PENDAHULUAN
dinamis dan sarat perkembangan. Oleh karena itu, perubahan atau perkembangan
pendidikan adalah hal yang memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan
kehidupan di masyarakat dan dunia kerja, karena yang bersangkutan harus mampu
dihadapi dalam kehidupan sehari-hari saat ini maupun yang akan datang.
menghafal konsep dan kurang mampu menggunakan konsep itu jika menemui
masalah dalam kehidupan nyata yang berhubungan dengan konsep yang dimiliki
lebih jauh lagi, bahkan siswa kurang mampu menentukan masalah dan
terhadap materi. Walaupun demikian kita menyadari bahwa ada siswa yang
1
mampu memiliki tingkat hafalan yang baik terhadap materi yang diterimanya,
tubuhnya atau karakteristik seseorang sejak lahir. Manusia banyak belajar sejak
lahir dan bahkan ada yang berpendapat sebelum lahir. Bahwa antara belajar dan
dari seorang guru dan peserta didik, di mana antara keduanya terjadi komunikasi
(transfer) yang intens dan terarah menuju pada suatu target yang telah ditetapkan
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.
2
kompetensi yang andal dalam pemecahan masalah, maka diperlukan serangkaian
dari sejumlah aturan yang dapat diterapkan dalam upaya mengatasi situasi baru.
melainkan lebih dari itu, merupakan proses untuk mendapakan seperangkat aturan
pada tingkat yang lebih tinggi. Apabila seseorang telah mendapatkan suatu
situasi yang sedang dihadapi maka ia tidak saja dapat memecahkan suatu masalah,
melainkan juga berhasil menemukan sesuatu yang baru. Sesuatu yang dimaksud
pemecahan masalah sangat penting artinya bagi siswa dan masa depannya. Para
batas-batas tertentu, dapat dibentuk melalui studi dan disiplin ilmu yang diajarkan
memecahkan masalah matematika. Hal ini dapat dilihat dari hasil pengamatan dan
wawancara dengan salah satu siswa dan guru di SMP IBA Palembang,
yang apabila soal diubah bentuknya dari contoh yang diberikan, siswa mulai
3
semester genap yaitu persegipanjang dan persegi, bahwa masih banyak kesalahan
yang dilakukan siswa dari tahun ke tahun dalam menjawab soal-soal yang
model pembelajaran yang tepat supaya siswa tertarik dan semangat dalam belajar
antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong
Learning (CTL) adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara
materi yang diajarkannya dari situasi dunia nyata siswa serta mendorong siswa
(CTL) membuat siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran. Lebih lanjut dari
4
Teaching and Learning (CTL) mampu meningkatkan kemampuan berpikir kreatif
1. 2 Masalah Penelitian
Supaya peneliti lebih fokus dan tidak meluas dari permasalahan yang
berikut :
b. Materi peneliti ini adalah menghitung keliling dan luas persegi panjang dan
persegi.
c. Subjek dalam peneliti ini adalah siswa kelas VII 1 SMP IBA Palembang
5
1. Bagaimana penerapan Model Pembelajaran Contexstual Teaching And
Adapun manfaat yang diharapkan dari peneliti ini adalah sebagai berikut :
a. Bagi guru :
b. Bagi siswa :
6
b. Pelaksanaan Model Pembelajaran Contexstual Teaching And Learning
7
BAB II
LANDASAN TEORI
tubuhnya atau karakteristik seseorang sejak lahir. Manusia banyak belajar sejak
lahir dan bahkan ada yang berpendapat sebelum lahir. Bahwa antara belajar dan
dari seorang guru dan siswa, di mana antara keduanya terjadi komunikasi
(transfer) yang intens dan terarah menuju pada suatu target yang telah ditetapkan
merupakan komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai
adalah suatu proses di mana lingkungan seseorang secara sengaja dikelola untuk
dibangun oleh guru untuk mengembangkan kreativitas berpikir siswa yang dapat
proses belajar mengajar yang mengandung dua jenis kegiatan yang tidak
terpisahkan. Kegiatan tersebut adalah belajar dan mengajar. Kedua aspek ini akan
8
berkolaborasi secara terpadu menjadi suatu kegiatan pada saat terjadi interaksi
antara siswa dengan guru, antara siswa dengan siswa, dan antara siswa dengan
kegiatan yang di dalamnya terdapat proses dan upaya untuk merubah tingkah laku
dan memperoleh pengetahuan melalui latihan dan pengalaman sebagai akibat dari
mendengarkan.
