atau mengurangkan unsur-unsur yang seletak.

Sifat-sifat penjumlahan dan pengurangan matriks :


(1) Pengurangan dua matriks merupakan penjumlahan dengan matriks lawannya.
atau A B = A + (B)
(2) Misalkan A, B dan C adalah tiga matriks yang ordonya sama, maka berlaku :
A+B=B+A
(3) Perkalian suatu bilangan real k dengan matriks A adalah suatu matriks kA yang didapat dengan cara mengalikan
setiap unsur matiriks A dengan k
(A + B) + C = A + (B + C)
(4) Matriks nol adalah matriks yang semua elemennya adalah nol (dilambangkan dengan O). Matriks ini adalah matriks
identitas penjumlahan, sehingga
A + O = O + A = A (b) A + (A) = O

Contoh Soal Penjumlahan dan penguragan Matriks :

1. Diketahui A = ,B= , dan C = Tentukan :

a. A + B;
b. A + C.

Penyelesaian :

a. A + B =

b. A + C = tidak dapat dijumlahkan karena ordonya tidak sama.


2. Diketahui A = dan B = . Tentukan A B.

Jawaban :

Cara 1:

Karena B = maka

A B = A + (B) =

Cara 2:

AB=

3.

4. Diketahui persamaan matriks


Nilai a + b + c + d =
Pembahasan
Jumlahkan dua matriks pada ruas kiri, sementara kalikan dua matriks pada ruas kanan, terakhir gunakan kesamaan antara
dua buah matriks untuk mendapatkan nilai yang diminta.

2 + a = 3
a=5

4+b=1
b=3

d1=4
d=5

c3=3
c=6

Sehingga
a + b + c + d = 5 3 + 6 + 5 = 3

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Penjumlahan Matriks

Penjumlahan matriks hanya dapat dilakukan terhadap matriks-matriks yang mempunyai ukuran (orde) yang sama. Jika
A=(aij) dan B=(bij) adalah matriks-matriks berukuran sama, maka A+B adalah suatu matriks C=(cij) dimana (cij) =
(aij)+(bij) atau [A]+[B] = [C] mempunyai ukuran yang sama dan elemennya (cij) = (aij) + (bij)
Contoh:
A+C tidak terdefinisi (tidak dapat dicari hasilnya) karena matriks A dan matriks B mempunyai ukuran yang berbeda

Pengurangan Matriks

Sama seperti pada penjumlahan matriks, pengurangan matriks hanya dapat dilakukan pada matriks-matriks yang
mempunyai ukuran yang sama. Jika ukurannya berbeda maka matriks hasil tidak terdefinisikan.
Contoh:

Perkalian Matriks dengan Skalar

Jika k adalah suatu bilangan skalar dan A=(aij) maka matriks kA(kaij) yaitu suatu matriks kA yang diperoleh dengan
mengalikan semua elemen matriks A dengan k. Mengalikan matriks dengan skalar dapat dituliskan di depan atau
dibelakang matriks. Misalnya [C]=k[A]=[A]k dan (cij ) = (kaij )
Pada perkalian matriks dengan skalar berlaku hukum distributif dimana k(A+B)=kA+kB
Contoh:

Perkalian Matriks dengan Matriks

Beberapa hal yang perlu diperhatikan:

1. Perkalian matriks dengan matriks umumnya tidak komutatif


2. Syarat perkalian adalah jumlah banyaknya kolom pertama matriks sama dengan jumlah banyaknya baris matriks
kedua
3. Jika matriks A berukuran mxp dan matriks pxn maka perkalian A*B adalah suatu matriks C=(cij) berukuran mxn
dimana

Contoh

Beberapa Hukum Perkalian Matriks:


1. Hukum Distributif, A*(B+C) = AB + AC
2. Hukum Assosiatif, A*(B*C) = (A*B)*C
3. Tidak Komutatif A*B B*A
4. Jika A*B = 0, maka beberapa kemungkinan
1. A = 0 dan B = 0
2. A = 0 atau B = 0
3. A 0 dan B 0
5. Bila A*B = A*C, belum tentu B = C

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Perkalian Skalar
Perkalian matriks dilakukan dengan cara tiap baris dikalikan dengan tiap kolom, selanjutnya dijumlahkan pada kolom yang
sama

dan

maka
contoh perhitungan :

Ordo suatu matriks merupakan bilangan yang menunjukan banyaknya baris (m) dan banyaknya kolom (n). Sebagai contoh

: merupakan matriks berordo 32

Matriks Identitas
Matriks Identitas adalah matriks yang anggota pada diagonal utamanya selalu 1

Matriks Transpose (At)


Matriks transpose merupakan matriks yang mengalami pertukaran elemen dari kolom menjadi baris atau sebaliknya. Contoh
:

maka matriks transposenya (At) adalah


Contoh contoh :
1. Kesamaan Dua Matriks

Tentukan nilai 2x-y+5z!


