Anda di halaman 1dari 11

ISOLASI BAKTERI SELULOLITIK DARI PERAIRAN DUMAI

Waidil Anuar, Andi Dahliaty, Christine Jose


Mahasiswa Program Studi S1 Kimia
Bidang Biokimia Jurusan Kimia
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau
Kampus Binawidya Pekanbaru, 28293, Indonesia
why_anw@yahoo.com

ABSTRACT
Dumai water samples are estimated to contain cellulolytic microorganisms because of farm
waste. Samples 930 from Sei Pakning and 931 from Rupat Strait were water samples
containing cellulolytic bacteria taken from Dumai. In this study the production of cellulase
enzymes from cellulolytic bacteria in samples of 930 and 931 used CMC as a substrate.
Cellulase is an enzyme that catalyses the hidrolisis of β-1-4-glycosidic bond of cellulose. All
of the isolates produced cellulase and were able to degrade cellulose. The results indicated
that 1% substrate gave the highest activity of Cellulase in the 931-4A (Rupat strait) (1.186 ±
0.319) x 10-3 U/mL, whereas the highest specific enzyme activity of the bacterial isolates was
930-1C (8.438 ± 0.109) x 10 -3 U/mg.
Keywords: Cellulolytic bacteria, cellulase, enzyme activity, CMC.

ABSTRAK
Sampel air Dumai diperkirakan mengandung mikroorganisme selulolitik karena adanya
limbah perkebunan. Sampel 930 yang berasal dari muara sungai Pakning dan sampel 931
yang berasal dari selat Rupat merupakan sampel air yang mengandung bakteri selulolitik
yang diambil dari Perairan Dumai. Pada penelitian ini produksi enzim selulase dari bakteri
selulolitik pada sampel 930 dan 931 menggunakan CMC sebagai substrat. Selulase
merupakan enzim yang dapat mengkatalisis reaksi pemutusan ikatan β-1-4-glikosidik dalam
selulosa. Semua isolat dapat menghasilkan enzim selulase dan mampu mendegradasi
selulosa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi substrat 1% memberikan aktivitas
enzim selulase tertinggi pada isolat 931-4A (selat Rupat) sebesar (1,186 ± 0,319)a x 10 -3
U/mL, sedangkan aktivitas enzim spesifik tertinggi pada isolat bakteri 930-1C sebesar (8,438
± 0,109)a x 10 -3U/mg.

Kata Kunci : Bakteri selulolitik, Selulase, Aktivitas enzim, CMC

PENDAHULUAN langsung dibuang ke perairan. Limbah


pabrik kelapa sawit tersebut sebagian besar
Kota Dumai termasuk daerah dekat mengandung selulosa (Irawan dkk., 2008).
pantai yang merupakan kota yang sangat Kandungan selulosa dalam air merupakan
cepat perkembangannya di bidang industri. sumber karbon yang dapat dimanfaatkan
Sepanjang pantai Dumai terdapat mikroorganisme selulolitik untuk
perusahaan industri pengolahan "Crude pertumbuhannya dengan cara
Palm Oil" (CPO) yang rentan pencemaran memproduksi enzim selulase. Enzim
lingkungan karena limbah industri yang selulase dihasilkan oleh bakteri selulolitik

