Anda di halaman 1dari 7

1. Apa tanaman tebu itu ?

Tebu (Saccharum officinarum L.) termasuk dalam famili Graminae, subfamili


Panicoideae, kelompok Andropogon dan genus Saccharum. Saccharum officinarum
merupakan spesies paling penting dalam genus Saccharum sebab kandungan sukrosanya
paling tinggi dan kandungan seratnya paling rendah.
Tanaman tebu mempunyai sosok yang tinggi kurus, tidak bercabang dan tumbuh
tegak. Tanaman yang tumbuh baik, tinggi batangnya dapat mencapai 3-5 meter atau
lebih. Pada batang terdapat lapisan lilin yang berwarna putih dan keabu-abuan. Lapisan
ini banyak terdapat sewaktu batang masih muda. Ruas-ruas batang dibatasi oleh buku-
buku yang merupakan tempat duduk daun tebu. Di ketiak daun terdapat sebuah kuncup
yang biasa disebut “mata”. Bentuk ruas batang dan warna batang tebu yang bervariasi
merupakan salah satu ciri dalam pengenalan varietas tebu.
Daun tebu di ujung batang dan terpisah ke arah samping seiring dengan
pertumbuhan batang tebu. Daun tebu terdiri atas dua bagian, yaitu pelepah daun (leaf
sheath) dan helai dan. Pelepah daun membungkus atau membalut ruas batang. Pelepah-
pelepah ini selain melindungi bagian batang yang masih lunak, juga melindungi mata
tunas. Duduk daun batang berseling pada buku ruas yang berurutan. Helai daun berbentuk
pita yang panjangnya 1-2 meter dan lebarnya 2-7 cm. Tepi daun bergerigi kecil dan
banyak mengandung silikat.
Akar yang pertama kali terbentuk dari bibit stek adalah akar adventif yang
berwarna gelap dan kurus. Setelah tunas tumbuh, maka fungsi akar ini akan digantikan
oleh akar sekunder yng tumbuh di pangkal tunas. Pada tanah yang cocok akar tebu dapat
tumbuh panjang mencapai 0,5 – 1,0 meter. Tanaman tebu berakar serabut maka hanya
pada ujung akar-akar muda terdapat akar rambut yang berperan mengabsorpsi unsur-
unsur hara.

2. Hubungan antara tebu daan gula tebu ?

Tebu merupakan salah satu komoditas pertanian yang sangat penting karena 70%
produksi gula dunia berasal dari tanaman. Oleh karenanya investasi di industri gula
berbasis tebu dinilai cukup prospektif untuk dilakukan. Hal tersebut terlihat dari jumlah
produksi gula Indonesia yang tidak sebanding dengan jumlah konsumsi. Kebutuhan akan
gula yang tinggi menuntut adanya tanah perkebunan tebu yang luas.
Hubungan kerjasama antara petani tebu dengan pabrik gula ibarat simbiosis
mutualisme dimana keduanya mendapatkan keuntungan dan tidak ada satupun pihak yang
merasa dirugikan. Petani tebu dapat menjual hasil panennya kemudian digilingkan di
Pabrik gula sehingga ia mendapatkan gula dan hasil lainnya yang dapat dijual kembali. Di
sisi lain pabrik gula yang membeli tebu dari petani dapat melakukan proses produksinya
sesuai dengan kapasitas penggilingannya. Namun, pada kenyataannya hubungan ini tidak
berjalan mulus dimana petani tebu merasa dirugikan karena factor Harga Pokok
Penjualan (HPP) gula yang rendah.

