Anda di halaman 1dari 11

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

“DIFTERI PADA ANAK”

Disusun Oleh:

KELOMPOK 4 :

1. Khuswatun Khasanah
2. Alim Nurhakim
3. Diyah Purwanti
4. Yayuk Indrawati

PROGRAM PROFESI NERS

STIKES HAFSHAWATY ZAINUL HASAN

GENGGONG PROBOLINGGO

2017-2018

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)


DIFTERI PADA ANAK

Topik : Difteri Pada Anak


Hari/Tanggal : Jumat, 31 November 2017
Waktu : Jam 10.00-10.30 WIB
Tempat : Ruang 7 B
Sasaran : Keluarga Pasien 7 B
Metode : Ceramah, Tanya jawab
Media : Leaflet, Power Point
Materi : Difteri Pada Anak

A. Tujuan umum
Setelah mengikuti penyuluhan ini masyarakat dapat memahami dan mengerti
tentang difteri pada anak

B. Tujuan khusus
Setelah mengikuti penyuluhan ini diharapkan masyarakat mampu:
1. Mengetahui apa itu difteri pada anak
2. Mengetahui tanda dan gejala difteri pada anak
3. Mengetahui cara penularan difteri pada anak
4. Mengetahui factor resiko difteri pada anak
5. Mengetahui komplikasi difteri pada anak
6. Mengetahui pencegahan difteri pada anak
7. Mengetahui penanganan difteri pada anak
8. Manfaat imunisasi dasar

C. Media
 Leaflet
 Power Point

D. Pengorganisasian
1. Penyaji : khuswatun khasanah

E. Denah Penyuluhan

Keterangan :
: Penyaji
: Moderator
: Seksi Seksi
: Responden

F. Proses Kegiatan

No. Kegiatan Penyuluhan Kegiatan


Waktu
Pembukaan 5 menit

- Mahasiswa memberi salam Menjawab Salam


- Memperkenalkan diri Mendengarkan dan
- Moderator membuat kontrak waktu memperhatikan
- Moderator menjelaskan tujuan Mendengarkan dan
penyuluhan memperhatikan
Mendengarkan dan
memperhatikan
Pelaksanan 20 menit

- Menggali pengetahuan audiens Mengemukakan pendapat


tentang pengertian Difteri.
- Memberikan reinforcement dan
Mendengarkan dan
meluruskan konsep
memperhatikan

- Menjelaskatanda dan gejala difteri


- Menjelaskan pada audiens tentang
komplikasi.
Mendengarkan dan
- Memberikan kesempatan pada
memperhatikan
Keluarga klien untuk bertanya.

- Memberikan reinformen (+) dan


menjawab pertanyaan

- Menjelaskan pencegahan dan


Mendengarkan dan
penanganan pada anak dengan
memperhatikan
Difteri.
- Memberikan kesempatan untuk Mengajukan pertanyaan
bertanya

- Memberikan Reinsforcement(+) pada


Mendengarkan dan
ibu untuk pertanyaan yang
memperhatikan
diajukan.

Penutup 10 menit

- Mahasiswa bersama audiens Bersama presenter


menyimpulkan materi menyimpulkan materi
- Mahasiswa memberi salam Menjawab salam

G. Kriteria hasil:
1. Audiens Mengetahui apa itu difteri pada anak
2. Audiens Mengetahui tanda dan gejala difteri pada anak
3. Audiens Mengetahui cara penularan difteri pada anak
4. Audiens Mengetahui factor resiko difteri pada anak
5. Audiens Mengetahui komplikasi difteri pada anak
6. Audiens Mengetahui pencegahan difteri pada anak
7. Audiens Mengetahui penanganan difteri pada anak
8. Audiens Manfaat imunisasi dasar

H. Materi Penyuluhan:
1. Pengertian Difteri

Difteri adalah infeksi bakteri yang bersumber dari Corynebacterium


diphtheriae, yang biasanya mempengaruhi selaput lendir dan tenggorokan.
Difteri umumnya menyebabkan sakit tenggorokan, demam, kelenjar tonsil
(amandel) bengkak, dan lemas. Dalam tahap lanjut, difteri bisa menyebabkan
kerusakan pada jantung, ginjal dan sistem saraf. Kondisi seperti itu pada
akhirnya bisa berakibat sangat fatal dan berujung pada kematian. karena
bakteri mengeluarkan racun yang mengganggu fungsi organ-organ yang
mengalami kerusakan tersebut. manusia yang kurang memilki sistem
kekebalan tubuh terutama yang tidak mendapatkan suntikan imunisasi
lengkap saat masih kecil atau kanak-kanak mudah terserang bakteri ini.