JOM FMIPA Volume 1 No. 2 Oktober 2014 149


untuk mendegradasi selulosa yang terdapat bagi lingkungan dan industri sehingga
di dalam media pertumbuhannya (Acharya perlu untuk ditanggulangi. Salah satu
dkk., 2008). Isolasi bakteri selulolitik penanggulangannya adalah dengan
dapat dilakukan dimana saja terutama dari mendegradasi limbah menggunakan
sumber-sumber yang mengandung mikroorganisme selulolitik. Manfaat dari
selulosa. pengolahan ini diharapkan memperoleh
Isolasi bakteri selulolitik dari air laut produk bernilai ekonomis tinggi melalui
dengan tingkat salinitas yang tinggi masih aktivitas selulase yang dimilikinya
jarang dilakukan. Sampel air dari perairan (Acharya dkk., 2008).
Dumai diperkirakan mengandung bakteri
selulolitik. Pada penelitian ini diharapkan METODE PENELITIAN
akan ditemukan jenis-jenis bakteri
selulolitik dalam air laut yang memiliki a. Alat dan Bahan
kemampuan degradasi selulosa yang
Alat yang digunakan dalam penelitian
tinggi.
ini adalah Spektrofotometer Genesis 10 S
Enzim selulase adalah enzim
(Thermo Scientific), Waterbath (GRAND
ekstraseluler yang dihasilkan di dalam sel
SUB28), Autoclaf All American Model
kemudian dikeluarkan ke medium
1925 X/KY-23D Winscosin Aliminium
pertumbuhannya untuk mendegradasi
Foundry Co. Inc. Manitowoc, Vortex
nutrien. Enzim selulase diproduksi untuk
Mixer H-VH-300 (HEALTH), pH meter FI
mengkatalisis pemecahan selulosa menjadi
83141 dan peralatan kimia standar lainnya
glukosa dengan pemutusan ikatan β-1,4-
sesuai prosedur.
glukosidik. Enzim ini sangat penting
Sampel yang digunakan dalam
dalam proses biokonversi atau perubahan
penelitian ini adalah sampel air dari
secara biologi limbah-limbah organik
perairan Dumai yang diambil pada dua
mengandung selulosa menjadi glukosa.
titik yaitu 930 dan 931, media Nutrient
Glukosa yang dihasilkan dapat dijadikan
Agar (NA), media Nutrient Broth (NB),
sebagai bahan baku dalam pembuatan
Carboxymethyl cellulose (CMC) keluaran
bioetanol (Acharya dkk., 2008).
BDH Chemical Ltd Poole England (No.
Isolasi bakteri selulolitik telah
katalog 27929) dan bahan-bahan lain yang
berhasil dilakukan sebelumnya dari sungai
digunakan yaitu bahan dengan tingkat
Siak dalam media selektif yang
analisis yang sesuai dengan metode kerja.
mengandung 1% carboxymethyl cellulose
(CMC) sebagai sumber karbon dengan b. Isolasi bakteri selulolitik
waktu fermentasi 24 jam. Hasil penelitian
menunjukkan aktivitas untuk S-16 sebesar Sebanyak 1 mL masing-masing
(4,40±0,2) x 10 -3 U/mL dan untuk S-22 sampel air diinokulasikan ke dalam 4 mL
sebesar (13,417±0,198) x 10-3 U/mL media nutrient broth steril, diinkubasi
(Siagian, 2012). Selain itu, isolat bakteri pada suhu 37°C selama ± 24 jam. Isolasi
selulolitik dari sungai Siak juga telah diuji bakteri selulolitik dilakukan dengan
menggunakan media ampas tebu 1,0 % metode cawan gores pada media padat
sebagai sumber karbon pada suhu 25˚C selulase yang mengandung 1% CMC ( 1 g
selama 24 jam diperoleh aktivitas S-16 CMC; 0,02 g MgSO4.7H2O; 0,075 g
sebesar (4,67±2,64) x 10 -3 U/mL dan S-22 KNO3; 0,002 g K2HPO4; 0,004 g
sebesar (10,23±262) x 10-3 U/mL (Suri, CaCl2.2H2O; 0,2 g ekstrak khamir; 1,5 g
2013). agar batang), diinkubasi pada suhu 37°C
Keberadaan limbah industri selama ± 24 jam. Koloni tunggal yang
pengolahan sawit menimbulkan masalah tumbuh pada cawan petri tersebut