Matematika merupakan salah satu bidang studi yang ada pada semua
jenjang pendidikan, mulai dari tingkat sekolah dasar hingga perguruan tingggi.
matematika, kita akan belajar bernalar secara kritis, kreati, dan aktif. Matematika
itu.
9
tertutup dengan sosial tunggal , masalah terbuka dengan solusi tidak tunggal, dan
menafsirkan solusinya.
and Learning (CTL) adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan
antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong
adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang
diajarkannya dari situasi dunia nyata siswa serta mendorong siswa membuat
2014:42).
10
Menurut Nurhadi (Rusman, 2012:189) pembelajaran Contextual Teaching
and Learning (CTL) merupkan konsep belajar yang dapat membuat guru
mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan
4. Mengadakan kolaborasi
hubungan dalam semua yang mereka lakukan, artinya dengan bekerja sama, para
kemampuan dan minat mereka sendiri yang berbeda, serta mengulas usaha-usaha
mereka yang dijadikan sebagai tuntunan dan memiliki tujuan yang jelas.
11
2.3.1 Komponen Contextual Teaching and Learning (CTL)
1. Constructivisme (Konstruktivisme)
dari pengalaman baru berdasarkan pada pengetahuan awal. Oleh karena itu,
menerima pengetahuan.
2. Inquiry (Menemukan)
3. Questioning (Bertanya)
Asas ini berasumsi bahwa belajar adalah terdiri dari sekelompok orang yang
terkait dalam kegiatan belajar, bekerja sama dengan orang lain lebih baik
5. Modelling (Pemodelan)
Asas ini berasumsi bahwa proses penampilan suatu contoh adalah penting,
supaya orang lain berpikir, bekerja dan belajar, serta mengerjakan apa yang
12
6. Reflection (Refleksi)
Asas ini berasumsi bahwa seseorang mempunyai cara berpikir tentang apa
yang telah dipelajari, mencatat apa yang telah dipelajari, dan membuat
meliputi :
1. Kerja sama
2. Saling menunjang
5. Pembelajaran teintegrasi
7. Siswa aktif
10. Dinding kelas penuh dengan hasil karya siswa (peta-peta, gambar, artikel)
11. Laporan kepada orang tua bukan hanya rapor, tetapi hasil karya siswa,
13
2.3.3 Tahap –Tahap Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning
(CTL)
(CTL) terdidi dari tiga tahap. Adapun tahap-tahap dalam penggunaan model
a. Kegiatan Awal
Guru menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti
proses pembelajaran.
akan dianjurkan.
akan dipelajari.
b. Kegiatan Inti
sama.
kelompok yang lain menanggapi hasil kerja kelompok yang mendapat tugas.
14
Dengan mengacu jawaban siswa, melalui tanya jawab, guru dan siswa
hal yang dirasakan siswa, materi yang belum dipahami dengan baik, kesan
c. Kegiatan Akhir
perkalian bilangan.
Siswa menukarkan lembar tugas satu dengan yang lain, kemudian guru
nilai pada lembar tugas sekaligus kesepakatan yang telah diambil (ini dapat
Kelebihan
15
c. Kelas dalam kontekstual bukan sebagai tempat untuk memperoleh
mereka di lapangan.
Kelemahan
sebagai alat untuk membantu siswa memahami materi pelajaran yang sedang
mereka pelajari. Dengan pendekatan masalah ini siswa dihadapkan pada berbagai
menjadi peka dan tanggap terhadap semua persoalan yang dihadapi siswa dalam
nilai dan proses matematika yang akan membuka jalan bagi tumbuhnya daya
16
Berhubungan dengan hal tersebut, Russeffendi (Sari, 2014:14) memberikan
beberapa alasan soal-soal tipe pemecahan masalah diberikan kepada siswa, yaitu :
kreatif.