2. Tanda dan gejala

Tanda dan gejala difteri meliputi, sakit tenggorokan dan suara serak,
nyeri saat menelan, pembengkakan kelenjar (kelenjar getah bening
membesar) di leher, dan terbentuknya sebuah membran tebal abu-abu
menutupi tenggorokan dan amandel, sulit bernapas atau napas cepat, demam,
dan menggigil.

Tanda dan gejala biasanya mulai muncul 2-5 hari setelah seseorang
menjadi terinfeksi. Orang yang terinfeksi C. Diphtheria seringkali tidak
merasakan sesuatu atau tidak ada tanda-tanda dan gejala sama sekali.

Orang yang terinfeksi namun tidak menyadarinya dikenal sebagai


carier (pembawa) difteri. Sumber penularan penyakit difteri ini adalah
manusia, baik sebagai penderita maupun sebagai carier.

Tipe kedua dari difteri dapat mempengaruhi kulit, menyebabkan nyeri


kemerahan, dan bengkak yang khas terkait dengan infeksi bakteri kulit
lainnya. Sementara itu pada kasus yang jarang, infeksi difteri juga
mempengaruhi mata.

3. Cara Penularan
 Bakteri C.diphtheriae dapat menyebar melalui tiga rute:
 Bersin: Ketika orang yang terinfeksi bersin atau batuk, mereka akan
melepaskan uap air yang terkontaminasi dan memungkinkan orang di
sekitarnya terpapar bakteri tersebut.
 Kontaminasi barang pribadi: Penularan difteri bisa berasal dari
barang-barang pribadi seperti gelas yang belum dicuci.
 Barang rumah tangga: Dalam kasus yang jarang, difteri menyebar
melalui barang-barang rumah tangga yang biasanya dipakai secara
bersamaan, seperti handuk atau mainan.
 Selain itu, Anda juga dapat terkontaminasi bakteri berbahaya tersebut
apabila menyentuh luka orang yang sudah terinfeksi. Orang yang telah
terinfeksi bakteri difteri dan belum diobati dapat menginfeksi orang
nonimmunized selama enam minggu - bahkan jika mereka tidak
menunjukkan gejala apapun.

4. Faktor risiko
Orang-orang yang berada pada risiko tertular difteri meliputi:
 Anak-anak dan orang dewasa yang tidak mendapatkan imunisasi terbaru
 Orang yang hidup dalam kondisi tempat tingal penuh sesak atau tidak
 Orang yang memiliki gangguan sistem kekebalan.
 Siapapun yang bepergian ke tempat atau daerah endemik difteri

Difteri jarang terjadi di negara-negara maju seperti Amerika Serikat


dan Eropa, karena telah mewajibkan imunisasi pada anak-anak selama
beberapa dekade. Namun, difteri masih sering ditemukan pada negara-
negara berkembang di mana tingkat imunisasinya masih rendah seperti
halnya yang saat ini terjadi di Jawa timur.

5. Komplikasi
Jika tidak diobati, difteri dapat menyebabkan:
a. Gangguan pernapasan

C. Diphtheriae dapat menghasilkan racun yang menginfeksi


jaringan di daerah hidung dan tenggorokan. Infeksi tersebut
menghasilkan membaran putih keabu-abuan (psedomembrane) terdiri
dari membran sel-sel mati, bakteri dan zat lainnya. Membran ini dapat
menghambat pernapasan.

b. Kerusakan jantung
Toksin (racun) difteri dapat menyebar melalui aliran darah dan
merusak jaringan lain dalam tubuh Anda, seperti otot jantung, sehingga
menyebabkan komplikasi seperti radang pada otot jantung (miokarditis).
Kerusakan jantung akibat miokarditis muncul sebagai kelainan ringan
pada elektrokardiogram yang menyebabkan gagal jantung kongestif dan
kematian mendadak.

c. Kerusakan saraf

Toksin juga dapat menyebabkan kerusakan saraf khususnya pada


tenggorokan, di mana konduksi saraf yang buruk dapat menyebabkan
kesulitan menelan. Bahkan saraf pada lengan dan kaki juga bisa
meradang yang menyebabkan otot menjadi lemah. Jika racun ini
merusak otot-otot kontrol yang digunakan untuk bernapas, maka otot-
otot ini dapat menjadi lumpuh. Kalau sudah seperti itu, maka diperlukan
alat bantu napas.

Dengan pengobatan, kebanyakan orang dengan difteri dapat bertahan


dari komplikasi ini, namun pemulihannya akan berjalan lama.