JOM FMIPA Volume 1 No. 2 Oktober 2014 150


diidentifikasikan dengan pewarnaan Gram produksi enzim selulase, diinkubasi pada
dan digunakan untuk produksi enzim suhu 37 oC selama ± 24 jam dalam shaking
selulase. incubator dengan kecepatan agitasi 150
rpm.
c. Identifikasi isolat dengan pewarnaan Masing-masing media produksi enzim
Gram yang terdapat kultur isolat didinginkan
dalam lemari pendingin pada suhu 4°C
Bakteri yang tumbuh pada media selama 1 jam, dan selanjutnya
padat yang mengandung 1% CMC disentrifugasi dengan kecepatan 5000 rpm
diinokulasi pada media agar miring selama 15 menit untuk mengendapkan
sebagai stok bakteri selulolitik. Isolat biomassa bakteri. Supernatan disaring
bakteri diremajakan pada media nutrient dengan filter glass fiber Whatman GF/C,
broth, diinkubasi pada suhu 37°C selama ± Ekstrak kasar enzim yang diperoleh
24 jam, dan selanjutnya diidentifikasi ditentukan volume dan aktivitas enzim
melalui pewarnaan Gram (Pratiwi, 2008). selulasenya dengan metode Nelson-
Preparat ulas dibuat dengan Somogyi.
mengambil 1 ose biakan bakteri dari media
nutrient broth, selanjutnya diratakan, e. Aktivitas enzim selulase
dikeringanginkan, dan difiksasi dengan
melewatkan di atas api bunsen. Ulasan Penentukan aktivitas enzim selulase
diberi beberapa tetes kristal violet dan melalui pengukuran konsentrasi gula
dibarkan sekitar 20 detik, lalu dicuci pereduksi dilakukan menggunakan metode
dengan akuades mengalir, selanjutnya Nelson-Somogyi. Tabung uji diisi dengan
ulasan ditetesi dengan larutan iodin dan 0,5 mL larutan substrat CMC 2% yang
dibiarkan sekitar 1 menit, lalu dicuci dilarutkan dengan larutan bufer fosfat 0,05
dengan akuades mengalir. Ulasan diberi M pH 7, kemudian diinkubasi selama 5
larutan pemucat (etanol 96%), dicuci menit di dalam waterbath suhu 40 oC.
dengan akuades mengalir, diteteskan Tanpa mengeluarkan tabung dari
safranin di atas ulasan, dibiarkan selama waterbath dimasukkan larutan enzim 0,5
20 detik, lalu dicuci dengan akuades mL dan inkubasi dilanjutkan selama 30
mengalir. Preparat dikeringkan dengan menit. Kerja enzim dihentikan dengan
menempelkan tisu disisi ulasan, lalu penambahan reagen Nelson-Somogyi
dikeringanginkan, kemudian preparat sebanyak 0,5 mL, dan selanjutnya
ditetesi minyak imersi untuk diamati dipanaskan selama 20 menit dalam air
menggunakan mikroskop cahaya dengan mendidih, kemudian didinginkan hingga
pembesaran 100× (Pratiwi, 2008). suhu sama dengan suhu kamar. Setelah
dingin, ditambahkan reagen
d. Produksi enzim selulase arsenomolibdat sebanyak 0,5 mL dan
dihomogenkan, selanjutnya didiamkan
Isolat bakteri yang tumbuh pada selama 5 menit. Sebanyak 3 mL akuades
media padat yang mengandung 1% CMC ditambahkan ke dalam larutan tersebut,
diinokulasikan ke media nutrient broth, dihomogenkan menggunakan vortex dan
diinkubasi pada suhu 37°C selama ± 16 didiamkan selama 30 menit. Tabung
jam dengan kecepatan agitasi 120 rpm. selama 10 menit lalu disaring karena
Inokulum tersebut diukur kekeruhan sel terdapat endapan pada permukaan atas
bakterinya atau Optical Dencity (OD) pada larutan. Sebagai standar dibuat larutan
panjang gelombang 660 nm. Inokulum standar glukosa pada berbagai konsentrasi.
dengan OD senilai 0,5 dimasukkan Absorbansisi larutan diukur dengan
masing-masing ke dalam 100 mL media