3. Dapat menimbulkan jawaban asli, baru, khas, dan beraneka ragam serta
diperolehnya.
analisis dan sinesis, dan dituntut untuk membuat evaluasi terhadap hasil
pemecahannya.
6. Merupakan kegiatan yang penting bagi siswa yang melibatkan bukan saja
b. Menyebutkan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan tapi kurang
tepat
c. Menyebutkan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan secara tepat
17
2. Merencanakan penyelesaian, langkah ini terdiri dari :
benar
kurang tepat
tepat
pemecahan masalah.
18
2.5 Sajian Materi Segi Empat di SMP dengan Pemecahan Masalah
Segi empat adalah poligon bidang yang berbentuk dari empat sisi yang
saling berpotongan pada satu titik (Nuh, 2014:7). Materi bangun segi empat di
layang, dan trapesium. Adapun diagram segi empat di gambarkan sebagai berikut
Segi Empat
Persegi
Gambar 2.1
1. Persegi panjang
Persegi panjang adalah segi empat yang keempat sudutnya siku-siku, dengan
setiap pasang sisi yang berhadapan sejajar dan sama panjang. Sifat-sifat persegi
19
panjang adalah a) sisi yang berhadapan sama panjang dan sejajar, b) keempat
sudutnya siku-siku, c) diagonal saling membagi dua sama panjang. Luas persegi
2. Persegi
Persegi adalah segi empat yang keempat sisinya sama panjang dan keempat
sudutnya siku-siku, atau persegi adalah belah ketupat yang salah satu sudutnya
siku-siku atau, persegi adalah persegi panjang yang dua sisi yang berdekatan sama
panjang. Luas persegi panjang dengan sisi = s, berlaku L = sisi × sisi. Berikut
indikatornya :
Gambar 2.2
Sebuah taman bunga berbentuk persegi panjang dengan ukuran panjang 70 m dan
20
2.6. Hubungan Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning
Learning (CTL) konsep belajar di mana guru menghadirkan dunia nyata ke dalam
pengetahuan dan keterampilannya dari konteks yang terbatas, sedikit demi sedikit,
dan dari proses mengkontruksi sendiri, sebagai bekal untuk memecahkan masalah
siswa sebagai pusat pembelajaran sedangkan guru hanya mengelola kelas sebagai
demikian, siswa diharapkan agar lebih memahami materi pelajaran dan melatih
masalah matematis siswa dituntuk untuk terlibat secara aktif dan dilatih untuk
matematika.
21
2.7 Kajian Terdahulu yang Relevan
memberikan hasil yang baik, sebelumnya pernah dilakukan oleh Mulyani (2014),
Palembang dan salah satu kesimpulannya adalah hasil belajar siswa pada
panjang sisi-sisinya nilai rata-rata siswa 69,52. Pada pertemuan kedua nilai
siswa yaitu 66,16. Dan hasil penelitian di atas, diketahui bahwa dengan
secara lebih mudah, siswa lebih kreatif dan tidak monoton. Hal ini dapat
dilihat hasil tes yang menunjukkan bahwa didapat hasil akhir dengan rata-
Palembang dan salah satu kesimpulannya adalah ada hasil belajar siswa
pada pertemuan pertama nilai rata-rata siswa sebesar 77, pada pertemuan
peningkatan yaitu dengan rata-rata 80, dan pada hasil tes akhir dalam
22
3. Penelitian Laili (2015) dengan sampel kelas VII MTs Nurul Hakim Kediri
ratanya sebesar putra (E1) = 80.44, kelompok putri (E2) = 87.16 lebih dari
kontrol dengan nilai rata-rata sebesar putra (K1) = 74.96, kelompok putri
(K2) = 74.44.
4. Peneliti Permata (2014) dengan sampel kelas VIII SMP Negeri 6 Lahat dan
salah satu kesimpulannya adalah ada hasil belajar siswa pada pertemuan
pertama nilai rata-rata siswa sebesar 67.36, pada pertemuan kedua nilai rata-
dengan rata-rata 82.46, dan pada hasil tes akhir dalam pembelajaran
23