3. Mengapa Jawa Timur memiliki lebih banyak Pabrik Gula dibandingkan dengan jJawa
Tengah dan Jawa Barat
Daerah Jawa Timur memiliki pabrik gula terbanyak di Indonesia. Hal ini
dikarenakan rata-rata lahan kebun tebu juga tersebar luas di daerah jawa Timur. Menurut
data satatistik Perkebunan Indonesia, perkebunan tebu di Jawa Timur menduduki posisi
pertama dalam kategori kebun terbanyak di Indonesia baik perkebunan rakyat,
perkebunan negara, maupun perkebunan swasta. Jawa Timur memiliki iklim dan
lingkungan yang sangat sesuai untuk ditanami tanaman tebu. tanaman tebu tumbuh baik
di daerah tropis, tetapi dapat pula ditumbuhkan di daerah sub tropis sampai garis isoterm
20oC, yaitu pada kawasan yang berada di antara 39oLU dan 35oLS. Suhu rata-rata
tahunan sebaiknya berada di atas 20oC dan tidak kurang dari 17oC. Pertumbuhan yang
optimum dicapai pada suhu 24o – 30oC. Tumbuhan ini dapat hidup pada berbagai
ketinggian, mulai dari pantai sampai dataran tinggi (1400 m di atas permukaan laut/dpl).
Namun, mulai ketinggian 1200 m dpl, pertumbuhan menjadi lambat. Hal ini menandakan
di daerah jawa Timur memiliki potensi yang sangat besar untuk memprosuksi gula.
Melihat potensi produksi gula dengan banyaknya perkebunan tersebut harus
diimbangi dengan adanya industri yang bisa mengolahh atau memproduksi tebu tersebut
menjadi gula. Tujuan dari berdirinya industry atau pabrik tersebut tidak lain untuk
meningkatkan nilai tambah dari tebu tersebut, karena tebu itu sendiri adalah bahan baku
utama dalam pembuatan gula.
4. Apa system tanah tebuh reynoso ?
Pengolahan lahan sawah menggunakan sistem reynoso yaitu membuat got-got
untuk pembuangan dan penampungan air. Hal yang dilakukan sebelum mulai membuka
lahan adalah pemasangan ajir lahan agar yang diolah benar-benar lurus. Menyiku dengan
alat siku untuk menentukan arah got dan juringan sehingga dapat meminimalkan tara
kebun. Pada lahan yang miring pemasangan siku dimulai di daerah yang paling dekat
dengan pembuangan air/patusan yang tanahnya basah/becer.
Pertama-tama yang dilakukan dalam sistem pengolahan tanah Reynoso adalah
pembuatan got keliling, yaitu got yang mengelilingi lahan. Got ini mempunyai lebar 60
cm dengan kedalaman 90 cm. Setelah got keliling selesai, dibuat got mujur yang
posisinya sejajar dengan juringan (deret tanaman tebu nantinya). Ukuran got mujur
adalah lebar 60 cm dan dalamnya 80 cm. Jarak antara got mujur satu dengan lainnya
adalah 62,5 meter. Got terakhir adalah got malang yang posisinya tegak lurus dengan
bakal juringan. Lebar got malang 50 cm dan kedalaman 70 cm, sedangkan jarak antar got
malang adalah 8 meter. Pada prinnsipnya, kedalaman ketiga got tersebut berbeda 10 cm
agar pembuangan air lancar. Setelah pembuatan got selesai, terbagilah lahan tersebut
2
menjadi kotak-kotak dengan luas 500 m . Sehingga dalam satu hektar lahan terdapat 20
kotak, dalam setiap kotak dibuat juringan.

