ANC TERPADU
Disusun Oleh:
dr. Joko Wibowo Sentoso
Topik:
ANC Terpadu
Mengetahui,
Dokter Internship, Dokter Pendamping
B. Permasalahan
Banyaknya kematian ibu dan anak merupakan suatu permasalahan yang
hingga saat ini belum dapat terselesaikan. Permasalahan ibu dan anak yang
sangat kompleks ini membutuhkan pendekatan dari banyak sektor agar
masalah dapat teratasi.
A. Faktor individu
Tingkat pendidikan ibu yang rendah menjadi permasalahan kesehatan bagi
ibu itu sendiri maupun anaknya. Tingkat pendidikan yang rendah juga
menjadi penyebab seringnya ibu hamil memilih melahirkan di dukun bayi
yang tidak terlatih secara medis.
B. Faktor Keluarga
Kurangnya pengetahuan keluarga mengenai pentingnya antenatal care
secara rutin, persalinan di tenaga kesehatan, kontrol rutin untuk bayi baru
lahir, pemberian imunisasi, dan lain sebagainya. Selain itu kepercayaan-
kepercayaan seperti memberi daun-daunan pada tali pusat yang telah
dipotong dapat meningkat risiko infeksi pada neonatus.
C. Faktor Masyarakat, lingkungan, dan sosiokultural
Kurangnya kesadaran masyarakat mengenai pentingnya kesehatan ibu dan
anak, budaya pemberian makanan tambahan pada bayi usia kurang dari
enam bulan sehingga sering terjadi diare yang dapat berujung pada
kematian bayi jika tidak ditangani secara tepat.
D. Faktor tenaga kesehatan
Kurangnya promosi dan penyuluhan mengenai kesehatan ibu dan anak
termasuk didalamnya mengenai manfaat ASI dan imunisasi. Kurangnya
sumber daya manusia untuk melakukan deteksi dini permasalahan
kesehatan ibu dan anak.
E. Faktor pemerintah
Kebijakan yang tegas dan mengikat mengenai permasalahan kesehatan ibu
dan anak dirasa masih kurang optimal. Peraturan dan kebijakan yang
sudah ada sering tidak disertai dengan penerapan yang tepat sasaran di
lapangan sehingga masih perlu dilakukan evaluasi dan jika diperlukan
membuat program kreatif lain yang dapat menunjang tercapainya target
program KIA.
2. Anamnesis
Anamnesa dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 7 Juni 2018
a. Keluhan selama kehamilan : Lemas
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien sering mengeluh lemas, lemah dan lesu. Keluhan tersebut
dirasakan sudah sejak awal kehamilan. Keluhan tersebut semakin
dirasa ketika melakukan aktivitas yang berat dan membaik bila tidur.
c. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien sebelumnya belum pernah menderita sakit seperti ini.
Pasien sebelumnya tidak pernah dirawat di rumah sakit. Pasien juga
mengakui tidak memiliki alergi terhadap suatu makanan ataupun obat
tertentu.
d. Riwayat Penyakit Keluarga
Anggota keluarga saat ini tidak ada yang sakit seperti ini.
e. Riwayat Sosio Ekonomi
Pasien tinggal di rumah sendiri bersama suami, dan 2 anaknya.
Pasien beraktifitas sehari-hari sebagai ibu rumah tangga.. Rumah
pasien berukuran panjang 14 meter, lebar 10 meter dan tinggi 3 meter.