JOM FMIPA Volume 1 No. 2 Oktober 2014 151


spektrofotometer UV-VIS pada panjang HASIL DAN PEMBAHASAN
gelombang 540 nm (Clark dan Switzer,
1997). Satu unit aktivitas selulase 1. Isolasi dan pewarnaan Gram
didefinisikan sebagai banyaknya enzim
yang melepaskan 1 µmol gula pereduksi Bakteri selulolitik merupakan bakteri
permenit. yang mampu mendegradasi selulosa
menjadi bentuk yang lebih sederhana yaitu
f. Aktivitas spesifik enzim selulolitik glukosa (Winarno, 1995). Glukosa
merupakan suatu karbohidrat sederhana
Penentukan aktivitas spesifik enzim yang dapat digunakan oleh bakteri sebagai
selulase melalui pengukuran kadar protein sumber karbon untuk pertumbuhannya.
enzim selulase dilakukan menggunakan Bakteri yang dapat hidup pada media yang
metoda Lowry (Folin-Ciocalteau). Larutan mengandung sumber karbon seperti
enzim sebanyak 0,5 mL masing-masing polisakarida CMC merupakan bakteri yang
dimasukkan ke dalam 6 tabung microtube, mampu menghasilkan enzim selulase, dan
ditambahkan 1 mL aseton dingin 80% (- bakteri ini dapat disebut dengan bakteri
20°C), dihomogenkan, dan disimpan selulolitik. Dari hasil penelitian diperoleh
dalam freezer pada temperatur -20°C dua sampel air yang mengandung bakteri
selama 30 menit. Setelah itu, setiap dapat hidup pada media padat 1% CMC
microtube disentrifugasi dalam keadaan dan setelah tiga kali pengulangan
dingin dengan mikrosentrifugator dingin diperoleh sebanyak 14 isolat. Semua isolat
(-20°C) pada kecepatan 13000 rpm selama yang telah diisolasi mampu menghasilkan
10 menit. Supernatan dituang dari enzim selulase.
microtube dan endapan protein yang Identifikasi pewarnaan Gram masih
diperoleh dilarutkan dengan 20 µL bufer merupakan salah satu prosedur yang paling
asetat 0,05 M pH 7. Campuran banyak digunakan untuk menggolongkan
dihomogenkan hingga endapan protein berbagai bakteri (Pelczar dan Chan, 1986).
larut. Larutan protein yang telah Pewarnaan Gram digunakan untuk
dipekatkan dari 6 tabung microtube menentukan bakteri Gram negatif dan
dikumpulkan menjadi satu dalam tabung bakteri Gram positif. Perbedaan struktur,
reaksi (Lowry, 1951). komposisi dinding sel bakteri dan
Larutan sampel protein yang telah permeabilitas diantara kedua kelompok
dipekatkan diambil 1 mL dan dimasukkan dinding sel bakteri menyebabkan
ke dalam tabung reaksi, lalu ditambahkan perbedaan warna pada bakteri Gram positif
9,8 mL Na2CO3 2% 0,1 mL Natrium dan bakteri Gram negatif. Bakteri Gram
Kalium Tartarat 2,7%, dan 0,1 mL CuSO4 negatif mengandung lipid, lemak atau
1%. Campuran dihomogenkan substansi seperti lemak dalam persentase
menggunakan vortex dan didiamkan lebih tinggi daripada yang dikandung
selama 10 menit pada suhu ruang. bakteri Gram positif. Bakteri Gram negatif
Campuran ditambahkan 1 mL reagen juga memiliki dinding sel yang lebih tipis
Folin-Ciocalteau, dihomogenkan dengan dibanding bakteri gram positif.
vortex, kemudian didiamkan kembali Pewarnaan Gram hanya dapat
selama 30 menit pada suhu ruang (Lowry, dilakukan untuk isolat bakteri 931 saja,
1951). Absorbansisi larutan berwarna yang karena semua isolat 930 pada stok mati
terbentuk diukur menggunakan termasuk pada stok agar miring dan
spektrofotometer pada panjang gelombang gliserol. Ini menunjukkan bahwa bakteri
700 nm (Alexander dan Griffiths, 1993). selulolitik pada isolat 930 dan isolat 931
memiliki sifat ketahanan hidup yang

JOM FMIPA Volume 1 No. 2 Oktober 2014 152


berbeda meskipun telah diberikan pewarnaan gram untuk isolat bakteri 931
perlakuan yang sama. Dari hasil diperoleh hasil gram negatif untuk semua

Tabel 1: Hasil pengamatan pada identifikasi Gram


Isolat Gram Positif Gram Negatif Bentuk sel
931-1A -  Coccus
931-1B -  Coccus
931-1C -  Coccus
931-1D -  Coccus
931-3A -  Coccus
931-4A -  Coccus
931-2A -  Bacillus

Gambar 1. Isolat bakteri yang tumbuh pada media selektif untuk sampel 930 dan 931.

