Anda di halaman 1dari 10

DESAIN PENELITIAN DAN PROPOSAL PENELITIAN

Makalah

Metoda Penelitian Akuntansi

Dosen Pengampu :

Wawan Sadtyo Nugroho, S.E., M.Si., Ak., C.A

Disusun oleh :
Kelompok 1

1 WAHID PUTRO NUGROHO (15.0102.0001)

2 ANNISA FITRIA WULANDARI (15.0102.0002)

3 ATIKA SUCI DEWANTI (15.0102.0003)

4 HASMIATI SOLIKHAH (15.0102.0004)

5 INAWATI (15.0102.0009)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS PROGRAM STUDI AKUNTANSI


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG
2018
DESAIN PENELITIAN
A. Pengertian Deasin Penelitian
Setelah membuat rumusan masalah, proposal penelitian, melakukan tinjauan literature
kritis dan membuat latar belakang konseptual atas kerangka teoritis dalam penelitian
deduktif, langkah slanjutnya adalah mendesain penelitian dengan cara dimana data yang
dibutuhkan dapat dikumpulkan dan dianalisis hingga mencapai solusi untuk masalah
yang mengkatalisasi proyek penelitian.
Desain penelitian adalah rencana pengumpulan, pengukuran dan analisi data
berdasarkan pertanyaan penelitian dari studi. Penting untuk diperhatikan bahwa semakin
ketat dan canggih desain penelitian, semakin besar waktu biaya dan sumber daya lain
yang akan digunakan. Oleh karena itu, menjadi relevan untuk bertanya kepada diri sendiri
padasetiap poin pilihan apakah manfaat yang berasal dari desain yang lebih canggih
untuk memastikan akurasi, keyakinan generalisasi dan seterusnya, sepdan dengan
investasi sumber daya yang lebih besar. desain penelitian mempunyai tujuan untuk:
1. Menyediakan jawaban-jawaban yang diperlukan dalam penelitian
2. Mengendalikan penyimpangan yang mungkin terjadi

B. Tujuan Studi
Studi dapat bersifat eksploratif deskriptif, dan kasual. Sifat studi bergantung pada
tahap peningkatan pengetahuan mengenai topik yang diteliti. Keputusan desain menjadi
semakin ketat saat kita berlanjut dari tahap eksploratif, di mana peneliti berusaha
mengeksplorasi bidang penelitian organisasi yang baru ke tahap deskriptif. Peneliti
mencoba menjelaskan karakteristik tertentu dari fenomena yang menjadi pusat perhatian
ke tahap kausal, tahap pengujian hipotesis dimana kita menguji apakah hubungan yang
diperkirakan memang terbukti dan jawaban atas pertanyaan penelitian telah diperoleh.
1. Studi Eksploratif
Studi ekspolaratif (exploratory study) dilakukan jika tidak banyak yang
diketahui mengenai situasi yang dihadapi atau tidak ada informasi yang tersedia
mengenai bagaimana masalah atau isu penelitian yang mirip diselesaikan di masa
lalu. Studi eksploratif diperlukan ketika sejumlah fakta diketahui, tetapi diperlukan
lebih banyak informasi untuk menyusun kerangka teoritis yang kuat. Penelitian
eksploratif seringkali bergantung pada penelitian sekunder seperti tinjauan
literature dan pendekatan kualitatif untuk pengumpulan data seperti diskusi
informal dan lebih banyak pendekatan formal seperti wawanccara, kelompok
focus, metode proyektif ataus studi kasus. Hasil dari studi eksploratif secara umum
tidak dapat digeneralisasikan untuk populasi. Sebagai acuan penelitian eksploratif
bersifat fleksibel. Contoh;
Manajer sebuah perusahaan multinasional ingin mnegetahui jilka nilai etika
kerja karyawan yang bekerja dikantor cabangny di Pennathur City berbeda dengan
karywan dari orang amerika. Begitu sedikit informasi tentang Pennathur City
berbeda dan karena masih terdapat perbedaan hangat mengenai apa arti nilai etika
kerja kebudayaan lain. Keingitahuan manajer tersbut hanya dapat terpenuhi dengan
studi ekploratif, mewawancarai karywan perusahaan di Pennathur. Agama, politik,
ekonomi dan kondisi sosial, latar belakang, nilai budaya dan seterusnya
memainkan peran utama pada bagaimana cara orang dibelahan dunia yang berbeda
mmandang pekerjaan mereka. Dalam hal ini, karena sangat sedikit yang diketahui
mengenai nilai etika kerja di India, studi eksploratif harus dilakukan