Rumah tersebut terdiri atas ruang tamu, 4 kamar tidur, sebuah kamar
mandi dan dapur. Saat ini pasien menggunakan BPJS untuk
pembiayaan ketika berobat.
f. Riwayat Kehamilan Sekarang
HPHT : 5 Oktober 2017
HPL : 12 Juli 2018
Usia Kehamilan : 36 Minggu
Pasien tidak haid sejak bulan Oktober 2017, sekitar satu bulan setelah
terlambat haid pasien melakukan tes kehamilan dengan tes pack dan
didapatkan hasil positif. Kemudian pasien memeriksakan diri ke bidan
dan dinyatakan hamil. Selama kehamilan pasien sering mengeluh
badan lemas dan terkadang disertai pusing.
g. Riwayat Persalinan
I : Hamil aterm, Perempuan, saat ini usia 5 tahun, BBL 3000 gram,
lahir normal, ditolong oleh bidan
II : Hamil aterm, Perempuan, saat ini usia 3 tahun, BBL 2800 gram,
lahir normal, ditolong oleh bidan
i. Riwayat ANC
Pemeriksaan kehamilan dilakukan di puskesmas. Pemeriksaan
kehamilan dilakukan satu bulan sekali dengan pemeriksaan
laboratorium pada kunjungan pertama ANC. Pasien mendapat
multivitamin dan suplemen besi.
j. Riwayat Haid
- Menarche : 13 tahun
- Siklus haid : 28 hari
- Lama haid : 7 hari
- Dismenore : (-)
k. Riwayat Perkawinan
Pasien menikah yang pertama kali dengan suami sekarang. Usia
pernikahan 6 tahun.
l. Riwayat KB : kondom, suntik 3 bulan.
m. Riwayat Penyakit Keluarga
- Riwayat Tekanan Darah Tinggi : disangkal
- Riwayat Kencing Manis : disangkal
- Riwayat Penyakit Jantung : disangkal
- Riwayat Alergi : disangkal
n. Data Perilaku
Perilaku Makan
Pasien makan 3 kali sehari pada siang dan sore hari dengan nasi
pasien sering makan buah. Pasien senang meminum susu dan teh.
Perilaku ANC
Pasien sudah dua kali ini memeriksakan kehamilannya ke
BPJS.
a. Sosial Masyarakat
b. Kebijakan pemerintah
Cebongan.
Akses Pelayanan Kesehatan
Pasien harus menaiki sepeda motor untuk mencapai ke
jaraknya yang tidak terlalu jauh dan biayanya juga yang cukup
terjangkau.
Program pada Pelayanan Kesehatan
1. Kebijakan dari puskesmas Cebongan untuk melakukan
tinggi.
2. Penyuluhan. Menurut pasien, ia belum pernah
3. Pemeriksaan Fisik
Dilakukan tanggal 7 Juni 2018
a. Keadaan Umum : compos mentis, gizi kesan cukup
b. Tanda Vital
Tensi : 100/60 mmHg
Nadi : 85x/menit
Respirasi : 18x/ menit
Suhu : 36,7ºC
Berat Badan : 63 kg
Tinggi Badan : 158 cm
LILA : 31,5 cm
c. Status Internus
- Kepala : Mesocephale
- Mata : Conjungtiva anemis (-/-), sclera ikterik (-/-)
- Hidung : Discharge (-), septum deviasi (-), napas cuping
hidung (-)
- Telinga : Sekret (-/-), tragus pain (-/-)
- Mulut : Bibir sianosis (-), lidah kotor (-)
- Tenggorok : Uvula ditengah, tonsil T1-T1, faring hiperemis (-)
- Leher : Normocolli, limfonodi tidak membesar
- Thoraks : Normochest
Cor
Inspeksi :iktus kordis tidak tampak
Palpasi : iktus kordis tidak kuat angkat
Perkusi : batas jantung tidak melebar
Auskultasi : bunyi jantung I–II int. normal, reguler, bising (-).
Pulmo
Inspeksi : pengembangan dada kanan = kiri
Palpasi : fremitus dada kanan = kiri
Perkusi : sonor // sonor
Auskultasi : suara dasar vesikuler (+/+), suara tambahan (-/-)
- Abdomen
Inspeksi : Cembung pada bagian perut, striae gravidarum (-)
Palpasi : Ballotment (+)
Perkusi : Tidak dilakukan
Auskultasi : Tidak dilakukan
- Ekstremitas
Akral dingin - - edema - - sianosis - -
- - - - - -
d. Status Obstetri
Abdomen:
- Inspeksi : datar, striae gravidarum (+)
Palpasi :Ballotment (+)
Leopold I :30 cm di atas symphisis pubis, Teraba massa besar
dan lunak.