Gambar 2. Foto mikroskopi pewarnaan Gram pada bakteri (a) bakteri bacillus (b)
bakteri coccus.
isolat. Bentuk bakteri yang diperoleh yaitu sedangkan untuk bakteri gram negatif akan
bakteri coccus untuk semua bakteri kecuali menunjukkan warna merah.
isolat 930-2A dengan bentuk bakteri Penambahan alkohol pada bakteri
bacillus. gram positif menyebabkan pori-pori dalam
Pewarnaan Gram berdasarkan kemampuan peptidoglikan menjadi menyusut sehingga
bakteri untuk menahan pewarna primer kristal violet melekat, terlarut atau luntur
(kristal ungu) atau kehilangan warna oleh alkohol yang mengakibatkan warna
primer dan menerima warna tandingan bakteri gram positif adalah violet.
(safranin). Bakteri Gram pisitif akan Sedangkan pada bakteri negatif, lipid pada
menunjukkan warna biru atau ungu outer membran larut dan lepas disertai
kristal violet yang menyebabkan

JOM FMIPA Volume 1 No. 2 Oktober 2014 153


permeabilitas membran sel, sehingga banyak jumlah sel atau spora pada
safranin atau zat warna pendamping diikat suspensi, maka akan semakin banyak
yang menyebabkan warna bakteri gram cahaya yang dihamburkan. Semakin
negatif menjadi merah. sedikit jumlah sel atau spora pada
Ketika pewarnaan, perlakuan etanol suspensi, maka akan semakin besar
(alkohol) terhadap bakteri gram negatif intensitas cahaya yang diteruskan sehingga
menyebabkan tereksitasinya lipid sehingga semakin tinggi persen transmitan
memperbesar permeabilitas dinding sel (Hadioetomo, 1985).
Gram negatif. Sehingga kompleks ungu Perbedaan OD pada setiap media NB
kristal-yodium (UK-Y), yang telah disebabkan perbedaan banyaknya jumlah
memasuki dinding sel selama langkah sel bakteri yang terdapat di dalam media
awal dalam proses pewarnaan, dapat tersebut. Bakteri yang diinokulasikan pada
tereksitasi. Hal tersebut menyebabkan setiap media produksi harus diusahakan
Gram negatif kehilangan warna tersebut. sama agar jumlah sel awal sebelum
Kandungan lipid yang rendah pada Gram produksi dianggap sama. Nutrien dalam
positif menyebabkan kandungan lipid yang media produksi enzim selulase dilarutkan
rendah terhidrasi selama perlakuan etanol. dalam buffer fosfat dengan pH 7. Hal ini
Ukuran pori-pori mengecil, dilakukan karena aktivitas enzim dapat
permeabilitasnya berkurang, dan kompleks dipengaruhi pH. Perubahan pH pada
UK-Y tidak dapat terekstraksi. nutrien yang telah dilarutkan dalam media
Bakteri Gram negatif mengandung produksi dapat dihindari dengan
peptidoglikan yang jauh lebih sedikit pada menggunakan buffer. Perubahan pH dapat
dinding selnya dan peptidoglikan ini mempengaruhi sifat ionik gugus hidroksil
mempunyai ikatan silang yang kurang dan gugus amino pada enzim dan
ekstensif dibandingkan dengan dengan menyebabkan daerah katalitik dan
bakteri Gram positif. Hal ini menyebabkan konformasi enzim berubah. Denaturasi
pori-pori peptidoglikan bakteri Gram enzim juga dapat disebabkan oleh
negatif tetap cukup besar meskipun telah perubahan pH dan mengakibatkan
diberi etanol, kompleks UK-Y hilangnya aktivitas enzim (Poedjadi,
terperangkap di dalam dinding yang 1994).
tampaknya mengurangi diameter pori-pori Kemampuan bakteri dalam
pada peptidoglikan dinding sel. menggunakan dan menguraikan nutrien
yang berupa molekul kompleks menjadi
2. Produksi dan analisis aktivitas molekul sederhana untuk sumber
enzim selulase karbonnya dapat diketahui dari produksi
enzim. Enzim yang dihasilkan dalam
Sebelum bakteri diinokulasikan ke produksi enzim tergantung pada
dalam media cair produksi, setiap isolat lingkungan pertumbuhannya. Enzim
dihitung kekeruhan atau OD (turbiditas) selulase diperoleh apabila dalam media
suspensi dalam media cair (NB). produksinya terdapat CMC karena bakteri
Kekeruhan ini agar jumlah bakteri setiap harus menghidrolisis selulosa menjadi
isolat yang diinokulasikan ke media glukosa untuk mendapatkan sumber
produksi cair sama. Semakin keruh suatu karbon yang lebih sederhana. CMC
suspensi, maka akan semakin banyak digunakan sebagai sumber karbon dan
jumlah sel bakteri di dalamnya. Prinsip induser untuk produksi enzim selulase.
dasar dari metode ini yaitu jika cahaya Induser merupakan substrat dari enzim
mengenai sel atau spora dalam suspensi, yang diinduksi untuk medeaktifasi represor
maka cahaya akan dihamburkan. Semakin sehingga RNA polimerase dapat berikatan