5. Jelaskan konsep penanganan pasca panen tanaman pangan?


Penanganan pascapanen tanaman pangan merupakan upaya strategis dalam
mendukung ketahanan pangan nasional, karena mempunyai peranan yang cukup besar,
baik secara langsung maupun tidak langsung. Secara langsung, penanganan pascapanen
memiliki peranan dalam menurunkan susut hasil, mempertahankan mutu hasil panen dan
meningkaykan nilai tambah, daya saing serta pendapatan petani. Dengan demikian,
secara tidak langsung proses penanganan pascapanen mendukung program ketahanan
pangan nasional.
Secara langsung, penanganan proses pasca panen yang baik dan benar memiliki
peranan dalam menurunkan susut hasil, memertahankan mutu hasil panen, meningkatkan
nilai tambah, daya saing serta pada akhirnya diharapkan dapat meningkatkan pendapatan
petani. Dengan demikian, secara tidak langsung proses penanganan pascapanen
mendukung program ketahanan pangan nasional.
Penanganan pascapanen melalui penerapan Good handling Practices (GHP)
merupakan hal yang penting dilakukan dalam rangka penyediaan pangan dan pasokan
bahan baku untuk industry yang berkualitas. Penanganan pascapanen secara GHP
berpedoman pada Peraturan Menteri Pertanian Nomor 44/Permentan/OT.140/10/2009
tentang Pedoman Penanganan Pascapanen Hasil Pertanian Asal Tanaman yang Baik.
6. Jelaskan konsep penanganan pascapanen tebu?
Pelaksanaan panen dilakukan pada bulan Mei sampai September dimana pada
musim kering kondisi tebu dalam keadaan optimum dengan tingkat rendemen tertinggi.
Penggiliran panen tebu mempertimbangkan tingkat kemasakan tebu dan kemudahan
transportasi dari areal tebu ke pabrik. Kegiatan pemanenan meliputi estimasi produksi
tebu, analisis tingkat kemasakan dan tebang muat angkut.
Estimasi produksi tebu diperlukan untuk dapat merencanakan lamanya hari giling
yang diperlukan, banyaknya tenaga kerja yang dibutuhkan serta jumlah bahan pembantu
yang harus disediakan. Estimasi produks tebu dilakukan dua kali yaitu pada bulan
Desember dan Februari.
Analisis kemasakan tebu dilakukan untuk memperkirakan waktu yang tepat
penebangan tebu sehingga tebu yang akan diolah dalam keadaan optimum. Analisis ini
dilakukan secara periodik setiap 2 minggu sejak tanaman berusia 8 bulan dengan cara
menggiling sampel tebu digiling kecil di laboratorium. Sampel tebu diambil 15-20 batang
dari rumpun tebu yang berada minimal 15 meter dari tepid an 30 baris dari barisan
pinggir. Nira tebu yang didapat dari sampel tebu yang digiling di laboratorium dikur
persen brix, pol, dna puritynya.
Penebangan tebu haruslah memenuhi standar kebersihan yaitu bebas dari kotoran
seperti daun tebu kering, tanah dan lainnya, dengan kadar kotoran tidak boleh lebih besar
dari 5%. Tanaman tebu yang hendak dikepras, keprasan hendaknya dilakukan dengan
menyisakan tebu di dalam tanah sebatas permukaan tanah asli agar dapat tumbuh tunas.
Bagian pucuk tanaman tebu dibuan karena bagian ini kaya dengan kandungan asam
amino tetapi miskin kandungan gula. Tebu tunas juga dibuang karena kaya kandungan
asam organic, gula reduksi dan asam amino akan tetapi miskin kandungan gula.
7. Bagaimana cara mengukur rendemen tebu?
8. Apa itu oPol dan oBrix?
Hasil perhitungan tebu dengan sampel tebu untuk analisis tingkat kemasakan
disebut sebagai rendemen sampel. Dua metode perhitungan rendemen lain adalah
perhitungan rendemen sementara (RS) dan perhitungan rendemen efektif (RE).
Perhitungan rendemen sementara didapat dari nira hasil perahan tebu pertama di
pabrik yang dianalisis di laboratorium. Tujuan perhitungan rendemen sementara untuk
menentukan bagi hasil gula bagi petani secara cepat. Nilai rendemen sementara didapat
dari perkalian antara faktor rendemen (FR) dengan nilai nira (NN). Nilai nira didapat
dari:
NN = nilai Pol – 0,4 (nilai Brix – Nilai Pol)
Nilai Brix adalah persentase bahan kering larut yang ada dalam nira terhadap berat
tebu, sedangkan nilai Pol bagian gula dari Brix yang dipersentasekan terhadap berat tebu.
Faktor rendemen didapat dari :
kadar nira NPB−T 𝑃𝑆𝐻𝐾 𝑊𝑅
FR = x x x 100
100 100 100

Kadar nira = jumlah nira yang didapat


NPB-T = nilai peneraa brix total
PSHK = perbandingan setara hasil kemurnian
WR = winter rendemen
Rendemen efektif disebut juga rendemen juga rendemen nyata karena perhitungan
rendemen ini memakai nilai berat gula yang telah dihasilkan. Perhitungan rendemen
efektif didapat dari jumlah berat gula yang dihasilkan dibagi jumlah berat tebu yang
digiling dikalikan 100%. Angka rendemen efektif inilah yang digunakan sebagai nilai
resmi rendemen yang didapat.