Leopold II :-
Leopold III : teraba massa besar dan keras
Leopold IV : -
- Auskultasi : DJJ 144 kali / menit
Genitalia:
- Eksterna : tidak dilakukan
- Interna : tidak dilakukan
4. Pemeriksaan Penunjang
Tanggal 7 Juni 2018
a. Hb : 11,5 gr/dL
b. Golongan darah :O
c. HbsAg : Negatif
d. PITC : Negatif
1. Kegiatan
Melakukan pemeriksaan ANC terpadu sebagai salah satu bentuk kegiatan
program KIA yang dilakukan di ruang KIA Puskesmas Cebongan Salatiga
pada hari Kamis tanggal 09 Juni 2018 pukul 10.00 WIB
Kegiatan yang dilakukan meliputi 10T yaitu:
a. Pengukuran Tinggi badan dan penimbangan berat badan dan
b. Pengukuran Tekanan darah.
c. Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LiLA).
d. Tinggi puncak rahim (fundus uteri).
e. Penentuan status imunisasi Tetanus dan pemberian imunisasi Tetanus
Toksoid sesuai status imunisasi.
f. Pemberian Tablet tambah darah minimal 90 tablet selama kehamilan.
g. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ).
h. Temu wicara
i. Tes laboratorium sederhana, minimal tes hemoglobin darah (Hb),
pemeriksaan protein urin dan pemeriksaan golongan darah (bila belum
pernah dilakukan sebelumnya).
j. Tatalaksana kasus
2. Menentukan Sasaran
Sasaran primer yang dipilih pada kegiatan pemeriksaan ANC terpadu
ini adalah ibu hamil.
3. Menetapkan Tujuan
a. Tujuan Umum
Untuk memenuhi hak setiap ibu hamil memperoleh pelayanan
antenatal yang berkualitas sehingga mampu menjalani kehamilan
dengan sehat, bersalin dengan selamat, dan melahirkan bayi yang
sehat.
b. Tujuan Khusus
1. Menyediakan pelayanan antenatal terpadu, komprehensif dan
berkualitas, termasuk konseling kesehatan dan gizi ibu hamil,
konseling KB dan pemberian ASI.
2. Mendeteksi secara dini kelainan/penyakit/gangguan yang diderita
ibu hamil.
3. Melakukan intervensi terhadap kelainan/penyakit/gangguan pada
ibu hamil sedini mungkin.
4. Melakukan rujukan kasus ke fasiltas pelayanan kesehatan sesuai
dengan sistem rujukan yang ada.
5. Penanggung Jawab
Penanggung jawab dari kegiatan ini adalah dokter internsip PKM
Cebongan.
G. Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan : Melakukan pemeriksaan ANC terpadu.
Tujuan : Untuk memenuhi hak setiap ibu hamil memperoleh
pelayanan antenatal yang berkualitas sehingga mampu
menjalani kehamilan dengan sehat, bersalin dengan
selamat, dan melahirkan bayi yang sehat.
Peserta : Ibu hamil berjumlah 1.
Waktu : Kamis, 09 Juni 2018, pukul 10.00-10.30 WIB
Tempat : Ruang KIA PKM Cebongan, Salatiga.
Metode : Metode yang digunakan adalah dengan cara
memberikan pelayanan antenatal terpadu yang
berkualitas serta penanganan / tata laksana kasus,
dengan metode Wawancara, Pemeriksaan kehamilan
10T, dan KIE menggunakan media Buku KIA.