JOM FMIPA Volume 1 No. 2 Oktober 2014 154


dengan promotor dan proses transkripsi menyebabkan beberapa selulase yang
dapat berlangsung, sehingga menghasilkan dihasilkan organisme dalam satu genus
enzim yang sesuai dengan substrat (Nelson memiliki aktivitas enzim yang berbeda.
dan Cox., 2001). Selulase merupakan
Hal ini juga dapat dilihat pada data
enzim ekstraseluler dengan kompleks
endo-β-1,4-glukonase karena aktif pada aktivitas enzim selulase dengan genus
sisi amorf dari selulosa yang akan yang sama yaitu Bacillus amyloliquefacien
didegradasi secara acak untuk dengan aktivitas 0.488 U/mL dan Bacillus
menghasilkan glukosa dan selobiosa. coagulans dengan aktivitas 0.368 U/mL
Dari 14 isolat bakteri yang diisolasi, (Wizna dkk., 2007).
isolat yang memiliki aktivitas enzim
selulase tertinggi adalah isolat 931-4A Dari hasil penelitian yang dilakukan
sebesar (1,186 ± 0,319) x 10-3 U/mL oleh Siagian (2012) tentang Isolasi Bakteri
walaupun tidak berbeda nyata (p≥0,05) Selulolitik dari Daerah Aliran Sungai
dengan isolat 931-2A, 931-1D, 931-1C, (DAS) Siak di Tandun Kabupaten Rokan
dan 930-4B serta berbeda secara nyata Hulu diperoleh aktivitas enzim pada isolat
(P≤0,05) dengan isolat lainnya. Aktivitas S22 sebesar 13,417 x 10-3 ± 0.0001 U/mL.
Jika dibandingkan dengan penelitian ini

1.5
Aktivitas Enzim (x

1
10-3 U/mL)

0.5

0
930-4-1A

931-1D
930-1C

931-1C
930-3A

930-4A

931-1A

931-2A
931-3A
931-4A
930-3B

930-4B

930-4-1B

931-1B

Kode Isolat

Gambar 3. Grafik aktivitas rata-rata enzim selulolitik.


enzim selulase yang berbeda dari setiap dengan menggunakan media dan metode
isolat yang telah diisolasi dapat disebabkan yang sama diperoleh aktivitas enzim yang
oleh sifat spesifik bakteri dalam lebih rendah yaitu (1,186 ± 0,319)a x 10-3
mendegradasi komponen-komponen U/mL. Hal ini mungkin disebabkan oleh
substrat. Setiap bakteri selulolitik lokasi tempat pengambilan sampel yang
menghasilkan kompleks enzim selulase berbeda yaitu sampel 930 diambil di
yang berbeda-beda tergantung dari gen daerah muara Sungai Pakning dan sampel
yang dimiliki karena setiap isolat memiliki 931 diambil di daerah Selat Rupat. Kondisi
gen yang berbeda (Meryandini dkk., air laut yang memiliki tingkat salinitas
2009). Gen memiliki urutan basa yang tinggi kemungkinan akan
nukleotida untuk mengkode sintesis mempengaruhi aktivitas enzim yang
protein. Urutan basa nukleotida yang dihasilkan jika dibandingkan bakteri yang
berbeda dari setiap isolat bakteri berasal dari air tawar.

