ATLANTIK PRATAMA
SMK3LL
(Rev. 0)
398762015.doc Hal 1 dari 7
I. PENDAHULUAN
Bilamana diperlukan, pemakaian alat pelindung diri merupakan suatu keharusan dan seluruh
karyawan diharapkan untuk secara aktif memberikan masukan, ikut serta dalam menyeleksi
alat pelindung diri yang digunakan dan membantu dalam melaksakan program ini. Saran dan
keikutsertaaN para karyawan dalam mendukung program ini dapat dilakukan melalui Panitia
Pembina Kesehatan dan Keselamatan Kerja (P2K3), melaLui safety meeting komunikasi
antara pengawas dengan karyawan.
Keefektifan prosedur ini akan terus berlangsung dan dimonitor melalui pengamatan lini
manajemen dan secara interval akan diinspeksi oleh bagian HSE.
1. Safety Departemen
Mendapatkan dan meninjau informasi APD yang paling layak digunakan dan
efektif dari segi biaya operasi perusahaan.
Mengkoordinir program pelatihan. Termasuk di dalam materi pelatihan antara
lain; pemilihan, pemakaian, pembersihan, dan perawatan APD yang tepat.
Melaksanakan pengujian untuk meyakinkan bahwa APD layak pakai dan
sesuai untuk kondisi yang dihadapi.
Melakukan inspeksi reguler secara individu atau bersama-sama dengan ini
operasi (team leader) untuk meyakinkan bahwa perawatan dan pemakaian
APD telah dilakukan sebagaimana mestinya serta mengamati apakah APD
yang tepat telah digunakan, dipelihara dengan baik dan administrasinya
dicatat.
SMK3LL
(Rev. 0)
398762015.doc Hal 2 dari 7
Seluruh karyawan akan didorong untuk ikut serta dalam menentukan alat pelindung diri
perorangan. Hal ini secara Normal dilakukan melalui Panitia Pembina Kesehatan dan
Keselamatan Kerja, pertemuan kelompok atau berdiskusi dengan pengawas dan bagian
HSE. Apabila perlu selama dalam penggunaannya seluruh karyawan secara formal
diinstruksikan untuk menjaga dan memelihara seluruh alat pelindung diri yang telah
disediakan untuknya. Untuk mendapatkan penggatian alat pelindung diri yang baru karena
yang lama telah rusak, maka alat pelindung diri yang telah rusak tersebut harus dikembalikan
ke bagian HSE.
Persyaratan untuk menggunakan alat pelindung diri perorangan dalam suatu area yang
ditentukan adalah merupakan suatu keharusan. Adalah menjadi tanggung jawab baik setiap
karyawan maupun pengawas yang bersangkutan untuk menjamin bahwa ketentuan yang
dikeluarkan telah sesuai dengan persyaratan yang diinginkan. Apabila ada karyawan yang
dengan sengaja dan mengetahui tidak mengindahkan ketentuan ini akan dikenakan sanksi
serta dikenakan tidakan tidak disiplin yang pada akhirnya karyawan tersebut dapat
dikeluarkan dari perusahaan.
Peralatan pelindung diri untuk para pekerja ini (personal protective equipment) gunanya
adalah untuk melindungi para pekerja terhadap bahaya-bahaya yang mungkin menimpanya
ketika sedang melaksanakan tugas.
a. Pelindung Kepala
Alat pelindung kepala (helm) adalah bertujuan untuk melindungi kepada saat bekerja di
area yang memungkinkan terjadinya benturan di kepala dan terlukanya kepala karena
benda jatuh atau beterbangan.
Topi keselamatannya disediakan oleh perusahaan harus dipakai oleh setiap pekerja
dan tamu bila berada di lapangan, instansi dan setiap lokasi yang mengundang
bahaya cedera kepala.
Permukaan luar dari topi keselamatan tidak boleh dilem, dibor, dipotong, dirusak,
atau dimodifikasi dengan cara apapun yang dapat mempengaruhi keutuhan struktur.