9. Metode apa saja yang dapat digunakan untuk menentukan tanggal pemanenan tanaman?
Proses pemanenan yang baik adalah yang tepat waktu dan tepat metode dengan
mempertimbangkan kondisi tanaman, iklim, lingkungan, dan lahan di lokasi tertentu.
Dukungan teknologi dan system informasi dapat meningkatkan kecepatan dan keakuratan
perencanaan panen dengan melakukan simulasi dan pengambilan keputusan berbasis
pengetahuan dan kaidah.
Proses pemanenan ditentukan berdasarkan umur panen masing-masing komoditas.
Ketika suatu komoditas telah mencapai umur panen harus segera dipanen. Tetapi sebelum
panen akan lebih baik untuk dilakukanlah proses analisis kemasakan dengan melihat
kriteria atau indicator kemasakan suatu komoditas. Indicator tersebut diantaranya visual
atau kenampakan, fisik, analisis kimia, fisiologis, dan komputasi. Berdasarkan visual atau
penampakan diantaranya melihat warna kulit, bentuk buah, ukuran, dan perubahan bagian
tanaman. Beerdasarkan fisik yang sering dianalisis adalah berat persatuan buah atau biji,
buah lunak, umbi keras, dan buah kemudahan buah dipetik. Berdasarkan analisis kimia,
indicator yang biasanya dianalisis yaitu jumlah kandungan zat padat terlarut, jumlah
kandungan asam, jumlah kandungan pati, dan jumlah kandungan gula. Berdasarkan
fisiologis, indikator yang dianalisis yaitu laju respirasi, jumlah konsentrasi, dan
konsentrassi etilen. Berdasarkan komputasi Kriteria ini menghitung umur tanaman sejak
tanam atau umur buah dari mulai bunga mekar. Pada umumnya adalah tanaman semusim
atau tanaman yang hanya satu kali periode produksi langsung mati. Kelemahan penentuan
saat panen berdasarkan umur adalah umur tanaman (mulai sebar benih sampai panen)
sangat dipengaruhi oleh lingkungan sehingga sangat bervariasi. Pada umur tertentu
ternayata tanaman belum siap panen, padahal seharusnya sudah harus dipanen. Misalkan
jagung manis dapat dipanen setelah umur 70 hari sejak tanam, semangak 64-80 hari sejak
tanam.

10. Bagaimana menentukan tanggal panen atau tebu di PG Tjoekir?


Begitupun dengan tebu proses pemanenan ditentukan dari masa tanam dan masa
tanam. Masa panen tebu yaitu ketika tebu berumur 11-12 bulan setelah tanam. Tetapi
selain itu, dilakukanlah analisis kemasakan agar memperkuat dugaan tanggal panen.
Analisis dilakukan oleh bagian Quality Control ketika sudah menunjukkan fase atau
periode kemasakan yaitu 11-12 bulan. Analisis yang diuji adalah nilai brix karena nnilai
ini menunjukkan tingkat kemasakan tebu. Standar minimal tebu dikatakan masak dan
layak panen yaitu ketika memiliki nilai brix ≥18.
11. Bagaimana model pengelolaan tebu di PG yang baik untuk masa depan ?
Menurut saya, pengelolaan tebu di Indonesia sudahlah cukup baik dengan kebun
tebu yang dikelola oleh masyarakat. Akan tetapi tenaga kerja untuk mengelola tebu
semakin berkurang. Hal ini diakibatkan pengelolaan tebu yang masih dilakukan secara
manual. Hal ini sangat mempengaruhi tingkat produksi tebu. Generasi sekarang berbeda
dengan generasi terdahulu. Generasi sekarang sudah terlanjur terbiasa dengan alat dan
teknologi yang sudah canggih dan tidak memerlukan banyak tenaga. Maka dari itu untuk
pengelolaan tebu dimasa yang akan dating, pemerintah pertanian harus memberikan
mindset atau pembelajaran tentang pertanian yang didukung dengan alat dan teknologi
dimasa yang sekarang yang bersifat mekanisasi dan automatisasi agar generasi mau untuk
meneruskan produksi tebu sesuai dengan adaptasi lingkungan di generasi sekarang atau
dimasa yang akan dating. Jikalau tidak, produksi tebu di Indonesia akan menurun dan
akan terus menerus impor dari luar negeri untuk memenuhi permintaan masyarakat
Indonesia terhadap gula.
Selain itu petinggi-petinggi yang mengurusi pergulaan di Indonesia haruslah
menunjukkan keterbukaan terkait birokrasi dan keuangan agar tidak ada kesalahpahaman
petani dan petani juga ikhlas dalam menjalani pekerjaan mereka sebagai petani tebu.
Indonesia memiliki Pancasila sila ke-2 dan ke-5, jadi pemerintah harus benar-benar harus
memaknai sila tersebut agar terciptanya masyarakat yang adil dan masyarakat bisa
sejahtera.

Anda mungkin juga menyukai