Makalah
Dosen Pengampu :
Disusun oleh :
Kelompok 1
5 INAWATI (15.0102.0009)
B. Tujuan Studi
Studi dapat bersifat eksploratif deskriptif, dan kasual. Sifat studi bergantung pada
tahap peningkatan pengetahuan mengenai topik yang diteliti. Keputusan desain menjadi
semakin ketat saat kita berlanjut dari tahap eksploratif, di mana peneliti berusaha
mengeksplorasi bidang penelitian organisasi yang baru ke tahap deskriptif. Peneliti
mencoba menjelaskan karakteristik tertentu dari fenomena yang menjadi pusat perhatian
ke tahap kausal, tahap pengujian hipotesis dimana kita menguji apakah hubungan yang
diperkirakan memang terbukti dan jawaban atas pertanyaan penelitian telah diperoleh.
1. Studi Eksploratif
Studi ekspolaratif (exploratory study) dilakukan jika tidak banyak yang
diketahui mengenai situasi yang dihadapi atau tidak ada informasi yang tersedia
mengenai bagaimana masalah atau isu penelitian yang mirip diselesaikan di masa
lalu. Studi eksploratif diperlukan ketika sejumlah fakta diketahui, tetapi diperlukan
lebih banyak informasi untuk menyusun kerangka teoritis yang kuat. Penelitian
eksploratif seringkali bergantung pada penelitian sekunder seperti tinjauan
literature dan pendekatan kualitatif untuk pengumpulan data seperti diskusi
informal dan lebih banyak pendekatan formal seperti wawanccara, kelompok
focus, metode proyektif ataus studi kasus. Hasil dari studi eksploratif secara umum
tidak dapat digeneralisasikan untuk populasi. Sebagai acuan penelitian eksploratif
bersifat fleksibel. Contoh;
Manajer sebuah perusahaan multinasional ingin mnegetahui jilka nilai etika
kerja karyawan yang bekerja dikantor cabangny di Pennathur City berbeda dengan
karywan dari orang amerika. Begitu sedikit informasi tentang Pennathur City
berbeda dan karena masih terdapat perbedaan hangat mengenai apa arti nilai etika
kerja kebudayaan lain. Keingitahuan manajer tersbut hanya dapat terpenuhi dengan
studi ekploratif, mewawancarai karywan perusahaan di Pennathur. Agama, politik,
ekonomi dan kondisi sosial, latar belakang, nilai budaya dan seterusnya
memainkan peran utama pada bagaimana cara orang dibelahan dunia yang berbeda
mmandang pekerjaan mereka. Dalam hal ini, karena sangat sedikit yang diketahui
mengenai nilai etika kerja di India, studi eksploratif harus dilakukan
2. Studi Deskriptif
Studi deskriptif sering kali didesain untuk mengumpulkan data yang
menjelaskan karakteristik orang, kejadian atau situasi. Hal ini melibatkan
pengumpulan data kuantitatif seperti tingkat kepuasan, jumlah produksi, jumlah
penjualan, atau data demografi, namum studi deskriptif juga memerlukan
pengumpulan informasi kuantitatif. Contoh data kualitatif yang dapat dikumpulkan
untuk menjelaskan bagaimana konsumen membuat keputusan atau untuk
mengamati bagaimana manajer menyelesaikan konflik daam organisasi.
Peneliti terkadang tertarik dengan hubungan antar variabel untuk menjelaskan
populasi, kejadian atau situasi. Contohnya, peneliti mungkin tertarik dengan
hubungan keterlibatan pekerjaan dengan kepuasan karja, misalnya arousal seeking
tendency dan sikap mengambil resiko, kepercayaan diri dan pemilihan produk
inovatif atau kejelasan tujuan dan kinerja. Studi semacam ini bersifat korelasional.
Penelitian koreasional menjelaskan hubungan antar variabel, menemukan sebuah
hubungan hubungan tidak berarti bahwa satu variabel menyebabkan perubahan
pada vriabel yang lain. Studi deskriptif dapat membantu peneliti untuk:
Contoh situasi yang membutuhkan studi deskriptif “seorang manajer bank ingin
mendpatkan profil orang- orang yang mempunyai pembayaran pinjaman yang
belum dilunasi selama bulan atau lebih. Profil tersebut meliputi rincian rata- rata
usia, penghasilan, sifat pekerjaan, status pekerjaan paruh/ paruh waktu danlainnya.
Hal tersebut dapat membantunya untuk memperoleh informasi lebih lanjut atau
memutuskan langsung jenis nasabah yang seharusnya tidak lagi bisa mendapatkan
pinjaman di masa depan”
3. Studi Kausal
Studi kausal adalah inti dari pendekatan ilmiah untuk penelitian. Studi semacam
itu menguji pakah satu variabel menyebabkan variabel yang lain berubah atau
tidak. Dalam studi kasula, peneliti tertarik untuk menjelaskan satu atau lebih
banyak faktor yang menyebabkan masalah. Maksud peneliti untuk melakukan studi
aksual adalah agar mampu menyatakan bahwa variabel X menyebabkan variabel
Y. Sehingga jika variabel X dihilangkan atau diubah dengan cara tertentu, maslah
Y terpecahkan. Untuk menentukan hubungan kausal, terdapat 4 kondisi yang harus
terpenuhi, yaitu:
b. Sebuah perusahaan obat yang ingin berinvestasi dlam penelitian pil penurun
obesitas baru mengadakan survei diantara orang- orang yang mengalami
kegemukan untuk melihat berapa banyak dari mereka yang tertarik mencoba
i bru tersebut. Hal ini merupakan studi one shot atau cross sectional untuk
menilai kecenderungan permintaan terhadap produk baru.