2. Studi Deskriptif
Studi deskriptif sering kali didesain untuk mengumpulkan data yang
menjelaskan karakteristik orang, kejadian atau situasi. Hal ini melibatkan
pengumpulan data kuantitatif seperti tingkat kepuasan, jumlah produksi, jumlah
penjualan, atau data demografi, namum studi deskriptif juga memerlukan
pengumpulan informasi kuantitatif. Contoh data kualitatif yang dapat dikumpulkan
untuk menjelaskan bagaimana konsumen membuat keputusan atau untuk
mengamati bagaimana manajer menyelesaikan konflik daam organisasi.
Peneliti terkadang tertarik dengan hubungan antar variabel untuk menjelaskan
populasi, kejadian atau situasi. Contohnya, peneliti mungkin tertarik dengan
hubungan keterlibatan pekerjaan dengan kepuasan karja, misalnya arousal seeking
tendency dan sikap mengambil resiko, kepercayaan diri dan pemilihan produk
inovatif atau kejelasan tujuan dan kinerja. Studi semacam ini bersifat korelasional.
Penelitian koreasional menjelaskan hubungan antar variabel, menemukan sebuah
hubungan hubungan tidak berarti bahwa satu variabel menyebabkan perubahan
pada vriabel yang lain. Studi deskriptif dapat membantu peneliti untuk:

a. Memahami karakteristik kelompok dalam situasi tertentu (misalnya:


penjelasan segmen pasar tertentu)
b. Berpikir secara sistematis mengenai aspek- aspek dalam situasi tertentu
(misalnya: faktor- faktor yang terkait dengan kepuasan kerja)

c. Memberikan ide untuk penyelidikan atau penelitian lebih lanjut

d. Membantu membuat keputusan sederhana yang pasti.

Contoh situasi yang membutuhkan studi deskriptif “seorang manajer bank ingin
mendpatkan profil orang- orang yang mempunyai pembayaran pinjaman yang
belum dilunasi selama bulan atau lebih. Profil tersebut meliputi rincian rata- rata
usia, penghasilan, sifat pekerjaan, status pekerjaan paruh/ paruh waktu danlainnya.
Hal tersebut dapat membantunya untuk memperoleh informasi lebih lanjut atau
memutuskan langsung jenis nasabah yang seharusnya tidak lagi bisa mendapatkan
pinjaman di masa depan”

3. Studi Kausal
Studi kausal adalah inti dari pendekatan ilmiah untuk penelitian. Studi semacam
itu menguji pakah satu variabel menyebabkan variabel yang lain berubah atau
tidak. Dalam studi kasula, peneliti tertarik untuk menjelaskan satu atau lebih
banyak faktor yang menyebabkan masalah. Maksud peneliti untuk melakukan studi
aksual adalah agar mampu menyatakan bahwa variabel X menyebabkan variabel
Y. Sehingga jika variabel X dihilangkan atau diubah dengan cara tertentu, maslah
Y terpecahkan. Untuk menentukan hubungan kausal, terdapat 4 kondisi yang harus
terpenuhi, yaitu:

a. Variabel bebas yang dan terikatharus kovarians

b. Variabel bebas (yang dianggap sebagai faktor kausal) harus mendahului


variabel terkait

c. Seharusnya tidak ada faktor lain yang menjadi kemungkinan penyebab


perubahan dalam variabel terikat

d. Dibutukan penjelasan logis (teori) dan hal tersebut seharusnya mengapa


variabel bebas mempengaruhi variabel terikat

Contoh studi kausal: Manajer pemasaran ingin mengetahui apakah penjualan


perusahaan akan meningkat jika dia meningkatkan biaya iklan. Disini, manajer
ingin mengetahui sifat dari hubungan yang dapat ditemukan antara iklan dan
penjualan dengan menguji hipotesis “jika iklan ditingkatkan, maka penjualn jga
akan meningkat”