Jawab:

maka

maka

maka

2.
3. Contoh Perkalian matriks dengan variabel

4.

Determinan Suatu Matriks


Untuk menentukan determinan dari suatu matriks dapat digunakan beberapa cara :

1. Misalnya terdapat matriks yang berordo 22 dalam menentukan determinan dari matrikas A yang biasa
ditulis |A| adalah

2. Metode Sarrus

Misalnya terdapat maka untuk menentukan nilai determinan dari matriks A tersebut

Ubah matriks dalam bentuk seperti diatas selanjutnya perhitungannya dengan cara menambahkan elemen dari kiri atas
kekanan bawah (mulai dari a e i, b f g, dan c d h) kemudian dikurangi dengan elemen dari kanan atas kekiri
bawah (mulai dari c e g, a f h, dan b d i) maka akan menjadi

Sebagai contohnya

maka tentukan

3. Metode Ekspansi Baris dan Kolom

Jika diketahui maka untuk menentukan determian dari matriks P

Matriks Singular
Matriks Singular yaitu matriks yang nilai determinannya 0.
Sebagai contoh

Jika A matriks singular, tentukan nilai x!


Jawab:

vs
Invers Matriks

Misalnya diketahui maka invers dari matriks A

Sifat-sifat dari invers suatu matriks :


Persamaan Matriks
Tentukan X matriks dari persamaan:
Jika diketahui matriks A.X=B

Jika diketahui matriks X.A=B

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

E. DETERMINAN MATRIKS

Metode Sarrus

Misalkan Misalkan A=adgbehcfi, tuliskan kembali elemen kolom pertama dan kedua di sebelah kanan matrix A seperti berikut

Kalikan elemennya secara diagonal, pertama kalikan searah sejajar dengan diagonal utama. Ada tiga hasil perkaliannya yaitu aei, dfg,
dan cdh, ketiga hasil perkalian elemen matriks ini bertanda positif.

Kedua, kalikan searah dengan sejajar diagonal samping. Ada tiga hasil perkaliannya yaitu gec, hfa, dan idb, ketiga hasil perkalian elemen
matriks ini bertanda negatif.

Determinannya adalah jumlah semua hasil perkalian bertandanya yakni


detA==(aei)+(bfg)+(cdh)+(gec)+(hfa)+(idb)(aei+bfg+cdh)(gec+hfa+idb)
catatan: Metode ini hanya bisa digunakan untuk matriks ordo 33

Metode Ekspansi Laplace

Metode ini menggunakan bantuan determinan matriks 22 yang terbentuk dari pencoretan baris ke idan kolom ke j. Kita dapat memilih
akan mengekspansi ke arah mana yang kita mau, bisa searah baris ke i maupun searah kolom ke j. Contohnya dengan matriks A yang
sama dengan contoh di atas dan kita ekspansi searah dengan baris 1.
Yang dicoret adalah baris 1 dan kolom 1, maka didapatkan sebuah bilangan baru dengan tanda positif dengan cara mengalikan elemen
pada baris 1 dan kolom 1 dengan determinan matriks sisa pencoretan yaitu

aehfi

Berikutnya kita coret baris 1 kolom ke 2

Yang dicoret adalah baris 1 dan kolom 2, maka didapatkan sebuah bilangan baru dengan tanda negatif dengan cara mengalikan elemen
pada baris 1 dan kolom 2 dengan determinan matriks sisa pencoretan yaitu

bdgfi

Berikutnya kita coret baris 1 kolom ke 3

Yang dicoret adalah baris 1 dan kolom 3, maka didapatkan sebuah bilangan baru dengan tanda positif dengan cara mengalikan elemen
pada baris 1 dan kolom 3 dengan determinan matriks sisa pencoretan yaitu

cdgeh

Selesai. Untuk menghitung nilai determinannya tinggal menjumlahkan ketiga bilangan tersebut yaitu

detA=aehfibdgfi+cdgeh

Untuk aturan tanda positif negatifnya seperti berikut


+ + + + +

Contoh: hitung determinan matriks B=132344573 dengan ekspansi searah kolom ke 3

Solusi:

Coret baris 1 kolom 3 didapatkan bilangan

53244=54=20

Coret baris 2 kolom 3 didapatkan bilangan

71234=72=14

Coret baris 3 kolom 3 didapatkan bilangan

31334=35=15

Jumlahkan semuanya bilangan yang didapatkan sehingga

detB=20+14+15=49

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- ----------------------

F. INVERS
Matriks Kofaktor adalah matriks yang unsurnya diganti dengan nilai determinan yang unsurnya tidak sebaris dan
tidak sekolom dengan unsur asal. Untuk tandanya digunakan tanda positif negatif saling bergantian.