Penanggung Jawab : Dokter internsip PKM Cebongan
2. Jenis Pelayanan
Pelayanan antenatal terpadu diberikan oleh tenaga kesehatan yang kompeten
yaitu dokter, bidan dan perawat terlatih, sesuai dengan ketentuan yang
berlaku. Pelayanan antenatal terpadu terdiri dari :
1. Anamnesa
Dalam memberikan pelayanan antenatal terpadu, ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan ketika melakukan anamnesa, yaitu:
a. Menanyakan keluhan atau masalah yang dirasakan oleh ibu saat ini.
b. Menanyakan tanda-tanda penting yang terkait dengan masalah
kehamilan dan penyakit yang kemungkinan diderita ibu hamil:
Muntah berlebihan
Rasa mual dan muntah bisa muncul pada kehamilan muda terutama
pada pagi hari namun kondisi ini biasanya hilang setelah
kehamilan berumur 3 bulan. Keadaan ini tidak perlu
dikhawatirkan, kecuali kalau memang cukup berat, hingga tidak
dapat makan dan berat badan menurun terus.
Pusing
Pusing biasa muncul pada kehamilan muda. Apabila pusing sampai
mengganggu aktivitas sehari-hari maka perlu diwaspadai.
Sakit kepala
Sakit kepala yang hebat yang timbul pada ibu hamil mungkin dapat
membahayakan kesehatan ibu dan janin.
Perdarahan
Perdarahan waktu hamil, walaupun hanya sedikit sudah merupakan
tanda bahaya sehingga ibu hamil harus waspada.
Sakit perut hebat
Nyeri perut yang hebat dapat membahayakan kesehatan ibu dan
janinnya.
Demam
Demam tinggi lebih dari 2 hari atau keluarnya cairan berlebihan
dari liang rahim dan kadang-kadang berbau merupakan salah satu
tanda bahaya pada kehamilan.
Batuk lama
Batuk lama Lebih dari 2 minggu, perlu ada pemeriksaan
lanjut.Dapat dicurigai ibu menderita TBC.
Berdebar-debar
Jantung berdebar-debar pada ibu hamil merupakan salah satu
masalah pada kehamilan yang harus diwaspadai.
Cepat lelah
Dalam dua atau tiga bulan pertama kehamilan, biasanya timbul
rasa lelah, mengantuk yang berlebihan dan pusing, yang biasanya
terjadi pada sore hari. Kemungkinan ibu menderita kurang darah.
Sesak nafas atau sukar bernafas
Pada akhir bulan ke delapan ibu hamil sering merasa sedikit sesak
bila bernafas karena bayi menekan paru-paru ibu. Namun apabila
hal ini terjadi berlebihan maka perlu diwaspadai.
Keputihan yang berbau
Keputihan yang berbau merupakan salah satu tanda bahaya pada
ibu hamil.
Gerakan janin
Gerakan bayi mulai dirasakan ibu pada kehamilan akhir bulan ke
empat. Apabila gerakan janin belum muncul pada usia kehamilan
ini, gerakan yang semakin berkurang atau tidak ada gerakan maka
ibu hamil harus waspada.
Perilaku berubah selama hamil, seperti gaduh gelisah, menarik diri,
bicara sendiri, tidak mandi, dsb.
Selama kehamilan, ibu bisa mengalami perubahan perilaku. Hal ini
disebabkan karena perubahan hormonal. Pada kondisi yang
mengganggu kesehatan ibu dan janinnya maka akan dikonsulkan
ke psikiater.
Riwayat kekerasan terhadap perempuan (KtP) selama kehamilan
Informasi mengenai kekerasan terhadap perempuan terutama ibu
hamil seringkali sulit untuk digali. Korban kekerasan tidak selalu
mau berterus terang pada kunjungan pertama, yang mungkin
disebabkan oleh rasa takut atau belum mampu mengemukakan
masalahnya kepada orang lain, termasuk petugas kesehatan. Dalam
keadaan ini, petugas kesehatan diharapkan dapat mengenali korban
dan memberikan dukungan agar mau membuka diri.