C. Variabel dan Hubungan antar Variabel


Pada hakikatnya inti dari setiap kegiatan penelitian ilmiah adalah mencari hubungan
antar variabel. Hubungan yang paling dasar adalah hubungan antara variabel independen
dengan variabel dependen (X dengan Y). Hubungan antara variable independen/bebas
dan variabel dependen/terikat tidak selalu menunjukkan hubungan sebab akibat
 Arah hubungan variabel
1. Hubungan positif : nilai tertinggi pada variable sebab sama dengan nilai
tertinggi pada variable akibat
Contoh:
- Semakin tinggi tingkat pendapatan, maka semakin tinggi angka daya beli
masyarakat.
- Semakin rendah semangat belajar, semakin rendah IPK mahasiswa
2. Hubungan negatif: nilai tertinggi pada variable sebab seiring dengan nilai
terendah pada variable akibat.
- Semakin sering pasangan menghadiri layanan keagamaan, maka semakin
rendah peluang terjadinya perceraian.
- Semakin tinggi pendidikan, maka semakin rendah derajad fatalismenya
 Tipe hubungan antar variabel
1. Hubungan Simetris. Apabila variabel yang satu tidak disebabkan atau
dipengaruhi oleh variable yang lainnya. Ada empat (4) jenis hubungan
simetris, yaitu:
a. Kedua variable merupakan indicator untuk konsep yang sama
b. Kedua variable merupakan akibat dari factor yang sama
c. Kedua variable berkaitan secara fungsional
d. Hubungan yang kebetulan semata-mata
2. Hubungan timbal balik. Hubungan di mana suatu variabel dapat menjadi sebab
dan juga akibat dari variable lainnya akan tetapi dalam hubungan timbale balik
disini, bukanlah hubungan dimana tidak dapat ditentnukan variabel yang
menjadi sebab dan variable yang menjadi akibat, akan tetapi ketika ada
variabel X mempengaruhi variabel Y, dan ketika pada waktu lain variabel Y
mempengaruhi Variabel X
3. Hubungan asimetris. Hubungan yang mendeskripsikan anatara dua variabel
dima satu yavariable bersifat mempengaruhi variable yang lainnya.
Ada 6 jenis hubungan asimetris, yaitu:
1. Hubungan antara stimulus dan respons.
Merupakan salah stu hubungan kausal yang dipergunakan oleh para ahli
2. Hubungan antara disposisi dan respon
Hubungan ini menunjukkan kecenderungan untuk menunjukkan respon
tertentu dalam situasi tertentu.
3. Hubungan antara ciri individu dan disposisi atau tingkah laku
Hubungan ini menunjukkan sifat individu yang relative tidak berubah dan
tidak dipengaruhi lingkungan.
4. Hubungan antara prekondisi dan akibat tertentu
5. Hubungan yang imanen
Hubungan ini menunjukkan terdapat suatu jalinan yang erat antara variabel
satu dengan variabel yang lain.
6. Hubungan antara tujuan dan cara

D. Horison Waktu Studi Cross- Sectional Versus Longitudinal


1. Studi cross- sectional
Sebuah studi dapat dilakukan dengan data yang hanya sekali dikumpulkan,
mungkin selama periode hari, minggu atau bulan, daam rangka menjawab
pertanyaan penelitian. Studi semacam itu disebut studi ne shot atau cross sectional.
Contoh :
a. Data dikumpulkan dari para broker saham selama bulan aril dan juni tahun
lalu untum mempelajari perusahaan mereka dalam pasar saham yang
bergejolak. Data yang berkaitan dengan penelitian khusus tersebut belum
dikumpulkan sebslumnya, dan data tersebut tidak akan dikumpulkan lagi
untuk penelitian ini

b. Sebuah perusahaan obat yang ingin berinvestasi dlam penelitian pil penurun
obesitas baru mengadakan survei diantara orang- orang yang mengalami
kegemukan untuk melihat berapa banyak dari mereka yang tertarik mencoba
i bru tersebut. Hal ini merupakan studi one shot atau cross sectional untuk
menilai kecenderungan permintaan terhadap produk baru.

Tujun studi dalam contoh diatas adalah untuk mengumpulkan data yang
berkaitan dalam menemukan jawaban untuk pertanyaan peneitian. Pengumpulan
data pada satu batas waktu tertentu sudah memadai.