Adjoin adalah matriks kofaktor yang di Transposkan ( baris jadi kolom , kolom jadi baris )

Oke langsung ke contoh soal berikut ini :

Carilah Invers matriks dari A diatas !!

Langkah pertama maka kita harus mencari kofaktor dari A , dengan cara sbb:
Langkah kedua, Setelah hasil dari Kofaktor A ditemukan , maka kita mencari ADJOIN nya =

Langkah ketiga , Mencari nilai determinan A :

Langkah terakhir adalah mencari invers matriks A dengan rumus :


Invers Matriks nxn = 1 / nilai determinan . Matriks Adjoinnya

jadi matriks invers A adalah =

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Kelebihan dan Kekurangan
Metode ini digunakan dalam analisis numerik untuk meminimalkan mengisi selama eliminasi, dengan beberapa tahap
Keuntungan :
menentukan apakah sistem konsisten
menghilangkan kebutuhan untuk menulis ulang variabel setiap langka
ebih mudah untuk memecahkan
kelemahan :
memiliki masalah akurasi saat pembulatan desimal
Contoh Soal :
Diketahui persamaan linear
x + 2y + z = 6
x + 3y + 2z = 9
2x + y + 2z = 12
Tentukan Nilai x, y dan z
Jawab:
Bentuk persamaan tersebut ke dalam matriks:
1 2 1 6
1 3 2 9
2 1 2 12
Operasikan Matriks nya:
1 2 1 6
0 1 1 3
2 1 2 1 Baris ke-2 dikurangi baris ke-1

1 2 1 6
0 1 1 3
0 -3 0 0 Baris
ke-3 dikurangi 2 kali baris ke-1

1 1 1 6
0 1 1 3
0 0 3 9 Baris
ke-3 ditambah 3 kali baris ke-2

1 2 1 6
0 1 1 3
0 0 1 3 Baris
ke-3 dibagi dengan 3

Maka mendapatkan 3 persamaan linier baru yaitu


x + 2y + z = 6
y+z=3
z=3

Kemudian lakukan substitusi balik maka didapatkan:


y+z=3
y+3=3
y=0
x + 2y + z = 6
x+0+3=6
x=3
Jadi nilai dari x = 3 , y = 0 ,dan z = 3

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Contoh soal:
1. Diketahui persamaan linear
x + 2y + 3z = 3
2x + 3y + 2z = 3
2x + y + 2z = 5
Tentukan Nilai x, y dan z
Jawab:
Bentuk persamaan tersebut ke dalam matriks:
Baris ke 2 dikurangi 2 kali baris ke 1
1 2 3 3
0 -1 -4 -3
0 -3 -4 -1 Baris ke-3 dikurangi 2 kali baris ke-1
1 2 3 3
0 -1 -4 -4
0 0 8 8 Baris ke-3 dikurangi 3 kali baris ke-2
1 2 3 3
0 1 4 3
0 0 1 1 Baris ke-3 dibagi 8 dan baris ke-2 dibagi -1
1 2 3 3
0 1 0 -1
0 0 1 1 Baris ke-2 dikurangi 4 kali baris ke-3
1 2 0 0
0 1 0 -1
0 0 1 1 Baris ke-1 dikurangi 3 kali baris ke-3
1 0 0 2
0 1 0 -1
0 0 1 1
Baris ke 1 dikurangi 2 kali baris ke
Maka didapatkan nilai dari x = 2 , y = 1 ,dan z = 1
2. A = 3 1
5 2 Tentukan Nilai dari A-1?
Jawab:
A-1 = 1 2 -1
(3)(2) (5)(1) -5 3

= 1 2 -1
65 -5 3

= 1 2 -1
1 -5 3

= 2 -1

-5 3

Penyelesaian Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

1. Metode Eliminasi

Cara menggunakan metode eliminasi ini dengan cara menghilangkan salah satu variabel.

Contoh :
Carilah nilai x dan y dari persamaan berikut dengan cara eliminasi

4x + 3y = 34
5x + y = 37
Jawab :

Pertama, kita akan mencari nilai variabel x. Untuk mengeliminasi variabel x, maka persamaan nomer 1 (atas) dikalikan
dengan 1 dan persamaan nomor dua (bawah) kita kalikan dengan 3. Kedua persamaan dikurangkan agar variabel y
hilang.
4x + 3y = 34 | X1 4x + 3y = 34
5x + y = 37 | X3 15x + 3y = 111
______________ -
-11x = -77
x = 7

Setelah kita mendapat nilai variabel x, kita akan mencari variabel y dengan cara yang tak jauh beda.

4x + 3y = 34 | X5 20x + 15y = 170


5x + y = 37 | X4 20x + 4y = 148
______________ -
11y = 22
y = 2

Jadi kita dapat bahwa nilai x = 7 dan y = 2

2. Metode Substitusi

Untuk mencari dengan meunggunakan metode ini, kita akan menggantikan salah satu variabel ke persamaan lain.