Tujun studi dalam contoh diatas adalah untuk mengumpulkan data yang
berkaitan dalam menemukan jawaban untuk pertanyaan peneitian. Pengumpulan
data pada satu batas waktu tertentu sudah memadai.
2. Studi longitudinal
Dalam sejumlah kasusu, peneliti mungkin ingin mempelajari orang atau
fenomena pada lebih dari satu batas waktu dalam rangka menjawab pertanyaan
penelitian. Mislnya, peneliti ingin mempelajari perilaku karyawan sebelum dan
sesudah pergantian tersebut. Dalam hal ini, karena data dikumpulkan pada dua
batas waktu yang berbeda, studi bukan termasuk jenis cross sectional, namun
dilakukan secara longitudina melintasi suatu periode waktu. Ketika data pada
variabel terikat dikumpulkan pada dua batas waktu atau lebih untuk menjwab
pertanyaan penelitia, disebut stud longitudinal.
Contoh studi Longitudinal “UPS menglami penutupan 15 hari selama
pemogokn oemngemudi dan para pelanggan mereka berpindah ke jasa angkutn
lainnya seperti FedEx dan U.S Postal Service. Setelah pemogokan berakhir UPS
berusaha erebut kembali pelanggan mereka melalui beberapa strategi dan
mengumplkan data bulan demi bulan untuk melihat kemajuan apa yang mereka
buat dalam upaya tersebut. Disini, kita kumpulkan setia bulan untuk menilai
apakah UPS telah memperoleh kembali volume bisnis mereka. Karena data
dikumpulkan pada berbagai batas waktu untuk menjawab pertanyaan penelitian
yang sama, studi tersebut adalah studi longitudinal”
Studi longitudinal membutuhkan lebih banyak waktu, usha dan biaya
dibandingkan studi cross sectional. Nmun, studi longitudinal yang direncanakan
dengan baik dapat diantaranya membantu mengidentifikasi hubungan sebab akibat.
Desain eksperimental selalu menjadi studi longitudinal, karena data dikumpulkan
baik sebelum dan sesudah menipulasi. Studi lapangan jug dapat bersifat
longitudinal. Sebagai contoh, “studi perbandingan daa yang berkaitan dengan
rekasi manajer perusahaan terhadap wanita yang bekerja saat ini dan 10 tahun
kemudian akan menjadi studi lapangan longitudinal. Akan tetapi kebanyakan studi
lapangan yang diadakab versifat cross sectional karean waktu, usaha dan biaya
termasuk dalam pengumpulan data selama beberapa periode waktu. Studi
longitudinal pasti akan diperlukan jika seorang manajer ingin memastikan bahwa
di mengetahui faktor tertentu selama satu periode waktu untuk menilai peningkatan
atau mendeteksi kemungkinan hubungan kausal. Mesipun lebih mahal studi
longitudinal memberikan sejumlah wawasan yang baik.
PROPOSAL PENELITIAN
A. Pengertian Proposal Penelitian
Proposal penelitian merupakan gambaran singkat dari isi penelitian yang
diajukan peneliti. Membuat sebuah proposal sangat sering dilakukan ketika penelitian
yang diajukan diterima untuk didanai. Jika demikian, ini menunjukkan adanya jaminan
persetujuan partisipan terhadap usulan penelitian, baik ditinjau dari aspek kelayakan
tujuan proyek maupun metode penelitian yang diajukan. Pada pelaksanaannya,
penelitian tentunya banyak menghabiskan waktu, tenaga maupun biaya. Sebagaimana
etika dlam penelitian, usulan tersebut tentunya juga harus dipertanggung jawabkan.
Proposal penelitian tentunya tidak setebal laporan akhir penelitian. Dalam
penelitian ekonomi, umumnya proposal penelitian biasanya berkisar antara 1 samapi
10 lembar. Proposal penelitian yang diajukan untuk pemerintahan biasanya hanya
beberapa lembar, sebab proposal yang diajukan mengacu pada format yang telah
ditetapkan oleh pemerintah. Proposal penelitian dapat juga dibuat singkat, dimana
semua aspek penelitian telah didiskusikan bukan ditetapkan dalam tulisan.
B. Isi Proposal
Tiap – tiap proposal terdapat dua bagian yang mendasar, yaitu :
1. Pernyataan tentang pertanyaan penelitian
2. Laporan singkat terhadap metodologi penelitian.
Disamping itu, proposal penelitian harus menyajikan rencana peneliti, layanan, dan
keyakinan dalam suatu cara yang lebih baik untuk mendorong proposal dipilih diantara
para kompetitor. Dalam kontrak penelitian, survivalnya suatu perusahaan tergantung
pada kemampuan mereka untuk mengembangkan proposal pemenang.