Sistem suspensi (plastik penyangga yang berada di dalam topi keselamatan) tidak
boleh dilepas dari topi.
Bila sedang bekerja yang tinggi, pelindung kepala harus diikatkan pada pakaian kerja
dengan menggunakan tali yang pendek agar tidak jatuh dan menimpa pekerja yang
bekerja dibawahnya.
PT. ATLANTIK PRATAMA
SMK3LL
(Rev. 0)
398762015.doc Hal 3 dari 7
Rambut yang agak panjang harus dipotong, diikat atau diberi net dan dimasukkan di
dalam kerah baju agar tidak tersangkut pada perealatan. Dilarang mempunyai mode
rambut yang tidak memungkinkan untuk memakai topi keselamatan dengan pas.
Pelindung kepala (safety head) harus digunakan oleh setiap karyawan pada saat:
Berada ditempat kerja, kecuali tukang las yang menggunakan pelindung lainnya.
Berkerja diatas geladak kapal melakukan bongkar muat barang.
Bekerja pada daerah pengeboran atau well services dan ketika melakukan testing.
Bekerja pada Explorasi/Survey
Bekerja pada daerah konstruksi
Pelindung Mata dan wajah harus dikenakan saat tugas pekerjaan yang mengidentifikasi
perlunya perlindungan dan adanya kemungkinan luka karena:
Partikel yang berterbangan.
Logam yang meleleh
Bahan kimia (padat, cari, gas, uap)
Radiasi.
Kaca Mata Pelindung dari Benturan. Harus dikenakan pada saat memahat, mengikis,
menggiling, memukul atau semua aktivitas yang melibatkan beterbangannya atau
jatuhnya benda atau artikel.
SMK3LL
(Rev. 0)
398762015.doc Hal 4 dari 7
c. Pelindung telinga
Perusahaan menyediakan alat pelindung pendengaran yang sesuai dan harus dipakai
oleh pekerja di daerah-daerah yang mempunyai tingkat kebisingan 85 dB atau lebih.
Kebisingan adalah bunyi yang tidak dikehendaki. Pada area operasi Perusahaan sumber
kebisingan pada umumnya berasal mesin-mesin pompa, generator, kompresor, mesin
pengelas, mesin pemotong, truck-truck besar dll.
Pekerja yang terpapar kebisingan pada suatu periode yang lama akan menjurus kepada
gangguan pendengaran yang menetap. Kehilangan pendengaran karena kebisingan erat
hubungannya dengan intensitas bunyi, frekwensi dan lamanya pemaparan. Namun
gangguan tersebut dapat dicegah apabila Perusahaan dan pegawai melaksanakan
program pemeliharaan pendengaran yang efektif.
Intensitas Kebisingan ------- tergantung pada amplitudo dari getaran akuistik yang
diukur dalam skala decibel (dB). Sedangkan frekwensi adalah jumlah dari variasi per unit
waktu yang diukur dalam siklus per detik atau Herzt (Hz).
Tingkat Kebisingan ----- dapat diukur dengan Sound Level Meter (SLM) yang
menggunakan sekala decibel (A). skala A dipergunakan karena ia dengan sangat baik
mewakili respon dari telinga manusia terhadap suara. Telinga manusia dapat
mendengarkan bunyi dengan frekwensi antara 20 Hz s/d 20.000 Hz.
Pengaruh Kebisingan ----- terhadap kesehatan manusia dapat dibagi menjadi efek
terhadap pendengaran dan selain pendengaran.
SMK3LL
(Rev. 0)
398762015.doc Hal 5 dari 7
Pada tahun 1978 Menteri Tenaga Kerja RI telah mengeluarkan Surat Edaran
No.SE.01/MEN/1978 tentang Nilai Ambang Batas (NAB) untuk kebisingan ditempat
kerja, yaitu 85 dB (A) untuk 8 jam kerja / hari atau 40 jam / minggu.