Contoh :
Tentukan nilai c dan d dari persamaan dibawah ini dengan metode substitusi
4c + 3d = 31
c + d = 11
Jawab

Dari soal tersebut kita ketahui bahwa persamaan kedua lebih sederhana dari pada persamaan pertama. Jadi kita akan
mengubah persamaan kedua menjadi d = 11 - c. Kita harus memasukkan persamaan kedua ke persamaan pertama,
perhatikan!

4c + 3(11 - c) = 31

4c + 33 - 3c = 31

c = 31 - 33

c = -2

Setelah kita dapat nilai c, kita akan mencari nilai d dengan memasukkan nilai variabel c kedalam persamaan paling
sederhana. Kita ambil persamaan kedua.

c + d = 11

(-2) + d = 11

d = 11 + 2

d = 13
Jadi kita dapat bahwa nilai c = -2 dan d = 13

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Jika A contoh matriks persegi yang diberikan:

Kemudian, setelah ditambahkan dengan matriks identitas:

Dengan melakukan operasi baris dasar pada matriks[AI] sampai A menjadi matriks identitas, maka didapatkan hasil akhir:

Eliminasi Gauss-Jordan
Thomas (1984:93-94) mengatakan bahwa setiap matriks memiliki bentuk eselon baris tereduksi yang unik, artinya kita akan memperoleh
bentuk eselon baris tereduksi yang sama untuk matriks tertentu bagaimanapun variasi operasi baris yang dilakukan.
Langkah-langkah operasi baris yang dikemukakan oleh Gauss dan disempurnakan oleh Jordan sehingga dikenal dengan Eliminasi Gauss-
Jordan, sebagai berikut:
1.Jika suatu baris tidak seluruhnya dari nol, maka bilangan tak nol pertama pada baris itu adalah 1. Bilangan ini disebut 1 utama (leading
1).
2.Jika terdapat baris yang seluruhnya terdiri dari nol, maka baris-baris ini akan dikelompokkan bersama pada bagian paling bawah dari
matriks.
3.Jika terdapat dua baris berurutan yang tidak seluruhnya dari nol, maka 1 utama pada baris yang lebih rendah terdapat pada kolom yang
lebih kanan dari 1 utama pada baris yang lebih tinggi.
4.Setiap kolom memiliki 1 utama memiliki nol pada tempat lain.
Misal kita punya matriks berikut:

Langkah 1. Perhatikan kolom paling kiri yang tidak seluruhnya nol.

Langkah 2. Jika perlu, pertukarkan baris paling atas dengan baris lain untuk menempatkan entri taknol pada puncak kolom yang kita
peroleh pada langkah 1.

Baris pertama dipertukarkan dengan baris ke dua (H21)


Langkah 3. Jika entri yang kini berada pada kolom yang kita peroleh pada langkah 1 adalah a, kalikan dengan baris pertama dengan 1/a
sehingga membentuk 1 utama.
Baris pertama dari matriks sebelumnya dikalikan dengan 1/2 disingkat H2(1/2)
Langkah 4. Tambahkan kelipatan yang sesuai dari baris paling atas ke baris-baris di bawahnya sehingga semua entri di bawah 1 utama
menjadi nol.

-2 kali baris pertama sebelumnya ditambahkan ke baris ketiga (H21(-2))


Langkah 5. Sekarang tutuplah baris paling atas dari matriks dan mulailah lagi dengan langkah 1 pada submatriks yang tersisa. Lanjutkan
langkah ini hingga seluruhnya matriks berada dalam bentuk eselon baris.

lihat kolom ketiga dari kiri tidak semuanya nol

baris kedua dari matriks dikalikan dengan dengan -1/2 untuk memperoleh 1 utama
-5 kali baris kedua ditambahkan pada baris ketiga untuk memperoleh nol di bawah 1 utama.

baris paling atas submatriks ditutup kita kembali ke langkah 1

baris ketiga dikalikan dengan 2 untuk mendapatkan 1 utama berikutnya.


Langkah 6. Mulailah dengan baris tak nol terakhir dan bergerak ke atas, tambahkan kelipatan yang sesuai dari tiap-tiap baris ke baris di
atasnya untuk memperoleh nol di atas 1 utama.

kali baris ketiga dari matriks sebelumnya ditambahkan ke baris kedua.

-6 kali baris ketiga ditambahkan ke baris pertama

5 kali baris kedua ditambahkan ke baris pertama


Langkah 1 5 dinamakan Eliminasi Gauss, jika prosedurnya sampai pada langkah 6 dinamakan Eliminasi Gauss-Jordan.
Dari langkah tersebut kita peroleh persamaan
x1 + 22 +3 x4 = 2
x3 = 1
x5=2

Anda mungkin juga menyukai