c. Menanyakan status kunjungan (baru atau lama), riwayat kehamilan
yang sekarang, riwayat kehamilan dan persalinan sebelumnya dan
riwayat penyakit yang diderita ibu.
d. Menanyakan status imunisasi Tetanus Toksoid.
e. Menanyakan jumlah tablet Fe yang dikonsumsi.
f. Menanyakan obat-obat yang dikonsumsi seperti: antihipertensi,
diuretika, anti vomitus, antipiretika, antibiotika, obat TB, dan
sebagainya.
g. Di daerah endemis Malaria, tanyakan gejala Malaria dan riwayat
pemakaian obat Malaria.
h. Di daerah risiko tinggi IMS, tanyakan gejala IMS dan riwayat penyakit
pada pasangannya. Informasi ini penting untuk langkahlangkah
penanggulangan penyakit menular seksual.
i. Menanyakan pola makan ibu selama hamil yang meliputi jumlah,
frekuensi dan kualitas asupan makanan terkait dengan kandungan
gizinya.
j. Menanyakan kesiapan menghadapi persalinan dan menyikapi
kemungkinan terjadinya komplikasi dalam kehamilan, antara lain:
Siapa yang akan menolong persalinan?
Setiap ibu hamil harus bersalin ditolong tenaga kesehatan.
Dimana akan bersalin?
Ibu hamil dapat bersalin di Poskesdes, Puskesmas atau di rumah
sakit?
Siapa yang mendampingi ibu saat bersalin?
Pada saat bersalin, ibu sebaiknya didampingi suami atau keluarga
terdekat. Masyarakat/organisasi masyarakat, kader, dukun dan
bidan dilibatkan untuk kesiapan dan kewaspadaan dalam
menghadapi persalinan dan kegawatdaruratan obstetri dan neonatal
Siapa yang akan menjadi pendonor darah apabila terjadi
pendarahan?
Suami, keluarga dan masyarakat menyiapkan calon donor darah
yang
sewaktu-waktu dapat menyumbangkan darahnya untuk
keselamatan
ibu melahirkan.
Transportasi apa yang akan digunakan jika suatu saat harus
dirujuk?
Alat transportasi bisa berasal dari masyarakat sesuai dengan
kesepakatan bersama yang dapat dipergunakan untuk mengantar
calon ibu bersalin ke tempat persalinan termasuk tempat rujukan.
Alat transportasi tersebut dapat berupa mobil, ojek, becak, sepeda,
tandu, perahu, dsb.
Apakah sudah disiapkan biaya untuk persalinan?
Suami diharapkan dapat menyiapkan dana untuk persalinan ibu
kelak. Biaya persalinan ini dapat pula berupa tabulin (tabungan ibu
bersalin) atau dasolin (dana sosial ibu bersalin) yang dapat
dipergunakan untuk membantu pembiayaan mulai antenatal,
persalinan dan kegawatdaruratan. Informasi anamnesa bisa
diperoleh dari ibu sendiri, suami, keluarga, kader ataupun sumber
informasi lainnya yang dapat dipercaya. Setiap ibu hamil, pada
kunjungan pertama perlu diinformasikan bahwa pelayanan
antenatal selama kehamilan minimal 4 kali dan minimal 1 kali
kunjungan diantar suami.
2. Pemeriksaan
Pemeriksaan dalam pelayanan antenatal terpadu, meliputi berbagai jenis
pemeriksaan termasuk menilai keadaan umum (fisik) dan psikologis
(kejiwaan) ibu hamil.
Tabel 2.1 Jenis Pemeriksaan Pelayanan Antenatal Terpadu.
Pemeriksaan laboratorium/penunjang dikerjakan sesuai tabel di atas.
Apabila di fasilitas tidak tersedia, maka tenaga kesehatan harus merujuk
ibu hamil ke fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih tinggi.
3. Dinas Kesehatan Kota Salatiga. 2015. Profil Kesehatan Kota Salatiga Tahun
2015. DKK. Salatiga.