JOM FMIPA Volume 1 No. 2 Oktober 2014 155


konsentrasi inhibitor dalam media rendah.
Bila aktivitas dan aktivitas spesifik rendah,
3. Penentuan aktivitas spesifik selulase maka kemungkinan aktivitas rendah
Aktivitas spesifik enzim tertinggi
disebabkan oleh adanya konsentrasi yang
dimiliki oleh isolat bakteri 930-1C sebesar
(8,438 ± 0,109)a x 10-3U/mg berbeda tinggi dari inhibitor di dalam media
secara nyata (P≤0,05) dengan isolat produksi enzim. Aktivitas spesifik tinggi
lainnya, dengan aktivitas selulase sebesar juga menunjukkan bahwa protein utama
(0,868 ± 0,050)ab x 10 -3 U/mL. Berbeda yang dikeluarkan ke media tumbuh
dengan aktivitas selulase tertinggi yaitu mikroba tersebut adalah enzim target.
pada isolat bakteri 931-4A sebesar (1,186
± 0,319)a x 10 -3 U/mL memiliki aktivitas Kemurnian dari suatu enzim
spesifik yang lebih rendah dari isolat didasarkan pada aktivitas spesifik enzim,

10
Aktivitas Spesifik

(x 10-3U/mg)*

5
Enzim

0
930-1C

931-1C
930-3A

930-4A

930-4-1A

931-1A

931-2A
931-3A
931-4A
930-3B

930-4B

930-4-1B

931-1B

Kode Isolat 931-1D


Gambar 4. Grafik aktivitas rata-rata spesifik enzim selulolitik.
930-1C yaitu sebesar (4,651 ± 0,287)c x karena semakin murni suatu enzim maka
10-3U/mg. Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar nilai aktivitas spesifiknya.
aktivitas yang tinggi belum tentu Nilai aktivitas spesifik didapat dari
menghasilkan aktivitas spesifik yang besarnya kadar protein yang ditentukan
tinggi tergantung pada kadar protein yang dengan metode Lowry (Boyer, 1993) yaitu
dihasilkan karena aktivitas spesifik dengan membagi aktivitas enzim dengan
diperoleh dengan membagi aktivita enzim kadar protein yang diperoleh. Dalam
dengan kadar potein yang dihasilkan. menentukan kadar protein dilakukan
Semakin besar kadar protein maka pemekatan enzim dengan mengendapkan
aktivitas spesifik suatu enzim akan larutan ekstrak kasar enzim menggunakan
semakin kecil. aseton dingin (0°C). Pemekatan dilakukan
Aktivitas spesifik enzim ditentukan untuk memisahkan protein dari senyawa
untuk menunjukkan suatu ukuran pengganggu yang terlarut, seperti
kemurnian enzim atau dapat digunakan karbohidrat, asam nukleat, gliserol,
fenolat, EDTA dan detergen. Larutan
sebagai indikasi ada tidaknya inhibitor
diendapkan semalam di dalam freezer agar
enzim atau repressor sintesis enzim di enzim tidak terdenaturasi. Endapan protein
dalam media produksi enzim. Apabila dipisahkan dari filtrat menggunakan
aktivitas tinggi, tetapi aktivitas spesifik sentrifugasi dingin pada kecepatan 13000
rendah, maka ini menunjukkan selain rpm sehingga protein tidak tercampur lagi
adanya protein lain dalam ekstrak,