6. Penanganan

Difteri adalah penyakit yang serius. Para ahli di Mayo Clinic,


memaparkan, ada beberapa upaya pengobatan yang dapat dilakukan
diantaranya:

a. Pemberian antitoksin: Setelah dokter memastikan diagnosa awal difteri,


anak yang terinfeksi atau orang dewasa harus menerima suatu antitoksin.
Antitoksin itu disuntikkan ke pembuluh darah atau otot untuk
menetralkan toksin difteri yang sudah terkontaminasi dalam tubuh.
Sebelum memberikan antitoksin, dokter mungkin melakukan tes alergi
kulit untuk memastikan bahwa orang yang terinfeksi tidak memiliki
alergi terhadap antitoksin. Dokter awalnya akan memberikan dosis kecil
dari antitoksin dan kemudian secara bertahap meningkatkan dosisnya.

b. Antibiotik: Difteri juga dapat diobati dengan antibiotik, seperti penisilin


atau eritromisin. Antibiotik membantu membunuh bakteri di dalam tubuh
dan membersihkan infeksi. Anak-anak dan orang dewasa yang telah
terinfeksi difteri dianjurkan untuk menjalani perawatan di rumah sakit
untuk perawatan.

Mereka mungkin akan diisolasi di unit perawatan intensif karena difteri


dapat menyebar dengan mudah ke orang sekitar terutama yang tidak
mendapatkan imunisasi penyakit ini.

7. Pencegahan

Jika Anda telah terpapar orang yang terinfeksi difteri, segeralah pergi
ke dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan pengobatan. Dokter mungkin
akan memberi Anda resep antibiotik untuk mencegah infeksi penyakit itu.

Di samping juga pemberian vaksin difteri dengan dosis yang lebih banyak.
Pemberian antibiotik juga diperlukan bagi mereka yang diketahui sebagai
carrier (pembawa) difteri.

Difteri adalah penyakit yang umum pada anak-anak. Penyakit ini tidak
hanya dapat diobati tetapi juga dapat dicegah dengan vaksin. Vaksin difteri
biasanya dikombinasikan dengan vaksin untuk tetanus dan pertusis, yang
dikenal sebagai vaksin difteri, tetanus dan pertusis (DTP).Versi terbaru dari
vaksin ini dikenal sebagai vaksin DTP untuk anak-anak dan vaksin Tdap
untuk remaja dan dewasa. Pemberian vaksinasi sudah dapat dilakukan saat
masih bayi dengan lima tahapan yakni, 2 bulan, 4 bulan, 6 bulan, 12-18
bulan dan 4-6 tahun.

Vaksin difteri sangat efektif untuk mencegah difteri. Tapi pada


beberapa anak mungkin akan mengalami efek samping seperti demam,
rewel, mengantuk atau nyeri pasca pemberian vaksin. Pemberian vaksin
DTP pada anak jarang menyebabkan komplikasi serius, seperti reaksi alergi
(gatal-gatal atau ruam berkembang hanya dalam beberapa menit pasca
injeksi), kejang atau shock. Untuk beberapa anak dengan gangguan otak
progresif - tidak dapat menerima vaksin DTP.

Imunisasi DPT adalah upaya untuk mendapatkan kekebalan terhadap


penyakit Diferi, Pertusis, Tetanus dengan cara memasukkan kuman difteri,
pertusis, tetanus yang telah dilemahkan dan dimatikan kedalam tubuh
sehingga tubuh dapat menghasilkan zat anti yang pada saatnya nanti
digunakan tubuh untuk melawan kuman atau bibit ketiga penyakit tersebut.

8. Manfaat Imunisasi DPT Dasar

Salah satu upaya agar anak-anak jangan sampai menderita suatu


penyakit adalah dengan jalan memberikan imunisasi. Dengan imunisasi ini
tubuh akan membuat zat anti dalam jumlah banyak, sehingga anak tersebut
kebal terhadap penyakit. Jadi tujuan imunisasi DPT adalah membuat anak
kebal terhadap penyakit Difteri, Pertusis, Tetanus.

Selain itu manfaat pemberian imunisasi DPT adalah :

a. Untuk menimbulkan kekebalan aktif dalam waktu yang bersamaan


terhadap penyakit difteri, pertusis (batuk rejan), tetanus.

b. Apabila terjadi penyakit tersebut, akan jauh lebih ringan dibanding


terkena penyakit secara alami.
REFERENSI

Cooper, Robert B. 1996. Segala Sesuatu yang Perlu Anda Ketahui “Penyakit”.
Jakarta: Gramedia

Arvin, Behrman Klirgman. 2000. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: EGC.

Suharjo, J.B dan B. Cahyono. 2010. Vaksinasi. Jakarta: Kanisius.

Suryana. 1996. Keperawatan Anak Untuk Siswa SPK. Jakarta: EGC.


Maksum, Radji dan Harmita. 2008. Analisis Hayati. Jakarta: Gramedia.

Anda mungkin juga menyukai