Tujuan ----- dari penggunaan alat pelindung pendengaran adalah untuk menurunkan
pemaparan kebisingan menjadi dibawah 85 dB (A) untuk 8 jam kerja.
Nilai Ambang Batas pemaparan terhadap kebisingan juga telah diterbitkan oleh OSHA
(Occupatinal Satery and Healt Administration) dibawah Kementrian Tenaga Kerja Amerika
dan ACGIH (American Conference of Governmental Industrial Hygienist) seperti terlihat
pada table dibawah ini.
Threshold Limit Value for Noise (Sound Level dB (A) Slow Response)
Nilai Ambang Batas untuk Kebisingan
OSHA
(Permissible Noise
Duration Hour / Day Exporuse) Departemen
ACGIH
Lamanya Jam / Hari Pemaparan Tenaga Kerja RI
Kebisingan yang
diizinkan
8 90 (100% ADD) 85 85
6 92 - -
4 96 88 -
3 97 - -
2 100 91 -
1 105 94 -
Presentase ADD (Allowable Daily Dose) doses sehari yang diperbolehkan adalah suatu
indikasi dari pemaparan terhadap berbagai tingkat kebisingan pada suatu periode waktu
dibandingkan dengan tanpa pelindung yang maksimal yang diizinkan oleh standar
kebisingan yaitu 100% ADD.
Pekerja harus menggunakan sarung tangan setiap melakukan pekerjaan yang berpotensi
untuk melukai tangan, seperti;
a) Kulit terkena zat-zat korosif (perusak), cairan pelarut, pestisida atau kimia.
b) Luka parah, luka goresan atau luka tusuk.
c) Sengatan listrik.
d) Luka bakar dari bahan kimia atau suhu panas.
PT. ATLANTIK PRATAMA
SMK3LL
(Rev. 0)
398762015.doc Hal 6 dari 7
e) Bahaya pengelasan.
f) Suhu yang ekstrim (panas dan dingin).
Sarung tangan yang dipakai harus sesuai dengan pekerjaan yang dilakukan dan potensi
bahaya yang dihadapi, seperti;
Sarung Tangan Kulit atau bertelapak kulit harus dikenakan pada saat bekerja
menangani tali kawat.
Sarung Tangan Butyl, Nitrile atau Karet Neoprene harus dikenakan pada saat
menangani larusan asam, soda api, abu soda, calsium choride dll.
Sarung tangan yang tepat harus dikenakan pada waktu melakukan pekerjaan elektrikal.
Sarung tangan tahan panas atau sarung sarung tangan berinsulasi harus dikenakan
pada saat menangani peralatan panas. Sarung Tangan hycrocarbon, seperti sarung
tangan nitrile harus dikenakan pada saat menggunakan minyak tanah, mineral spirit,
cairan pelarut standar, atau alat pembersih lain.
Paragraph ini akan menjelaskan kepada para pekerja tentang jenis alat pelindung
pernafasan (respirator) yang tepat untuk digunakan sehubungan dengan bahan
berbahaya bagi pernafasan yang, dalam hal ini adalah bahan berbahaya yang tidak
dapat dikendalikan secara teknik ataupun dengan cara lain.
Peralatan pelindung pernafasan dapat digolongkan dalam dua golongan besar sesuai
dengan cara operasinya, yaitu;
SMK3LL
(Rev. 0)
398762015.doc Hal 7 dari 7
g. Alat pelampung.
Alat pelampung (life jacket) harus dipakai ketika:
Setiap karyawan termasuk para tamu karyawan yang melakukan perjalanan dengan
menggunakan speed boat.
Ketika sedang melakukan bongkar muat barang diatas kapal, mengecat kapal, bekerja
pada pengeboran lepas pantai, atau kegiatan yang mengandung resiko jatuh ke air.