JOM FMIPA Volume 1 No. 2 Oktober 2014 156


dengan gula pereduksi terlarut yang dapat meluangkan waktu memberikan
mengganggu penentuan kadar protein. bimbingan, dukungan, dan petunjuk
Gula pereduksi pada enzim dapat selama penelitian dan penulisan karya
mereduksi Cu+2 yang ada pada reagen ilmiah ini.
Lowry. Penentuan kadar protein secara
Lowry berdasarkan atas pengukuran DAFTAR PUSTAKA
serapan cahaya oleh ikatan kompleks
protein dengan Cu +2 yang berwarna biru. Acharya, P. B., Acharya, dan Modi, H. A.
Aseton dingin digunakan agar struktur 2008. Optimization for Cellulase
enzim tidak rusak saat sentrifugasi dengan Production by Aspergillus niger
kecepatan tinggi. Selain itu kerja aseton Using Saw Dust as Substrate.
sebagai pelarut organik yang digunakan African Journal of Biotechnology.
untuk mengendapkan protein disini akan 22: 4147-4152.
mengurangi tetapan dielektrik air, dengan
Alexander, R. R., Griffiths, J. M. 1993.
demikian dapat mengurangi kelarutan Basic Biochemical Methods. Willey-
protein karena interaksi antar molekul Liss, New York.
protein lebih disukai dibandingkan antara
molekul protein dengan air. Boyer, R. 1993. Modern Experimental
Biochemistry. 3rded. Benjamin
KESIMPULAN Cummings, San Francisco.
Clark, J. M., Switzer, R. L. 1977.
Bakteri selulolitik dari 2 sampel air Experimental Biochemistry. 2nd
yaitu titik 930 dan titik 931 yang telah ed.WH. Freeman & Co. San
diisolasi menggunakan media padat 1% Fransisco
CMC diperoleh sebanyak 14 isolat. Hasil
pewarnaan gram dari 7 isolat yang Hadiotomo, R. S. Mikrobiologi Dasar
diwarnai diperoleh hasil gram negatif Dalam Praktek. Penerbit : PT
untuk semua bakteri. Dari 14 isolat yang Gramedia, Jakarta.
diisolasi, semua isolat mampu Irawan, B., Sutihat., Sumardi. 2008. Uji
menghasilkan enzim selulase. Aktivitas Aktivitas Enzim Selulase dan Lipase
enzim dari 14 isolat bakteri yang telah pada Mikrofungsi Selama Proses
diisolasi diperoleh aktivitas tertinggi pada Dekomposisi Limbah Cair Kelapa
isolat 931-4A sebesar Sawit dengan Pengujian Kultur
(1,186 ± 0,319) x 10 -3 U/mL yang berbeda Murni. Prosiding Seminar Hasil
secara nyata (P≤0,05) dengan aktivitas Penelitian & Pengabdian kepada
isolat lainnya. Dari hasil penelitian Masyarakat, Unila.
diperoleh aktivitas enzim spesifik tertinggi
pada isolat bakteri 930-1C sebesar (8,438 Lowry, O.H. Rosebrough, N.J., Farr, A.L.,
± 0,109) x 10-3 U/mg yang berbeda secara Randall, R.J. 1951. Protein
nyata (P≤0,05) dengan aktivitas isolat measurement with the Folin phenol
lainnya. reagent. The Journal of Biological
Chemistry 193: 265-275
UCAPAN TERIMA KASIH Meryandini, A., Widosari, W., Maranatha,
B., Sunarti, T. C., Rachmania, N.,
Penulis mengucapkan terima kasih Satria, H. 2009. Isolasi Bakteri
kepada Ibu Dra. Andi Dahliaty, M.Si dan Selulolitik dan Karakterisasi
Ibu Dr. Christine Jose, M.Sc selaku dosen Enzimnya. Makara Sains. Vol.
pembimbing yang telah banyak 13(1): 33-38

JOM FMIPA Volume 1 No. 2 Oktober 2014 157


Nelson, D., L and Cox, M. M. 2001
Lehninger Principles of
Biochemistry, 4ed. Worth Publisher,
Inggris
Pelczar, M. J., dan Chan, E. C. S., 2006,
Dasar-Dasar Mikrobiologi, UI
Press, Jakarta.
Pratiwi, S. T. 2008. Mikrobioligi Farmasi.
Erlangga, Jakarta.
Poedjiadi, A. 1994. Dasar-Dasar
Biokimia. UI Press, Jakarta
Siagian, E. 2012. Isolasi Bakteri
Selulolitik dari Daerah Aliran Sungai
Siak di Tandun Kabupaten Rakan
Hulu. Skripsi. FMIPA.UR.
Pekanbaru.
Suri, H. 2013. Optimalisasi Produksi
Enzim Selulase Bakteri Selulolitik
dengan Memanfaatkan Limbah
Ampas Tebu sebagai Substrat.
Skripsi. FMIPA. UR. Pekanbaru
Winarno, F. G. 1995. Kimia Pangan dan
Gizi. Penerbit PT. Gramedia, Jakarta.
Wizna., Hahilabbas., Rizal, Y., Dharma,
A., Kompiang. 2007. Selection and
identification of cellulase, producing
bacteria isolated from the litter of
mountain and swamp forest.
Mikrobiologi Indonesia 135-139.

JOM FMIPA Volume 1 No. 2 Oktober 2014 158


JOM FMIPA Volume 1 No. 2 Oktober 2014 159

Anda mungkin juga menyukai