2. Studi longitudinal
Dalam sejumlah kasusu, peneliti mungkin ingin mempelajari orang atau
fenomena pada lebih dari satu batas waktu dalam rangka menjawab pertanyaan
penelitian. Mislnya, peneliti ingin mempelajari perilaku karyawan sebelum dan
sesudah pergantian tersebut. Dalam hal ini, karena data dikumpulkan pada dua
batas waktu yang berbeda, studi bukan termasuk jenis cross sectional, namun
dilakukan secara longitudina melintasi suatu periode waktu. Ketika data pada
variabel terikat dikumpulkan pada dua batas waktu atau lebih untuk menjwab
pertanyaan penelitia, disebut stud longitudinal.
Contoh studi Longitudinal “UPS menglami penutupan 15 hari selama
pemogokn oemngemudi dan para pelanggan mereka berpindah ke jasa angkutn
lainnya seperti FedEx dan U.S Postal Service. Setelah pemogokan berakhir UPS
berusaha erebut kembali pelanggan mereka melalui beberapa strategi dan
mengumplkan data bulan demi bulan untuk melihat kemajuan apa yang mereka
buat dalam upaya tersebut. Disini, kita kumpulkan setia bulan untuk menilai
apakah UPS telah memperoleh kembali volume bisnis mereka. Karena data
dikumpulkan pada berbagai batas waktu untuk menjawab pertanyaan penelitian
yang sama, studi tersebut adalah studi longitudinal”
Studi longitudinal membutuhkan lebih banyak waktu, usha dan biaya
dibandingkan studi cross sectional. Nmun, studi longitudinal yang direncanakan
dengan baik dapat diantaranya membantu mengidentifikasi hubungan sebab akibat.
Desain eksperimental selalu menjadi studi longitudinal, karena data dikumpulkan
baik sebelum dan sesudah menipulasi. Studi lapangan jug dapat bersifat
longitudinal. Sebagai contoh, “studi perbandingan daa yang berkaitan dengan
rekasi manajer perusahaan terhadap wanita yang bekerja saat ini dan 10 tahun
kemudian akan menjadi studi lapangan longitudinal. Akan tetapi kebanyakan studi
lapangan yang diadakab versifat cross sectional karean waktu, usaha dan biaya
termasuk dalam pengumpulan data selama beberapa periode waktu. Studi
longitudinal pasti akan diperlukan jika seorang manajer ingin memastikan bahwa
di mengetahui faktor tertentu selama satu periode waktu untuk menilai peningkatan
atau mendeteksi kemungkinan hubungan kausal. Mesipun lebih mahal studi
longitudinal memberikan sejumlah wawasan yang baik.

PROPOSAL PENELITIAN
A. Pengertian Proposal Penelitian
Proposal penelitian merupakan gambaran singkat dari isi penelitian yang
diajukan peneliti. Membuat sebuah proposal sangat sering dilakukan ketika penelitian
yang diajukan diterima untuk didanai. Jika demikian, ini menunjukkan adanya jaminan
persetujuan partisipan terhadap usulan penelitian, baik ditinjau dari aspek kelayakan
tujuan proyek maupun metode penelitian yang diajukan. Pada pelaksanaannya,
penelitian tentunya banyak menghabiskan waktu, tenaga maupun biaya. Sebagaimana
etika dlam penelitian, usulan tersebut tentunya juga harus dipertanggung jawabkan.
Proposal penelitian tentunya tidak setebal laporan akhir penelitian. Dalam
penelitian ekonomi, umumnya proposal penelitian biasanya berkisar antara 1 samapi
10 lembar. Proposal penelitian yang diajukan untuk pemerintahan biasanya hanya
beberapa lembar, sebab proposal yang diajukan mengacu pada format yang telah
ditetapkan oleh pemerintah. Proposal penelitian dapat juga dibuat singkat, dimana
semua aspek penelitian telah didiskusikan bukan ditetapkan dalam tulisan.
B. Isi Proposal
Tiap – tiap proposal terdapat dua bagian yang mendasar, yaitu :
1. Pernyataan tentang pertanyaan penelitian
2. Laporan singkat terhadap metodologi penelitian.

Dalam proposal singkat, pertanyaan penelitian mungkin damasukkan ke dalam


suatu paragraf yang juga mengedepankan permasalahan perilaku manajemen,
pertanyaan perilaku, dan kategori-kategori terhadap pennyelidikan pertanyaan.
Pernyataan berikut yang harus dihadapi yaitu pertanyaan manajemen masing – masing
yang disajikan oleh manajemen. Pada bagian ke dua yaitu tentang pernyaataan terhadap
apa yang akan dilakukan terhadap desain penelitian.

C. Tujuan Proposal Penelitian


Apabila proposal awal penelitian digunakan untuk mencari sponsorship, maka
merupakan hal yang penting untuk diperhatiakn seorang peneliti tentang kejelasan
gambaran dan tujuan penelitian. Semakin jelas pengungkapan tujuan penelitian dalam
proposal, semakin memudahkan pembaca maupun pengguna informasi dalam
memahami arah penelitian. Adapun tujuan proposal penelitian ini adalah :
1. Untuk menghasilkan pertanyaan keperilakuan manajemen yang diteliti dan
berhubungan dengan hal-hal yang penting.
2. Untuk membahas usaha penelitian terhadap lainnya yang berkaitan dengan
pertanyaan keperilakuan manajemen.
3. Untuk mendukung keperilakuan data dalam memecahkan pertanyaan keperilakuan
manajemen dan bagaimana data dikumpulkan, diperlakukan dan dijelaskan.

Disamping itu, proposal penelitian harus menyajikan rencana peneliti, layanan, dan
keyakinan dalam suatu cara yang lebih baik untuk mendorong proposal dipilih diantara
para kompetitor. Dalam kontrak penelitian, survivalnya suatu perusahaan tergantung
pada kemampuan mereka untuk mengembangkan proposal pemenang.

D. Kategori Proposal Penelitian


Pada umunya, proposal penelitian beragam jenis bentuknya. Tapi pada
umumnya proposal penelitian dibagi ke dalam dua bentuk yaitu “
1. Bantuk internal
Dalam bentuk ini dilaksanakan oleh staf khusus atau departemen penelitian
dengan perusahaan.
2. Bentuk eksternal
Merupakan proposal merupakan proposal yang disponsori oleh universitas,
instansi pemerintah, kontraktor pemerintah, organisai non-profit, atau korporasi
yang selanjutnya dapat dikalsifikasikan sebagai suatu yang diinginkan atau tidak
diinginkan.
Terdapat 3 jenis tingkatan proposal penelitian, yaitu :
1. Studi eksplorasi
2. Skala studi yang lebih kecil
3. Skala studi yang lebih besar

Sedikit Kompleks Banyak


Jenis proposal
Proposal manajemen
Internal Studi eksplorasi Studi skala kecil Studi skala besar Studi skala besar
Eksternal Kontrak penelitian eksplorasi skala Kontrak penelitian lebih besar
Skala kontrak penelitian lebih kecil

Disponsori pemerintah Skala penelitian lebih besar

Proposal akademik Skripsi S1 Tesis S2 Disertasi S3


KESIMPULAN

Desain Penelitian adalah rencana pengumpulan, pengukuran dan analisi data


berdasarkan pertanyaan penelitian dari studi. Desain penelitian sendiri memiliki tujuan untuk
menyediakan jawaban-jawaban yang diperlukan dalam penelitian dan mengendalikan
penyimpangan yang mungkin terjadi dan tujuan tersebut di bagi menjadi 3 bagian Studi
ekspolaratif , Studi deskriptif dan Studi kausal. Dan inti dari setiap kegiatan penelitian ilmiah
adalah mencari hubungan antar variabel. Hubungan yang paling dasar adalah hubungan
antara variabel independen dengan variabel dependen (X dengan Y). Hubungan antara
variable independen/bebas dan variabel dependen/terikat tidak selalu menunjukkan hubungan
sebab akibat
Proposal penelitian merupakan gambaran singkat dari isi penelitian yang diajukan
peneliti.yang mana memiliki isi proposal yang terbagi menjadi dua bagian yang mendasar
yaitu :Pernyataan tentang pertanyaan penelitian dan Laporan singkat terhadap metodologi
penelitian. Dan tujuan proposal penelitian sendiri adalah Untuk menghasilkan pertanyaan
keperilakuan, Untuk membahas usaha penelitian terhadap lainnya yang berkaitan dengan
pertanyaan dan Untuk mendukung keperilakuan data dalam memecahkan pertanyaan.
Proposal Penlitian di bagi menjadi 2 bentuk yaitu : bentuk internal dan bentuk eksternal. Dan
terdapat 3 jenis tingkat proposal penelitian yaitu , Studi eksplorasi, Skala studi yang lebih
kecil dan Skala studi yang lebih besar

Anda mungkin juga menyukai